Ustadz Labib: Peraturan yang Tidak Berdasar Al-Qur’an pasti Kontradiksi dan Inkonsisten
Tinta Media - Menanggapi negara yang makin irasional dalam membuat berbagai kebijakan-kebijakan, KH. Rokhmat S. Labib menyampaikan bahwa memang aturan-aturan yang datangnya bukan dari Al-Qur’an sudah pasti akan muncul kontradiksi.
"Apapun pemikiran yang datangnya bukan dari Allah apapun, macamnya pasti akan memunculkan kontradiksi. Maka peraturan perundang-undangan yang tidak berdasarkan Al-Qur’an, tidak berdasarkan Islam itu pasti akan terjadi kontradiksi dan inkonsisten," ujarnya dalam acara Islamic Digest "Irasionalitas Negara Makin Merajalela, Kenapa?" di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn, Ahad (26/3/2023).
Karena menurutnya, ciri pemikiran yang rasional itu adalah ketika tidak ada kontradiksi atau bertentangan satu dengan yang lain.
"Ciri yang menonjol dari sebuah ide pemikiran yang rasional adalah tidak ada kontradiksi atau tidak bertentangan satu dengan yang lain," ujarnya.
Mengutip dari Al-Qur'an, Ustadz Labib menjelaskan bahwa jika pada sesuatu ide atau pemikiran itu terdapat kontradiksi maka pasti ada yang salah. "Saya ambil contoh dari An Nisa ayat 82, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَوْ كَا نَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللّٰهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلَا فًا كَثِيْرًا
'Sekiranya (Al-Qur'an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.' sebab jika ada kontradiksi didalamnya maka pasti ada yang salah," bebernya.
Ia menjelaskan bahwa larangan buka bersama yang alasannya Covid-19 adalah sebuah kontradiksi karena konser yang dinilai potensi penularannya lebih tinggi tidak dilarang.
"Ketika konser tidak dilarang maka ini adalah kontradiksi antara satu (peraturan) dengan yang lain," lanjutnya.
Menurutnya, ini adalah bukti peraturan tersebut tidak rasional, tidak masuk akal dan tentu saja tidak benar.
"Jika itu (peraturan) kontradiksi satu dengan yang lain, maka inilah yang disebut tidak rasional, tidak masuk akal dan pasti tidak benar," tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa sangat penting untuk membedakan cara berpikir yang benar dan yang salah karena pemikiran akan mempengaruhi tindakan apalagi dalam urusan bernegara.
"Ini penting sekali untuk membedakan cara berpikir yang benar, karena kalau cara berpikir nya salah maka akan menghasilkan tidakan yang salah. Maka bahaya sekali ketika ini terjadi pada penguasa karena rusaknya umat itu karena rusaknya mulut (kebijakan) penguasa," pungkasnya.[] Ikhsan Rivaldi