Tinta Media: Pengangguran
Tampilkan postingan dengan label Pengangguran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengangguran. Tampilkan semua postingan

Rabu, 30 Oktober 2024

Gen Z Menjadi Pengangguran, Apa Solusinya?



Tinta Media - Awal bulan Oktober lalu, ramai hastag desperate atau putus asa, yang dipakai oleh akun-akun Gen Z di platform LinkedIn. Hastag putus asa ini menyertai profil akun bertuliskan "open to work", menandakan seseorang sedang free dan butuh pekerjaan.

Angka pengangguran Gen Z memang tinggi. Diperkirakan, ada 9,9 juta Gen Z dalam kondisi NEET (No Education Employment and Training). Padahal, 2045 nanti Indonesia mencanangkan diri menjadi Indonesia emas, mencapai kemajuan ekonomi yang tinggi. Apa jadinya bila generasi di usia 15-24 tahun memiliki masa depan yang buram?

Pemerintah menilai bahwa tingginya pengangguran Gen Z karena skill mereka tidak memenuhi kebutuhan industri. Karena itu, beberapa program dicanangkan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah ini, mulai dari mengadakan pelatihan vokasional hingga pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Akan tetapi, tetap saja, beberapa ahli berpendapat bahwa solusi yang diberikan pemerintah tidak menyentuh akar masalah.

Akar Masalah Pengangguran

Masalah pengangguran Gen Z yang tinggi disebabkan dua hal, yaitu skill sumber daya manusia dan ketersediaan lapangan pekerjaan. Keduanya butuh solusi yang tepat dan mendasar.

Skill atau kemampuan Gen Z tidak lepas dari pendidikan yang mereka dapatkan. Jangan salahkan bila mereka kurang mampu atau lemah mentalnya, serta tidak cerdas secara intelektual dan emosional. Ini karena kedua hal tersebut harusnya mereka dapat dari pendidikan. Masalahnya, negeri ini masih mempertahankan pendidikan sekuler. Anak-anak dicetak sesuai arahan penjajah kapitalis. Tak ada standar kualitas yang menjadi visi misi pendidikan.

Ketersediaan lapangan pekerjaan disebabkan karena negeri ini menjalankan sistem ekonomi kapitalis. Tak ada ruang bagi rakyat, tetapi peluang besar para kapitalis. Sumber daya alam dikuasai para kapitalis, sementara rakyat harus bersabar berbagi sisa-sisa kekayaan negeri ini. 

Gen Z bukanlah pemalas. Namun, buruknya ekonomi menjadikan mereka "terpaksa" menganggur. Buktinya adalah tingginya angka pekerja honorer di beberapa instansi, tetapi mereka tidak bisa diangkat menjadi pegawai negeri, karena keterbatasan APBN juga APBD.

Solusi Islam untuk Mengatasi Pengangguran Gen Z

Solusi untuk pengangguran ini adalah dengan sistem pendidikan yang berkualitas. Ini sudah dijalankan oleh sistem Islam sejak masa Rasulullah di Madinah. Kewajiban menuntut ilmu di segala bidang direalisasikan dalam kebijakan negara oleh Rasulullah. 

Para Khalifah melanjutkan apa yang telah dicontohkan Rasulullah saw. Kurikulum dan fasilitas disiapkan negara agar generasi Islam menjadi generasi yang tangguh, bermanfaat bagi umat manusia, dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Tercatat dalam sejarah bagaimana Khalifah Harun al Rasyid memberikan fasilitas yang optimal dalam pendidikan. Tak heran jika para ulama di masa itu tidak hanya ahli dalam ilmu agama, tetapi juga dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pengangguran Gen Z bisa diselesaikan secara tuntas hanya dengan penerapan syariah kaffah di seluruh dunia. Hal inu karena masalah tersebut bukan hanya menimpa negeri ini, tetapi juga negara lain, bahkan negara-negara maju di dunia.


Oleh: Khamsiyatil Fajriyah
Sahabat Tinta Media

Sabtu, 31 Agustus 2024

Nasib Sarjana Muda Terancam Menganggur

Tinta Media - Anak-anak muda melintas di kawasan perkantoran jalan Jendral Sudirman, penyebab tingginya tingkat hopeless of job ini terjadi karena  kurangnya lapangan pekerjaan di Indonesia khususnya di sektor formal, hingga ketidaksesuaian antara lapangan pekerjaan dengan pendidikan yang mereka peroleh atau salah mengambil jurusan. TEMPO/Subekti Jum'at 9 Agustus 2024.


Fakta yang menghawatir terkait  kondisi penduduk muda Indonesia,Badan Pusat Statistika, (BPS) melaporkan pada tahun 2023 terdapat sekitar 9,9 juta penduduk usia muda (15 - 24 ) tanpa kegiatan terdiri dari 5,73 juta orang merupakan perempuan muda ,4,17 juta orang laki-laki muda kebanyakan dari mereka adalan Gen Z  generasi yang lahir  pada  tahun 1997 - 2012.

Miris setiap tahunnya para pengangguran terus bertambah minimnya lapangan kerja yang tersedia, yang seharusnya tengah di masa  produktif  ini hanya berdiam diri tanpa kegiatan. Ini menunjukan belum adanya tindakan yang signifikan terhadap para pengangguran, semakin meningkatnya angka pengangguran maka semakin meningkat pula angka kemiskinan di negeri ini.

Ekonomi kapitalisme  yang menjadikan SDAE (Sumber Daya Alam dan Energi) diberikan kepada asing dan swasta sebagai pengelolanya sekaligus sebagai regulasi sehingga rakyat sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibatnya terjadi deindutralisasi mata pencaharian yang tadinya agraris menjadi industri.
Berbeda dengan islam, islam menjalankan ekonomi dan politik berdasarkan syari'at termasuk dalam pengaturan dan pengelolaan SDAE yang merupakan hak milik umum bukan hak milik perorangan, yang di kelola oleh negara  sehingga lapangan kerja pun tersedia luas demi menjamin kesejahteraan rakyat .

Solusi tuntas tentang permasalahan ekonomi, politik dan pendidikan hanya dengan islam, karena islam menjamin kesejahteraan hak hidup orang banyak bukan hanya kaum muslimin saja  tetapi seluruh penduduk manusia di muka bumi ini.

Sejak runtuhnya khilafah pada tahun 1924, kesejahteraan rakyat semakin terancam, kapitalisme menjadi dalang rusaknya tatanan kehidupan manusia, dunia tanpa islam rakyat menjadi menderita terpecah belah tak tentu arah tujuan, maka dari itu mari  kita bersatu untuk menyuarakan tegaknya islam di muka bumi ini karena dengan bersatunya kaum muslim   kita akan mudah melawan kafir-kafir barat dan pemahaman-pemahamannya yang berhasil merusak dan meracuni kaum muslimin.
Wallohu 'alamm bishshowab

Oleh : Ummu Zaki, Sahabat Tinta Media 

Minggu, 18 Agustus 2024

Pengangguran Masih Mendera, Islam Solusinya

Tinta Media - Pada umumnya, masyarakat tahu bahwa negeri tercinta ini memiliki kekayaan alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Akan tetapi, mengapa banyak pengangguran merajalela?

Sejauh ini, pemerintahlah yang abai terhadap masyarakat dalam hal memberi peluang pekerjaan. Pemerintah lebih mementingkan kerja sama politik antarnegara yang dianggap lebih menguntungkan, yaitu dengan memasukkan para pekerja asing (TKA) sehingga masyarakat pribumi lebih sulit mencari pekerjaan. Meski pemerintah sudah mengatasinya dengan program "UMKM", tetapi hal itu tidak menjamin kemudahan masyarakat dalam mencari pekerjaan.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), yang dapat dikategorikan dalam pengangguran yaitu tidak kerja dan mencari kerja, tidak kerja dan mempersiapkan usaha, tidak kerja dan tidak cari kerja karena tidak mungkin dapat kerja, dan sudah kerja tetapi belum bekerja.

Banyaknya pengangguran menyebabkan pertumbuhan ekonomi mengalami terhambat. 
Dikutip dari CNN Indonesia, dana moneter internasional (IMF) melalui World Economic Outlook mencatat bahwa pengangguran di negara Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan dengan enam negara tetangga di Asia Tenggara. Dari posisi ini, Indonesia tidak mengalami perubahan, walaupun sekarang angkanya sudah lebih rendah dari tahun lalu. 

Fenomena pengangguran ini terjadi karena banyaknya perusahaan yang gulung tikar akibat krisis ekonomi dan keamanan yang kurang kondusif. Mereka melakukan pemutusan hubungan kerja sepihak secara besar-besaran.

Memulihkan kondisi pengangguran di negeri ini tentu bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi, pemerintah dapat menguranginya dengan cara membuat kebijakan-kebijakan yang tegas guna menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak. Pemerintah juga harus meningkatkan kualitas pekerja, seperti membuat pelatihan, penyuluhan, dan pembinaan agar para pekerja pribumi dapat bersaing dengan para pekerja asing.

Pemerintah juga harus membantu memperluas usaha-usaha kecil menengah, seperti yang dikutip dari UUD 1945 pasal 27 ayat 2, bahwa "Setiap warga negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan".

Dilihat dari kacamata Islam, pemimpinlah yang bertanggung jawab dalam mengurusi urusan rakyat, seperti dalam hadis, 

"Imam (Khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya." (HR. Al-Bukhari).

Pemimpin Islam mengatasi pengangguran dengan beberapa langkah,

Pertama, negara menerapkan sistem pendidikan Islam. Negara membebaskan masyarakat untuk memilih pendidikan sesuai dengan potensinya. Negara harus memberi keahlian kepada rakyat, khususnya laki-laki yang berkewajiban untuk mencari pekerjaan.

Kedua, pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana untuk semua rakyat, khususnya laki-laki yang mau mencari pekerjaan.

Ketiga, pemerintah harus mewajibkan laki-laki untuk bekerja dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi laki-laki sehingga mengurangi persaingan tenaga kerja perempuan dan tenaga kerja laki-laki, kecuali pekerjaan yang mengharuskan dilakukan oleh perempuan.

Keempat, memanfaatkan sektor industri dengan baik dan tepat agar lebih banyak menyerap tenaga kerja dalam negeri. Karena itu, kekayaan alam harus dikelola langsung oleh negara dan hasilnya digunakan untuk kemaslahatan umat. 

Dengan beberapa langkah tersebut, Islam mengatasi masalah pengangguran. Dengan demikian, kesejahteraan akan dirasakan oleh seluruh rakyat muslim dan rakyat nonmuslim.
Wallahualam bissawab.

Oleh: Rohana Muhaidawati, Sahabat Tinta Media

Selasa, 06 Agustus 2024

Juara Pengangguran di Asia Tenggara, Malu atau Bangga?

Tinta Media - Saat ini jumlah pengangguran di Indonesia meningkat drastis, tak hanya lulusan sekolah menengah, para penyandang gelar sarjana pun banyak yang mengalaminya. Kesulitan dalam mencari pekerjaan akibat terbatasnya lapangan kerja, serta syarat masuk perusahaan yang ketat dan sulit menjadi alasan bertambahnya jumlah pengangguran pasca kelulusan.

Dalam laman infografis.okezone.com 21/07/2024.

Dana Moneter Indonesia (IMF) pada World Economic Outlook pada April 2024 mencatat data pengangguran di Indonesia mencapai 5,2%, dan menjadi yang tertinggi dibandingkan 6 negara lainnya di ASEAN. Dibandingkan dengan tahun lalu 53% saat ini lebih rendah 1%. IMF mendefinisikan tingkat pengangguran sebagai persentase angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan.

Akibat Penerapan Sistem Sekuler Kapitalis

Tingginya angka pengangguran saat ini menjadi bukti bahwa negara gagal menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai untuk seluruh rakyatnya. Saat ini terjadi lonjakan tenaga kerja baru, sehingga pertumbuhannya lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang tersedia, hal ini lah yang menjadi alasan jumlah pengangguran selalu bertambah setiap tahun.

Pengangguran ini sangat berkaitan erat dengan masalah kemiskinan, rakyat yang tidak memiliki penghasilan tentunya tidak akan mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Apalagi dengan keimanan masyarakat yang lemah hal ini akan menjadi lebih buruk, ini disebabkan adanya pemisahan antara agama dan kehidupan sehari-hari akibat sistem sekuler.

Masyarakat tak lagi peduli dengan halal haram, sehingga aksi kriminalitas menjadi cara mereka mendapatkan uang. Apalagi saat ini judi online dan pinjaman online sedang menjamur, keduanya akan dianggap angin segar oleh masyarakat yang tidak lagi memperdulikan dosa dan akibat setelahnya, bagi mereka yang penting adalah pemenuhan kebutuhan keluarga.

Pengangguran memiliki banyak efek buruk, salah satunya perceraian yang paling banyak terjadi akibat masalah ekonomi. Berbagai bantuan sudah diupayakan oleh negara, namun tetap saja tidak mengubah apa-apa sebab tidak ditindak dari akar permasalahannya.

Negara berharap masyarakat dapat menyediakan lapangan pekerjaan sendiri sebagai output dari pendidikan yang diterimanya. Pemerintah juga melakukan pelatihan kewirausahaan melalui kartu Pra Kerja yang merupakan program UMKM. Pemerintah juga melakukan penyesuaian lapangan kerja dengan harapan lulusan sekolah menengah atas dan perguruan tinggi dapat dengan mudah masuk ke dunia kerja.

Namun sayangnya, solusi pemerintah ini pun tak lepas dari sistem kapitalisme yang tentu saja menghamba dan tunduk pada kepentingan para pengusaha atau pemilik modal. Contohnya solusi investasi yang merupakan cara pihak swasta, lokal, maupun asing untuk memperluas usahanya demi mendapatkan keuntungan besar.

Pengelolaan Sumber Daya Alam secara liberal menjadi peluang untuk para pemilik modal mengelola kekayaan alam negara dan meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Ini adalah akibat penerapan sistem kapitalis yang membuat negara kehilangan modal untuk menyejahterakan rakyatnya.

Negara dalam sistem ini juga sangat berpihak kepada para pengusaha, hal ini tampak pada tenaga ahli atau tenaga kerja yang diambil dari luar negeri, padahal akan mengurangi peluang kerja untuk rakyat negara sendiri, tidak heran banyak orang yang memilih menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.

Oleh karena itu, kalaupun negara mampu membuka lapangan pekerjaan, tidak semua rakyat yang akan mendapatkan pekerjaan, karena acuannya adalah untung dan rugi, bahkan pihak swasta tak segan melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sepihak jika mereka inginkan. Selain itu upah yang disediakan untuk para pekerja pun tergolong rendah.

Pendapatan itu hanya cukup digunakan untuk bertahan hidup. Sejatinya pihak swasta tidak akan memikirkan rakyatnya, baginya kesejahteraan masyarakat juga bukan tanggung jawab mereka.

Berbagai kebijakan negara juga sangat terlihat lebih mementingkan para pengusaha atau penguasa, tak perduli penderitaan rakyat, tak peduli penolakan dan unjuk rasa yang dilakukan, kebijakan tetap akan mereka jalankan. Karena sekali lagi yang terpenting adalah keuntungan dan kepentingan.

Islam Memberikan Solusi Untuk Rakyatnya

Dalam Islam kesejahteraan masyarakat adalah tanggung jawab negara, pejabat negara merupakan pelayan umat, yang wajib memenuhi kebutuhan pokok masyarakat seperti sandang, pangan, dan papan. Negara berfungsi sebagai raa'in atau pengurus umat, yang mengurusi setiap permasalahan umat dan memberikan solusi hakiki yang tidak akan menzalimi umat.

Penerapan aturan Islam secara menyeluruh dalam segala aspek kehidupan akan mewujudkan kesejahteraan untuk masyarakat. Negara juga menjamin layanan pendidikan, kesehatan dan keamanan terbaik yang akan didapatkan masyarakat dengan mudah dan murah bahan mungkin tanpa biaya.

Negara bertugas menyediakan lapangan pekerjaan yang luas untuk rakyat, atau memberikan bantuan berupa lahan dan modal untuk masyarakat bekerja, sehingga masyarakat bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Negara juga melarang sumber daya alam dikuasai oleh swasta maupun individu.

SDA hanya boleh dikelola oleh negara, sehingga negara membutuhkan banyak tenaga kerja untuk keberlangsungan pengelolaannya, sehingga lapangan pekerjaan tersedia seluas-luasnya, apalagi jika sumber daya alam negara begitu banyak, tentu membutuhkan pekerja yang lebih banyak pula.

Pembangunan infrastruktur umum sebagai pelayanan untuk masyarakat juga membutuhkan tenaga kerja yang banyak, dan pengelolaan ini tidak boleh diserahkan kepada swasta apalagi asing. Pengelolaan akan dilakukan langsung oleh negara, dengan merekrut masyarakat yang sesuai kualifikasi. Negara juga akan menentukan upah untuk pekerja yang pantas sesuai hasil kerjanya, sehingga tidak akan ada kezaliman.

Kekayaan alam yang dikelola langsung oleh negara tadi juga hasilnya akan didistribusikan kepada masyarakat, sebagai pemenuhan kebutuhan mereka, seperti fasilitas pendidikan dan kesehatan yang gratis dan berkualitas. Penerapan hukum Islam dalam kehidupan negara dan masyarakat akan memberikan kesejahteraan dan kemakmuran, sebab aturan ini datangnya dari sang pencipta manusia yakni Allah SWT.

Wallahualam.

Oleh: Audina Putri, Aktivis Muslimah

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab