Perintah Allah Agar Kita Berpikir
“Pilih yang mudharatnya paling sedikit”
Tinta Media - Kalimat di atas sering kali muncul ketika menjelang Pemilihan Umum, baik DPR, Kepala Daerah sampai dengan Pemilihan Presiden.
Lalu muncul kekhawatiran selanjutnya apabila orang tidak memilih yang mudharatnya paling sedikit, maka yang mudharatnya banyak yang akan ⁴mudharat nya sedikit atau tidak memilih dan kemungkinan besar kita akan di pimpin oleh orang yang mudharat nya besar.
Kita sebagai manusia yang memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan, tentu memiliki kebebasan pula dalam hal berpikir. Sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an yang berbunyi:
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,” (QS Ali Imran: 190).
Allah sudah memerintahkan kepada kita agar kita menggunakan akal untuk berpikir, karena dengan berpikir maka akan timbul pemahaman dalam diri manusia, setelah memiliki pemahaman manusia tersebut akan mengambil langkah sesuai pemahamannya.
Lalu bagaimana ketika kita menghadapi fenomena di atas? Kita sebagai umat Islam tentu harus menyandarkan pemikiran kita kepada Islam, karena kita yakini bahwa Islam itu agama yang akan menjaga kita di dunia dan di akhirat kelak.
Islam dengan kesempurnaan nya sudah membuat aturan ( syariat islam ) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT dalam perkara Aqidah dan Ibadah, hubungan manusia dengan dirinya sendiri berupa makanan, minuman, pakaian dan akhlak , serta hubungan Manusia dengan Manusia lainnya berupa Sistem Pemerintahan , Sistem Ekonomi, Sistem Sosial, Sistem Uqubat ( Persangsian ), Politik Pendidikan, dan Politik Luar Negeri.
Rasulullah SAW telah berpesan kepada kita agar kita berpegang kepada dua pusaka peninggalan beliau yang apabila kita berpegang pada dua pusaka tersebut kita akan selamat dunia dan akhirat, pusaka tersebut Al-Qur’an dan Hadis.
Rasulullah telah mencontohkan bagaimana menjalankan roda pemerintahan ketika beliau mendirikan Daulah Islamiah yang pertama di Madinah, yang di lanjutkan oleh para khalifah setelah sampai ke Khalifahan Utsmaniyah.
Bagaimana kemajuan di semua aspek di rasakan, mulai dari ilmu pengetahuan sampai kekuatan pasukan negara It sangat di perhitungkan.
Bahkan ada pernyataan dari seorang Mark Zuckerberg pemilik Facebook beliau menyampaikan “Saya heran ada orang-orang yang terlalu mengidolakan saya, padahal saya sangat mengidolakan ilmuwan Muslim Al-Khawarizmi karena tanpa Algoritma dan Aljabar, maka jangan pernah bermimpi ada Facebook, Whats App, BBM, Line, games bahkan komputer,”
Tentu perkataan di atas lebih kepada memotivasi kita sebagai umat muslim agar lebih meningkatkan taraf berpikir lebih tinggi lagi. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh para ilmuwan ilmuwan muslim terdahulu.
Lalu, bagaimana agar kita tidak memilih pemimpin yang masih ada mudharat nya. Maka yang pertama harus di pikirkan adalah apakah Allah dan Rasul nya tidak memberikan atau mencontohkan cara dalam mengurusi urusan umat ini?
Dalam hal ini Allah SWT telah memberikan kemudahan untuk kita semua, karena Allah SWT telah mengutus Rasulullah SAW sebagai suri teladan yang harus kita jadikan contoh. Baik dalam kehidupan beliau yang berhubungan dengan Aqidah dan Ibadah, kehidupan beliau dalam hal hubungan dengan diri beliau sendiri, serta hubungan dengan sesama manusia yang mana termasuk di dalamnya ketika beliau menjadi seorang Rasul sekaligus Pemimpin sebuah Negara.
Wallahua’lam bisawab
Oleh: Rizal Rosadi
Sahabat Tinta Media