Tinta Media: Penelantaran Bayi
Tampilkan postingan dengan label Penelantaran Bayi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penelantaran Bayi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 15 April 2023

Marak Aksi Penelantaran Bayi, Sistem Makin Tak Manusiawi

Tinta Media - Generasi adalah penerus perjuangan bangsa. Dari tangannyalah kebangkitan itu diraih dan diwujudkan. Namun sayang, generasi saat ini jauh dari penjagaan. Penelantaran anak dan bayi masih banyak ditemukan.

Salah satunya adalah kasus pembuangan bayi di Banjarmasin. Bayi perempuan ditelantarkan begitu saja di dalam kardus (rri.co.id, 3/4/2023). 

Pemerintah kota Banjarmasin menyayangkan maraknya kejadian seperti ini. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merasa prihatin atas kejadian tersebut. Terlebih, kasus yang merebak merupakan akibat dari hubungan di luar nikah. Kasus penelantaran bayi pun menjadi perhatian karena masih banyak pola pengasuhan yang tak layak anak. 

Maraknya penelantaran pengasuhan anak pun disinyalir sebagai akibat dari tingginya tingkat dispensasi nikah pelajar. Pergaulan bebas yang merusak generasi, menjadikan rusaknya masa depan. Para pelajar yang belum siap menjadi orang tua, tak memiliki ilmu yang mumpuni dalam mengurusi keluarga, terutama bayi dan anak. Alhasil, penelantaran pun banyak dilakukan. 

Inilah wajah generasi saat ini. Pergaulan bebas menjadikannya abai pada tujuan kehidupan. Pergaulan bebas yang berujung pada kehamilan tak diharapkan, tentu mengakibatkan depresi. Perilaku tak bertanggung jawab pun berjamuran, membuang bayi hasil hubungan gelap, menelantarkan, hingga nekat  menghilangkan nyawa sang bayi. Miris. 

Lingkaran masalah ini merupakan salah satu masalah cabang yang timbul dari satu masalah pokok yang hingga kini belum tuntas tersolusikan. Masalah inti dari semua masalah ini adalah pergaulan bebas remaja yang makin menggila, tak terkendali. Ini adalah akibat dari jauhnya aturan kehidupan dari aturan agama (baca:syariat Islam). Sistem sekulerisme, menjadikan generasi lalai. Dan menjadikan pemuasan hawa nafsu sebagai satu tujuan utama, tanpa menyadari seluruh akibat yang akan ditanggungnya. 

Cara pandang sekulerisme meniscayakan keadaan demikian. Karena sistem ini berlandaskan pada kebebasan manusia dalam berbuat dan bersikap, tanpa peduli benar atau salahnya perbuatan dalam standar yang benar (yaitu standar syariat Islam). Hak asasi manusia terus digaungkan demi terpenuhinya segala keinginan. Alhasil, hanya keburukan yang tercipta. Demikianlah akibat buruk penerapan aturan buatan manusia.

Berbeda dengan sistem Islam. Sistem Islam menerapkan syariat Islam secara menyeluruh dalam setiap aspek kehidupan, termasuk salah satunya penjagaan syariat dalam aspek pergaulan dengan lawan jenis. Aturan inilah yang menjaga masa depan generasi. Segala bentuk perbuatan yang melanggar syariat dikenai sanksi tegas. 

Zina adalah salah satu perbuatan yang dilarang syariat Islam. Islam pun memberikan sanksi tegas pada perbuatan zina, berupa sanksi jilid bagi ghairu muhssn atau yang belum menikah dan rajam bagi muhsan atau yang telah menikah.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰۤى اِنَّهٗ كَا نَ فَا حِشَةً ۗ وَسَآءَ سَبِيْلًا

"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra' :32)

Hanya dengan syariat Islam-lah generasi terjaga. Seluruh konsep Islam dapat sempurna diterapkan dalam wadah institusi khas, sesuai teladan Rasulullah saw. yaitu khilafah manhaj an nubuwwah. Inilah satu-satunya institusi yang menghantarkan seluruh manusia pada ketaatan sempurna. 

Wallahu a'lam bisshawwab.

Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab