Tinta Media: Perisai
Tampilkan postingan dengan label Perisai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perisai. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 Maret 2024

100 Tahun Tanpa Khilafah, LBH Pelita Umat: Umat bagai Anak Ayam Kehilangan Induk dan Tak Punya Rumah



Tinta Media -- Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pelita Umat Chandra Purnama Irawan, S.H., M.H., mengatakan, 100 tahun dunia tanpa khilafah, umat seperti anak ayam kehilangan induk dan tidak punya rumah pula. 

"Kini telah 100 tahun dunia tanpa khilafah, khalifah itu adalah perisai, pelindung. Maka begitu khalifah itu tidak ada, umat seperti anak ayam kehilangan induk dan tak punya rumah pula," tuturnya dalam Instagram pribadinya @chandrapurnairawan, Senin (4/3/2024). 

Ia menjelaskan, sejak khilafah Islam runtuh tahun 1924 di Turki, wilayah Khilafah Utsmani dibagi-bagi atau dipecah dengan berdirinya negara bangsa (nation state). 

"Pasca runtuh, Inggris dan Prancis membagi wilayah Khilafah Utsmaniyah/Ottoman di wilayah Arab. Prancis mendapat wilayah jajahan Suriah dan Lebanon, sedangkan Inggris memperoleh wilayah jajahan Irak dan Yordania," ungkapnya. 

"Sementara itu, Palestina dijadikan status wilayahnya sebagai wilayah internasional. Dan peristiwa sejarah Deklarasi Balfour pada 1917. Perjanjian ini menjanjikan sebuah negara Yahudi di tanah Palestina," sambungnya. 

Kemudian Ia mengatakan, saat ini Barat senantiasa menciptakan ketidakstabilan di wilayah Timur Tengah di antaranya menciptakan konflik di Suriah, Sudan dan Yaman, melakukan invasi militer di Afghanistan dan Irak serta menanamkan kaki tangan mereka. "Tujuannya adalah agar timur tengah tidak bersatu dan disibukkan oleh urusan domestik dalam negeri," ungkapnya. 

Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), urusan pengungsi UNHCR yang dirilis tanggal 14/06/2023 jumlah pengungsi di seluruh dunia menembus rekor 110 juta orang. 

"Mayoritas pengungsi tersebut dari negeri-negeri Muslim. Para pengungsi tersebut terancam kehilangan kewarganegaraan yang berdampak kehilangan masa depan dan kehidupan yang tidak pasti. Ada yang terkatung-katung di laut tanpa perbekalan yang memadai bisa menghadapi kematian jika tidak ada tindakan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang putus asa tersebut," paparnya. 

"Kondisi ini tidak pernah terjadi ketika negeri-negeri muslim dipersatukan dalam Khilafah, siapa pun bebas berpindah tempat dari satu wilayah ke wilayah, dari satu daratan ke daratan lain tanpa harus ditanya kebangsaan, paspor dan visa," pungkasnya.[] Alfia Purwanti

Kamis, 23 November 2023

Ulama Yordania: Tentara Itu Perisai yang Membentengi Umat


 
Tinta Media - Ulama Yordania Syaikh Sa'id Ridwan mengatakan bahwa tentara itu perisai yang membentengi umat.
 
“Sebenarnya tentara itu adalah putra-putra umat. Mereka adalah perisai yang membentengi umat. Mereka itu diadakan untuk menjaga keamanan umat dan menangkal bahaya darinya. Jadi, inilah peran sebenarnya bagi tentara,”  ungkapnya dalam video: Perhatian! Ucapan Syaikh ini Bikin Shock Tentara di Negeri Muslim, melalui  kanal Youtube Khilafah Channel Reborn, Jumat (17/11/2023).
 
Ia melanjutkan, tugas yang dipikul tentara ini adalah tugas yang sangat besar, terutama tugas para pemimpin faksi yang ada di tengah umat.
 
“Tentang masalah ini saya tidak ada rasa frustasi atau putus asa. Siapa yang membunuh Anwar Sadat? Tidakkah ia seorang tentara yang dibesarkan di pangkuan Fir'aun? Siapa yang melakukan aksi menerobos perbatasan dan membunuh orang-orang Yahudi? Bukankah dia juga seorang prajurit dari tentara Mesir? Siapa yang melakukan insiden baru-baru ini, juga yang membunuh orang-orang Yahudi? Bukankah juga seorang prajurit?” tanyanya retoris.
 
Ia kemudian mengutip perkataan prajurit, "Sungguh kita harus memainkan peran yang dipercayakan kepada kita.”

"Ini yang membuat ketakutan hebat pada mereka. Ketakutan akan pengaruh apapun dalam tentara," pungkasnya. []Langgeng Hidayat
 

Selasa, 26 April 2022

Puasa adalah Perisai


Tinta Media  - Rasulullah bersabda :

Puasa itu adalah perisai. Dan jika telah tiba hari berpuasa siapapun dari kalian, maka hendaklah ia tidak melakukan rofats, tidak melakukan sakhob. Dan jika ada seseorang yg mencacinya hendaklah ia berkata : Aku sedang berpuasa. (HR. Bukhari-Muslim)

Dalam hadits ini Rasulullah saw menjelaskan hakikat Puasa, yaitu perisai atau benteng. Maksudnya Puasa adalah benteng dari maksiat, benteng dari dosa.  Itulah hakikat Puasa. Puasa bukan sekedar menahan dari makan, minum dan syahwat. Puasa adalah benteng kita dari maksiat. Baik maksiat hati, maksiat lisan, maksiat mata, maksiat telinga, maupun maksiat seluruh anggota badan.

Maksiat adalah lawan dari taat, atau bisa juga dimaknai dosa dan segala bentuk penyimpangan dari perinta Allah. Maksiat kepada Allah artinya menentang perintah Allah dengan meninggalkan perintah dan menjalankan larangan Allah SWT.  Maksiat terbesar dalam hidup ini adalah menentang aturan Allah SWT . Menolak syariat Allah SWT.

Dengan demikian orang yang berpuasa akan selalu tunduk patuh kepada Allah SWT, akan selalu taat kepada Allah SWT secara mutlak,  menjalankan hukum-hukum-hukum-Nya.

Dalam hadits tersebut Rasulullah SAW menjelaskan contoh konsekuensi dari puasa sebagai perisai.

Pertama: Falaa Yarfuts. Janganlah ia melakukan Rofats. Apa itu Rofats?. Rofats adalah mengatakan kata-kata kotor dan melakukan perbuatan kotor, termasuk di dalamnya kata-kata dan perbuatan jorok dan seronok.  Orang yang berpuasa akan selalu menjaga kesucian lisan dan perbuatannya, sehingga terhindar dari perkataan dan perbuatan kotor, jorok, nista dan dosa. Dari mulut dan anggota tubuh orang yang berpuasa akan keluar ucapan dan prilaku yang baik dan indah.

Kedua, wala yashkhob, artinya janganlah ia berteriak-teriak ketika berpuasa. Maksudnya jangan bertengkar dan berselisih sehingga berteriak mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas.

Orang yang berpuasa hakikatnya sedang belajar mengendalikan diri, menahan diri dari perselisihan. Sehingga berpuasa sejatinya melahirkan kedamaian, ketenangan dan ketentraman dalam hubungan sosial.

Kalau hari ini kita melihat ada kejadian dan perselisihan dalam kehidupan publik, atau di antara para politisi misalnya, padahal mereka sedang berpuasa, itu berarti puasanya belum sampai pada hakikat. Puasanya masih kulit belum sampai pada inti dari puasa, yaitu tidak menyebar perselisihan,kegaduhan dan provokasi di antara sesama.

Ketiga, jika ada orang yang mencaci, memaki dan memancing emosi, Rasulullah memerintahkan orang yang berpuasa untuk mengatakan : “Aku sedang berpuasa”.

Maksudnya orang yang berpuasa akan selalu menahan diri dari mengumbar emosi, dia akan bersabar untuk tidak membalas siapa saja yang menyakiti, dia akan bersabar menahan amarah. Puasa akan membentengi kita dari bersikap rekatif tanpa berpikir. Puasa adalah latihan menahan emosi dan mengendalikan diri. Dengan begitu orang yang berpuasa pada hakikatnya sedang ditraining untuk menjadi manusia hebat dan kuat.

Rasulullah SAW bersabda : Orang kuat (baca; gagah perkasa) bukanlah dengan mengalahkan musuh saat bertarung. Melainkan orang yang mampu menguasai dirinya saat ,marah. (HR. Bukhari-Muslim)

Sungguh indah jika kita bisa merealisasikan prinsif agung dari puasa ini. Kehidupan kita akan bersih dari kegaduhan,perselisihan karena hawa nafsu dan kepentingan dunia. Kehidupan akan dihiasi dengan ketaatan yang melahirkan kedamaian dan kententraman.

Dari perespektif ini puasa adalah salah satu wasilah melahirkan kehidupan yang diidamkan oleh semua orang. Masyarakat yang berpuasa akan mengiasi segala interaksinya dengan taat, tunduk dan patuh pada hukum Allah, jauh dari kegaduhan, perselisihan, pertengkaran dan perpecahan. Dari pribadi-prbadi yang bertaqwa ini akan lahirlah ketakwaan yang bukan sekedar ketakwaan individu tapi juga ketakwaan komunal, ketakwaan kolektif. Ketakwaan kolektif yang mewujud dalam ketundukan bersama pada wahyu menjauhi tuntuntan nafsu.

Akhirnya apa yang Allah tuturkan dalam al-Qur’an tentang penduduk yang bertakwa yang penuh dengan keberkahan -pun Insya Allah menjadi kenyataan. 

Allah berfirman : Andaikata penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, maka kami pasti akan membukakan kepada mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. QS. Al-A’raf : 96.

Ya Allah jadikan puasa kami menjadi perisai dari maksiat dan dosa, sehingga kehidupan kami dipenuhi dengan ketaatan pada Syariat-Mu yang agung.

Oleh: H Yasin Muthohar
Mudir Ma’had Al-Abqary Serang Banten
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab