Tinta Media: Pemuda
Tampilkan postingan dengan label Pemuda. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pemuda. Tampilkan semua postingan

Selasa, 03 Januari 2023

Pemuda Bangkit Bersama Islam

Tinta Media - Generasi muda merupakan harapan bangsa dan cita-cita akan terwujudnya pemimpin masa depan dengan kualitas yang tinggi. Namun sayang, berbagai persoalan telah menjerat kehidupan pemuda dan menjadikannya jauh dari harapan yang diinginkan. Hanya Islam yang mampu membawa mereka pada kebangkitan yang hakiki.

Generasi Muda Penuh Masalah

Jika menyebut nama generasi muda, yang ada di benak kita adalah aneka masalah yang melingkupi mereka. Pemuda saat ini sangat dekat dengan persoalan kehidupan yang menjadikannya kurang berkualitas. Rendahnya kualitas pendidikan telah mencetak generasi muda menjadi manusia dengan tingkat berpikir yang sangat rendah. Pendidikan hanya menjadi sarana untuk transfer ilmu tanpa benar-benar menanamkan bagaimana kehidupan.

Rendahnya kualitas pendidikan yang diterima juga menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang lain. Sebut saja remaja terjerat narkoba, pergaulan bebas yang mengarah pada free seks, bahkan aborsi, sampai remaja yang terjerat pada prostitusi modern saat ini. Semua persoalan ini semakin menjauhkan pemuda dari kualitas yang diharapkan. 

Selain itu, krisis moral juga dihadapi oleh generasi muda. Sebagai pemuda, mereka kurang memiliki rasa hormat kepada orang yang lebih tua, baik itu orang tua sendiri, kalangan guru, dan juga orang tua lainnya di tengah masyarakat. Sebagian pemuda menganggap tidaklah perlu untuk menghormati dan menghargai orang lain, terutama orang yang lebih tua.

Serangan paham-paham asing juga ikut menggempur kepribadian pemuda dan semakin merendahkan kualitas mereka. Ide kapitalis sekuler banyak mereka anut dan jadikan acuan dalam kehidupan. Prioritas utama dalam kehidupan adalah bagaimana caranya memperoleh materi yang sebanyak mungkin. Hal ini bisa dilakukan dengan cara apa pun dan tak perlu memperhatikan aturan kehidupan yang ada.

Terlebih, generasi muda saat ini sangat jauh dari pemahaman terhadap nilai-nilai agamanya sendiri. Kurikulum pendidikan yang tak memberikan porsi perhatian lebih pada pendidikan agama menjadikan generasi muda kosong akan nilai agama. Kehidupan mereka menjadi jauh dari ajaran agama. Ditambah lagi, instrumen pendidikan lain juga tak banyak memberikan perhatian pada pembangunan pemahaman agama di dalam diri mereka. Sebut saja guru yang saat ini hanya disibukan dengan masalah administratif yang sedikit demi sedikit menggeser perannya sebagai pendidik generasi. 

Islam Membangkitkan Pemuda

Islam mempunyai harapan yang besar kepada pemuda, karena di tangannyalah peradaban akan dipimpin. Sejarah keemasan peradaban Islam telah membuktikan bagaimana ketika peradaban kehidupan manusia diisi oleh para pemuda dengan kualitas yang cemerlang. Semuanya dimulai dari pemahaman yang benar tentang agamanya kemudian sampai menggerakan dirinya untuk berdaya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia yang lainnya. 

Islam memberikan perhatian besar pada pendidikan generasi muda. Para pemuda diusahakan memiliki pemahaman agamanya yang benar, yaitu dengan memiliki keimanan yang tinggi kepada Sang Pencipta dan menggapai ketaatan untuk menjalankan semua aturan yang telah diberikan kepadanya. 

Negara memiliki kewajiban untuk menciptakan kurikulum dengan tujuan ini. Semua perangkat pendidikan yang ada disinkronkan demi menggapai kualitas pemuda yang diharapkan. Karena, dengan keimanan yang tinggi ini akan menggerakan diri pemuda untuk tak hanya memperbaiki diri sendiri, tetapi juga membawa perbaikan di dalam masyarakat dan juga negara. 

Negara juga menjamin semua pemuda menerima pendidikan yang layak. Negara membiayai mereka sehingga pemuda mampu mengoptimalkan potensinya. Sistem ekonomi yang dijalankan negaralah yang memungkinkan berjalannya hal ini, yaitu dengan memanfaatkan potensi negara demi kemaslahatan umat. Salah satunya mencetak generasi muda yang cemerlang. Selain itu, negara juga memiliki kewajiban menciptakan kehidupan bermasyarakat yang kondusif untuk pembentukan kualitas pemuda. Masyarakat yang tak banyak bermasalah, tetapi diwarnai dengan keimanan dan minim masalah karena ada penjagaan pelaksanaan syariat. 

Dengan ini, generasi muda dapat tumbuh berkembang dengan memaksimalkan potensinya. Tidak hanya gemilang dalam ranah personal, tetapi juga memahami peran sosialnya di dalam masyarakat, mampu membawa perubahan di tengah masyarakat menuju yang lebih baik. Bahkan, pemuda tak hanya tersibukan oleh kepentingan dan cita-cita personal saja, tetapi juga berkeinginan untuk dapat memimpin masyarakat agar mampu membawanya kepada keadaan yang lebih baik.

Inilah apa yang telah kita temukan pada kualitas pemuda yang terwarnai oleh syariat Islam, bagaimana mereka menjadikan hidupnya untuk berjuang demi Islam agar bisa jaya di hadapan musuh-musuhnya serta, mampu menciptakan kesejahteraan bagi peradaban manusia. 

Kepribadian dan karakter pemuda yang gemilang ini hanya akan ditemukan di dalam Islam. Sayangnya, hal itu sulit untuk ditemukan saat ini karena aturan Islam tidak dijadikan sebagai pandangan hidup yang menjadi acuan kehidupan. 

Islam tak dijadikan sebagai referensi kehidupan, tetapi aturan yang lain, yaitu sekulerisme dan kapitalisme. Untuk itu, pemuda harus bangkit dengan memahami agamanya sendiri. Hanya pemahaman agamanyalah yang akan membawa kepada kebangkitan yang hakiki, tak hanya bagi pemuda, tetapi juga bagi peradaban manusia itu sendiri.

Oleh: Rochma Ummu Arifah
Sahabat Tinta Media

Ustazah Tias Ummu Zahroh: Mewujudkan Pemuda yang Mampu Memimpin Ummat


Tinta Media - Aktivis Muslimah Ustazah Tias Ummu Zahroh mengungkap bahwa mewujudkan pemuda yang mampu memimpin ummat perlu mendapat perhatian besar, terutama para ibu. 

"Mewujudkan pemuda yang mampu memimpin umat. Hal ini tentu menjadi perhatian besar bagi mereka yang menginginkan kebangkitan Islam, terutama para Ibu," ungkapnya saat memandu sesi tanya jawab dalam even Ratu (Risalah Akhir Tahun 2022) yang diselenggarakan di Kota Batam (31/12/2022).

Teh Tias sapaan akrabnya menuturkan, 
Peran pemuda saat ini telah bergeser dari fungsi utamanya dalam membangkitkan ummat. "Ini merupakan dampak dari sekulerisme yang diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan saat ini," ujarnya. 

Ia mengungkapkan kemiripan kondisi pemuda saat ini dengan di masa awal dakwah Nabi di Makkah. "Jika dulu (zaman jahiliah) para pemudanya membanggakan nasab atau keturunannya dari kaum bangsawan, saat ini membanggakan ia bekerja di perusahaan apa dan digaji berapa. Bukankah ada kemiripan di dalamnya? Sekuler-kapitalis telah membuat pemuda lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat materi sebagai tujuan hidup. Fokus terhadap dunianya dan lupa tentang bagaimana hidupnya kelak di akhirat," ungkapnya. 

Sementara itu, dalam Islam setiap orang adalah pemimpin dan pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya. "Dalam pandangan Islam, setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban. Seperti suami bertanggung jawab atas keluarganya. Istri bertanggung jawab atas pengaturan rumah tangga. Begitu pun sosok pemuda, kepemimpinan peradaban ada di tangannya," bebernya. 

Ia juga menjelaskan bahwa kerusakan pemuda hari ini adalah tanggung jawab bersama dalam memperbaikinya, termasuk para Muslimah yang bergelar ibu rumah tangga. 

"Sebagai muslim ada kewajiban melakukan dakwah secara individual sebagaimana disebutkan dalam Surat al-Ashr 1-3. Sementara untuk mewujudkan penerapan Islam yang kaffah tidak cukup dengan dakwah secara individual tetapi juga diperlukan dakwah secara berjama'ah, seperti disebutkan dalam Surat Ali Imron 104 dan 110. Telah banyak kabar gembira bagi mereka yang mampu berperan aktif dalam ranah ini. Jika kita memahaminya dengan baik, maka kita akan ikut bersegera memperjuangkan penerapan Islam. Aktif mengajak yang lain agar ikut mengambil bagian. Dari sinilah kita berpeluang mendapatkan amal jariyyah kita," tegasnya. 

"Dakwah itu mudah. Bahkan hanya bermodalkan lisan pun bisa mendapat pahala besar. Masalahnya, bagaimana itu bisa terjadi? Ilmu, berdakwah sudah tentu butuh tsaqofah Islam atau ilmu yang terus digali. Maka jangan pernah berhenti belajar. Terus meminta agar Allah karuniakan kita ilmu yang bermanfaat," lanjutnya.

"Kepemimpinan akan kokoh jika berdiri diatas pondasi keimanan yang kuat. Ingat, kebahagiaan itu bukan dari besar kecilnya nominal yang diperoleh. Kebahagiaan itu muncul dalam keta'atan pada Allah dan Rasul," pungkasnya.[] Nai

Minggu, 01 Januari 2023

Risalah Akhir Tahun 2022, Aktivis Dakwah: 80% Umat adalah Pemuda, Detak Jantung dan Harta Berharga

Tinta Media - Aktivis Dakwah Ustadzah Ratu Erma Rachmayanti menyatakan bahwa 
80 % dari umat ini adalah pemuda, detak jantung  dan harta berharga.

"Sangat penting membahas generasi muda karena mereka adalah kekuatan kita (quwwatunaa), 80 % dari umat ini adalah pemuda, mereka detak jantung kita dan mereka harta berharga kita," tuturnya dalam Event Risalah Akhir Tahun 2022, Sabtu (31/12/2022) via daring.

Ia mengatakan bahwa Syekh Mustofa Al-Ghulayaini menegaskan, “Sesungguhnya pada tangan pemudalah urusan umat dan di kaki-kaki merekalah terdapat kehidupan umat," ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa dalam perjalanan tarikh umat Islam, didapati Ali bin Abi Thalib, Mushab bin Umair, Muhammad al-Fatih, Al-Khawarizi, Al-Kindi. "Namun, setelah seabad berlalu, sulit mendapati pemuda yang ulama-ilmuwan-pembela Islam," ungkapnya.

Menurutnya, kepedulian kepada generasi muda harusnya seperti yang Allah perintahkan, yakni tidak meninggalkan  generasi dalam kondisi lemah. "Namun, harus bertakwa menerapkan seluruh syariat Allah dan menjauhi larangannya," ujarnya.

"Hendaklah mengatakan kebenaran bahwa aturan buatan manusia yang sudah seabad merusak umat ini, harus ditinggalkan," terangnya.

Hanya saja, lanjutnya, umat tidak bisa menyelamatkan generasi jika tidak berada dalam barisan yang memperjuangkan agama Allah. "Yakni bersama kelompok dakwah Islam ideologis," tegasnya.

"Menjadi seperti kumpulan sahabat yang membela dan menyebarkan syariat Islam, dan berdakwah untuk tegaknya Islam kafah," pungkasnya.[] Ajira

Sabtu, 24 Desember 2022

Beri Aku Sepuluh Orang Pemuda Niscaya Akan Ku Guncangkan Dunia

Tinta Media - “Beri aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 orang pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia,” tutur Narator MMC menirukan perkataan Bung Karno di Serba Serbi MMC: Tongkat Estafet Perubahan Masyarakat Ada di Pundak Pemuda, Jumat (23/12/2022) melalui kanal You Tube Muslimah Media Center.
 
 Perkataan Bung Karno tersebut merupakan gambaran tentang kedahsyatan pemuda sebagai agen perubahan. “Tentu saja pemuda yang dimaksud adalah mereka yang berkualitas, sebab upaya melakukan perubahan memang tidak pernah bisa dilepaskan dari karakter kalangan muda,” tandasnya.
 
Menurutnya, pemuda adalah tulang punggung peradaban. Kemajuan dunia sangat erat kaitannya dengan sosok pemuda. 
 
“Secara fitrah masa muda merupakan jenjang kehidupan manusia yang paling optimal. Dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya sangat wajar jika pemuda memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya,” jelasnya.
 
 Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan, lanjutnya,  banyak dimiliki pemuda. Pemikiran kritis mereka sangat didambakan umat. Di mata umat dan masyarakat umumnya mereka adalah agen perubahan.
 
“Mereka juga motor penggerak kemajuan ketika masyarakat melakukan proses pembangunan.  Tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka.  Baik buruknya nasib umat kelak bergantung pada kondisi pemuda sekarang ini,” imbuhnya.
 
Terseret Kapitalisme
 
Narator menyayangkan pemuda  saat ini sedang terarus oleh peradaban kapitalisme.  Kapitalisme telah menyeret kaum muda pada kehidupan liberal materialis, hedonis hingga apatis. Peradaban kapitalisme justru mengarahkan potensi pemuda Muslim yang justru bisa menjadi ancaman negeri ini.
 
“Kapitalisme memandang perlu memberdayakan potensi besar pemuda sesuai dengan kepentingan kapitalisme. Pemuda dibajak menjadi budak-budak para korporat. Pada saat yang sama pemuda kehilangan jati dirinya sebagai Muslim. Mereka menjadi trouble maker, pelaku kriminalitas, rentan dengan gangguan mental dan sebagainya,” sesalnya.
 
Agen Perubahan
 
Narator lalu mengatakan, menjadi penting mengembalikan peran pemuda sebagai agen perubahan, meraih kepemimpinan para pemuda Muslim untuk diarahkan membangun peradaban Islam yang mulia.
 
“Di usia produktifnya pemuda muslim seharusnya aktif memikirkan permasalahan yang begitu pelik menimpa negeri ini serta mencari solusi untuk mengatasinya. Misalnya masalah korupsi, kriminalitas, krisis identitas, kemiskinan, pendidikan tak layak dan berbagai permasalahan lainnya,” harapnya.
 
Permasalahan yang realitasnya terpampang nyata, ucapnya, harusnya mendorong kaum pemuda untuk melakukan sebuah perubahan. Memang benar pergerakan pemuda tidak sepenuhnya mati, namun sebagian besar pergerakan pemuda Muslim hari ini telah gagal memahami akar masalah yang sebenarnya, hingga akhirnya mereka meraba-raba solusi yang tepat untuk mengatasi problem negeri ini, yakni mengambil solusi melalui demokrasi yang ditawarkan oleh pemerintah.
 
“Kalaupun mengusung Islam sebagai solusi pemuda Muslim sudah dipasangi kacamata moderat yang begitu ramah terhadap nilai-nilai barat sekuler,  sebab moderasi Islam sejatinya adalah bagian dari rencana barat untuk menyerang Islam dari dalam. Tak ayal pemuda yang teracuni pemikiran moderat ini sangat jauh dari pemahaman Islam hakiki.  Pemuda Muslim malah menjadi penjaga sistem demokrasi liberal dan ekonomi kapitalis serta pendukung agenda Barat,” kritiknya.
 
Harus Diselamatkan
 
Narator berpendapat bahwa  pemuda Muslim harus diselamatkan, dan menyelamatkan diri dari pembajakan potensi yang salah oleh peradaban kapitalisme yang melemahkan keimanannya, merusak ketaatannya serta menjauhkan pemuda dari agenda perubahan hakiki.
 
“Lihatlah pemuda Muslim di masa Rasulullah Saw.  Mushab Bin Umair di usia yang sangat muda dengan yakin ia memilih Islam sebagai jalan keyakinan dan jalan hidupnya.  Pada saat ketenaran dan kemewahan hidup menghampirinya cahaya Islam datang memenuhi lubuk hatinya hingga Mus’ab  menjadi pemuda Muslim visioner dan berjuang demi Kemuliaan Islam,” kisahnya memberikan contoh.
 
Mus’ab bin Umair pun, tegasnya,  menjadi duta pertama dalam sejarah Islam yang diutus Rasulullah Saw. menyebarkan dakwah Islam ke Madinah.  Rasulullah Saw. memintanya untuk mengajarkan Al-Quran kepada penduduk Madinah.  “Dengan izin Allah Swt. melalui wasilah tangan Mus’ab bin Umair  dakwah Islam di Madinah mengalami perkembangan pesat.  Strategi dakwahnya luar biasa hingga Madinah menjadi pusat Negara Islam yakni Daulah Islamiyah,”tutur narator bangga.
 
Oleh karena itu, lanjutnya, tak ada pilihan lain bagi para pemuda untuk mewujudkan perubahan serta  mengambil Islam sebagai jalan perjuangan hakiki dan solusi dari semua permasalahan yang bercokol di negeri ini.
 
“Imam Malik bin Anas menyatakan tidak akan bisa memperbaiki kondisi generasi akhir umat ini kecuali apa yang telah mampu memperbaiki kondisi generasi awal umat ini,” ungkapnya.
 
Makna perkataan Imam Malik itu, jelasnya, umat Muslim dulu di masa Rasulullah dan generasi awal kaum muslim bisa menjadi baik dan bangkit dengan Islam. Karena itu sekarang pun mereka hanya bisa baik dan bangkit dengan Islam.
 
“Kini saatnya pemuda berdiri di garda terdepan dalam meraih perubahan yang hakiki dengan Islam,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
 

Sabtu, 17 Desember 2022

Mengoptimalkan Potensi Pemuda dengan Mengajak Berpikir Cemerlang

Tinta Media - Pemuda adalah aset yang memiliki potensi luar biasa untuk menjadi agen perubahan karena merekalah pemimpin masa depan. Generasi tua sering tidak menyadari bahwa mereka akan segera pergi dan diganti dengan para pemuda yang mungkin saat ini tidak diperhitungkan keberadaannya.  

Karena itu, pemuda harus dipersiapkan untuk menyongsong masa depan cemerlang dengan Islam. Jangan biarkan potensi mereka dirusak dan dibajak untuk mendukung hegemoni kapitalisme Barat untuk mengeruk dan menguasai kekayaan negeri yang kaya raya bagaikan penggalan tanah surga ini. 

Sistem kapitalisme sekuler telah merusak potensi pemuda muslim, dengan membelokkannya untuk kepentingan para komprador, dan antek penguasa boneka yang tidak lagi peduli dengan kondisi remaja saat ini. Mereka hanya disiapkan untuk menjadi pekerja atau buruh untuk mendukung korporasi para oligarki. Sementara, negara tidak peduli dengan rusaknya para pemuda akibat pengaruh buruk sistem kapitalisme sekuler yang menjunjung tinggi kebebasan bertingkah laku. Mereka mencoba menghilangkan pemuda yang berpikir cemerlang dengan tuduhan radikal, intoleran, dan anti kebhinekaan. 

Padahal, kita tahu bahwa pemuda yang militan dalam berislam secara kaffah adalah yang mampu berpikir cemerlang, tidak hanya tentang materi untuk kesuksesan dirinya sendiri, tetapi berpikir dan peduli terhadap problematika umat saat ini. Mereka membawa solusi cemerlang dengan Islam, tetapi malah diawasi dan diwaspadai sebagai ancaman penguasa rezim yang zalim.

Sebaliknya, pemuda yang tidak tahu adab telah tercipta dari sistem buruk yang membiarkan mereka berbuat apa saja sebagai bentuk kebebasan bertingkah laku yang dijunjung tinggi dalam sistem demokrasi sekuler. Penyimpangan tingkah laku seperti LGBT dan juga gaya hidup bebas dianggap biasa dalam sistem sekuler. Padahal, kebiasaan kaum sodom dan kemaksiatan yang dilakukan secara vulgar dan merajalela akan mendatangkan azab Allah yang sangat pedih. Bencana alam yang terjadi bertubi-tubi adalah bukti nyata agar kita mau bertobat untuk kembali pada syariat-Nya secara kaffah. Tinggalkan sekularisme agar para pemuda mampu mengoptimalkan potensinya untuk kejayaan Islam.

Berpikir cemerlang diperlukan agar kita mampu menemukan kebenaran hakiki yang sesuai dengan fitrah manusia, yakni memuaskan akal dan menentramkan hati. Hanya Islam yang mampu menjawab problematika pokok kehidupan dengan benar dan tuntas sehingga tidak menyisakan keraguan dalam pemahaman kita. 

Iman yang kokoh harus diperoleh dari proses berpikir tentang alam semesta, manusia, dan hidup. Di balik semua itu ada Al-Khalik yang menciptakan tiga unsur yang mampu dijangkau oleh akal manusia. Dia menciptakan segala sesuatu, tetapi Dia bukan makhluk. Dialah Allah Yang Mahahidup dan Maha Pengatur yang menurunkan aturan terbaik dan sempurna untuk umat manusia melalui Rasul-Nya agar manusia selalu dalam Petunjuk-Nya yang bisa menyelamatkan manusia, tidak hanya di dunia yang sementara ini, tetapi juga kehidupan akhirat untuk selama-lamanya.

Oleh karena itu, jika Allah dan Rasul-Nya sudah memerintahkan sesuatu, tidak layak kita mengambil sesuatu yang lain yang bertentangan dengan aturan-Nya. Kesombongan manusia membuat mereka menolak syariat-Nya, bahkan berani menghalalkan yang haram, dan melarang yang wajib. 

Bagaimana kita menolak diatur dengan syariat Allah yang sudah menciptakan kita dan kepada+Nya kita akan kembali? Siapa yang bisa menolong saat Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang menghendaki bencana dan azab pedih menimpa satu negeri? Kepada siapa lagi kita akan meminta pertolongan, kecuali hanya kepada Allah Swt.

Hanya orang-orang yang mampu berpikir cemerlang yang akan menggunakan kesempatan di dunia ini untuk menyiapkan kehidupan akhirat yang pasti dan segera kita alami. Kehidupan dunia akan segera menjadi cerita, dan akhirat menjadi fakta yang akan kita jalani. 

Sebaik-baik atau seburuk tempat kembali tergantung dari apa yang kita lakukan di dunia. Pemuda yang mampu berpikir cemerlang sangat langka dalam sistem sekuler yang rusak ini. Berharap dari penguasa yang zalim untuk menyiapkan pemuda dengan pemikiran cemerlang sungguh tidak mungkin, karena berbagai kebijakan yang dibuat malah mendorong pemuda berpikir rendah, dengan hanya mengejar materi dan kesenangan duniawi. Mereka tidak lagi perduli dengan problematika umat, apalagi untuk memperjuangkan kejayaan Islam. 

Hanya pada keluarga muslim ideologis kita berharap terlahir generasi cemerlang dengan kepribadian Islam. Apa pun potensi yang mereka kembangkan dan lejitkan adalah untuk Islam. Ini seperti apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat dalam menyiapkan generasi muslim yang mampu mengembangkan potensi mereka dengan Islam.

Generasi cemerlang akan banyak tercipta dalam sistem Islam dengan berbagai potensi mereka yang luar biasa. Generasi ini mampu mengoptimalkan potensi mereka untuk kejayaan Islam. Ini bertolak belakang dengan generasi yang tumbuh pada sistem yang rusak. 

Remaja yang tidak tahu adab dengan kehidupan bebas mereka hanya menjadi sumber masalah. Mereka hanya menuruti keinginan untuk bersenang, bukan berjuang untuk mewujudkan perubahan hakiki dengan Islam. 

Saatnya kita campakkan sistem kapitalisme sekuler yang merusak dan menggantinya dengan sistem terbaik dan sempurna dari Yang Mahasempurna agar banyak generasi cemerlang yang mau memperjuangkan Islam, sehingga pertolongan Allah segera datang dan kemenangan umat Islam segera terwujud seperti yang digambarkan dalam Al-Qur'an surat an-Nasr dan al-Fath.

Oleh: Mochamad Efendi
Sahabat Tinta Media

Jumat, 16 Desember 2022

Pemuda Muslim Pemimpin Perubahan untuk Peradaban Cemerlang

Tinta Media - Pemuda muslim adalah tumpuan harapan untuk melakukan perubahan. Pemuda muslim mampu mengubah kondisi umat yang sangat jauh dari kata sejahtera, dan penuh dengan berbagai masalah, mulai dari masalah ekonomi, sosial, kesehatan, dan sistem pendidikan yang belum sepenuhnya mampu menghasilkan pemuda rujukan umat. 

Negeri ini butuh generasi muda yang mampu melakukan pengamatan yang mendalam terhadap akar masalah yang tengah terjadi di negeri ini. Nyatanya, hanya dengan mengganti pemimpin dan rezim, masalah tidak pernah terselesaikan. Pemimpin datang dan pergi silih berganti, tetapi sejahtera tak pernah kunjung terjadi.

Untuk menghasilkan pemuda negarawan, penggerak perubahan untuk peradaban Islam, dibutuh pemuda yang visioner, mampu membuat terobosan dan strategi yang mumpuni untuk menghadapi tantangan yang semakin berat, akibat sistem kapitalis sekuler.

Rasulullah saw. adalah teladan terbaik dalam mengubah peradaban jahiliyah menjadi peradaban Islam yang mulia. Beliau mencontohkan dengan aktivitas politik, membina para sahabat menjadi kader-kader dakwah Islam, kemudian menyebarkan kader dakwah tersebut untuk mengajarkan Islam kepada yang lain. Inilah contoh yang harus dilakukan pemuda muslim saat ini, yakni mengemban dakwah Islam melalui jalan politik.

Dalam Islam, aktivitas politik tidak terbatas pada masalah kekuasaan semata, melainkan meliputi pemeliharaan seluruh urusan umat di dalam maupun luar negeri, baik menyangkut aspek negara maupun umat. Penguasa bertindak secara langsung mengatur urusan umat, sedangkan umat bertindak sebagai pengawas dan mengoreksi pelaksanaannya.

Aktivitas politik riil yang seharusnya dilakukan pemuda muslim adalah dengan memahamkan dan mengedukasi umat, sehingga memiliki perspektif dan pemahaman Islam yang benar. Aktivitas politik ini harus dilakukan oleh kaum muslimin seluruhnya, termasuk para pemudanya. Hal ini karena melakukan aktivitas politik adalah kewajiban yang datang dari Allah Swt. dan Rasul-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah: 

“Siapa saja yang tidak memperhatikan kepentingan kaum muslimin, ia bukanlah termasuk di antara mereka. Siapa saja yang bangun pada pagi hari tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, ia bukanlah golongan mereka.” (HR Ath-Thabari).

Sosok pemuda muslim yang paham politik, pasti peduli dan bertanggung jawab akan nasib negara dan umat Islam di dunia. Mereka mencintai negara dan umat Islam dengan berusaha berjuang untuk menghilangkan bahaya yang mengancam, yakni sekularisme dan liberalisme. Hal ini karena melalui sekularisme, agama Islam dijauhkan dari pengaturan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Sejarah telah membuktikan peradaban Islam diusung oleh pemuda. Sirah Rasullullah saw. menggambarkan kelompok dakwah yang diisi oleh pemuda. Bahkan, keberhasilan dakwah di Madinah juga di tangan pemuda, yaitu Mush’ab bin Umair dan Sa’ad bin Mu’adz.

Pemuda  muslim yang kuat tidak tertipu dan terjebak dengan arus liberalisasi dan moderasi. Hal ini karena tidak ada harapan kebaikan yang diperoleh dari arus tersebut. Karena itu, sudah saatnya pemuda muslim memperkokoh visi masa depan ke arah Islam, mencari peluang untuk mendekatkan gambaran khilafah yang juga pernah mendunia.

Pemuda muslim harus mempunyai idealisme yang kokoh, ikhlas berjuang untuk mengembalikan peradaban Islam yang cemerlang. Pemuda muslim harus bisa menjadi aktivis partai pengusung peradaban Islam yang mendunia. Ini sebagaimana bisarah Rasulullah yang memberikan gambaran bahwa akan ada fase tegaknya khilafah ‘ala minhaj nubuwah. Wallahu’alam bishaab.[]

Oleh: Isty Da’iyah 
Analis Mutiara Umat Institute

Potensi Pemuda Tergerus Arus Moderasi Agama

Tinta Media - Pemuda adalah aset berharga dalam sebuah peradaban. Sumbangsih para pemuda melalui kepribadian dan pemikirannya mampu membawa mereka pada kebangkitan atau jurang kehancuran.

Menurut data Word Population Prospect tahun kedua, jumlah populasi penduduk dunia akan mencapai 8 miliar jiwa pada bulan November 2022, termasuk di dalamnya adalah pemuda. Negara-negara dengan mayoritas muslim ini begitu kaya dengan potensi pemuda, termasuk Indonesia. Diperkirakan bahwa 70% dari populasi adalah kelompok muda atau usia produktif pada tahun 2045.

Tentunya ini merupakan bonus demografi yang harus dikelola dengan bijaksana. Potensi pemuda muslim wajib diarahkan kepada perubahan hakiki untuk mengembalikan kejayaan Islam. 

Ironisnya, hari ini alarm para pemuda muslim kian berdering kencang. Krisis moral, akidah hingga pemikiran meracuni jiwa pemuda muslim. Belum lagi diperparah dengan arus moderasi beragama yang merupakan proyek besar dari musuh-musuh Islam untuk menghambat kejayaan Islam.

Kita wajib membuka mata dan menyadarkan umat bahwa moderasi agama adalah propaganda musuh-musuh Islam. Program moderasi agama menyerang banyak lini kehidupan. Para pemuda terbius bujuk rayu moderasi agama, hingga idealisme dan heroismenya kian redup.

Moderasi agama lahir dari rahim sekularisme, yakni pemisahan agama dari kehidupan. Pemikiran Islam moderat telah merobohkan akidah para generasi. Sebagai contoh ketika kita meyakini bahawa hanya Islam satu-satunya agama yang benar, justru pemikiran moderat mengajarkan bahwa semua agama benar. Ini sangat miris, karena berpindah agama dari Islam atau murtad adalah hal yang biasa. 

Begitu pun ketika Islam mengajarkan untuk berpakaian syar'i, justru pemikiran moderat mengajarkan bahwa my body is mine. Mereka berpendapat bahwa tidak perlu berpakaian syar'i asal sopan, sebab pakaian syar'i adalah budaya Arab. Lebih parah lagi, di saat Islam mengajarkan tentang batasan pergaulan dengan lawan jenis, justru pemikiran moderat mengusung ide kebebasan dalam pergaulan. Alhasil, kasus pemerkosaan dan sex bebas marajalela hingga bermuara meningkatnya penderita HIV/AIDS.

Pemikiran moderat sangat massif diaruskan melalui program moderasi beragama. Betapa banyak informasi hari ini yang menggiring para pemuda untuk jauh dari Islam. Isu terorisme dan narasi radikalisme yang menyasar umat Islam membuat pemuda jauh dari identitasnya sebagai muslim. Mereka enggan mempelajari Islam karena takut dicap sebagai teroris dan radikalis. Sungguh, ini adalah fitnah yang keji. Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan apalagi bertindak sebagai pelaku teroris. 

Moderasi agama juga menyasar program pendidikan dan budaya. Tidak sedikit orientasi pemuda dalam mengenyam pendidikan bermuara pada materi. Standar harta dan kekayaan adalah capaian sukses bagi pemuda. Alhasil, flexing atau pamer menjadi budaya yang menjamur di kalangan para pemuda. Hedonisme, konsumerisme hingga individualisme menjadi watak mereka. 

Maka, memperbaiki kondisi pemuda hari ini adalah tugas kita bersama, baik dimulai dari lingkup individu, keluarga, masyarakat, hingga negara. 

Pertama, perlu adanya dakwah di tengah-tengah umat, mengajak para pemuda untuk sadar kembali kepada Islam sehingga tertancap keimanan dan ketakwaan yang kokoh dalam diri pemuda. 

Kedua, membangun pemahaman bahwa taat kepada Allah adalah harga mati, mengajak para pemuda berpikir untuk menentukan tujuan hidup, sehingga mereka senantiasa taat dan menjauhi maksiat. 

Ketiga, memahamkan kepada para pemuda bahwa berislam secara kaffah atau menyeluruh adalah cara beragama yang benar (Lihat: QS. al-Baqarah [2]:2018). Sebaliknya, berislam secara moderat adalah cara beragama yang salah dan bertentangan dengan Islam yang shahih. Karena itulah, kita harus benar-benar membekali para pemuda dengan tsaqafah Islam yang cukup dan mengajak mereka untuk siap mendakwahkan Islam. Wallahua'lam

Oleh: Reni Adelina
Aktivis Muslimah Peduli Generasi

Minggu, 20 November 2022

KTT ASEAN ke-40, MMC: Pemuda Dijadikan Tumbal Ekonomi Kapitalis

Tinta Media - Kapitalisasi pemuda sebagai bonus demografi yang disampaikan Presiden Jokowi dalam KTT ASEAN ke-40 dinilai Narator MMC hanya dijadikan tumbal ekonomi.

"Dengan alasan penyelamatan ekonomi ditengah krisis yang melanda dunia, pemuda dijadikan tumbal hingga menghilangkan peran utamanya sebagai pembangun peradaban cemerlang," ungkap narator dalam Serba-serbi MMC: KTT ASEAN ke-40 Pemuda hanya untuk dikapitalisasi? Senin (14/11/2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center.

Narator menuturkan, pemuda dengan segala potensinya merupakan modal bagi suatu bangsa. Kehidupan dimasa datang tentu tak lepas dari peran pemuda. Sayangnya, disadari atau tidak sistem pendidikan kapitalis sekuler menyusupkan pemikiran materialistik kepada para pemuda.

"Pengarusan pemuda dalam dunia bisnis sejatinya hanya akan mengantarkan pemuda pada kebahagiaan individu semata dan sama sekali tidak akan menyentuh akar masalah dari carut marutnya sistem kehidupan saat ini," tegasnya.

Program UMKM yang menggerakkan ekonomi riil akan menyelamatkan keterpurukan ekonomi yang diciptakan oleh sistem kapitalis. "Akan tetapi, apakah problem bangsa lainnya seperti kerusakan moral, mental illness, kekerasan dan kriminalisasi, pergaulan bebas, disintegrasi, Islam mofobia juga akan terselesaikan?" narator menanyakan.

Pemuda dengan segala potensinya harus memiliki pemahaman Ideologi Islam yang akan menuntun mereka untuk meneruskan perjuangan Islam dengan membangkitkan pemikiran masyarakat yang jumud dan cenderung apatis terhadap Islam saat ini. "Dengan kreativitasnya, para pemuda muslim akan berkontribusi besar dalam upaya membangkitkan kembali peradaban Islam. Kebangkitan Islam akan terealisasi dalam kehidupan ketika pemikiran - pemikiran Islam ideologi menjadi arah perjuangan pemuda," bebernya.

Narator memberikan empat langkah yang harus dilakukan pemuda dalam membangkitkan kehidupan Islam. 

Pertama, menanamkan keimanan Islam pada dirinya. "Islam adalah agama paripurna yang mengatur segala perkara dunia dan akhirat. Bukan sekedar spiritual," ungkapnya.

Kedua, para pemuda semestinya mengkaji Islam sebagai ideologi bukan sekedar ilmu pengetahuan. "Wajib bagi mereka terikat dengan syariat Islam. Pemuda muslim harus menilai baik buruk serta benar salah berdasarkan ajaran Islam," jelasnya. 

Ketiga, senantiasa memiliki sikap yang berpihak pada Islam, bukan netral apalagi oportunis, demi mendapatkan keuntungan duniawi. "Mereka harus teguh pada Islam sebagai ideologinya," ujarnya. 

Keempat, para pemuda harus terlibat dalam dakwah menegakkan syariah dan khilafah bersama kelompok atau partai yang memperjuangkannya. "Hanya pemuda ideologis yang mampu melakukan perubahan hakiki ditengah-tengah umat, dengan tegaknya kembali peradaban Islam," pungkasnya.[] Yupi UN

Minggu, 13 November 2022

Sumpah Pemuda, Harapan Tanpa Kepastian

Tinta Media - Peringatan hari sumpah pemuda ke 94 tingkat kabupaten Bandung digelar di lapangan Upakarti Soreang pada hari Jum'at tanggal 20 Oktober 2022. Acara itu di hadiri oleh Bupati Bandung HM Dadang Supriatna bersama para kepala organisasi perangkat daerah (DPD) dan forum komunikasi pimpinan daerah. 

Harapan yang ingin diraih pada peringatan hari sumpah pemuda yang ke-94 itu adalah meningkatkan semangat persatuan membangun bangsa demi mewujudkan negara yang adil dan makmur, serta mewujudkan jati diri generasi muda yang berinovasi dan mempunyai kreativitas dalam menggapai cita-cita kejayaan Indonesia. 

Bupati Bandung Dadang Supriatna berpendapat pentingnya peran para pemuda bagi bangsa dan negara Indonesia dengan pola pikir yang jauh menatap masa depan sehingga mampu mengisi ruang partisipasi pembangunan kabupaten Bandung yang BEDAS.

Sudah menjadi hal biasa bahwa pada tanggal 28 Oktober menjadi momentum hari sumpah pemuda yang pada momen awal dilakukan oleh para pemuda pejuang kemerdekaan pada tahun 1928. Hal itu menjadi titik tolak perjuangan kemerdekaan yang dalam proses kemerdekaannya banyak melibatkan peran pemuda. Semangat yang tinggi dan revolusioner merupakan faktor utama pemuda sehingga selalu memegang peran penting dalam kebangkitan sebuah bangsa dan menjadi tonggak peradaban bangsa. Namun, sayangnya hingga sampai saat ini kebangkitan yang diharapkan belum juga terealisasi, malah semakin terperosok dalam jurang kemunduran dan kerusakan. 

Begitu nampak kemorosotan moral para pemuda. Tanpa henti, mereka terjajah dengan mentalitas bobrok dan perilaku menyimpang. Sikap pragmatis, apatis, dan permisif benar-benar telah menjangkiti para pemuda saat ini. Mereka menjauh dari politik dan tidak peduli dengan persoalan yang menimpa negri ini. 

Kezaliman, kemiskinan, ketidakadilan, korupsi, disentegrasi terus menimpa negri ini, seperti badai yang tak pernah berhenti. Para pemuda malah sibuk dengan urusan perutnya sendiri, pergaulan bebas, tawuran, penyimpangan seksual, dan hedonis sudah mendominasi gaya hidup pemuda sekarang sehingga sangat jauh dari peran pemuda yang seharusnya menjadi agen penggerak perubahan dan harapan masa depan bangsa. 

Kalaupun ada sebagian kecil dari pemuda yang memperjuangkan perubahan pada negeri ini, tetapi sayang, perubahan yang digagas hanya perubahan semu. Mereka terjebak dalam tempurung, merasa tidak ada jalan lain untuk memperbaiki negeri ini. Ketika ditawarkan alternatif lain, mereka menolak dengan dalih akan merusak kebhinekaan dan tak sesuai Pancasila. 

Fakta tersebut menunjukkan kesalahan dalam pembentukan negeri ini yang menjadikan demokrasi sebagai sistem negara dan menjadikan sekularisme sebagai dasar yang akhirnya melahirkan nasionalisme yang menjadi spirit dalam sumpah pemuda, yang digagas puluhan tahun lalu. Alih-alih membawa kemajuan, malah justru menjadi kontraproduktif dengan harapan itu sendiri.

Maka, satu-satunya jalan untuk menjadikan pemuda bisa berperan dalam negara dan bangsa yaitu dengan mengembalikan kedaulatan pada hukum syara. Ini sebagaimana para pemuda di masa Rasulullah saw. yang tanpa lelah berjuang menyebarkan ide-ide Islam, sehingga berhasil membawa umat manusia kepada kemajuan dan kebangkitan yang hakiki dalam segala aspek kehidupan. 

Penerapan sistem Islam dipimpin oleh seorang pemimpin yang amanah, yang menjalankan aturan Allah Swt. secara sempurna, sehingga bisa mengatasi segala permasalahan negeri dengan tepat dan cepat. Metode penyelesaiannya efektif karena bersandar pada kitabullah dan sunnah Rasulullah saw yang menjadi pokok Syariat Islam. 

Kini, sudah saatnya para pemuda turut berperan dalam mengembalikan kehidupan Islam dengan ikut berjuang untuk menegakkan kembali khilafah Islamiyyah. Peran ini lebih urgen lagi karena saat ini khilafah dikriminalisasi, dinistakan, dan menjadi bahan olok-olok, bahkan dilarang oleh penguasa korup. Dengan begini, peran pemuda sebagai agen perubahan dapat terwujud.

Wallahu 'alam bisshawab. 

Oleh: Tiktik Maysaroh
Sahabat Tinta Media

Senin, 07 November 2022

Sumpah Pemuda, Momentum Meningkatkan Persatuan dan Membangun Peradaban Unggul

Tinta Media - Bupati Bandung memperingati hari sumpah pemuda ke-94 di lapangan Upakarti, Soreang. Dalam kesempatan itu, Bupati berharap peringatan hari sumpah pemuda menjadi momentum meningkatkan semangat persatuan membangun bangsa demi mewujudkan negara yang adil dan makmur. Peran pemuda menurut Bupati, sangat penting bagi bangsa dan negara RI dengan pola pikir yang jauh menatap masa depan. Pemuda harus bersatu, berdampingan, membuat karya-karya bermanfaat, juga menjadi insan yang berperan baik di masyarakat. (visi.news.com)

Tak berlebihan kiranya jika pemuda saat ini dijadikan sebagai  harapan utama sebagai agen perubahan. Kondisi karut-marut multidimensi peradaban global yang kemudian diperparah dengan permasalahan efek pandemi Covid-19, memang menuntut adanya para pelaku pengubah sistem. 

Namun, sangat disayangkan jika potensi pemuda dalam sistem kapitalisme sekuler saat ini hanya difokuskan pada pemulihan aspek ekonomi, sektor usaha, dan teknologi yang justru akan memandulkan daya kritis mereka terhadap kondisi umat yang sesungguhnya. Hal itu akan semakin memupuk sikap individualisme di kalangan pemuda dengan hanya berfokus pada pencapaian materi.

Oleh karenanya, mendambakan sosok pemuda sebagai agen perubahan harus memiliki modal penting yang harus diperhatikan. Di antaranya:

Pertama, modal ideologi. Ideologi yang dimaksud adalah ideologi Islam. Berbeda dengan ideologi kapitalisme maupun sosialisme atau komunis, Islam dibangun berdasarkan akidah yang menjelaskan bahwa di balik alam semesta, manusia, dan kehidupan terdapat pencipta, yaitu Allah Swt. Maka dari itu, ideologi ini akan terkoneksi dengan aturan-Nya berupa hukum syariat, baik itu dari Al-Qur'an maupun As Sunnah. 

Ideologi Islam yang sempurna dan paripurna ini menjadi modal dasar dan utama bagi para pemuda yang ingin menjalankan perannya sebagai agen perubahan. Ideologi ini terbukti telah membawa keadilan, kesejahteraan, dan kemakmuran bagi semua, lebih dari 13 abad dalam khilafah Islamiyyah.

Kedua, adanya road map dan master plan. Dengan master plan, memungkinkan para pemuda memiliki gambaran yang jelas mengenai desain sistem yang akan dibangun sebagai pengganti sistem yang rusak saat ini. Sedangkan road map atau thariqah atau metode diperlukan untuk mewujudkan master plan tadi. Road map ini jelas mengacu kepada dakwah Nabi saw. yang telah terbukti mampu menghantarkan umat kepada perubahan hakiki.

Ketiga, komunitas atau jamaah. Komunitas atau jamaah sangat diperlukan untuk bersama-sama memperjuangkan secara terus-menerus dan konsisten. Hal ini sangat logis karena perubahan yang sistemik (perubahan global) tidak mungkin dilakukan secara individual, tetapi membutuhkan adanya komunitas global.

Semoga dengan diperingatinya hari sumpah pemuda, terutama pemuda muslim mampu mereposisi perannya sebagai agen perubahan dengan menjadikan ideologi Islam sebagai dasar untuk mengkaji master plan dan road map yang telah dicontohkan Rasulullah saw. sebagai pelaku perubahan yang telah terbukti mampu mengubah peradaban yang gelap gulita menuju peradaban yang terang benderang.

Wallahu alam bishawab.

Oleh: Sri Mulyani
Sahabat Tinta Media

Minggu, 23 Oktober 2022

Selamatkan Pemuda Aset Bangsa

Tinta Media - Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia. (Ir. Soekarno)

Rupanya potensi pemuda tidaklah sembarangan. Dari ungkapan tersebut menunjukkan bahwa pemuda memiliki kekuatan sebagai agen perubahan (agent of change).

Nasib suatu bangsa ditentukan oleh kualitas para pemudanya. Apakah bangsa ini akan semakin maju atau mundur, semua itu tergantung mereka.

Potret Pemuda Masa Kini

Mirisnya, saat ini kondisi para pemuda justru jauh dari harapan. Berbagai problematika dialami generasi muda, mulai dari kesulitan mengenyam pendidikan, kemiskinan, hingga masalah lainnya. 

Sebanyak 601.333 orang mahasiswa putus kuliah berdasarkan laporan Statistik Pendidikan Tinggi tahun 2020. Selain itu, kekerasan kerap menghantui generasi, baik dengan maraknya tawuran pelajar atau pun perundungan. Ada 541 kasus kekerasan yang terjadi di sekolah berdasarkan data Simfoni PPA 2022. 

Perilaku seks bebas pun membudaya di tengah anak muda. Menurut BKKBN, sekitar 63 persen remaja usia sekolah di Indonesia mengaku pernah melakukan hubungan seks. Sebanyak 21 persen di antaranya melakukan aborsi. 

Prostitusi dan penyimpangan seksual di kalangan pemuda pun tak kalah marak. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyatakan, kasus prostitusi anak melonjak 50 persen lebih sejak pandemi Covid-19 melanda negeri ini. Belum lagi masalah penyalahgunaan narkoba dan lainnya. 

Penyebab Permasalahan 

Krisis multidimensi bermunculan akibat penerapan sistem kapitalisme sekuler. Sistem ini merusak dan menggeser tatanan kehidupan. Generasi tercekoki gaya hidup liberal, sekuler, dan hedonis. Mereka hidup mengumbar hawa nafsu dan kesenangan duniawi, bersikap apatis, materialistis, dan individualis.  

Moral atau akhlak pemuda pun semakin merosot karena lemahnya benteng diri. Kurikulum pendidikan yang selama ini terus berganti tak mampu menciptakan perbaikan moral karena asasnya masih tetap sekuler kapitalis. 
Mirisnya, monsterisasi ajaran Islam, baik dengan isu terorisme dan radikalisme terus digaungkan oleh negara. Alhasil, generasi pobhia dengan agamanya sendiri. Pengajian semakin dijauhi anak-anak muda. Jauhlah mereka dari nilai agama.

Potensi Pemuda 

Pemuda menurut UU Kepemudaan adalah WNI yang memasuki periode usia 16 hingga 30 tahun. Pada fase usia ini, manusia berada dalam masa penuh semangat, gairah, dan memiliki kekuatan fisik yang optimal. Selain itu, biasanya pemuda lebih mudah menerima masukan dibandingkan orang tua, lebih cerdas, juga kritis. 

Jika kita menelisik perjalanan dakwah Islam, tangan para pemudalah yang pertama kali menyambut seruan Rasulullah. Merekalah yang mendukung dakwah dan senantiasa berada pada garda terdepan dalam menyerukan risalah Islam. 

Dalam sejarah bangsa ini pun, pergerakan dan perjuangan melawan penjajahan serta upaya meraih kemerdekaan kerap diinisiasi para pemuda. Ini membuktikan bahwa pemuda memiliki potensi yang luar biasa jika diarahkan ke jalan yang hakiki. 

Selamatkan Pemuda 

Pemuda adalah aset dan harapan bangsa. Mereka adalah para agen perubahan dan penerus estafet perjuangan. Di tangannya nasib bangsa dipertaruhkan, baik atau buruknya. 

Oleh karena itu, penting melakukan upaya penyelamatan generasi, menyadarkan pemuda akan potensinya. Juga menyadarkan bahwa semua masalah yang mengitari mereka itu disebabkan oleh tidak diterapkannya aturan Allah Swt. Sesungguhnya sistem kapitalisme sekulerlah yang telah merusak sendi-sendi kehidupan.

Maka dari itu, penting sekali bagi pemuda untuk mengkaji. Tujuannya agar generasi muda memiliki pondasi akidah yang kokoh sebagai benteng diri dari segala yang merusak. Juga agar mereka paham jati diri dan tujuan hidupnya, yakni sebagai hamba Allah yang harus tunduk, patuh, dan beribadah pada-Nya. 

Mereka pun akan terdorong melaksanakan syariat, tidak akan menyia-nyiakan hidupnya dalam kemaksiatan atau terlena dengan kesenangan duniawi yang fana. Sebab, mereka paham bahwa kehidupan di dunia ini singkat dan kebahagiaan yang sebenarnya yang harus diraih yaitu rida Allah Swt. 

Selain itu, mereka juga akan terdorong untuk peduli dan memikirkan kondisi umat, sehingga ikut terlibat dalam aktivitas dakwah di tengah-tengah masyarakat. 

Mereka akan turut memperjuangkan penerapan syariat Islam dengan institusi Khilafah yang akan menyolusi semua problematika kehidupan. 

Pemuda seperti ini yang akan menjadi agen perubahan di tengah keterpurukan. Mereka adalah aset bangsa. Yuk, selamatkan para pemuda dengan Islam!
Wallahu'alam bishawab.

Oleh: Lussy Deshanti Wulandari
Sahabat Tinta Media

Minggu, 07 Agustus 2022

Pemuda Lebih Berorientasi Materi daripada Menuntut Ilmu, Yusriana: Miris!

 

Tinta Media - Banyaknya anak putus sekolah yang rela meninggalkan bangku sekolah demi mendapatkan cuan dengan menjual konten di sosmed, dinilai miris oleh Pengamat Pendidikan dan Isu Generasi Yusriana.
 
“Pemuda kita saat ini lebih berorientasi untuk mendapatkan materi atau uang daripada untuk menguasai ilmu. Ini miris,” tuturnya dalam acara Ngomong Politik: Kapitalisasi Pemuda di SCBD, melalui Podcast Muslimah Media Center, Ahad (24/7/2022).
 
Yusriana menilai,  fenomena itu merupakan potret pelajar output pendidikan saat ini yang sekuler kapitalistik.
 
Ia mengatakan, pendidikan sekuler membuat mereka jauh dari ajaran agama,  mereka lebih senang hura-hura tanpa memperhatikan rambu-rambu agama. 
 
“Pendidikan yang kapitalistik membuat mereka menjadi pribadi yang mengutamakan gaya hidup, yang hedon yang kebahagiaan itu hanya diukur dari seberapa besar materi yang mereka miliki,” jelas Yusriana.
 
"Wajar kalau ngonten menjadi jalan pintas untuk meraup pundi-pundi rupiah daripada harus sekolah yang harus mengeluarkan biaya dan ketika lulus belum tentu menjadi kaya," tambahnya.
 
*Semakin Kapitalistik*
 
Yusriana menilai, kurikulum sekuler yang diterapkan saat ini memang mengarahkan pelajar menjadi semakin kapitalistik. Ini nampak sekali dalam peta jalan pendidikan yang telah ditetapkan oleh penguasa yang lebih berorientasi kepada kompetensi  ketimbang  karakter.
 
“Bagaimana  pendidikan membekali peserta didik agar siap menghadapi era disrupsi dalam konteks siap memasuki dunia kerja yang terus berkembang, sehingga pendidikan  saat ini akhirnya berorientasi untuk menghasilkan generasi pekerja,” simpulnya.
 
Jadi, lanjut Yusriana,  kriteria keberhasilan pendidikan terutama untuk di sekolah vokasi itu hanya ditentukan oleh seberapa banyak lulusannya bisa diterima di dunia kerja.
 
Yusriana juga mengatakan, program link and match dengan dunia usaha dan industri ini juga menunjukkan bahwa target pendidikan itu adalah untuk bekerja.  “Jadi pendidikan itu berfungsi sebagai sarana untuk mencetak tenaga terdidik yang akan memenuhi pasar tenaga kerja,” imbuhnya.
 
Menurut Yusriana, sistem pendidikan saat ini menfasilitasi penanaman karakter kapitalistik, sehingga karakter ini  mendominasi di kalangan pelajar.
 
“Pendidikan itu seharusnya bertujuan untuk menghasilkan manusia terdidik yang  bertambah baik bukan sekedar pintar apalagi sekedar bisa bekerja,” harapnya.
 
Ia mengatakan, manusia cerdas dalam pandangan Islam  adalah mereka yang berilmu yang dengan ilmunya mereka semakin takut dan taat kepada Allah SWT. “Dengan ilmu dan kecerdasannya ia  mampu mengelola apa yang ada di bumi ini baik dengan tenaganya maupun dengan hartanya sesuai dengan aturan Allah,” terang Yusriana.
 
Hal ini, jelasnya, karena  misi hidup seorang manusia di dunia ini adalah sebagai hamba Allah dan sebagai khalifatullah fil ardhi  sebagaimana disebut dalam Al-Quran surat  Bagaimana firman Allah az-zariyat ayat 56.
 
Tujuan Mulia
 
Yusriana menegaskan, pendidikan di dalam Islam memiliki tujuan mulia, membangun kepribadian Islam yaitu bagaimana pola pikir dan pola sikap anak didik sesuai dengan Akidah Islam.
 
“Pendidikan dalam Islam menyiapkan anak didik menjadi para ahli, menjadi pakar di setiap aspek kehidupan terkait dengan ilmu keislaman, sekaligus  menjadi ahli dalam ilmu sains  dan teknologi,” ungkap Yusriana.
 
Dengan sistem pendidikan Islam, tambah Yusriana,  generasi  disiapkan untuk menjadi faqih dalam hal agama sekaligus pakar dalam ilmu sains yang dibutuhkan dalam kehidupan.
 
“Dengan begitu sistem pendidikan Islam  mampu menjawab tantangan zaman dan mampu menyiapkan generasi untuk siap mengarungi kehidupan, bukan menjadi generasi alay yang tidak jelas seperti yang ada dalam fenomena saat ini,” ucapnya.
 
Menurut Yusriana, fenomena remaja SCBD membuat prihatin, namun keprihatinan ini harus diiringi dengan kesadaran bahwa generasi saat ini  adalah output pendidikan sekuler kapitalis.
 
“Selama kita masih menjadikan sistem sekuler kapitalis sebagai landasan kehidupan termasuk dalam sistem pendidikan,  maka kondisi generasi muda kita tetap akan terpuruk, menjadi generasi  alay bukan menjadi generasi khairu ummah sebagaimana dijanjikan Allah,” tegasnya.
 
Oleh sebab itu, menurutnya, penting untuk menyadarkan masyarakat agar memahami Islam secara kaffah, kemudian bersama-sama memperjuangkannya dengan kesungguhan sehingga  bisa menerapkan sistem pendidikan Islam.
 
“Dengan pendidikan Islam akan menjamin kualitas generasi kita menjadi generasi khairu ummah,” tandasnya [] Irianti Aminatun
 

Kamis, 16 Juni 2022

Pemuda-pemudi Muslim Harapan Umat untuk Memuliakan Islam


Tinta Media - Pemuda dan pemudi muslim saat ini adalah harapan umat di masa yang akan datang karena mereka adalah calon pemimpin di masa depan. Di masa depan, generasi tua akan semakin tua, atau bahkan sudah tiada. Maka, para pemuda inilah yang harus meneruskan estafet perjuangan untuk meninggikan kalimat Allah. Mereka harus menjaga diri agar selalu berada di jalan yang benar dan menjadi pembela Islam di masa depan.

Menjadi pembela Islam artinya siap memperjuangkan tegaknya sistem Islam secara kaffah. Saat sistem Islam sudah diterapkan, para pemuda harus siap menjalankan roda pemerintahan di dalam Daulah Islam. 

Tengoklah lintasan sejarah, bagaimana seorang Muhammad al-Fatih mampu menjadi Amirul Jihad (Panglima Perang) di usia 17 tahun. Ia kemudian dipilih menjadi khalifah di usia 24 tahun. 

Contoh lain adalah Usamah bin Zaid. Ia adalah sahabat Rasulullah yang diangkat menjadi panglima perang pada penyerangan ke Kekaisaran Bizantium di Balqa saat berusia 18 tahun. 

Visi dan misi pemuda-pemudi Islam memang harus menjadi penolong agama Allah. Para pemuda harus memiliki kepribadian Islam yang ditempa di majelis-majelis ilmu dan pembinaan (perhalaqahan). Hal ini menjadi penting mengingat kepribadian Islam adalah hal yang wajib dimiliki oleh setiap orang beriman. 

Pemuda berkepribadian Islam akan memancarkan pemikiran, pendapat, dan tingkah laku yang syar’i. Untuk itulah, mereka akan senantiasa menimba ilmu-ilmu dan tsaqafah Islam dan menjalankannya. 

Pemuda berkepribadian Islam juga selalu merasa diawasi oleh Allah, sehingga menjauhkan dirinya dari segala perbuatan yang dilarang oleh Allah. Idrak silah billah ini akan melahirkan keistikamahan dalam berpegang pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Bahkan, mereka harus bangga menjadi seorang muslim. Hal itu karena mereka telah tertunjuki ke jalan yang lurus.  

Pemuda muslim masa depan harus mengenal sejarah zaman keemasan Islam yang pernah berjaya selama 13 abad lamanya. Luas wilayah Kekhilafahan Islam saat itu telah meliputi 2/3 belahan dunia. Ulama-ulama dan para ilmuwan juga begitu banyak pada masa kegemilangan Islam. Sistem pendidikan Islam telah nyata berhasil melahirkan ulama-ulama besar dan para ilmuwan yang namanya harum hingga saat ini. 

Di antara sekian banyak ulama di masa itu, ada Imam Bukhari (194 H-256 H), Ahli Hadis. Salah satu karyanya yakni kitab Al Jamius Shahih, yang lebih terkenal dengan Shahih Bukhari. Imam Bukhari meneliti 300.000 hadis, yang diriwayatkan 1000 orang dan hadis yang dipilih hanya yang shahih yaitu 7.275.

Ada pula, Imam Syafii (150 H-204 H), ahli Fiqih, hafal Al-Qur’an di usia 7 tahun. Di antara karyanya, yaitu: Ar Risalah Al Qadimah (Kitab al Hujjah), Ar-Risalah Al-Jadidah, Kitab al Umm. 

Imam Hambali (164 H-241 H), ahli Hadis dan Fiqih, karyanya adalah Musnad  Ahmad Hambali. Beliau memeriksa 750.000 hadis dan memilih yang Shahih 40.000.

Selanjutnya dalam bidang saintek, pada masa Kekhilafahan Abbasiyah, yaitu Khalifah al Makmun, lahir pakar-pakar yang hebat, antara lain: Khawarizmi/Algorizm, pakar matematika, geografi dan astronom. Beliau membuat observatorium di Baghdad, menyusun Tabel Makmun yang telah diverifikasi. Tabel itu sangat berguna untuk menentukan posisi secara tepat melalui penentuan garis lintang dan garis bujur. Posisi-posisi bintang bisa ditentukan secara akurat. Hal ini sangat berguna bagi kapal laut yang berlayar. 

Ada pula Ibnu Sina/Avecenna (908-1037M), pakar kedokteran, pakar ilmu pemerintahan, filsafat, astronomi, dan matematika.

Pemuda muslim masa depan juga harus memiliki rasa takut dan malu berbuat maksiat. Ingatlah selalu firman Allah dalam surah al-Hasyr ayat 18:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Selain itu, pemuda muslim masa depan juga harus bergaul dengan teman-teman yang saleh, yaitu teman-teman yang selalu menasihati dalam kebenaran dan saling menguatkan dalam kesabaran. Teman-teman seperti inilah yang mengajak ke surga, bukan ke neraka. Bersama teman-teman yang salih, para pemuda-pemudi kita akan  saling menguatkan dalam langkah perjuangan meraih kejayaan Islam kembali.

Para pemuda dan pemudi yang bersinergi dalam barisan yang kokoh tentu akan menjadi kekuatan yang luar biasa bagi kebangkitan umat. Mereka bisa mewujudkan predikat sebagai umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. 

Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman-Nya surah Ali-Imran ayat 110 yang artinya, 

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Menurut Imam Ibnu Katsir, khairu ummah juga bermakna khairunnaas, yaitu yang memberi manfaat kepada manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Dengan demikian, khairunnaas adalah orang yang berdakwah menegakkan Islam secara kaffah. 

Karena itu, para pemuda muslim tidak akan melakukan aktivitas mengokohkan sistem kapitalisme, sekularisme, dan liberalisme. Mereka juga mengerti keburukan-keburukan pemikiran moderasi beragama, gender equlity dan pemikiran sesat yang lain.

Demikianlah seharusnya visi dan misi pemuda-pemudi muslim masa depan. Sebagaimana kita, para orang tua mereka, pemuda-pemudi tersebut juga harus mempelajari, memahami, meyakini, serta memperjuangkan kejayaan Islam yang telah dijanjikan Allah kepada kaum muslimin.

Sebagaimana firman Allah di surah an-Nur ayat 55 yang artinya, 

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa.”

Jelaslah, tugas kita sebagai orang tua dari pemuda dan pemudi muslim sangat berat. Kita harus mempersiapkan anak-anak kita agar berkepribadian Islam, yaitu dengan membentuk pola pikir dan pola sikap mereka berdasarkan akidah Islam.

Tentunya hal ini tidak mudah, karena saat ini kita berada dalam masyarakat dan negara yang telah rusak mental dan akhlak orang-orangnya, hingga pemimpin dan para pejabatnya. Karenanya, bersama jamaah dakwah, marilah semakin mempererat genggaman kita pada tali Allah yang kokoh.

Rasulullah saw. telah mengingatkan manusia, “Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah tali Allah yang kokoh, dialah cahaya yang nyata, ia juga obat yang bermanfaat, pencegah dosa bagi siapa pun yang berpegang teguh kepadanya, dan kemenangan bagi siapa saja yang mengikutinya” (HR Hakim).

Oleh: Dewi Purnasari
Aktivis Dakwah Politik
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab