Tinta Media: Perang Dunia
Tampilkan postingan dengan label Perang Dunia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perang Dunia. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 Agustus 2024

Pakar: Zionis Memiliki Andil Besar dalam Terjadinya Perang Dunia


Tinta Media - 
Pakar Hukum Pidana Dr. H. Abdul Chair Ramadhan, S.H., M.H. menegaskan zionis memiliki andil besar dalam terjadinya perang dunia.

"Tidak dapat dilupakan, Zionis memiliki andil besar dalam terjadinya perang dunia," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tinta Media, Selasa (6/8/2024).

Sejarah mencatat, lanjutnya, di balik kejatuhan Ottoman Turki, Perang Dunia I dan Perang Dunia II adalah hasil propaganda dan konspirasi Zionis. Ketika mereka (zionis) telah membentuk negara (Israel), segera itu pula terlibat dalam banyak perang dengan negara Arab dan itu tidak dapat dilepaskan dengan penguasaan atas Palestina.

"Para ahli meramalkan terjadinya Perang Dunia III adalah juga disulut oleh Israel. Kondisi ketegangan Israel dengan Iran terkait isu pengembangan nuklir Iran dan agresi militer Israel atas Palestina, termasuk tewasnya Ismail Haniyeh akan menjurus terjadinya Perang Dunia III. Terkait dengan hal ini, William T. Still (1990: 127) memberikan pendapatnya bahwa terjadinya Perang Dunia III akan dilakukan di Timur Tengah antara umat Islam dan Yahudi Khazar, dan akan menyebabkan perang Armageddon," ungkapnya.

Bahkan, tuturnya, Mantan Presiden Seminari Teologia Dallas mengatakan bahwa Armageddon adalah pertempuran akhir habis-habisan sebagai puncak pertikaian di dunia, yang berpusat di Timur Tengah. Armageddon diyakini sama dengan Al-Malhamah Al-Kubro.

"Terjadinya perang tersebut menunjuk pada lokasi yang sama yakni Megiddo, suatu kota penting pada masa Palestina kuno," jelasnya.

Adapun tahapan penaklukan dunia melalui tiga Perang Dunia oleh Illuminati ujarnya, yang mengutip dari yang disampaikan oleh Jan van Helsing (1995: 125). Pada Perang Dunia I untuk menaklukan kekaisaran Rusia di bawah Illuminati Bavarian dan untuk ekspansi misinya ke seluruh dunia. Turun Tahtanya Nicholas II tanggal 15 Maret 1917 - yang sebelumnya terjadi Revolusi Rusia - menandai jatuhnya kekaisaran Rusia. Penggerak terjadinya Revolusi Rusia adalah Illuminati.

"Pada Perang Dunia II, harus menghasilkan perluasan pengaruh Komunisme Rusia dan termasuk pendirian negara Israel di Palestina. Pada Perang Dunia III diproyeksikan terjadinya konflik antara Israel dengan bangsa-bangsa Arab hingga terjadinya perang Armageddon. Di sini, isu terorisme menjadi daya utama dan dengannya setiap perlawanan kepada Israel selalu dilabeli dengan predikat terorisme. Predikat itulah yang disematkan pada Hamas dan yang lainnya guna alasan dan pledoi Israel," tuturnya.

Bagi Zionis, bebernya, perang tidak dimaksudkan untuk mencapai semata-mata kemenangan, akan tetapi untuk terus dilanjutkan sampai datangnya ‘juru selamat mereka’, tiada lain adalah dajjal.

"Jika Nabi Isa AS yang akan mengeksekusi Dajjal ditangguhkan kematiannya, maka Dajjal ditangguhkan kemunculannya. Musuh utama umat Islam kelak di akhir zaman itu sejatinya saat ini telah ada," pungkasnya. [] Setiyawan Dwi.

Selasa, 19 Desember 2023

Senjata Nuklir Picu PD lll? Ini Penjelasannya.....

Tinta Media - Menyoroti kemungkinan terjadinya perang dunia ketiga (PD lll) karena banyaknya negara besar yang memiliki persenjataan nuklir, Analis dari Geopolitical Institute Dr. Hasbi Aswar menilai, senjata nuklir itu hanya untuk menakut-nakuti saja.

“Itu hanya untuk menakut-nakuti saja. Negara-negara pemilik senjata nuklir tidak akan berani semudah itu menembakkan nuklir, karena nuklir itu tidak hanya membunuh pihak musuh tapi juga dia membunuh diri sendiri,” ungkapnya di Kabar Petang: Biden Nyalakan Api Perang Dunia 3? Melalui kanal Youtube Khilafah News, Sabtu (16/12/2023).

Menurutnya, perang itu adalah aktivitas politik dengan cara lain untuk mendapatkan kepentingan politik.

“Kalau nuklir dipakai apalagi dalam skala besar misalnya, kita menyerang negara yang punya nuklir, mereka akan nyerang balik dan kehancurannya sama. Jadi kalau kehancurannya sama terus siapa yang diuntungkan? Sementara orang berperang itu ingin mendapatkan kepentingan mereka. Jadi, saya kira tidak akan sejauh itu,” ulasnya.

Perang, di mata Hasbi, merupakan salah satu opsi dalam mencapai kepentingan sebuah negara. Perang ini, lanjutnya, sudah terjadi sejak awal sejarah peradaban manusia terbentuk hingga hari ini.

“Yang jelas kalau kita lihat dalam sejarah perang-perang terdahulu, selama motifnya pragmatisme, motif materialisme, maka perang-perang itu tidak akan menghasilkan kebaikan buat umat manusia. Yang terjadi adalah penghancuran, penindasan, eksploitasi, penjajahan, dan seterusnya,” ungkapnya.

Dari perjalanan sejarah umat manusia, terangnya, perang yang sifatnya membebaskan itu hanya terjadi pada umat Islam. Ia berargumen, umat Islam berperang bukan untuk kepentingan yang sifatnya materialistik, duniawi, tapi kepentingan ukhrawi.

“Dalam perang apa pun, ada nilai spiritual untuk kebaikan umat manusia, sehingga ketika umat Islam melakukan aktivitas perang tidak akan melakukan tindakan sewenang-wenang,” yakinnya.

Ia mencontohkan kejadian sekarang, sikap pejuang Gaza dan sikap tentara Zionis ketika memperlakukan tawanan perang itu berbeda.

“Para mujahidin memperlakukan tawanan dengan sangat manusiawi, sementara tentara Zionis memperlakukan tawanan perang seperti binatang. Itu biasa buat mereka!” bandingnya.

Perlakuan beda itu terjadi, jelasnya, karena perbedaan motivasi. Zionis Yahudi dengan motivasi duniawi, sementara umat Islam dengan motivasi ukhrawi yang membuat selalu terikat kepada hukum-hukum syariah.

“Saya berharap sekali bahwa perang-perang yang akan terjadi di masa depan, adalah perang-perang yang dipimpin oleh kaum muslim agar dampak yang terjadi adalah dampak positif, sehingga terwujud eternal peace (kedamaian abadi),” pungkasnya.[] Irianti Aminatun

Rusia Memperingatkan Kemungkinan Pecah Perang Dunia lll, Analis: Itu Hanya Pernyataan Politik!

Tinta Media - Menanggapi peringatan Rusia kepada Amerika Serikat terkait kemungkinan pecah Perang Dunia lll, Analis dari Geopolitical Institute Dr. Hasbi Aswar, menilai peringatan itu hanya sebagai pernyataan politik.

“Itu harus kita pahami dalam konteks politik, bahwa pernyataan-pernyataan baik dari barat ketika merespons isu Rusia dalam konteks Ukraina, termasuk juga pernyataan Rusia dalam konteks merespons barat dalam isu invasi Isr4el ke P4lestin4 itu hanya pernyataan politik,” tuturnya di Kabar Petang: Biden Nyalakan Api Perang Dunia 3? Melalui kanal Youtube Khilafah News, Sabtu (16/12/2023).

Dengan kata lain, lanjutnya, Rusia dan Barat saling mempermalukan dan saling memberikan label (naming and shaming), saling berbalas pantun dalam menyikapi peristiwa yang terjadi.

Adapun kemungkinan pecahnya PD lll, Hasbi menganalisis, disebut perang dunia karena terjadi konflik bersenjata yang melibatkan banyak negara dan berdimensi lintas benua.

“Kenapa dikatakan perang dunia? Karena dampak dan aktor-aktor yang terlibat itu kan lintas benua sehingga layak dikatakan sebagai perang dunia,” jelasnya.

Oleh karena itu, menurutnya, perang yang terjadi di Gaza ataupun di Ukraina tidak akan memicu PD lll, karena tidak melibatkan banyak negara.

“Kondisi ekonomi yang buruk secara global, konflik internal baik di Amerika maupun Rusia, membuat tidak semudah itu mereka siap melakukan perang dunia,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun

Kamis, 24 Maret 2022

Zelensky Sebut Perang Dunia III Sudah Dimulai, Pengamat: Kecil Kemungkinannya

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1RkV4iwknPrdgOiluBarbw-4M1tbvjhx4

Tinta Media - Terkait dengan pernyataan Presiden Ukrania  Volodymyr  Zelensky bahwa Perang Dunia III sudah dimulai, Pengamat Hubungan Internasional Umar Syarifuddin mengatakan kemungkinannya kecil, negara-negara besar mungkin berpikir seribu kali sebelum melakukannya.

“Apa yang dikatakan oleh Presiden Ukraina Volodymyr  Zelensky Perang  Dunia III sudah dimulai sebagai propaganda saat posisinya semakin terdesak oleh serangan Rusia yang masif. Namun serangan Rusia masih berpeluang mengarah pada Perang Dunia III, seperti halnya Perang Dunia II setelah serangan Nazi Jerman di Cekoslowakia dan pendudukannya sepotong demi sepotong pada tahun 1939. Namun kemungkinan itu cukup kecil. Negara - negara besar mungkin berpikir seribu kali sebelum melakukannya,” tuturnya kepada Tinta Media, Selasa (22/3/2022).

Menurut Umar, era PD II terbentuk dua aliansi raksasa yang akhirnya menjadi penyebab Perang Dunia II, blok fasis dan blok sekutu. Blok fasis terdiri dari Jerman, Italia, dan Jepang (juga bersekutu dengan Rumania, Hongaria, Bulgaria, Slowakia, dan Kroasia). Sementara blok sekutu terdiri dari blok demokrasi dan komunis. Blok demokrasi berisi Prancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Republik Tiongkok (juga bersekutu dengan Australia, Afrika Selatan, Brasil, Belanda, Belgia, Cekoslowakia, Etiopia, Filipina, India, Kanada, Kuba, Luksemburg, Meksiko, Norwegia, Polandia, Selandia Baru, Yugoslavia, dan Yunani). Dan blok komunis berisi Uni Soviet, dan Mongolia.

“Saat itu Jerman menginvasi Polandia pada 1 September 1939. Dua minggu berikutnya, Uni Soviet mengikutinya. Penyebab Perang Dunia II ini dilihat sebagai titik utama di mana Perang Dunia II dimulai. Setelah serangan Jerman, Prancis dan Inggris keduanya menyatakan perang terhadap Jerman,” paparnya.

Lalu, lanjutnya,  bagaimana dengan situasi sekarang? Situasi politik sangat dinamis dan saat ini problemnya berbeda dengan menjelang PD II. Namun jika situasi semakin panas hingga terbentuk dua blok raksasa kembali, sementara masing - masing aliansi tidak menahan diri, maka kontraksi tak bisa dihindari, dan Perang Dunia mungkin pecah kembali. “Jika hal itu terjadi perang nuklir tak bisa dihindari, sebab senjata nuklir ada di negara-negara ini,” imbuhnya.

“Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak tertarik pada Perang Dunia III dengan Rusia terkait invasi Moskow yang tak kunjung berhenti di Ukraina. Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki menyatakan ‘Kami tidak tertarik masuk ke Perang Dunia III’,” tukasnya.

Meski demikian andai Perang Dunia III benar-benar  terjadi, Umar berharap, dunia Muslim harus bersatu untuk mencegah perang nuklir dan tidak berpihak pada Kapitalis Barat dan Kapitalis Timur serta menentang kepemimpinan mereka atas dunia.

“Dunia Muslim harus menjadi lebih kuat dan kokoh. Sejarah membuktikan bahwa tegaknya Khilafah Islamiyah dan munculnya kembali Imam al-A’zham (Pemimpin Agung) yakni Khalifah,  telah menyatukan  negeri-negeri Muslim di bawah kepemimpinan seorang khalifah,” bebernya.

Tegaknya khilafah, lanjutnya, akan memperkuat potensi dunia muslim di lebih dari 50 negara negara-negara, sehingga kedamaian, kebaikan, keutamaan dan keadilan akan tersebar luas. Penjagaan atas darah, kekayaan, kehormatan dan kemuliaan kaum Muslim akan senantiasa terwujud. Dengan itu, terputuslah siklus fitnah, kerusakan, dan ketidakstabilan yang disemai oleh imperialis dan antek-anteknya di negeri-negeri kaum Muslim.

“Allah SWT. memerintahkan kita untuk mempersiapkan kekuatan maksimal yang kita miliki untuk menggentarkan orang-orang yang memusuhi kita (QS al-Anfal [8]: 60). Jika musuh memiliki senjata nuklir maka mereka tidak akan merasa gentar berhadapan dengan Negara Islam, kecuali bila Negara Islam memiliki senjata nuklir pula,”tandasnya.

Umar menegaskan bahwa Islam melarang kaum Muslim menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir yang membolehkan negara lain memiliki senjata nuklir. Namun, Islam membolehkan penandatanganan perjanjian-perjanjian yang diarahkan untuk menghapuskan senjata nuklir. Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah berbuat madarat dan hal yang menimbulkan madarat."

“Itulah tugas yang diemban oleh sebuah negara yang seharusnya menaungi kaum Muslim. Negara yang berani berdiri tegak di hadapan negara-negara Barat dan Timur yang memiliki senjata nuklir. Negara yang mampu memaksakan pemboikotan terhadap negara-negara tersebut hingga mereka menghancurkan dan menghapuskan senjata-senjata pemusnah massal,”pungkasnya. [] Irianti Aminatun
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab