Tinta Media: Pikiran
Tampilkan postingan dengan label Pikiran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pikiran. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 Agustus 2023

Mengubah Keyakinan, Mengubah Pikiran Akan Mengubah Realitas Kita

Tinta Media - Sobat. Temuan riset dua peneliti Stanford, Alia Crum dan Octavia Zahrt mengenai dampak Keyakinan dan kesehatan dari data 61.141 orang selama jangka waktu 21 tahun. Sobat. Ketika kita mengubah keyakinan, tubuh dan otak kita secara fisik berubah juga. Sains juga menunjukkan kepada kita bahwa mengubah keyakinan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan kita.

Sobat. Dari hasil-hasil temuan ilmiah mungkin tidak mengejutkan jika ketika kita mengubah keyakinan kita tentang pembelajaran dan potensi diri, pencapaian kita akan meningkat secara signifikan

Sobat. Mengapa kita harus mencintai kesalahan, kesulitan, bahkan kegagalan. Karena saat-saat kita menghadapi kesulitan dan melakukan kesalahan adalah saat-saat terbaik untuk pertumbuhan otak.

Sobat. Saat menghadapi situasi menantang, bukannya berpaling karena takut tidak cukup baik, kita harus mencebur, mengetahui bahwa situasi ini memberikan kesempatan-kesempatan bagi otak untuk bertumbuh. 

Sobat. Sekarang kita tahu bahwa otak kita bertumbuh dan berubah sepanjang waktu. Kita juga belajar bahwa membuat kesalahan dan menghadapi kesulitan menciptakan perkembangan dalam pembelajaran dan pertumbuhan.

Sobat. Ketika sedang di lembah, kita berada dalam lubang-lubang gelap perubahan. Hargai saat itu, berusahalah, dan suatu hari kita akan berada di gunung, memandang ke belakang dan bersyukur.

Sobat. Kualitas otak kita yang paling penting adalah kemampuan beradaptasi dan potensinya untuk berubah dan bertumbuh.

Sobat. Setiap kali belajar, otak kita terbentuk, diperkuat atau menghubungkan jalur-jalur neural. Kita harus menggantikan gagasan bahwa kemampuan belajar itu tetap dengan menerima bahwa kita semua berada dalam perjalanan untuk bertumbuh.

Sobat. Langkah pertama dalam menjalani kehidupan yang luar biasa ini adalah mengetahui bahwa otak secara konstan mengalami pengaturan ulang, bertumbuh, dan berubah. 

Sobat. Ingatlah bahwa setiap hari dalam hidup kita, kita terbangun dengan otak yang berubah. Dalam setiap momen kehidupan, otak kita memiliki kesempatan-kesempatan untuk membuat hubungan, memperkuat jalur-jalur dan membentuk jalur-jalur baru.

Salam dahsyat dan luar biasa!

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si. Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN

Jumat, 06 Januari 2023

Kekuatan Terbesar Kita adalah Memilih Pikiran

Tinta Media - Sobat. Hidup akan terasa lebih indah kalau kita senantiasa berada dalam kondisi sehat. Jurnal kedokteran menyatakan kesehatan itu dipengaruhi oleh Pola Pikir, Pola Makan, Pola Kebiasaan dan Olah raga. Ternyata memilih pikiran dan mengelola pikiran menyumbang 80% kesehatan kita. Berbagai studi telah membuktikan bahwa pikiranlah yang sebenarnya sangat memainkan peran penting terhadap kesehatan Anda. Ingatlah sobat, kata-kata dan pikiran bisa membuat kita sakit, mereka juga bisa membuat kita sehat.

Sobat. Melalui The Leader the Winner sebuah pelatihan yang kami kembangkan untuk melatih pikiran Anda, melatih anda untuk menyaring pikiran-pikiran yang masuk ke kepala Anda. Melatih anda untuk memilih pikiran-pikiran apa yang anda izinkan masuk ke kepala Anda dan pikiran-pikiran yang harus anda tolak dan buang jauh-jauh. Melatih mengeluarkan pikiran-pikiran tidak sehat yang sudah terlanjur masuk ke kepala Anda, serta menggantinya dengan pikiran-pikiran baru yang sehat dan bergizi.

Sobat. Kita bisa mengobati penyakit apa pun yang kita derita dengan cara mengelola pikiran kita. Berikut ini sobat, hubungan antara pikiran, emosi dan beberapa penyakit :

1. Ketakutan berhubungan dengan sejumlah penyakit, termasuk penyakit kardiovaskuler dan tekanan darah tinggi; penyakit-penyakit system pencernaan seperti colitis, gangguan buang air besar, dan tukak lambung; sakit kepala dan gangguan kulit seperti psoriaris, eksema, dan jerawat akibat stress. Ketakutan dapat menurunkan kekebalan tubuh yang menyebabkan seringnya terjadi infeksi atau pengembangan penyakit yang mematikan.

2. Kecemasan menyebabkan stress yang secara khusus menyerang otot-otot di punggung bagian atas dan leher . Kecemasan juga menyebabkan tukak lambung, gangguan buang air besar dengan gejala-gejala sakit dan kram perut, perut kembung, sembelit dan diare.

3. Dr. Wallace C, Ellerbroek, ahli bedah, psikiater, dan psikolinguis dari California, setelah bertahun-tahun melakukan riset, menemukan bahwa penyakit bukanlah disebabkan oleh apa yang terjadi pada diri kita, melainkan pada bagaimana kita memandang segala sesuatu. Ellerbroek menyatakan, “ Bukanlah apa yang terjadi yang mengganggu anda, segala yang Anda katakan di dalam kepala Anda mengenai apa yang terjadilah yang membuat semua mesin menjadi kacau dan menimbulkan bermacam-macam penyakit.” Jadi bagaimana kita menyesuaikan diri – pikiran-pikiran yang kita pikirkan, kata-kata yang kita ucapkan, dan sikap-sikap yang kita ambil menentukan kondisi kesehatan dan peluang kita sembuh.

4. Permusuhan, keberangan, dan kemarahan berada di posisi puncak dalam daftar emosi yang meracuni yang menyebabkan stress berlebihan. Suatu penelitian di Finlandia menunjukkan bahwa sikap permusuhan merupakan sebuah factor penyebab penyakit pembuluh coroner. Sikap permusuhan ini bahkan jauh lebih beresiko terhadap penyakit coroner dibandingkan dengan hal-hal lain seperti merokok, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.

5. Jantung memiliki kemampuan untuk mempengaruhi setiap system tubuh yang lain untuk mengikuti ritmenya. Jantung yang berada dalam keadaan damai dan penuh kasih akan mengkomunikasikan harmoni ke seluruh tubuh. Sebaliknya, ketika kita merasakan emosi-emosi yang negative jantung akan berdetak secara lebih cepat, tak teratur, dan berdebar-debar, atau berdetak lebih cepat. Ini tentu saja akan mengkomunikasikan ketidakteraturan kepada organ-organ tubuh lainnya.

6. Memiliki harapan untuk sembuh dan berpikiran positif. Mengubah pikiran seseorang dan memperbaiki sikap seseorang dapat meningkatkan fungsi kekebalan dan mendatangkan hasil yang mencengangkan.

7. Apa yang kita pikirkan mempengaruhi tubuh kita secara positif maupun negative. Sekali lagi sobat, kata-kata dan pikiran bisa membuat kita sakit, mereka juga bisa membuat kita sehat.

Sobat. Teruslah tanamkan dalam ingatanmu hal-hal baik yang kau alami di tengah kondisi sulit. Lihatlah alam semesta ini. Ia selalu melimpahkan kebaikan, memberikan karunia dan kesempatan yang sama pada seluruh manusia.

Sobat. Tinggalkan keraguan. Jangan mundur. Jangan ragu untuk berbuat kebaikan. Jangan berikan prasangka jalan menuju pikiranmu. Lihatlah ke depan. Tinggalkan masa lalu. Segeralah gapai tujuan. Jangan hiraukan omongan dan nyiyiran orang lain.

Sobat. Manusia yang hatinya dipenuhi keridhaan membiaskan kebaikan dan kasih sayang yang berlimpah, yang memancar pada orang-orang di sekitarnya. Orang bahagia bukanlah yang memiliki segala hal yang paling mewah, tetapi orang yang menikmati apa yang ia miliki dan apa yang ia alami dalam hidup ini. Mereka menerima semuanya dengan ridha dan tangan terbuka sebagai karunia Allah yang patut disyukuri.

Salam Dashyat dan Luar Biasa!

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual, Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo, Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Minggu, 01 Januari 2023

Hidup Anda Dibentuk oleh Pikiran Anda

Tinta Media - Sobat. Pada hakikatnya, bahagia dan sengsara atau kegelisahan dan ketenangan bersumber pada diri sendiri. Manusialah yang memberi warna pada kehidupannya, senang atau susah, laksana air yang mengikuti warna wadah yang ditempatinya. Rasulullah SAW bersabda, “ Barangsiapa yang ridha maka baginya keridhaan, dan barangsiapa yang murka baginya kemurkaan itu.” ( HR. Tirmidzi )

Nilai suatu pekerjaan akan berubah dengan perubahan yang besar menurut pemikiran yang terlahir dari dalam jiwa. Perhatikan dua ayat berikut ini dan bagaimana keduanya menjelaskan sifat-sifat manusia :

وَمِنَ ٱلۡأَعۡرَابِ مَن يَتَّخِذُ مَا يُنفِقُ مَغۡرَمٗا وَيَتَرَبَّصُ بِكُمُ ٱلدَّوَآئِرَۚ عَلَيۡهِمۡ دَآئِرَةُ ٱلسَّوۡءِۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٞ وَمِنَ ٱلۡأَعۡرَابِ مَن يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَيَتَّخِذُ مَا يُنفِقُ قُرُبَٰتٍ عِندَ ٱللَّهِ وَصَلَوَٰتِ ٱلرَّسُولِۚ أَلَآ إِنَّهَا قُرۡبَةٞ لَّهُمۡۚ سَيُدۡخِلُهُمُ ٱللَّهُ فِي رَحۡمَتِهِۦٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ 

“Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah), sebagi suatu kerugian, dan dia menanti-nanti marabahaya menimpamu, merekalah yang akan ditimpa marabahaya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan untuk mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukan mereka kedalam rahmat (surga)Nya; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi.” (QS. At-Taubah (9) : 98 -99 )

Sobat. Dalam ayat 98 ini diterangkan contoh lain dari sifat orang Badui yang munafik, yaitu mereka yang menyumbangkan sebagian dari harta benda mereka untuk berjihad di jalan Allah, akan tetapi dengan jalan riya. Mereka menganggap harta benda yang mereka berikan, baik karena ketaatan mereka maupun karena terpaksa demi menjaga keselamatan diri dan kaum mereka dari hal-hal yang tidak mereka inginkan. Mereka memandang bahwa infak tersebut sama sekali tidak mendatangkan kemanfaatan apapun bagi mereka di akhirat kelak, karena mereka tidak beriman pada adanya hari kebangkitan, di mana setiap orang akan menerima balasan atas segala perbuatan yang telah dilakukannya di dunia ini. Menurut keterangan Ibnu Zaid, orang-orang yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah Bani Â'sad dan Bani Gathafan.

Selain sifat-sifat jelek di atas, orang-orang munafik tersebut selalu mengharapkan dan menanti-nanti datangnya malapetaka yang menimpa kaum Muslimin sehingga kekuatan mereka menjadi lemah. Bila hal itu terjadi, maka orang-orang munafik itu tidak perlu lagi menyumbangkan harta benda mereka untuk kepentingan jihad. Dalam kenyataannya, mereka selalu menunggu-nunggu agar kaum musyrik dan Yahudi dapat mengalahkan kaum Muslimin. 

Akan tetapi, setelah tipu daya mereka tidak membawa hasil, maka mereka menunggu wafatnya Rasulullah saw, karena mereka menganggap bahwa dengan wafatnya Rasulullah agama Islampun akan sirna dan lenyap dari muka bumi.

Karena sikap dan pandangan mereka yang semacam itu, maka dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa merekalah yang akan ditimpa malapeka itu, sedang kaum Muslimin tidak akan mengalami malapetaka bahkan mereka akan memperoleh pertolongan dari Allah. Di samping itu, musuh-musuh Islam akan menemui kegagalan serta ditimpa azab di dunia ini sebelum mendapat azab yang lebih hebat di akhirat kelak.

Pada akhir ayat ini kembali ditegaskan bahwa Allah Maha Mendengar segala ucapan hamba-Nya, yang mengekpresikan perasaan hatinya dan mengetahui rahasia yang terkandung dalam hati mereka, apakah itu berbentuk keimanan atau kekafiran, keikhlasan atau kemunafikan. Allah akan memberikan balasan kepada mereka akibat ucapan dan perbuatan mereka itu.

Sobat. Dalam ayat 99 ini dijelaskan bahwa tidak semua orang Arab Badui mempunyai sifat-sifat kekufuran dan kemunafikan seperti tersebut di atas. Bahkan sebagian dari mereka itu orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dengan keimanan yang teguh. Mereka yakin tentang kemahakuasaan Allah atas semua makhluk-Nya, dan yakin pula tentang adanya hari akhir, di mana setiap orang akan menerima balasan atas semua perbuatan yang telah dilakukannya selama hidup di dunia.

Di samping keimanan kepada Allah dan hari akhir, mereka juga menginfakkan harta mereka di jalan Allah. Apa yang mereka infakkan itu mereka pandang sebagai suatu jalan atau cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk mendapatkan doa Rasulullah saw, karena Rasulullah senantiasa mendoakan kebaikan untuk orang-orang yang suka bersedekah dan menginfakkan harta bendanya di jalan Allah. Rasulullah saw juga selalu memohonkan ampun kepada Allah untuk mereka. Doa kepada Allah adalah suatu perbuatan baik yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk memintakan manfaat kepada Allah bagi orang lain. Misalnya doa dari anak yang saleh untuk ibu bapaknya. Menurut keterangan Mujahid, orang-orang yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah Bani Muqrin dari kabilah Muzayyanah.

Selanjutnya ayat ini menjelaskan bahwa keimanan dan keikhlasan mereka serta infak yang mereka berikan dengan niat yang suci diterima Allah sebagai amal saleh yang bisa mendekatkan diri mereka kepada-Nya, Allah akan memberikan pahala kepada mereka, yaitu dengan mengaruniakan kepada mereka rahmat yang khusus diberikannya kepada orang-orang yang diridai-Nya, berupa petunjuk ke jalan yang lurus yang harus mereka tempuh agar mereka bisa masuk surga Jannatun-na'im. Di sini mereka akan hidup bahagia dalam naungan rahmat dan kasih sayang-Nya.

Adanya orang-orang Arab Badui yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya karena menggunakan pikiran dan hati nurani, menunjukkan betapa rendahnya kedudukan orang-orang kafir dan orang-orang munafik yang berdiam di kota-kota yang selalu hidup bergaul dengan orang-orang pandai dan mendengar pelajaran-pelajaran yang baik, namun hati mereka tetap tertutup tidak mau beriman.

Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa rahmat Allah dan ampunan-Nya amat luas untuk orang-orang yang ikhlas dalam beramal. Allah akan mengampuni mereka dari dosa-dosa dan kelalaian yang telah mereka perbuat. Allah akan menunjukkan mereka kepada perbuatan yang baik dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Sobat. Dalam keyakinan saya, masalah yang kita hadapi adalah bagaimana memilih pikiran yang tepat dan benar? Jika masalah ini dapat kita atasi, maka masalah-masalah kita yang lain akan terpecahkan. Jika kita berpikir bahagia, kita akan bahagia. Jika kita berpikir celaka, kita akan celaka. Jika kita dihantui oleh pemikiran yang mengerikan, kita akan ketakutan dan jadi pengecut. Dan, jika kita dikuasai oleh pemikiran bahwa kita terancam penyakit, maka pada umumnya kita pun akan menderita penyakit. Demikian seterusnya.

Oleh karena itu, perbaikan jiwa merupakan prioritas utama untk mewujudkan kebaikan dalam hidup ini. Jika jiwa-jiwa sudah rusak, maka cakrawala jadi gelap, fitnah akan melanda kehidupan manusia saat ini dan masa depan mereka. Allah SWT berfirman :
لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٞ مِّنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ يَحۡفَظُونَهُۥ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ سُوٓءٗا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ  
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” ( QS. Ar-Ra’du (13) : 11 )

Sobat. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah swt menugaskan kepada beberapa malaikat untuk selalu mengikuti manusia secara bergiliran, di muka dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Ada malaikat yang bertugas menjaga manusia di malam hari, dan ada yang di siang hari, menjaga dari pelbagai bahaya dan kemudaratan. Ada pula malaikat yang mencatat semua amal perbuatan manusia, yang baik atau yang buruk, yaitu malaikat yang berada di sebelah kanan dan kiri. Malaikat yang berada di sebelah kanan mencatat segala kebaikan, dan yang di sebelah kiri mencatat amal keburukan, dan dua malaikat lainnya, yang satu di depan dan satu lagi di belakang. Setiap orang memiliki empat malaikat empat pada siang hari dan empat pada malam hari. Mereka datang secara bergiliran, sebagaimana diterangkan dalam hadis yang sahih:

Ada beberapa malaikat yang menjaga kamu secara bergiliran di malam hari dan di siang hari. Mereka bertemu (untuk mengadakan serah terima) pada waktu salat Subuh dan salat Ashar, lalu naiklah malaikat-malaikat yang menjaga di malam hari kepada Allah Taala. Dia bertanya, sedangkan Ia sudah mengetahui apa yang akan ditanyakannya itu, "Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kamu meninggalkan mereka (di dunia)?" Malaikat menjawab, "Kami datang kepada mereka ketika salat dan kami meninggalkan mereka, dan mereka pun sedang salat." (Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah)

Apabila manusia mengetahui bahwa di sisinya ada malaikat-malaikat yang mencatat semua amal perbuatan dan mengawasinya, maka dia harus selalu menjaga diri dari perbuatan maksiat karena setiap aktivitasnya akan dilihat oleh malaikat-malaikat itu. 

Pengawasan malaikat terhadap perbuatan manusia dapat diyakini kebenarannya setelah ilmu pengetahuan menciptakan alat-alat modern yang dapat mencatat semua kejadian yang terjadi pada diri manusia. Sebagai contoh, alat pengukur pemakaian aliran listrik dan air minum di tiap-tiap kota dan desa telah diatur sedemikian rupa sehingga dapat diketahui berapa jumlah yang telah dipergunakan dan berapa yang harus dibayar oleh si pemakai. Demikian pula alat-alat yang dipasang di kendaraan bermotor yang dapat mencatat kecepatannya dan mengukur berapa jarak yang telah ditempuh. 

Perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat mengungkapkan bermacam-macam perkara gaib, sebagai bukti yang dapat memberi keyakinan kepada kita tentang benarnya teori ketentuan agama. Hal itu juga menjadi sebab untuk meyakinkan orang-orang yang dikuasai oleh doktrin kebendaan, sehingga mereka mengakui adanya hal-hal gaib yang tidak dapat dirasakan dan diketahui hanya dengan panca indera. Oleh karena itu, sungguh tepat orang yang mengatakan bahwa kedudukan agama dan pengetahuan dalam Islam laksana dua anak kembar yang tidak dapat dipisahkan, atau seperti dua orang kawan yang selalu bersama seiring sejalan dan tidak saling berbantahan.

Malaikat-malaikat itu menjaga manusia atas perintah Allah dan seizin-Nya. Mereka menjalankan tugas dengan sempurna. Sebagaimana dalam alam kebendaan ada hubungan erat antara sebab dan akibat, sesuai dengan hikmahnya, seperti adanya pelupuk mata yang dapat melindungi mata dari benda yang mungkin masuk dan bisa merusaknya, demikian pula dalam kerohanian, Allah telah menugaskan beberapa malaikat untuk menjaga manusia dari berbagai kemudaratan dan godaan hawa nafsu dan setan. 

Allah swt telah menugaskan para malaikat itu untuk mencatat amal perbuatan manusia meskipun kita tidak tahu bagaimana cara mereka mencatat. Kita mengetahui bahwa sesungguhnya Allah sendiri cukup untuk mengetahuinya, tetapi mengapa Dia masih menugaskan malaikat untuk mencatatnya? Mungkin di dalamnya terkandung hikmah agar manusia lebih tunduk dan berhati-hati dalam bertindak karena kemahatahuan Allah melingkupi mereka. Amal mereka terekam dengan akurat sehingga kelak tidak ada yang merasa dizalimi dalam pengadilan Allah.

Ali bin Abi Talib mengatakan bahwa tidak ada seorang hamba pun melainkan ada malaikat yang menjaganya dari kejatuhan tembok, jatuh ke dalam sumur, dimakan binatang buas, tenggelam, atau terbakar. Akan tetapi, bilamana datang kepastian dari Allah atau saat datangnya ajal, mereka membiarkan manusia ditimpa oleh bencana dan sebagainya. 

Allah tidak akan mengubah keadaan suatu bangsa dari kenikmatan dan kesejahteraan yang dinikmatinya menjadi binasa dan sengsara, melainkan mereka sendiri yang mengubahnya. Hal tersebut diakibatkan oleh perbuatan aniaya dan saling bermusuhan, serta berbuat kerusakan dan dosa di muka bumi. Hadis Rasulullah saw: 
Jika manusia melihat seseorang yang zalim dan tidak bertindak terhadapnya, maka mungkin sekali Allah akan menurunkan azab yang mengenai mereka semuanya. (Riwayat Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Abu Bakar ash-shiddiq)

Pernyataan ini diperkuat dengan firman Allah:

Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. (al-Anfal/8: 25)

Kaum muslimin pada fase pertama penyebaran Islam telah mengikuti ajaran-ajaran Al-Quran dengan penuh keyakinan dan kesadaran, sehingga mereka menjadi umat terbaik di antara manusia. Mereka menguasai berbagai kawasan yang makmur pada waktu itu, serta mengalahkan kerajaan Roma dan Persia dengan menjalankan kebijaksanaan dalam pemerintahan yang adil, dan disaksikan oleh musuh-musuhnya. Orang-orang yang teraniaya dibela dalam rangka menegakkan keadilan. Oleh karena itu, agama Islam telah diakui sebagai unsur mutlak dalam pembinaan karakter bangsa dan pembangunan negara.

Setelah generasi mereka berlalu dan diganti dengan generasi yang datang kemudian, ternyata banyak yang melalaikan ajaran agama tentang keadilan dan kebenaran, sehingga keadaan mereka berubah menjadi bangsa yang hina. Padahal sebelum itu, mereka merupakan bangsa yang terhormat, berwibawa, mulia, dan disegani oleh kawan maupun lawan. Mereka menjadi bangsa yang diperbudak oleh kaum penjajah, padahal sebelumnya mereka sebagai penguasa. Mereka menjadi bangsa yang mengekor, padahal dahulunya mereka merupakan bangsa yang memimpin.
Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah-nya telah mencantumkan sebuah bab dengan judul: Kezaliman dapat Menghancurkan Kemakmuran. Beliau mengemukakan beberapa contoh dalam sejarah sebelum dan sesudah Islam, bahwa kezaliman itu menghancurkan kekuasaan umat Islam dan merendahkan derajatnya, sehingga menjadi rongrongan dari semua bangsa. Umat Islam yang pernah jaya terpuruk beberapa abad lamanya di bawah kekuasaan dan penjajahan orang Barat.

Apabila Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum dengan penyakit, kemiskinan, atau bermacam-macam cobaan yang lain sebagai akibat dari perbuatan buruk yang mereka kerjakan, maka tak ada seorang pun yang dapat menolaknya dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Allah.

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAoI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Selasa, 19 Juli 2022

SUMBER UTAMA MASALAH ADALAH HATI DAN PIKIRAN KITA

Tinta Media - Banyak di antara kita yang tidak menyadari, bahwa sumber utama masalah dalam hidup kita ternyata bukan dari luar, tetapi dari dalam diri kita sendiri. Dari dalam hati dan pikiran kita

Pernahkah Anda merasakan ketakutan luar biasa, sehingga tidak bisa makan, tidur, dan terus gelisah? Padahal di luar sana tidak terjadi apa-apa. Apa yang kita takutkan dan membuat kita gelisah tidak bisa tidur, ternyata baik-baik saja

Jadi, apa sebenarnya yang menyebabkan kita gelisah, takut dan tidak bisa tidur itu? Hati dan pikiran kita

Itulah, mengapa Islam mengajarkan keimanan kepada yang gaib, kepada Allah, pengaturan Allah, ilmu Allah, Qadha dan Qadar Allah, yang harus kita yakini dengan benar, kuat dan jernih. Termasuk soal jodoh, rizki dan ajal

Karena keyakinan itulah yang membuat hati kita bersih, pikiran kita jernih dan tenang. Tidak ada ketakutan, kekhawatiran dan kegelisahan. Tidak mempunyai uang tenang. Mendapat musibah tenang. Begitu juga saat mendapat nikmat, tidak terbang apalagi sombong. Biasa saja.

Begitulah hati jika bersih, dan pikiran jika jernih. Semuanya itu karena kita mempunyai akidah Islam yang benar, jernih dan cemerlang

Maka, bersihkan hatimu. Berpikirlah dengan kekuatan Allah, bukan kekuatan makhluk. Saat itulah, Anda akan menemukan berbagai keajaiban dalam hidup

https://www.instagram.com/p/Cf7vQpXhaF5/?igshid=MDJmNzVkMjY=

KH Hafidz Abdurahman, M.A. 
Khadim Ma'had Syaraful Haramain 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab