Tinta Media: Pentingnya
Tampilkan postingan dengan label Pentingnya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pentingnya. Tampilkan semua postingan

Jumat, 30 Agustus 2024

Pentingnya Persatuan Global Kaum Muslim


Tinta Media - Meski sempat terjadi polemik terkait anggota paskibraka perempuan yang bertugas di IKN tidak boleh memakai kerudung, ternyata di Kabupaten Bandung tetap diperbolehkan. Bambang Sukardi selaku Kepala Kesbangpol Kota Bandung mengatakan bahwa tidak ada perintah untuk melepas kerudung untuk anggota yang beragama Islam karena nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika masih dijunjung tinggi. (TRIBUNJABAR.ID)

Apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung yang tetap memperbolehkan peserta paskibraka untuk mengenakan kerudung saat upacara peringatan HUT ke -79 lalu memang patut diapresiasi. Hal itu membuktikan bahwa masih ada kaum muslimin yang menyadari bahwa memakai kerudung merupakan kewajiban dari Allah yang harus dipegang teguh. 

Di samping itu, berkerudung merupakan hak setiap warga berdasarkan keyakinannya yang dijamin oleh UUD 45. Harusnya, memakai kerudung bukanlah penghalang untuk melakukan tugas kenegaraan seperti halnya petugas paskibraka sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.

Munculnya larangan berkerudung bagi petugas paskibraka perempuan oleh pihak BPIP justru menimbulkan  kekisruhan dan membuat geram berbagai pihak. Kalau dipikir-pikir, kebijakan nyeleneh tersebut wajar terjadi mengingat yang berlaku saat ini adalah sistem yang batil, yaitu kapitalisme sekuler liberal. 

Sekularisme atau pemisahan agama dari kehidupan ini sudah  mengakar kuat di benak kaum muslim saat ini. Sekularisme memandang bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk mengatur hidupnya sendiri tanpa harus terikat syariat. Di sini, penggunaan kerudung bukanlah sesuatu yang diwajibkan, tetapi merupakan  hak masing-masing individu. 

Sebaliknya, dalam pandangan Islam, setiap manusia harus terikat dengan aturan Allah, tidak bisa bebas memilih sesuai kehendak hatinya. Di sinilah perlunya keimanan pada setiap manusia. Dengan bekal keimanan yang kokoh, setiap manusia tidak akan berani melanggar perintah-Nya, termasuk para muslimah. Mereka tidak akan mau melepaskan kerudung hanya demi ketundukan pada aturan manusia. Hal ini kerena mereka mengetahui bahwa hanya aturan Allah sajalah yang harus dipatuhi sebagai bentuk keimanan kepada-Nya. 

Hanya saya, menjaga akidah umat tidak bisa dilakukan oleh individu saja, tetapi butuh sebuah institusi negara yang independen, bukan pengekor.

Selama belum ada sistem pemersatu umat, maka keadaan negeri ini akan selalu diwarnai dengan berbagai masalah. Inilah pentingnya peran negara yang akan menjaga akidah umat, agar semua hak sebagai warga negara dan sebagai mahluk Allah bisa terpenuhi dengan baik. 

Semua itu bisa terwujud dengan adanya  negara khilafah, yaitu negara yang menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan.  Dengan demikian, kehidupan Islam yang sejahtera, aman, dan damai akan bisa dinikmati oleh manusia dan seluruh alam. 
Wallahu a'lam bishawab



Oleh: Dartem
Sahabat Tinta Media

Minggu, 25 Februari 2024

Pentingnya Muhasabah



Tinta Media - Muhasabah adalah bentuk koreksi diri terhadap sikap, tingkah laku, ibadah terhadap Allah, dan hubungan kita terhadap manusia yang bertujuan untuk membenahi diri untuk menjadi lebih baik.

Tidak terasa kita sudah masuk di Tahun 2024. Itu berarti umur kita semakin bertambah angkanya. Ada yang sekarang sudah 20 tahun, 30 tahun, bahkan ada yang lebih dari 50 tahun. Jika melihat usia Nabi, maka hanya sebentar saja kita hidup di dunia, tidak lebih dari 62 tahun. Maka, di antara sikap terbaik bagi pribadi yang beriman saat diberikan kesempatan waktu oleh Allah dalam kehidupan adalah senantiasa bermuhasabah.

Muhasabah maknanya  mengevaluasi diri, mengintrospeksi diri dengan cara menghitung-hitung setiap apa yang telah dilakukan dalam kehidupa. 

Seperti halnya firman Allah Swt. dalam surat Al-Hasyr ayat 18  yang berbunyi,

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan ”

Berbicara tentang muhasabah, berarti berbicara tentang instrospeksi diri. Para ulama sering kali menyebutkan bahwa ada empat hal yang perlu kita evaluasi dalam kehidupan kita.

Pertama adalah niat. Niat adalah kunci terpenting dalam kehidupan. Orientasi hidup kita sebenarnya adalah apa yang menjadi fokus kehidupan kita. Bisa jadi selama ini kita sering sibuk dengan urusan dunia, tetapi lupa menyiapkan bekal terbaik untuk kehidupan yang kekal, yaitu kehidupan akhirat. 

Ketika bekerja misalnya, boleh jadi kita hanya sekadar untuk mendapatkan penghasilan. Namun, kita sering lupa bahwasanya bekerja adalah bagian dari ibadah, amal saleh, dan bagian dari jihad fisabilillah.

Kedua, yang perlu kita evaluasi adalah apa-apa yang diperintahkan oleh Allah. Coba kita cek selama ini apakah kita menjalankan perintah Allah dengan baik atau malah melalaikannya, seperti salat. Apakah tahun-tahun kemarin kita sering lalai dengan salat kita, mengakhirinya atau bahkan meninggalkan? 

Maka, hal ini harus kita perbaiki. Kenapa salat yang harus kita perbaiki? Karena salat adalah perkara pertama yang nanti akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. 

Nabi Muhammad saw. bersabda, yang artinya, 

"Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari amal seorang hamba pada hari kiamat adalah salatnya. Apabila salatnya baik, maka ia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila salatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi.”

Setelah salat, baru kemudian puasa, zakat, kemudian haji. Bukan hanya yang wajib-wajib, tetapi juga yang sunnah-sunnah, seperti membaca Al-Qur’an, infaq, shadaqah, ta’lim, dan semua kebaikan yang diperintahkan oleh Allah Swt 

Ketiga, yang perlu kita evaluasi adalah apa saja yang dilarang oleh Allah Swt. Mungkin saja selama ini kita masih sering melakukan apa saja yang dilarang oleh Allah Swt. Mungkin saja hati kita masih kotor, iri, dengki, sombong, ujub, takabur, merasa diri paling benar, paling saleh, suka emosi, sering marah, dsb. Juga bagaimana hubungan kita dengan kerabat. Mungkin di antara sahabat-sahabat ada yang masih makan dengan harta yang haram, sogok menyogok, mengambil sesuatu yang bukan hak. Maka, semua itu haruslah kita evaluasi, bermuhasabah tentang apa yang kita ambil dalam kehidupan, apakah dilarang oleh Allah Swt. atau tidak.

Keempat, yang juga perlu kita muhasabahi adalah waktu.  Coba lihat umur kita saat ini. Kira-kira, bekal apa yang sudah kita persiapkan dalam kehidupan untuk menjemput kematian, saat kita berjumpa kembali kepada Allah? 

Sayyidina Umar RA pernah berkata, 

“Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab dan hendaklah kalian menimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk hari besar ditampakkannya amal.” (HR. Tirmidzi)

Itulah empat hal yang harus kita muhasabahi dalam kehidupan. Muhasabah berarti ingin melakukan sebuah perubahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik karena kita tidak akan selamanya ada di dunia. Seperti halnya yang Allah tegaskan dalam Al-Qur’an,

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.”

Maka, persiapkanlah bekal dari sekarang. Dalam sebuah hadis pun dijelaskan, 

“Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang bertaubat.” (Hr Tirmidzi)

Ketika Allah masih memberikan kesempatan usia, bisa jadi dosa kita masih banyak. Maka, Allah mengajak kita untuk bertaubat, atau yang kedua bisa jadi Allah memberikan kesempatan untuk hidup, sehingga bisa menambah bekal untuk kehidupan di akhirat.


Oleh: Edo Alfikri
Mahasiswa STEI SEBI

Sabtu, 19 November 2022

Ustazah L. Nur Salamah Jelaskan Pentingnya Memilih Teman

Tinta Media - Aktivis Muslimah Kota Batam sekaligus penulis dan reporter Tinta Media kembali menjelaskan tentang pentingnya memilih teman dalam menuntut ilmu atau pun hidup bermasyarakat. Penjelasan ini masih merujuk dari Kitab Adab Ta'limu Al Muta'alim Thoriqotu Ta'alum. Hal ini disampaikan saat menjadi pembicara pada kajian rutin mingguan Kajian Mutiara Ummat, Selasa (15/11/2022). 

"Pentingnya memilih teman dalam menuntut ilmu atau pun bermasyarakat. Maka pilihlah teman yang mempunyai semangat atau bersungguh-sungguh," tegasnya.

Selain semangat, lanjutnya, harus memiliki sifat wara' (berhati-hati) atau senantiasa menjaga dirinya, lisannya, sikap dan perilakunya dari sesuatu yang meragukan hingga hal-hal yang diharamkan.

Tidak hanya itu, ia juga mengatakan agar memilih teman yang memiliki tabiat lurus. "Memilih teman harus yang memiliki tabiat lurus. Artinya pilihlah teman yang memiliki kebiasaan yang baik, yang tidak suka melakukan perbuatan sia-sia, seperti hobi menggunjing," ujarnya.

Bunda, sapaan akrabnya juga menyampaikan ketika memilih teman harus yang mudah dalam memahami ilmu (mudah paham).
"Adapun dalam memilih teman seyogyanya, selayaknya yang mudah memahami. Yang mudengan. Jangan yang DDR (Daya Dong Rendah)," candanya.

Dan larilah, kata Bunda, (menjauh) dari teman yang malas, banyak alasan, cerewet, perusak, dan suka memfitnah. Maksudnya, tetap bersikap baik kepada mereka, namun sekadarnya saja. Tidak menjadikannya teman karib.

Dalam penjelasan kajian ini ditutup dengan nasihat seorang penyair. 

"Tentang seseorang jangan kau tanya, cukup lihat siapa temannya. Karena seseorang itu mengikuti teman dekatnya," pungkasnya. [] Reni Adelina/Nai
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab