Tinta Media: Perselingkuhan
Tampilkan postingan dengan label Perselingkuhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perselingkuhan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 15 Juni 2023

Islam Menutup Pintu Perselingkuhan

Tinta Media - Indonesia 'berprestasi' menjadi negara paling tinggi nomor 2 se Asia dalam perselingkuhan. Hasil survey Just Dating menunjukkan 40 persen laki-laki dan perempuan yang disurvey mengaku pernah berkhianat kepada pasangannya. Padahal, Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia.

Perselingkuhan meskipun angkanya tinggi, tetap saja melawan norma agama dan masyarakat. Tidak bisa kita menilainya sebagai hal yang lumrah terjadi dalam pernikahan.

Meskipun muncul kata mutiara "Selingkuh itu indah", istri atau suami yang dikhianati oleh pasangannya pasti sakit hati. Keluarga akan hancur, anak-anak pun menjadi korban.

Kehidupan Sekular Pangkal Perselingkuhan 

Berita perselingkuhan di sosial media muncul hampir tiap hari. Artis, pejabat, atau public figure lainnya yang melakukan. Macam-macam modusnya. Ada yang tiba-tiba menghilang, ternyata pergi dengan selingkuhan. Ada yang merasa bosan dengan pasangan sahnya. Ada yang karena mengunjungi teman yang sakit di hotel, dan beragam alasan lain.

Seperti virus, perselingkuhan adalah penyakit yang mudah menular dan bisa terjadi di mana pun, kepada siapa pun di sistem kehidupan sekuler. Karena di sistem yang memisahkan kehidupan dunia dengan aturan agama, semua hal dibebaskan, termasuk kebebasan dalam bertingkah laku, berhubungan seksual dengan yang bukan pasangan resminya. 

Membasmi virus perselingkuhan tidak akan pernah bisa terjadi di sistem ini. Di dalam kehidupan sekuler, tidak ada keterikatan dan ketaatan kepada syariat Allah Swt. Bercampur-baur (ikhtilat) dan berduaan (berkhalwat) antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram menjadi hal lumrah. Maka, sering kita dengar, si Anu berselingkuh dengan teman SMP-nya setelah reunian, atau si Itu berselingkuh dengan teman sekantornya.

Kehidupan sekuler yang kapitalis meniscayakan manusia hanya sibuk mencari materi. Sama-sama sibuk bekerja, waktu bertemu dan berkomunikasi sangat terbatas, akhirnya suami lebih nyaman berkomunikasi dengan teman perempuan sekantor, atau sebaliknya. Keluarga pun menjadi rapuh.

Media juga semakin memperkuat perselingkuhan. Film atau sinetron selalu tentang selingkuh yang mengedukasi masyarakat tanpa sadar membenarkan selingkuh. Tak ada ketegasan dari negara untuk menghentikannya. Meskipun masyarakat resah dengan fenomena ini, tetap saja selingkuh berjalan dengan tenang. Tidak ada jerat pidana yang bisa menjerakan para pelaku selingkuh, betapa pun marah pasangan yang dikhianati.

Islam Mencegah Perselingkuhan 

Syariat Islam diturunkan oleh Allah untuk mengatur hidup manusia. Untuk menyalurkan naluri seksualnya, Islam memberi jalan pernikahan, jalan mulia dan menentramkan.

Islam menutup rapat jalan menuju zina yang sekarang sedang tren bernama selingkuh. Kehidupan perempuan dan laki-laki adalah kehidupan yang terpisah. Keduanya bisa bertemu bila ada kepentingan dalam rangka saling membantu dalam kebaikan. Tak ada _kongkow-kongkow_ laki laki dan perempuan yang bukan mahram dengan alasan apa
pun, apalagi berkhalwat. 

Dalam hadis, Rasulullah Muhammad saw. dengan tegas menyampaikan bila laki-laki dan perempuan berkhalwat, maka yang ketiga adalah setan, dan setan akan senantiasa menyesatkan manusia.

Seorang muslim wajib taat dan terikat syariat karena kesadarannya sebagai hamba Allah Swt. Masyarakat dalam kehidupan Islam adalah masyarakat yang tidak pernah rida terhadap kemaksiatan sekecil apa pun. Amar makruf nahi Munkar menjadi aktivitas utamanya. Jadi, penjagaan terhadap hukum syara' terus berjalan di tengah-tengah mereka.

Pihak yang paling menentukan semua kondisi di atas adalah negara. Dengan menerapkan Islam secara kaffah. Negara akan menjalankan pendidikan Islam yang membentuk pribadi yang taat. Negara juga menjalankan sistem ekonomi Islam yang menyejahterakan keluarga, sehingga terbangun komunikasi yang baik antara suami istri tanpa tekanan pekerjaan. Ada sistem peradilan Islam yang akan menjadi faktor preventif juga kuratif agar tidak terjadi zina.

Maka, tidak ada yang namanya selingkuh itu indah dalam Islam. Yang indah adalah bersahabat penuh kasih sayang dengan pasangan sah, bukan hanya di dunia, tetapi hingga di akhirat nanti.

Oleh: Khamsiyatil Fajriyah
Sahabat Tinta Media

Senin, 27 Februari 2023

Aturan Islam Dikebiri, Perselingkuhan Semakin Tak Terkendali

Tinta Media - Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Akan tetapi, siapa sangka, dengan penduduk yang mayoritas muslim ini, Indonesia menduduki peringkat kedua di Asia dengan kasus perselingkuhan terbanyak. 

Dikutip dari Popmama.Com, banyak pasangan di Indonesia yang memilih selingkuh. Hasil survei yang ditulis oleh Just Dating ini menunjukkan bahwa 40% pria dan wanita di Indonesia mengaku pernah selingkuh dan mengkhianati pasangannya. Dari persentasi tersebut Indonesia menduduki peringkat kedua. Peringkat pertama diduduki oleh Thailand dengan hasil survei 50%, ementara di Taiwan dan Singapura hanya 30%. Sedangkan Malaysia mendapat predikat negara dengan penduduk paling setia karena hanya 20% masyarakat yang mengaku pernah berselingkuh.(18-02-2023)

Dalam survei aplikasi just Dating juga ditemukan bahwa fakta perempuan di Indonesia lebih banyak melakukan perselingkuhan dibandingkan dengan laki-laki. 

Perselingkuhan dalam ikatan pernikahan adalah bentuk nusyuz yang dilarang dalam Islam. Nusyuz merupakan bentuk perbuatan meninggalkan kewajiban, baik sebagai suami maupun istri. Lebih dari itu, perselingkuhan adalah tanda pengkhianatan terhadap suami atau istri. 

Tanda terjadinya perselingkuhan yaitu saat hadirnya pihak ketiga, baik pria mau wanita, yang merusak kehidupan pasangan suami istri. 

Terjadinya perselingkuhan menunjukkan lemahnya ikatan pernikahan dalam keluarga. Banyak sekali penyebabnya. kan tetapi, tidak bisa dimungkiri bahwa faktor ketertarikan secara fisik dan mencari kesenangan adalah hal yang menonjol. Hal seperti ini wajar dijumpai dalam sistem sekuler kapitalis saat ini karena asas manfaat dan kesenangan semata yang menjadi tujuan utama. 

Dengan lemahnya keimanan, selingkuh dianggap sebagai salah satu solusi persoalan dan menjadikannya sebagai pilihan. 
Bebasnya sistem pergaulan, rusaknya sistem pendidikan, bebasnya dalam bersosial media dan lain sebagainya yang dilandasi dengan sekularisme (kebebasan) ini memudahkan terjadinya perselingkuhan. 

Beda halnya dengan Islam. Islam menjadikan sebuah pernikahan sebagai ibadah, bahkan menjadikan pernikahan ini sebagai perjanjian kuat dihadapan Allah Swt. Oleh karena itu, pernikahan bukan sekadar untuk meraih kesenangan semata, tetapi ada tujuan mulia lainnya yang harus dijaga agar kehidupan masyarakat tetap dalam kemuliaan Islam. 
 
Selain itu, Islam bukan hanya menjadikan keberlangsungan pernikahan wajib dijaga oleh pasangan suami istri saja, tetapi wajib dijaga oleh masyarakat juga. Bahkan, Islam mewajibkan negara untuk ikut menjaga ikatan pernikahan dengan berbagai hukum atau aturan yang diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, misalnya sistem sosial, sistem pendidikan, sistem ekonomi, sistem kesehatan, dan sebagainya. 

Ini karena standar kebahagiaan seorang muslim adalah tatkala dia mendapatkan rida Allah Swt, bukan hanya materi, asas manfaat, dan kesenangan semata saja. Maka dari itu, hanya sistem Islamlah yang mampu secara hakiki melindungi keutuhan rumah tangga. Oleh sebab itu, marilah kita bersama-sama memperjuangkan agar aturan Allah ini tegak di muka bumi. 

Wallahu a’lam bi ash-shawab.

Oleh: Wanti ummu Nazba 
Muslimah Peduli Umat 

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab