Tinta Media: Pesan
Tampilkan postingan dengan label Pesan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pesan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 November 2023

PALESTINA HARI INI DAN PESAN PENTING RASULULLAH



Tinta Media - Penjajahan, pendudukan dan derita yang sedang dihadapi umat Islam Palestina, mengingatkan kita pada tiga hadits Nabi berikut ini:

Pertama, hadits tentang perlindungan darah dan harta. 

Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhuma, ia mengatakan ketika matahari mulai tergelincir pada hari Arafah, Nabi ﷺ berkhutbah,

إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَة يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا 

Sesungguhnya darah dan harta kalian haram seperti sucinya hari kalian ini di negeri kalian ini dan di bulan kalian ini. (HR. Muslim)

Pada keesokan harinya, yakni di hari nahr, beliau kembali berkhutbah dengan nasihat yang mendalam. Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma dan yang lainnya, Rasulullah ﷺ berkata dalam khutbahnya,

فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فَأَعَادَهَا مِرَارًا ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ

Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian haram seperti sucinya hari kalian ini di negeri kalian ini dan di bulan kalian ini. Beliau ulang beberapa kali.” Kemudian beliau menengadahkan kepalanya dan berdoa, “Ya Allah bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah bukankah aku telah menyampaikan? (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua, hadits tentang persatuan dan kesatuan berdasarkan aqidah, bukan atas dasar kesukuan dan nation state. 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلاَ إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ أَلاَ لاَ فَضْلَ لِعَرَبِىٍّ عَلَى أَعْجَمِىٍّ وَلاَ لِعَجَمِىٍّ عَلَى عَرَبِىٍّ وَلاَ لأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلاَ أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلاَّ بِالتَّقْوَى 

Wahai manusia, ingatlah, Tuhan kalian satu. Bapak kalian juga satu. Ingatlah tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas non-Arab, dan bagi orang non-Arab atas orang Arab, tidak bagi orang berkulit merah atas kulit hitam, dan bagi orang berkulit hitam atas kulit merah, kecuali ketakwaannya. (HR. Ahmad)

Ketiga, hadits tentang kewajiban adanya imam sebagai perisai yang melindungi umat Islam. 

إنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ، فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدَلَ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ، وَإِنْ يَأْمُرْ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ

“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya. Jika seorang imam (Khalifah) memerintahkan supaya takwa kepada Allah ’Azza wa Jalla dan berlaku adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala karenanya, dan jika dia memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapatkan siksa.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad)

Semoga Allah berikan kemenangan kepada umat Islam, dan menyegerakan hadirnya khalifah yang akan menyelamatkan umat Islam di Palestina dan umat Islam di tempat lainnya. 

Kairo, 7 November 2023

Oleh: Ajengan Yuana Ryan Tresna
Mudir Ma'had Khadimus Sunnah

Senin, 07 Agustus 2023

Dua Penggalan Pesan


 
Tinta Media - Mudir Ma’had Khadimu Sunnah Ajengan Yuana Ryan Tresna (YRT) menyampaikan dua penggalan pesan dari Abu Hasan al-Syadzili Rahimahullahu yang diulang-ulang oleh al-Murabbi al-Muhaddits Mahmud Said Mamduh Hafizhahullahu dalam kajian Jumat (4/8/2023).
 
“Pertama, tiada seorang pun yang sampai pada anugerah Allah Swt. kecuali dengan melenyapkan keakuannya (merasa diri paling baik) dan berlaku zuhud pada dunia, mengarahkan fokus perhatiannya Allah semata. Juga selalu berkhidmat dan bercengkrama dengan-Nya," tuturnya di akun telegram pribadinya, Ahad (6/8/2023).
 
Kedua, sambungnya, kepada orang yang paling awal sampai pada jalan kesuksesan, yang sangat mendambakan kehadiran  Dzat yang ia hormati, kurangilah memandang kepada keadaan lahirmu jika kamu ingin mata batinmu dibuka untuk melihat rahasia-rahasia kekuasaan Rabb-mu.[] Irianti Aminatun.

Jumat, 14 April 2023

Ini Empat Pesan UIY untuk Para Pengemban Dakwah

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) memberikan pesan inspiratif bagi para pengemban dakwah agar tetap istiqomah dalam berjuang. Setidaknya, ada empat hal yang ia pesankan untuk setiap pendakwah. 

"Pertama, jangan biarkan diri kita idle. Kitalah yang harus memainkan peran. Kita yang memerlukan dakwah, bukan sebaliknya. Kita sendiri yang harus bergerak. Karena kita memerlukan amal soleh, agar mendapat reward dari Allah dalam kehidupan akhirat nanti," ujarnya saat kegiatan Buka Saum Bersama, Senin (10/4/2022) di Bogor.

Ia menegaskan, dorongan dakwah harus lahir dari dalam diri. Dengan begitu, maka api semangat perjuangan tidak akan pernah padam pada setiap jiwa pengemban dakwah.

Kedua, adalah pentingnya pengalaman. Menurutnya, dakwah itu sebagian pemikiran, akan tetapi sebagian lain ialah soal pengalaman. "Dakwah baru bisa dirasakan, kalau kita mengalami secara langsung. Dengan membina halaqah, kemudian memberikan pemahaman. Ibarat petani yang menanam bibit, kemudian tumbuh dan dijaga," terangnya.

Ketiga, pentingnya ibadah terutama salat malam. "Kalau ada pejuang dakwah tidak tegak sholat malam, niscaya akan futur dia," ujarnya mengingatkan.

UIY menyebut, Nabi Muhammad Saw saja dipersiapkan oleh Allah untuk mengemban dakwah yang luar biasa, bukan dengan uang, senjata atau pengikut. Namun, Allah mewajibkan untuknya sholat malam. UIY lalu menyampaikan surat Al Muzzammil ayat 1 sampai 5.

"Sholat tahajud itu harus tegak. Kalau tidak, kita tidak akan punya kekuatan dalam diri. Lalu lambat laun, akan merasa dakwah ini sebagai beban. Maka kita akan kehilangan kelezatan dakwah," tuturnya.

Ustadz Ismail menyayangkan jika ada sebagian pendakwah yang menganggap amanah dakwah sebagai beban. Hal semacam ini, ia pastikan mereka telah kehilangan kelezatan dakwah. Alih-alih menikmatinya sebagai bagian dari perjuangan. 

"Coba perhatikan nasihat Syaikh Edebali yang mengatakan, Kalau engkau malam hari tidak bisa mengalahkan selimut, maka jangan harap engkau bisa mengalahkan musuh di siang hari," katanya mengutip pesan ulama, qadi pertama pada era Khilafah Utsmaniyah.

Makanya, sebut UIY, jika selimut yang merupakan barang mati saja tak mampu dilawan, apalagi menghadapi musuh di siang hari.

"Keempat, yang tak kalah penting adalah doa. Ada satu nasihat dari Orhan ke Murad yaitu Jikalau engkau menggunakan kacamata akhirat, maka sungguh tidak ada satupun nikmat dunia yang layak dipertukarkan dengan nikmat akhirat yang dijanjikan Allah Swt," ungkapnya.

UIY lalu menukil hadis yang membandingkan nikmat akhirat dengan dunia. "Tidaklah nikmat di dunia ini dibandingkan dengan nikmat akhirat, kecuali seperti seorang yang mencelupkan ujung jari tangannya itu ke tengah lautan, lalu perhatikan apa yang bersisa pada ujung jari itu,” ucapnya menukil hadis Rasulullah. 

Karenanya, kata Ust Ismail, orang paling kaya hari ini, Elon Musk dengan harta kekayaan 3.890 T hanya bernilai air di ujung jari yang dicelupkan di tengah samudera. Harta yang dimilikinya tetap tidak mampu menandingi nikmat akhirat. 

"Kalau sudah tahu hanya sedikit, maka meninggalkan dakwah berarti rugi. Kita mengorbankan yang banyak dan abadi, hanya untuk meraih yang sedikit, itupun kalau kita dapat. Makanya kalau kita renungkan, mau apalagi hidup ini kalau bukan untuk dakwah," tegasnya.

Terakhir, ia meyakinkan bahwa dengan dakwah, semua urusan insya Allah mudahkan. Sebagaimana hadis yang Rasul pernah pesankan kepada Ibnu Abbas.

"Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya Allah akan ada di depanmu. Apa yang jadi urusan dunia kita, Allah akan lancarkan. Dengan dakwah, Allah pasti berikan jalan keluar," tutupnya. [] Rizkimp

Selasa, 27 September 2022

Pesan Ajengan Yuana kepada Penuntut Ilmu

Tinta Media - Mudir Ma’had Khodimus Sunnah Bandung Ajengan Yuana Ryan Tresna (YRT) menyampaikan pesan kepada para penuntut ilmu. “Jadilah ‘alim yang paripurna menguasai ilmu (malakah). Jadilah ‘amil yang mengamalkan ilmu. Jadilah hamil yang membawa ilmu untuk didakwahkan dan solusi atas masalah di tengah masyarakat,” pesannya di acara Bincang Hangat: Mengkaji Tsaqofah Islam, Penting dan Perlu, Ahad (25/9/2022), melalui kanal Youtube UIY Official.
 
YRT lalu menjelaskan kenapa harus ‘alim. “Karena kita harus faham ilmu-ilmu syariah sampai mendarah daging dengan penguasaan yang  paripurna.
 
“Sedangkan, ‘amil berarti mengamalkan. Tidak bisa ilmu itu tidak diamalkan. Hamil lebih berat lagi karena sebagai pembawa atau pengemban dakwah. Ini yang harus disadari oleh para penuntut ilmu” tandasnya.
 
Sentral
 
Ajengan Yuana mengatakan kita harus menyadari bahwa Islam adalah sistem kehidupan. Kita belajar Islam sebagai sebuah sistem kehidupan karena Islam mengatur semua aspek kehidupan. “Maka peran pelajar/ahli ilmu itu sangat sentral. Dengan kehadirannya umat menjadi tahu tentang halal haram, tahu mana yang boleh dan tidak boleh, mana yang harus diperjuangkan mana yang harus ditinggalkan,” pujinya.  
 
YRT mengingatkan kepada para penuntut ilmu jangan sampai himmahnya yang  penting lulus LC, Doktor, kemudian ngajar dapet duit. “Wah repot kalau begini,” tukasnya seraya mengatakan kalau begitu ia tidak mengambil peran di tengah masyarakat.  “Dia harus menjadi bintang di tengah kegelapan umat, menjadi penerang umat,” imbuhnya lagi.
 
Tantangan
 
Ajengan Yuana memaparkan tiga tantangan bagi penuntut ilmu. Pertama, tantangan istiqomah. Tanpa istiqomah penuntut ilmu banyak mundur di tengah jalan, karena itu ada ulama yang mengatakan “Satu istiqomah lebih baik dari seribu karomah.”
 
Ia memberikan alasan, “Karena tsaqofah Islam itu bukan ma’arif (pengetahuan-pengetahuan)  yang dangkal tapi dalam, mengakar, tidak mungkin dicapai ala kadarnya, butuh waktu,” jelasnya.
 
Menurutnya, pemahaman itu berasal dari Allah SWT. Karena itu kita berdoa kepada Allah agar diberi kefahaman. “Jadi yang membuat faham itu Allah tapi kita wajib berusaha dengan keras dan butuh istiqomah,” tandasnya sembari memberikan contoh Imam Robi’ murid Imam Syafii yang lambat dalam menerima pelajaran tapi karena istiqomah ia menjadi ulama dan menjadi  salah satu murid kepercayaan Imam Syafi’i.
 
Kedua, tantangan dalam mengamalkan juga berat. Mempelajari dan mengamalkan punya tantangan masing-masing. Tidak semua orang bisa mengamalkan,” tukasnya.
 
Ia memberikan contoh waktu mengajar di kampus banyak teman-teman dosennya yang mengajarkan haramnya riba tetapi begitu ingin punya rumah ia kredit dengan bunga, sesuatu yang bertentangan dengan yang ia ajarkan. “Saat saya tanya mengapa begitu, mereka jawab kalau tidak begini enggak bakalan bisa punya rumah,” tambahnya.
 
Ketiga, tantangan dalam mengemban. Ini lebih berat dari  tantangan ‘alim dan ‘amil, karena akan berhadapan dengan ketidaksukaan orang. Kalau tantangan menjadi ‘alim dia bertarung dengan dirinya sendiri, demikian pun menjadi ‘amil. Tapi menjadi hamil akan bersinggungan dengan orang lain, ketidaksukaan orang lain. Maka disinilah perlu tambahan kesabaran,” bebernya.
 
YRT lalu mengatakan, dalam sebuah hadis disebutkan, seorang muslim yang berinteraksi dengan masyarakat dan juga bersabar atas penderitaan yang datang dari interaksi tersebut itu lebih baik daripada muslim yang tidak interaksi dengan masyarakat dan tidak sabar dengan  penderitaan akibat interaksi tersebut.
 
“Nabi sudah menyebut, interaksi dengan  masyarakat  itu akan mendatangkan penderitaan karena akan berhadapan dengan ketisak sukaan orang,” tegasnya.
 
Hadis diatas nilai YRT  menjadi sanggahan bahwa uzlah itu lebih baik. Uzlah itu tidak untuk meninggalkan masyarakat.  Uzlah itu menyepi, tahanus dengan  tidak meninggalkan masyarakat.
 
Ikhlas
 
Terakhir Ajengan Yuana memberikan pesan untuk para penuntut ilmu agar ikhlas dalam menuntut ilmu. “Ada ungkapan para ulama bahwa keikhlasan itu puncak dari semua. Dunia ini semua adalah kebodohan, kematian, kecuali ilmu yang ada di dalamnya.  Ilmu pun hanya akan menjadi penghujat kepada seluruh makhluk kecuali yang mengamalkannya. Amal pun seluruhnya akan sia-sia kecuali yang ikhlas. Sedangkan keikhlasan adalah perkara besar yang tidak dapat diketahui kecuali hanya Allah SWT. Dan itu akan dibawa sampai mati,” bebernya.
 
Oleh karena itu, tandasnya,  jadilah ‘alim dengan istiqomah, jadilah ‘amil dengan penuh kesabaran, dan jadilah haamil dengan kesabaran yang lebih lagi.
 
 “Dan semua itu wajib dibalut dengan keikhasan. Jika tidak itu akan sia-sia,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
 
 

Senin, 26 September 2022

Pesan dan Wasiat Tauhid dalam Al Baqarah 133

Tinta Media - Pengasuh Majelis Baitul Qur'an Tapin Guru Luthfi mengajak untuk merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surah Al Baqarah ayat 133 tentang pesan dan wasiat tauhid yang mengesakan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Insyaallah akan sama-sama merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surah Al Baqarah ayat 133 dengan tema pesan dan wasiat tauhid mengesakan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada anak-anak kita sebelum kematian," tuturnya dalam Kajian Jum'at Bersama Al Qur'an: Pesan dan Wasiat Menjelang Kematian di Kanal YouTube Majelis Baitul Qur'an, Jum'at (16/9/2022).

Ia kemudian membacakan Surah Al Baqarah ayat 133 yang artinya "Adakah kalian hadir ketika Yaqub mendapatkan tanda-tanda kematian, ketika ia bertanya kepada anak-anaknya, 'apa yang akan kalian sembah sepeninggalku?' Mereka menjawab, 'Kami akan menyembah Rabbmu dan Rabb nenek moyangmu Ibrahim, Ismail dan Ishaq yaitu Rabb yang maha esa dan kami hanya tunduk kepadanya," bebernya.

Guru Luthfi menyampaikan bahwa Imam al Qurthubi menjelaskan dalam tafsirnya al Jami lil Ahkamil Qur'an, bahwa firman Allah: "Apakah kalian hadir" itu ditujukan kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani yang menisbatkan kepada Ibrahim, apa yang tidak diwasiatkan kepada anak-anaknya. Padahal mereka menganut Yahudi dan Nasrani

"Allah kemudian membalikkan perkataan dan dusta mereka itu kepada diri mereka sendiri," ucapnya.

Ia melanjutkan bahwa Allah berfirman kepada mereka dengan nada mencela mereka. "Apakah kalian menghadiri Yaqub dan mengetahui apa yang dia wasiatkan kepada putra-putranya, sehingga kalian mengklaim bahwa diri kalian mengetahui," ujarnya.

"Kalian sesungguhnya tidak hadir terhadap Nabi Yaqub akan tetapi kalian hanya mengada-ada," imbuhnya.

Ia menyatakan bahwa ketika Yaqub kedatangan maut mukadimah atau awal dari kematian. Jadi bukan ada pas kematian itu sendiri. Sebab jika tidak demikian, ketika kematian datang, tidak mungkin Yaqub mengatakan sesuatu. "Makna dari kalimat sepeninggalku adalah sesudah kematianku," tukasnya.

Diceritakan bahwa ketika Yaqub Alaihissalam diperintahkan untuk memilih, sebagaimana nabi yang lain untuk memilih maka Yaqub memilih untuk kematian. Yaqub meminta untuk diberikan penangguhan kepadanya hingga dapat menyampaikan wasiat kepada anak-anak dan keluarganya. 

"Setelah itu, dia mengumpulkan mereka dan mengatakan wasiat itu kepada mereka maka mereka pun mendapatkan petunjuk dan menjawab kami menyembah Tuhan engkau," terangnya.

Dengan ini, lanjutnya, maka mereka telah memperlihatkan konsistensi mereka dalam agama dan pengetahuan mereka terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Ia menambahkan penjelasan Imam as Shobuni bahwa mereka tidak akan menyembah selain Tuhan yang Maha Esa, Allah SWT, Rabb alam semesta dan Tuhan bapak Yaqub dan Tuhan kakek Yaqub sebelumnya. Dan tunduk dan berserah diri hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Demikianlah ayat yang mulia ini memberikan ikhtibar sekaligus contoh kepada kita wasiatkan apa yang kalian sembah setelah aku mati, bagaimana tingkat ibadah kalian setelah aku meninggalkan kalian. Perhatikanlah dakwah dan perhatikanlah umat," tegasnya.

"Semoga kita dan anak cucu kita tetap mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tetap dalam keislaman hingga akhir hayat kita. Aamiin," tandasnya.[] Ajira
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab