CNN Tulis πππππ π π΅π’ππππππ πΎπππππππ π΅πππ‘ππππππ ππππππ’π πΌππ‘ππππππ ππ ππ’πππππ¦π, Om Joy: Itu Judul Sesat dan Menyesatkan!
Tinta Media - Penulisan judul berita dengan penghakiman (trial by press) yang dilakukan oleh CNN Indonesia terhadap sekelompok umat Islam yang tengah mendakwahi umat Islam lainnya di pinggir jalan yang mayoritas berpenduduk Muslim dengan menyebut: πππππ π π΅π’ππππππ πΎπππππππ π΅πππ‘ππππππ ππππππ’π πΌππ‘ππππππ ππ ππ’πππππ¦π dinilai sesat dan menyesatkan.
“Jelas, itu merupakan judul yang sesat dan menyesatkan,” tutur Jurnalis Joko Prasetyo kepada Tinta Media, Ahad (25/12/2022).
Menurutnya, Muslim yang sedang berdakwah untuk menyelamatkan akidah sesama Muslim dari pendangkalan akidah seharusnya dibela. "Alih-alih dibela tetapi malah disalahkan dengan memberi diksi judul penghakiman," ungkapnya.
Terlepas menulis judul demikian dengan sadar atau sekadar latah, namun kata jurnalis yang biasa disapa Om Joy, kaum islamofobia pasti bangga.
"Disadari atau tidak, penulisan judul dengan penghakiman terhadap dakwah Islam tersebut merupakan bagian dari desain besar (grand strategy) kaum islamofobia yang menginginkan pendangkalan akidah kaum Muslim --bila tidak memungkinkan untuk memurtadkannya--," ujarnya.
Om Joy mengatakan bahwa orang Islam mendakwahi sesama Muslim di ruang publik dengan membentangkan spanduk ‘Fatwa MUI Nomor 56 Tahun 2016. Atribut Natal Haram untuk Umat Islam. Tolak Atribut Natal untuk Karyawan Muslim' di pinggir jalan di sebuah kota yang berpenduduk mayoritas Muslim itu namanya dakwah, bukan intoleran.
"Kalau ada karyawan muslim mengenakan atribut natal, itu bukan toleransi tetapi partisipasi. Toleransi itu membiarkan orang Kristen natalan, tetapi bila Muslim turut mengenakan atribut natal itu bukan toleransi melainkan partisipasi.Islam mewajibkan toleransi sekaligus mengharamkan partisipasi,” tegasnya.
Namun kaum islamofobia, lanjutnya, tidak mau definisi toleransi dan partisipasi dalam pandangan Islam itu. "Mereka memaksa karyawan Muslim untuk mengenakan atribut natal. Bila tidak mau, maka Muslim tersebut dicap intoleran. Jelas, ini adalah salah kaprah, sesat dan menyesatkan," katanya.
“Siapa sebenarnya yang intoleran?” serunya.
Om Joy pun mengingatkan agar para jurnalis, terlebih jurnalis muslim, berhati-hati dalam menulis judul maupun isi berita. Hal itu karena semua berkonsekuensi pahala dan dosa (bahkan jariah/terus mengalir) yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
“Surga nerakanya kelak di akhirat, tergantung berita yang Anda tulis di dunia ini,” tandasnya. [] Lussy Deshanti