Tinta Media: Pengemban Dakwah
Tampilkan postingan dengan label Pengemban Dakwah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengemban Dakwah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 16 November 2023

Dakwah Itu Bareng Bareng


 Renungan bagi para pengemban dakwah bagian 5-habis

Tinta Media - Dakwah merupakan kewajiban yang sangat jelas dalam Islam. Tak perlu dibahas lagi tentang wajibnya.  Hanya perlu didetilkan untuk bisa dilaksanakan dengan baik.

Dakwah dari segi subyeknya dibagi menjadi 3. Dakwah individu, dakwah jama'ah dan dakwah negara. Masing masing punya metode dan targetnya. Dan semua wajib sesuai subyeknya masing masing. Kalo ini kita tidak membahasnya secara detil.

Yang kita bahas kali ini adalah subyek kedua yakni jamaah alias organisasi. 

Surat Ali ‘Imran Ayat 104

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung."

Ayat ini memerintahkan kepada kita agar ada sekelompok orang Islam yang berdakwah secara jamaah. Dalam tafsir Ibnu Katsir disebut sebagai firqoh alias kelompok. Yang tugasnya menyeru orang kafir agar masuk Islam. Dan menyeru orang Islam agar konsisten dalam Islam. Inilah aktifitas jamaah alias firqoh alias kelompok.

Dakwah secara berjamaah sudah dicontohkan secara riil oleh Baginda Nabi Muhammad Saw selama Beliau dakwah di Mekah hingga hijrah ke Madinah. Target dakwah Beliau bersama para sahabat adalah melakukan perubahan sistem dari sistem jahiliyah menuju sistem Islam dengan mendirikan negara Islam Madinah setelah hijrah. Negara yang menerapkan Islam secara kaffah dipimpin oleh Baginda Nabi Muhammad Saw sebagai kepala negara. Setelah itu barulah dakwah Nabi Muhammad Saw berubah menjadi dakwah oleh negara di dakwah dan jihad.

Dakwah masa kini menghadapi kondisi yang sama dengan dakwah Nabi Muhammad Saw dan para sahabat. Yakni sistem kufur jahiliyah yang menguasai dunia setelah runtuhnya khilafah Utsmaniyah pada tahun 1924. Oleh karena itulah kita wajib mencontoh metode dakwah Baginda Nabi Muhammad Saw yakni dakwah Berjamaah untuk merubah sistem kufur menjadi sistem Islam.  Mengembalikan sistem pemerintahan Islam yang diajarkan Islam yakni khilafah.

Dakwah semacam ini wajib dilakukan secara berjamaah karena mengikuti contoh Rasulullah Saw sesuai perintah Allah di atas. Disisi lain memang dakwah ini tidak mungkin bisa dipikul oleh individu. Tapi individu individu tersebut mesti bersatu membentuk jamaah dakwah yang memiliki pemimpin dan aturan organisasi agar bisa dan mampu melakukan aktifitas berjamaah tersebut.

Dalam berjamaah inilah kita harus betul-betul memilih jamaah yang tidak hanya benar namun juga tepat. Benar dari sisi sesuai aqidah dan syariah Islam. Juga tepat yakni jamaah yang berdakwah untuk menyelesaikan problem umat yakni tidak adanya khilafah sebagai sebab utama kehancuran umat ini.

Oleh karena itulah tidak cukup adanya kelompok dzikir dan sholawat saja untuk dakwah masa kini. Atau kelompok sosial kemasyarakatan yang fokus pada pelayanan sosial. Atau fokus pada pendirian sekolah dan kampus untuk melayani pendidikan. Semua itu adalah amal Sholih yang sangat dianjurkan oleh Islam. Namun semua itu bukan solusi bagi kehancuran umat ini saat ini. Bahkan para aktifis jamaah tersebut masih tetap berdosa disisi Allah sebab belum melaksanakan kewajiban untuk mendirikan khilafah sesuai tuntutan syariat.

Sebab solusi problem umat saat ini adalah dengan menegakkan khilafah di sehingga seluruh syariat Islam bisa diterapkan secara kaffah hingga semua problem umat bisa diselesaikan dengan tuntas. Nah hukum bergabung dengan jamaah inilah hukumnya wajib.

Setelah kita bergabung dengan jamaah istimewa ini maka kita harus berjuang sungguh sungguh. Tidak hanya sekedar terdaftar sebagai anggota. Memang benar dengan menjadi anggota telah gugur kewajiban berjamaah. Namun berjuang dan bergerak dalam dakwah juga wajib sehingga tetap berdosa jika hanya menjadi anggota namun tidak berjuang optimal.

Dalam berjamaah maka ketaatan merupakan perkara paling penting. Selama tidak diperintahkan maksiat maka harus tetap taat meskipun tidak sesuai pendapat pribadi kita. Disuruh maju ya harus maju. Disuruh berhenti ya harus berhenti. Ga boleh jalan sendiri yang ga sesuai perintah atau keputusan. Dalam ketaatan inilah ada keberkahan.

Naumun tetap harus memberikan nasehat, usulan bahkan muhasabah jika ada perkara yang menurut pendapat kita salah. Meskipun itu belum tentu juga salah. Bisa jadi ada perbedaan dalam melihat fakta. Atau bisa jadi ada hukum berbeda dari para Mujtahid dalam satu kasus.

Oleh karena itu siapapun yang saat ini diberikan oleh Allah nikmat berjamaah yang shohih ini maka pegang eratlah. Tidak banyak manusia di muka bumi ini yang mendapatkan kenikmatan besar itu. Maka harus kita pegang erat-erat bahkan kita gigit dengan gigi geraham terkuat agar tak terlepas hingga kita mati. 

Tetap lurus sobat. Tetap berusaha Istiqomah diatas jamaah yang Haq. Jamaah yang mengikuti Sunnah Rasulullah Saw. Berjuang berjamaah untuk tegaknya sistem kehidupan Islam warisan Baginda Nabi Muhammad Saw.

Jadi, dakwah itu bareng bareng. Ga sendirian. Ngaji yuk![]

Oleh: Ustadz Abu Zaid
Tabayyun Center

Minggu, 05 November 2023

Menjadi Pengemban Dakwah Laksana Para Sahabat Radhiyallahu Anhum



Tinta Media - Sobat yang Allah muliakan, muslim manapun pasti mengakui kemuliaan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Disana ada nama nama besar seperti Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali Radhiyallahu Anhum yang merupakan Khulafaur Rasyidin. Juga nama nama besar lain yang sudah kita maklumi.

Mereka mendapatkan kemuliaan agung dari Allah sebab mereka mengemban dakwah bersama Rasulullah Saw. Kisah perjuangan dan pengorbanan para sahabat begitu banyak menghiasi sejarah dan memberikan gambaran kepada kita betapa iman dan tauhid itu telah mendarah daging di dalam diri mereka. Suatu kaum yang telah dipilih oleh Allah untuk menemani Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam dan menjaga syariat-Nya untuk kemudian diteruskan dengan gamblang kepada generasi-generasi sesudahnya.

Allah Ta’ala berfirman,

لَقَدْ رَضِيَ اللّٰهُ عَنِ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ يُبَايِعُوْنَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ

“Sungguh Allah telah rida kepada orang-orang beriman itu (para sahabat Nabi) ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah sebuah pohon. Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka.” (QS. Al-Fath: 18)

Allah Ta’ala berfirman,

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ

“Dan orang-orang yang terdahulu dan pertama-tama (masuk Islam), yaitu kaum Muhajirin dan Anshar dan juga orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya.” (QS. At-Taubah: 100)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

“Sebaik-baik manusia adalah generasi di masaku (para sahabat Nabi), kemudian yang mengikuti mereka, kemudian yang sesudah mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ’anhu)

Dari sini kita mengetahui bahwa mencintai para sahabat Nabi dan memuliakan mereka merupakan perkara yang sangat mendasar di dalam agama Islam. Allah telah memuji mereka dan meridhoi mereka dan menjadikan keridhaloan-Nya bagi orang-orang yang mengikuti para sahabat dengan baik. Allah Ta’ala mengetahui apa yang ada di dalam hati para sahabat itu.

Allah telah menyatakan pengakuanNya terhadap kemuliaan para sahabat Radhiyallahu Anhum. Demikian pula Baginda Nabi Muhammad SAW pun mengakuinya. Oleh karenanya kita juga wajib mengakuinya dan menjadikan jalan perjuangan mereka sebagai contoh keberhasilan hidup. Mencintai mereka merupakan bagian dari cabang keimanan kita.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda,

آيَةُ الإيمَانِ حُبُّ الأنْصَارِ، وآيَةُ النِّفَاقِ بُغْضُ الأنْصَارِ

“Tanda keimanan adalah mencintai kaum Anshar, dan tanda kemunafikan adalah membenci kaum Anshar.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu)

Dan Allah telah menolong generasi terbaik itu dengan kejayaan dan kemenangan. Bersama Baginda Nabi Muhammad SAW para sahabat meraih kemenangan besar di jazirah Arab. Kemudian setelah wafatnya Baginda Nabi Muhammad SAW kemenangan dan kejayaan itu berlanjut hingga ke tiga benua masih pada masa sahabat Radhiyallahu Anhum.

Oleh karena itulah sobat jika kita ingin mulia dunia akhirat. Kita ingin menang dan jaya sebagaimana janji Allah dan rasul-Nya maka kita harus mengemban dakwah sebagaimana para sahabat Radhiyallahu Anhum telah mengembannya bersama Baginda Rasulullah Muhammad SAW. 

Apalagi kita dijanjikan dengan pahala luar biasa besar. Sampai 50 kali pahala yang diberikan kepada para sahabat raodhiyallahu anhum. 

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامًا الصَّبْرُ فِيهِنَّ مِثْلُ القَبْضِ عَلَى الجَمْرِ، لِلْعَامِلِ فِيهِنَّ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِكُمْ

Sesungguhnya di belakang kalian (nanti) ada hari-hari, di mana bersabar pada waktu tersebut seperti halnya memegang bara api. Orang yang beramal di waktu tersebut seperti (mendapat) pahala 50 orang, yang beramal seperti amal kalian.

Terdapat tambahan lain dalam riwayat perawi lain, bahwa Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya:

“Wahai Rasûlullâh! (mendapatkan) Pahala 50 orang dari kami atau dari mereka? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Bahkan pahala 50 orang dari kalian.”[HR Tirmidzi]

Maksudnya sepadan dengan pahala 50 orang Sahabat.

Selamat berjuang Sobat semoga kita Istiqomah. Aamiin[]

Oleh: Ustadz Abu Zaid
Tabayyun Center

Rabu, 04 Oktober 2023

Alangkah Beruntung Bersuamikan Pengemban Dakwah

Tinta Media - Setiap istri pastinya ingin bahagia. Pastinya bahagia beneran. Bukan KW. Tentunya bahagia dunia akhirat bukan?

Hanya saja, bahagianya istri sangat bergantung kepada kepemimpinan suami. Apakah suami sebagai nahkoda rumah tangga mengarahkan nya ke surga atau kah neraka. Jika mengarah ke neraka maka kemungkinan besar bahagia tak kan tercapai.

Di sinilah makna betapa beruntungnya bersuamikan pengemban dakwah. Mengapa?
Sebab ada beberapa hal sangat penting sebagai berikut:

1. Pengemban dakwah mestinya memiliki tujuan hidup yang jelas yaitu bahagia dunia akhirat. Mestinya pula mengajak istri dan anaknya juga ke surga. Dengan demikian insyaallah istri sudah dipimpin oleh nahkoda yang benar.

2. Pengemban dakwah mestinya orang yang paling semangat menaati Allah dalam segala halnya. Mestinya dia juga akan mengajak istri dan anaknya menaati Allah SWT. Dia akan menjaga istri dan anaknya untuk selamat aqidah dan amalnya.

3. Pengemban dakwah mestinya yang paling memahami pentingnya ngaji. Dia juga akan mengajak dan mengkondisikan istrinya dan anaknya untuk juga selalu ngaji.

4. Pengemban dakwah mestinya orang yang faham tentang kewajiban qona'ah dengan qodho Allah. Sehingga dia akan menerima semua kelebihan dan kekurangan istrinya dengan syukur dan sabar.

5. Pengemban dakwah mestinya paling faham kewajiban dan hak suami istri sehingga dia akan berupaya agar semua kewajibannya bisa terlaksana dengan baik. Meskipun tentu saja tetap ada kekurangan nya. Karena manusia ga ada yang sempurna.

6. Keluarga pengemban dakwah mestinya merupakan keluarga yang fokus pada perjuangan sehingga waktu dan tenaganya fokus untuk berjuang dalam dakwah. Sehingga tidak akan sibuk dalam perkara-perkara remeh temeh yang sama sekali enggak penting.

7. Setiap suami sibuk dakwah baik di rumah maupun di luar rumah dengan dukungan penuh istri maka istri pun akan ikutan mendapatkan pahala yang terus mengalir seiring pahala suami meskipun istri tetap tinggal dalam rumahnya.

8. Silahkan sobat tambah sendiri yah.

Demikian kurang lebihnya berbagai kebaikan bersuamikan pengemban dakwah. Semua itu insyaallah hanya diperoleh oleh istri pengemban dakwah.

Oleh karena itu, betapa beruntungnya bersuamikan pengemban dakwah. Maka jika anda bersuamikan pengemban dakwah maka pertahankanlah sekuat tenaga. Jangan sampai anda lepaskan. Apalagi sampai minta cerai gegara beberapa kekurangannya.

Semoga Allah jadikan kita sekeluarga menjadi ahli jannah. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar-Ra’d Ayat 23

جَنَّٰتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَن صَلَحَ مِنْ ءَابَآئِهِمْ وَأَزْوَٰجِهِمْ وَذُرِّيَّٰتِهِمْ ۖ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ

"(yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;"

Selamat berjuang para istri dan suami pengemban dakwah.[]

Oleh : Ustadz Abu Zaid 
Tabayyun Center

Kamis, 03 Agustus 2023

MMC: Para Pengemban Dakwah Harus Optimis dan Tetap Berada dalam Barisan Pejuang


Tinta Media - Narator Muslimah Media Center (MMC) menyatakan, para pengemban dakwah harus optimis dan memastikan dirinya tetap berada dalam barisan pejuang
 
"Para pengemban dakwah harus selalu optimis dan memastikan dirinya tetap berada di dalam barisan pejuang," ujarnya dalam tayangan One Minute Booster Extra: Masihkah Kita Ragu dengan Kemenangan Islam? Di kanal YouTube MMC, Selasa (1/8/2023).
 
Karena menurutnya, Allah SWT telah mengabarkan kemenangan agama-Nya. "Hal ini sekaligus menjawab keraguan umat Islam," ujarnya.
 
Ia menyampaikan sabda  Rasulullah Saw.  riwayat Muslim yang artinya, "Sesungguhnya Allah menghimpun bumi untukku, sehingga aku melihat timur dan baratnya. Sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai apa yang dihimpunkan untukku dari-Nya. Dan aku diberi dua harta simpanan yaitu merah dan putih."
 
"Di dalam hadis ini terdapat janji dan kabar gembira bahwa Islam akan menang hingga memenuhi bumi dengan kebaikan dan keadilan, memimpin dunia dari timur hingga barat, sehingga seluruh harta dan kekayaan dunia akan dikuasai dan didistribusikan sesuai dengan syariat Islam," ucapnya.
 
Ia melanjutkan, Rasulullah Saw. dalam hadis riwayat Imam Muslim juga bersabda, "Senantiasa ada sekelompok umatku yang akan dimenangkan atas kebenaran dan musuh, tidak akan membahayakan mereka (sebagai sebuah kelompok) hingga hari kiamat. Dan mereka tetap seperti itu."
 
"Hadits ini memberi keyakinan kepada umat Islam bahwa sepanjang zaman akan selalu ada kelompok yang akan menegakkan kebenaran dan senantiasa bersabar serta melawan orang-orang yang berbuat batil. Dan kelompok ini akan dimenangkan atas mereka (orang-orang batil)," jelasnya.
 
Narator pun menegaskan, berdasarkan hadis ini seharusnya kaum muslimin terdorong untuk bergabung ke dalam kelompok yang memperjuangkan tegaknya kebenaran Islam tersebut.
 
"Ingat, bahwa kemenangan pasti akan datang, dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa," tegasnya.
 
Ia pun mengatakan, tidak ada yang tahu tentang kapan kemenangan Islam itu tiba. Yang jelas hari itu pasti akan datang.
 
"Karena itulah, pengemban dakwah harus memastikan langkah kakinya ditujukan untuk amal dakwah menegakkan Islam kafah di tengah kehidupan manusia, demi terwujud ketakwaan," pungkasnya. [] Muhar.

Rabu, 05 Juli 2023

JADILAH PENGEMBAN DAKWAH ISLAM, JANGAN MENJADI BUZZER

Tinta Media - Saat musim Pilpres ini, semua pendukung capres, tak peduli dari kalangan awam maupun dari kalangan berilmu, semuanya berubah menjadi buzzer. Kenapa demikian? Karena mereka mengamalkan amalan sebagai buzzer.

Amal utama buzzer itu adalah untuk menampakkan keunggulan dan menutupi kelemahan. Jika digunakan untuk mempromosikan produk, maka buzzer ini akan berbusa-busa menjelaskan keunggulan produk dan tidak akan pernah menjelaskan cacat atau kekurangan produk.

Dalam konteks politik, buzzer adalah orang atau kumpulan orang yang mengkampanyekan tokoh politik tertentu dengan metode menampakan keunggulan tokoh sekaligus menutupi aib dan kekurangannya, sambil membongkar dan menunjukkan aib lawan. 

Memang ada buzzer yang dibayar, dikenal dengan buzzer Rp, dan ada buzzer biasa. Namun, prinsip kerja buzzer sama: menampakkan keunggulan, menyembunyikan aib.

Berbeda dengan buzzer adalah pengemban dakwah. Pengemban dakwah bekerja dengan metode amar ma'ruf dan nahi munkar. Setiap aib tokoh yang berbahaya bagi kehidupan umat, kehidupan berbangsa dan bernegara, dibongkar habis, bukan malah ditutupi.

Hal ini juga dilakukan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw saat di Mekkah. Saat itu, semua penduduk Mekkah nengelu-elukan Abu Lahab. Lalu turunlah surat Al Lahab, dan Rasulullah Saw membacakan surat Al Lahab untuk membongkar aib Abu Lahab yang membahayakan bagi umat.

Dakwah dilakukan dengan membongkar kejahatan penguasa baik asing maupun aseng, juga penguasa antek. Dakwah bersikap tegas, terbuka, tanpa basa basi, tanpa kompromi. Misalnya, membongkar kejahatan Luhut Panjaitan yang ingin melegalisasi kejahatan pembalakan liar dan lahan sawit ilegal, dengan modus pemutihan.

Saat ini, semua pendukung capres mengelu-elukan calonnya masing-masing. Tak ada yang berani membongkar aib calonnya, atau mendiamkan keunggulan calonnya. Semua bekerja menampakkan keunggulan calon sekaligus menutupi aib calon. Semua menjadi buzzer.

Dalam dakwah, tak ada perintah mengelu-elukan penguasa, menjilat penguasa, mengapresiasi penguasa, tokoh, dll. Dakwah fokus amar ma'ruf nahi mungkar, bukan menjadi penjilat.

Pengemban Dakwah beda dengan buzzer. Pengemban dakwah membela Islam, bukan membela tokoh.

Jadi, jangan samakan pengemban dakwah dengan buzzer. Sekarang, posisi anda menjadi pengemban dakwah atau buzzer? [].

Oleh: Ahmad Khozinudin 
Sastrawan Politik 

Minggu, 30 April 2023

Pengemban Dakwah Islam Ideologis Ibarat Mata Bagi Umat

Tinta Media - Muslimah Media Center (MMC) menilai bahwa para pengemban dakwah Islam ideologis ibarat mata bagi umat.

"Para pengemban dakwah Islam ideologis ibarat mata bagi umat," tutur narator Muslimah Media Center dalam program One Minute Booster Extra: Islam Ideologis Kunci Terwujudnya Ketakwaan Hakiki, Selasa (25/4/2023) di kanal YouTube Muslimah Media Center (MMC).

Menurutnya, melalui lisan para pengemban dakwah Islam ideologi inilah umat bisa melihat dengan sangat jelas, sadar dan faham bahwa tegaknya Islam sebagai ideologi di tengah kaum muslimin adalah kunci terwujudnya ketakwaan hakiki secara massal.

Narator mengatakan bahwa Rasulullah SAW dan para sahabatnya sangat memahami arti takwa yang sesungguhnya. Sementara sebaliknya, umat Islam hari ini tidak lagi menjadi masyarakat yang takwa oleh karena itu penting bagi umat Islam untuk berjuang mengembalikan kembali kehidupan Islam melalui aktivitas dakwah pemikiran. Sudah saatnya kesungguhan dicurahkan dalam dakwah pemikiran dan dakwah Islam ideologis.

“Islam telah dijadikan sebagaimana agama lain yang hanya membahas moral dan nasehat saja. Tanpa adanya penerapan praktis hukum-hukum Islam secara kaffah di mana syariat Islam itu mampu menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan,” ujarnya.

Narator menuturkan, ketakwaan kemudian diartikan sebatas pengamalan seorang muslim dalam aspek-aspek ibadah ritual dan individual. Hendaklah umat Islam berkaca kepada kehidupan masa Rasulullah SAW.

“Adalah sebuah hal yang wajar jika umat Islam pada masa itu mendapat kemuliaan dan kejayaan di sisi Allah SWT. Sebab, ramadhan mereka manfaatkan sebagai ajang untuk mewujudkan Islam sebagai agama ideologis. Sebuah agama yang mengatur seluruh aspek keidupan manusia. Menyelesaikan seluruh persoalan manusia mulai dari pribadi, keluarga, sosial, ekonomi, pemerintahan, sanksi dan keamanan,” pungkasnya. [] Sofyan Zulkarnaen

Jumat, 14 April 2023

Ini Empat Pesan UIY untuk Para Pengemban Dakwah

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) memberikan pesan inspiratif bagi para pengemban dakwah agar tetap istiqomah dalam berjuang. Setidaknya, ada empat hal yang ia pesankan untuk setiap pendakwah. 

"Pertama, jangan biarkan diri kita idle. Kitalah yang harus memainkan peran. Kita yang memerlukan dakwah, bukan sebaliknya. Kita sendiri yang harus bergerak. Karena kita memerlukan amal soleh, agar mendapat reward dari Allah dalam kehidupan akhirat nanti," ujarnya saat kegiatan Buka Saum Bersama, Senin (10/4/2022) di Bogor.

Ia menegaskan, dorongan dakwah harus lahir dari dalam diri. Dengan begitu, maka api semangat perjuangan tidak akan pernah padam pada setiap jiwa pengemban dakwah.

Kedua, adalah pentingnya pengalaman. Menurutnya, dakwah itu sebagian pemikiran, akan tetapi sebagian lain ialah soal pengalaman. "Dakwah baru bisa dirasakan, kalau kita mengalami secara langsung. Dengan membina halaqah, kemudian memberikan pemahaman. Ibarat petani yang menanam bibit, kemudian tumbuh dan dijaga," terangnya.

Ketiga, pentingnya ibadah terutama salat malam. "Kalau ada pejuang dakwah tidak tegak sholat malam, niscaya akan futur dia," ujarnya mengingatkan.

UIY menyebut, Nabi Muhammad Saw saja dipersiapkan oleh Allah untuk mengemban dakwah yang luar biasa, bukan dengan uang, senjata atau pengikut. Namun, Allah mewajibkan untuknya sholat malam. UIY lalu menyampaikan surat Al Muzzammil ayat 1 sampai 5.

"Sholat tahajud itu harus tegak. Kalau tidak, kita tidak akan punya kekuatan dalam diri. Lalu lambat laun, akan merasa dakwah ini sebagai beban. Maka kita akan kehilangan kelezatan dakwah," tuturnya.

Ustadz Ismail menyayangkan jika ada sebagian pendakwah yang menganggap amanah dakwah sebagai beban. Hal semacam ini, ia pastikan mereka telah kehilangan kelezatan dakwah. Alih-alih menikmatinya sebagai bagian dari perjuangan. 

"Coba perhatikan nasihat Syaikh Edebali yang mengatakan, Kalau engkau malam hari tidak bisa mengalahkan selimut, maka jangan harap engkau bisa mengalahkan musuh di siang hari," katanya mengutip pesan ulama, qadi pertama pada era Khilafah Utsmaniyah.

Makanya, sebut UIY, jika selimut yang merupakan barang mati saja tak mampu dilawan, apalagi menghadapi musuh di siang hari.

"Keempat, yang tak kalah penting adalah doa. Ada satu nasihat dari Orhan ke Murad yaitu Jikalau engkau menggunakan kacamata akhirat, maka sungguh tidak ada satupun nikmat dunia yang layak dipertukarkan dengan nikmat akhirat yang dijanjikan Allah Swt," ungkapnya.

UIY lalu menukil hadis yang membandingkan nikmat akhirat dengan dunia. "Tidaklah nikmat di dunia ini dibandingkan dengan nikmat akhirat, kecuali seperti seorang yang mencelupkan ujung jari tangannya itu ke tengah lautan, lalu perhatikan apa yang bersisa pada ujung jari itu,” ucapnya menukil hadis Rasulullah. 

Karenanya, kata Ust Ismail, orang paling kaya hari ini, Elon Musk dengan harta kekayaan 3.890 T hanya bernilai air di ujung jari yang dicelupkan di tengah samudera. Harta yang dimilikinya tetap tidak mampu menandingi nikmat akhirat. 

"Kalau sudah tahu hanya sedikit, maka meninggalkan dakwah berarti rugi. Kita mengorbankan yang banyak dan abadi, hanya untuk meraih yang sedikit, itupun kalau kita dapat. Makanya kalau kita renungkan, mau apalagi hidup ini kalau bukan untuk dakwah," tegasnya.

Terakhir, ia meyakinkan bahwa dengan dakwah, semua urusan insya Allah mudahkan. Sebagaimana hadis yang Rasul pernah pesankan kepada Ibnu Abbas.

"Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya Allah akan ada di depanmu. Apa yang jadi urusan dunia kita, Allah akan lancarkan. Dengan dakwah, Allah pasti berikan jalan keluar," tutupnya. [] Rizkimp

Kamis, 05 Januari 2023

Inilah yang Harus Dilakukan Pengemban Dakwah


Tinta Media - Aktivis Muslimah Ustadzah Noval Tawang menyampaikan hal-hal yang harus dilakukan oleh para pengemban dakwah.

"Syekh Thalib Awadullah dalam buku ahbabullah mengatakan, para pengemban dakwah tidak boleh menyibukkan diri di dalam membantah tuduhan-tuduhan orang-orang yang suka berbuat kerusakan," tuturnya dalam One Minute Booster Ekstra: Teruslah Berdiri Menentang Kebatilan, Selasa (03/01/2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center.

Menurutnya, para pengemban dakwah juga tidak boleh menilai orang yang tersesat dari tujuan mulia sebagai musuh.

Ustadzah Tawang mengingatkan, para pengemban dakwah dilarang melayani mereka dalam berbagai diskusi di media massa, dan di dalam forum-forum. "Akan tetapi para pengemban dakwah harus tetap mendoakan mereka agar mendapat petunjuk dan mendebat mereka dengan cara yang lebih baik semampu mereka," ujarnya.

"Para pengemban dakwah tidak menyerang mereka dan tidak mencaci mereka. Harapan orang-orang itu dan orang-orang yang ada di belakang mereka adalah untuk membuat para penggemar dakwah melenceng ke level yang lebih rendah dari jalan mulia," tegasnya.

Ustadzah menambahkan, para pengemban dakwah juga tidak boleh terselewengkan dengan cara apapun dari ideologi Islam. "Perlu dipahami bahwa di zaman ini akan muncul penyelewengan makna berbagai Nash yang sengaja dilakukan demi meraih kepentingan pribadi," ungkapnya.

Ustadzah Tawang menegaskan, dalam kondisi seperti ini para pengemban dakwah wajib menjelaskan kepada masyarakat tentang berbagai kerusakan pemikiran yang ada. "Semua itu harus disertai dengan dalil-dalil syar'i dan ketentuan-ketentuan syariat di dalam berdiskusi tanpa mengeluarkan cacian, celaan, dan menyerang pribadi-pribadi atau gerakan yang melakukan kerusakan itu," imbuhnya.

Ia juga mengingatkan, mengatakan kebenaran secara terang-terangan adalah sesuatu yang dituntut oleh syariat, sementara mundur dari aktivitas ini berarti berpaling dari jalan Allah dan mundur dari melaksanakan kewajiban yang ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. 

Dalam kondisi ini para pengemban dakwah wajib menjelaskan kebenaran dari kebatilan dengan terus terang dan menantang. "Pengemban dakwah hanya takut kepada Allah SWT, pengemban dakwah tidak boleh takut menyatakan hukum-hukum Allah secara terang-terangan dan menantang," ujarnya. 

Karena dengan cara seperti inilah, katanya, opini Islam akan tersebar luas ke seluruh penjuru dunia memahamkan umat yang masih jauh dari pemikiran Islam. "Saat opini Islam telah terbentuk di tengah-tengah masyarakat saat itu pulalah kemenangan akan tegaknya hukum-hukum Allah di muka bumi ini akan terwujud atas izin Allah," tegasnya. 

"Wahai para penggeman dakwah, bersabarlah dan terus lakukan aktivitas dakwah dimanapun kita berada," pungkasnya.[] Sri
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab