Tinta Media - Founder Komunitas Pemuda Majelis Gaul Ustadz Hutri Agus Prayudo mengatakan, karakteristik pemuda yang terbentuk di dalam peradaban islam akan melahirkan karakter pemuda yang heroik, pahlawan yang bersifat nyata.
"Di dalam dunia Islam itu semua nyata, meski tidak sama seperti kisah - kisah imajinasi dalam dunia barat. Prestasi dan heroik itu ada hanya dalam peradaban Islam, pencapaian, effort, dan perjuangan dalam Islam itu nyata sepanjang sejarah," tuturnya dalam acara Islamic Digest: Karakteristik Pemuda di Abad Kejayaan Islam, di kanal YouTube Kaffah Channel, Selasa (5/4/2023).
Ustadz Hutri menuturkan, masa nubuwah, masa awal peradaban Islam yakni jazirah Arab kecil yang pada masa itu diapit oleh Persia dan Romawi tidak termasuk kepada bagian keduanya Persia atau Romawi, dari peradaban yang kecil itu diganti oleh dakwah nabi Muhammad SAW, menjadi bagian yang ditakuti, mampu melakukan ekspansi ke Persia dan Romawi. Bahkan inisial kepemimpinan Rasulullah Saw pada masa itu sudah diketahui oleh bangsa Persia dan Romawi. Message sinyal - sinyal kehebatan saat itu adalah kehebatan orang - orang Arab yang tersibghah oleh Islam dalam kondisi yang majemuk yang mayoritasnya adalah anak - anak muda.
"Salman Al Farisi, seorang pemuda Persia yang tersibghah dengan Islam sehingga menjadi pembela nabi Muhammad Saw. Abdurrahman bin Auf yang sebelumnya tidak pernah tercatat di dalam sejarah Islam karena kedermawanannya menjadi tercatat di dalam sejarah Islam bahkan tertulis di dalam kitab - kitab kaum muslimin," ungkapnya.
"Sahabat Ali bin Abi Thalib, usia 9 tahun masih kecil masuk Islam secara sadar tanpa paksaan, masuk Islam dengan menjadi pahlawan dalam Islam yang luar biasa serta diberikan kemampuan atas kuasa Allah seperti yang terjadi saat perang Khaibar," bebernya.
Pada generasi seterusnya, lanjutnya, peradaban Islam banyak melahirkan profil - profil generasi pemuda Islam yang kebermanfaatannya dan kepahlawanannya yang nyata.
"Zaman Khulafaur Rasyidin, ekspansi futuhat terus berlanjut kebermanfaatan dan kepahlawanan para pemuda dapat terus dirasakan, muncul spirit melayani Azaj Yusuf as saqofi dan Abul Aswad Ad Duali dengan mengusulkan kepada nabi untuk mempermudah bahasa Arab dan Al Qur'an supaya mudah dipahami oleh orang - orang Persia, Romawi, Yaman, dan Syam," jelasnya.
"Mereka berinovasi wad'u nuqot ala hurfi, menaruh titik diatas huruf Arab,berkreasi dan berinovasi sampai terlahir ilmu harakat, dan tajwid. Ini menunjukan anak - anak muda yang lahir dari sebuah rahim peradaban Islam mampu menggunakan kreasinya, inovasinya, karomahnya untuk hal - hal yang konstruktif dan inovatif," tambahnya.
Bahkan hari ini, kata Ustadz Hutri, meski Islam sedang terseok - seok, anak - anak kaum muslimin punya konsep ghirah Islam, himmah. "Allah angkat mereka ke puncak - puncak kemuliaan," pungkasnya.[] Asep