Tinta Media: Perubahan
Tampilkan postingan dengan label Perubahan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perubahan. Tampilkan semua postingan

Senin, 14 Agustus 2023

Pamong Institute: Bicara Perubahan, Jangan Berubah ke Arah Lebih Buruk!


 
Tinta Media - Direktur Pamong Institute Wahyudi al-Maroky mengatakan, bicara tentang  perubahan jangan berubah kearah yang lebih buruk!
 
 “Yang harus kita catat, tidak perlu anti perubahan, tetapi yang paling penting  berubahnya itu  ke arah mana? Jangan berubahnya ke arah yang lebih buruk!” ungkapnya kepada Tinta Media, Ahad (13/8/2023).
 
Ia kemudian mengukur, kalau dulu utangnya tak sebesar sekarang, kemudian menjadi besar meledak, itu lebih baik atau lebih buruk?
 
“Kalau dulu aset-aset masih kita punya kemudian menjadi milik orang lain, itu lebih baik atau lebih buruk? Kan cara ngukurnya gitu,” imbuhnya.
 
Kalau perubahannya kepada yang lebih baik, ucapnya, tentu harus didukung. Apalagi ketika rakyat sudah mau berpikir untuk melakukan perubahan melalui perubahan paradigma pemikiran.
 
“Tinggal bagaimana komunikasinya kepada publik supaya tidak terjadi pertarungan yang menimbulkan korban. Mungkin kalau korban perasaan iyalah, tapi kalau korban jiwa janganlah!” harapnya.
 
Wahyudi pun memungkasi, melalui proses diskusi akan bisa memberikan perspektif baru yang membuat manusia itu bisa berpikir baru, dan menggunakan nalar rasionalitasnya sehingga menerima perubahan ke arah yang lebih baik. Karena menurutnya, naluri manusia itu pada dasarnya menginginkan kehidupan yang lebih baik.
 
“Dan untuk mendapat kehidupan yang lebih baik tentu harus diatur dengan aturan yang bersumber dari Dzat Yang Maha Baik,” pungkasnya. [] Muhar.

Kamis, 03 Agustus 2023

UIY: Harus Ada Energi Besar untuk Melakukan Perubahan


Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) mengatakan, harus ada energi besar untuk melakukan perubahan.
 
“Untuk sesuatu yang bersifat mungkar, harus ada energi besar untuk melakukan perubahan,” tuturnya di acara Fokus: Kok Menolak Perubahan, Ada Apa? melalui  kanal  You Tube UIY Official, Ahad (30/7/2023).
 
Ini, lanjutnya, sebagaimana pesan Nabi, jika engkau melihat kemungkaran, seperti ketidakjujuran, ketidakamanahan, kezaliman, penindasan, ketidakcermatan, apalagi jika dilakukan oleh penguasa yang berefek kepada bangsa dan negara, maka tidak boleh diam.
 
“Harus diubah dengan tanganmu, kekuasaanmu. Jika tidak mampu, maka dengan lisanmu, sebagaimana para penyeru yang ingin menyadarkan. Namun, ketika ia berposisi penguasa, bukan dengan lisan, melainkan kekuatan,” tegasnya.
 
Ketika ada yang tidak menginginkan perubahan, lanjutnya, berarti ia anti terhadap pemberantasan kemungkaran. “Malah jangan-jangan ia merupakan bagian dari kemungkaran itu sendiri. Kalau ia bagian dari kemungkaran, maka ia yang harus diubah,” kritiknya.
 
Islam
 
Dalam pandangan Islam, ucap UIY,  perubahan itu dilakukan dengan amar makruf nahi mungkar. “Ke mana arah perubahan itu? Ke arah yang makruf, yaitu sesuai dengan ajaran Islam,” tandasnya.
 
Dalam pandangan UIY, arah perubahan itu membereskan segala yang mungkar, tidak boleh dibiarkan. Ia memberikan contoh, menghentikan penindasan, korupsi, perzinaan, kaum “sesama”, pornografi, pornoaksi, dan kemungkaran lainnya. “Oleh karenanya, perubahan itu arahnya jelas, clear jika menggunakan kaidah agama,” yakinnya.
 
Ia heran kalau ada yang menentang perubahan. “Kalau mungkar, masa dipertahankan? Kalau mengarah ke makruf, kenapa tidak suka?” tanyanya retoris.
 
Sebenarnya, urai UIY, tidak ada manusia yang tidak menginginkan kebaikan atau rahmat. “Persoalannya, bagaimana mewujudkannya? Untuk itulah Islam diturunkan dalam rangka mewujudkan kemaslahatan, baik dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat, maupun negara,” ungkapnya.
 
Yang pasti, tuturnya, ketika kita menjalani kehidupan ini, sesungguhnya kita sedang menjalani sebuah misi, yakni ibadah yang intinya ketakwaan kepada Allah Swt.
 
 “Dengan kita menjalani kehidupan sesuai ketentuan Allah melalui penerapan syariat, maka misi ibadah itu bisa terwujud nyata. Oleh karenanya, seluruh sendi kehidupan, baik individu, keluarga, masyarakat, dan negara itu bernilai ibadah,” jelasnya.
 
Ia mempertanyakan, kalau sekarang di mana nilai ibadahnya? “Ekonominya menggunakan kapitalisme, budayanya berprinsip western yang hedonistik, lalu tatanan kehidupannya sekularistik, maka tidak ada nilai ibadahnya. Ibadah kita tereduksi hanya sebatas salat, membayar zakat, umrah, dan hal-hal yang bersifat ubudiyah belaka. Tidak lebih daripada itu. Ini kan kerugian besar,” sesalnya.
 
Untuk itulah, ia menasihati, perlu penjelasan dan pendekatan terus menerus agar umat sampai pada pengertian yang benar, yakni dengan dakwah, untuk meluruskan pemahaman yang keliru.
 
“Bagaimana bisa ia muslim, tetapi membenci Islam? Pasti ada yang salah. Ia lapar, tapi tidak suka pada makanan. Ia sakit, tapi tidak suka pada obat atau dokter, kan keliru. Begitu juga ini hari, sesungguhnya kita memerlukan obat, yaitu tatanan kehidupan yang baik yang datang dari Zat yang Maha Baik. Itulah Islam,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun.
 

Rabu, 26 April 2023

Kyai Abu Inas: Perubahan Menuju Islam adalah Keniscayaan

Tinta Media - Kyai Abu Inas dari Tabayyun Center mengatakan bahwa perubahan menuju Islam adalah keniscayaan bukan mimpi kosong.

“Perubahan menuju Islam adalah keniscayaan bukan mimpi kosong,” ungkapnya dalam Kabar Petang: Idul Fitri dan Keniscayaan Perubahan ke Arah Islam, melalui kanal Youtube Khilafah News Channel, Sabtu (22/4/2023).

Menurutnya, ada dua aspek yang menegaskan keniscayaan perubahan ke arah Islam, yakni aspek keyakinan dan aspek jaminan kemenangan dari Allah Swt.

"Aspek yang pertama, adalah aspek keyakinan. Berdasarkan QS. Ash Shaff ayat 8, saya yakin 100% bahwasanya agama Islam akan terus melestari, dan aspek kedua yakni kemenangan itu juga dijamin oleh Allah Swt, didasarkan QS. Al-Anfal Ayat 36,” jelasnya.

Ia mengungkapkan bahwa tataran ikhtiar sebagai kontribusi umat Islam dalam mewujudkan kemenangan Islam menuju pelaksanaan Islam yang kaffah adalah dengan jalan dakwah. “Jalan dakwah yang bersifat pemikiran, siyasi (politik), jamaian (jama’ah), laa madiyah (tanpa kekerasan),” ungkapnya.

Menurutnya, upaya perubahan itu diawali dari individu-individu yang tercerahkan dan ikhlas membentuk suatu jama’ah dakwah untuk membentuk ketakwaan negara.

“Dia bergerak di tengah-tengah masyarakat sehingga membentuk suatu jama’ah dakwah kuat yang berpengaruh dalam memberikan nasehat dan penyuluhan-penyuluhan yang mencerahkan, bergerak di tengah-tengah masyarakat untuk terbentuknya ketakwaan negara dengan mencabut berbagai pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan Islam yakni sekulerisme kapitalisme dan sosialis komunis,” pungkasnya. [] Evi

Jumat, 16 Desember 2022

Pemuda Muslim Pemimpin Perubahan untuk Peradaban Cemerlang

Tinta Media - Pemuda muslim adalah tumpuan harapan untuk melakukan perubahan. Pemuda muslim mampu mengubah kondisi umat yang sangat jauh dari kata sejahtera, dan penuh dengan berbagai masalah, mulai dari masalah ekonomi, sosial, kesehatan, dan sistem pendidikan yang belum sepenuhnya mampu menghasilkan pemuda rujukan umat. 

Negeri ini butuh generasi muda yang mampu melakukan pengamatan yang mendalam terhadap akar masalah yang tengah terjadi di negeri ini. Nyatanya, hanya dengan mengganti pemimpin dan rezim, masalah tidak pernah terselesaikan. Pemimpin datang dan pergi silih berganti, tetapi sejahtera tak pernah kunjung terjadi.

Untuk menghasilkan pemuda negarawan, penggerak perubahan untuk peradaban Islam, dibutuh pemuda yang visioner, mampu membuat terobosan dan strategi yang mumpuni untuk menghadapi tantangan yang semakin berat, akibat sistem kapitalis sekuler.

Rasulullah saw. adalah teladan terbaik dalam mengubah peradaban jahiliyah menjadi peradaban Islam yang mulia. Beliau mencontohkan dengan aktivitas politik, membina para sahabat menjadi kader-kader dakwah Islam, kemudian menyebarkan kader dakwah tersebut untuk mengajarkan Islam kepada yang lain. Inilah contoh yang harus dilakukan pemuda muslim saat ini, yakni mengemban dakwah Islam melalui jalan politik.

Dalam Islam, aktivitas politik tidak terbatas pada masalah kekuasaan semata, melainkan meliputi pemeliharaan seluruh urusan umat di dalam maupun luar negeri, baik menyangkut aspek negara maupun umat. Penguasa bertindak secara langsung mengatur urusan umat, sedangkan umat bertindak sebagai pengawas dan mengoreksi pelaksanaannya.

Aktivitas politik riil yang seharusnya dilakukan pemuda muslim adalah dengan memahamkan dan mengedukasi umat, sehingga memiliki perspektif dan pemahaman Islam yang benar. Aktivitas politik ini harus dilakukan oleh kaum muslimin seluruhnya, termasuk para pemudanya. Hal ini karena melakukan aktivitas politik adalah kewajiban yang datang dari Allah Swt. dan Rasul-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah: 

“Siapa saja yang tidak memperhatikan kepentingan kaum muslimin, ia bukanlah termasuk di antara mereka. Siapa saja yang bangun pada pagi hari tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, ia bukanlah golongan mereka.” (HR Ath-Thabari).

Sosok pemuda muslim yang paham politik, pasti peduli dan bertanggung jawab akan nasib negara dan umat Islam di dunia. Mereka mencintai negara dan umat Islam dengan berusaha berjuang untuk menghilangkan bahaya yang mengancam, yakni sekularisme dan liberalisme. Hal ini karena melalui sekularisme, agama Islam dijauhkan dari pengaturan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Sejarah telah membuktikan peradaban Islam diusung oleh pemuda. Sirah Rasullullah saw. menggambarkan kelompok dakwah yang diisi oleh pemuda. Bahkan, keberhasilan dakwah di Madinah juga di tangan pemuda, yaitu Mush’ab bin Umair dan Sa’ad bin Mu’adz.

Pemuda  muslim yang kuat tidak tertipu dan terjebak dengan arus liberalisasi dan moderasi. Hal ini karena tidak ada harapan kebaikan yang diperoleh dari arus tersebut. Karena itu, sudah saatnya pemuda muslim memperkokoh visi masa depan ke arah Islam, mencari peluang untuk mendekatkan gambaran khilafah yang juga pernah mendunia.

Pemuda muslim harus mempunyai idealisme yang kokoh, ikhlas berjuang untuk mengembalikan peradaban Islam yang cemerlang. Pemuda muslim harus bisa menjadi aktivis partai pengusung peradaban Islam yang mendunia. Ini sebagaimana bisarah Rasulullah yang memberikan gambaran bahwa akan ada fase tegaknya khilafah ‘ala minhaj nubuwah. Wallahu’alam bishaab.[]

Oleh: Isty Da’iyah 
Analis Mutiara Umat Institute

Senin, 28 November 2022

Perubahan Menuju Kehidupan Islam

Tinta Media - Kehidupan di dalam sistem
kapitalisme sangat sulit dan sempit. Kesempitan dan kesulitan hidup ini terjadi pada semua aspek, baik ekonomi, politik, sosial, budaya, pergaulan, peribadahan, bahkan keamanan masyarakat pun sering terancam.

Ekonomi yang berbasis ribawi dan dijalankan dengan fiat money, telah menyebabkan gelembung ekonomi yang bisa meletus kapan saja. Para politisi yang menggunakan cara-cara kotor telah membuat kebijakan yang hanya menguntungkan para pemodal, tanpa memikirkan rakyat yang telah memilih dan membelanya. 

Kehidupan sosial permisif telah merusak mental generasi muda yang seharusnya menjadi penerus kita. Premanisme merajalela, membuat kehidupan dan perdagangan yang kita lakukan berbiaya tinggi.

Semua ini membuat kita merenung dan berpikir, apakah hal ini akan terus terjadi? Lalu bagaimana caranya agar kita bisa mengubahnya? 

Berbagai pendapat para ahli tentang konsep perubahan berseliweran di media sosial. Kebanyakan menawarkan perubahan yang mudah dan menyenangkan hati. Berbagai macam training, pelatihan, bahkan kampanye mengajak kita untuk bangkit dari kubangan masalah kehidupan. Namun demikian, apakah semua itu bisa membangkitkan?

Bangkit adalah berubah sesuai dengan tuntunan syari'at. Ketika tujuan kita berubah hanya sekadar untuk memenuhi tuntutan perut dan perasaan semata, maka sejatinya kita tidak sedang berubah ke arah yang mulia. Bahkan, ketika berusaha berubah tanpa tuntunan syari'ah, sebenarnya kita tidak sedang bangkit, tetapi sedang menuju keterpurukan berikutnya. Perubahan jenis ini tidak akan pernah membawa kita pada kebahagiaan, tetapi pasti berujung pada kehinaan dan kesengsaraan.

Contohnya adalah ketika sadar bahwa kondisi miskin itu buruk, lalu kita ingin mengubah kondisi tersebut menjadi lebih baik,  maka perubahan ini sebenarnya vadalah keterpurukan apabila dilakukan dengan cara yang tidak tepat, seperti korupsi, mencuri, atau menipu orang

Ketika sadar bahwa kondisi sendirian itu buruk, lalu kita menginginkan pasangan hidup, tetapi cara mengubahnya adalah dengan kumpul kebo maupun perzinaan, maka perubahan ini akan membawa pada kehinaan.

Ketika kita lalai dari ketaatan dan ingin mengubahnya, tetapi dengan cara membuat ritus ritual sendiri untuk mendekat diri kepada Tuhan, maka ini akan berujung pada kemurkaan Allah Swt, Tuhan Seru Sekalian Alam.

Oleh karena itu, dalam melakukan perubahan, kita harus mengetahui tujuan mendasar dari perubahan tersebut. Ketika tujuan hidup adalah rida Allah Swt., maka kita akan melakukan perubahan hanya dengan cara yang dibenarkan. Artinya, halal atau haram kita jadikan standar dalam melakukan perubahan tersebut. 

Tidak hanya sekadar memuaskan kebutuhan dan perasaan saja, tetapi pahala atau siksa harus selalu kita pertimbangkan. Jangan sampai menurut kita kondisi telah berubah menjadi lebih baik, tetapi Allah Swt. justru murka kepada kita.

Untuk mengubah kondisi sosial yang ada, maka harus ada perubahan personal dengan cara membangkitkan pemikiran dan menyatukan perasaan secara integral. Inilah yang disebut dengan dakwah atau amar makruf nahi mungkar. Karena dengan berubahnya persepsi manusia terhadap kehidupan yang dilanjutkan dengan bersatunya standar senang dan benci secara Islami, maka umat Islam akan menginginkan perubahan menuju kehidupan Islam. Perubahan inilah yang disebut kebangkitan.

Perubahan sejati adalah sebuah perubahan yang berujung pada kemuliaan, dan inilah yang disebut kebangkitan. Kebangkitan itu hanya bisa kita lakukan dengan dakwah sesuai metode dakwah Rasulullah saw. Oleh karena itu, upaya umat Islam dalam perubahan sosial tidak boleh terkotori oleh konsep dan pemikiran selain Islam yang hanya akan mengubah manusia secara parsial tanpa adanya perbedaan yang signifikan.

Dengan dakwah yang dilakukan secara terukur, terstruktur, dan terkoordinir dengan baik, maka kebangkitan Islam adalah sebuah keniscayaan.

Dakwah itu bukan sekadar seberapa cepat kita bergerak, tetapi tentang seberapa tepat kita memilih langkah dan gerak. Wallahu a'lam bishshawab.

Oleh: Trisyuono Donapaste
Sahabat Tinta Media

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab