Jika Pemimpin Tidak Shaleh Dibolehkan, Maka...
Tinta Media - Direktur Pamong Institute, Drs. Wahyudi Al Maroky, M.Si. menuturkan bahwa jika pemimpin yang tidak shaleh dibolehkan, maka akan menjadi peluang besar pihak asing menguasai dan mengambil kekayaan negeri ini.
"Ketika pemimpin yang tidak shaleh dibolehkan, minimal dipermaklumkan, maka ini menjadi peluang besar bagi pihak asing untuk masuk menguasai negeri ini, mengambil kekayaan alam di negeri ini lebih gampang, lebih leluasa,” ujarnya dalam Diskusi Online Fokus UIY: Pemimpin Tidak Harus Shaleh? Ahad (14/5 2023) di kanal YouTube UIY Official.
Ia mengatakan dengan legalitas pemimpin tidak shaleh juga akan lebih mudah terjadi kemaksiatan di negeri ini. Ibaratnya sistemnya sudah rusak, sistem hukum rusak, aparat moralnya juga sudah rusak, sumber daya manusia juga rusak, semakin lengkap.
"Jadi kalau di suatu negeri sistem yang dipakai sudah rusak, kemudian disupiri oleh pemimpin yang tidak shaleh, ahli maksiat, itu didalamnya seperti supir ugal-ugalan, mobil yang rusak dan jalan yang lubang-lubang, akhirnya didalamnya penuh penderitaan," imbuhnya.
Ia mengatakan jika pemimpin dan sistemnya rusak, bukan penderitaan saja, tapi penuh siksaan, kezaliman, bahkan penuh hisapan pajak dan sebagainya.
"Nah, menurut saya bisa dari dalam bisa dari luar, sinkron untuk berkolaborasi membuat moral negeri ini rusak, kemudian membuat negeri ini lebih mudah dikuasai, sehingga negeri ini tidak maju dan tidak beradab lagi. Kalau itu dilanjut-lanjutkan, kita bisa membayangkan generasi kedepan itu seperti apa," paparnya.
Lebih lanjutnya dia mengingatkan kepada masyarakat bahwa jikalau pemimpin yang shaleh itu akan lebih baik karena jika dia mau berbuat maksiat, akan berfikir, karena takut kepada Allah.
"Pemimpin shaleh itu kan doanya mustajab. Doanya dikabulkan Allah. Kalau pemimpinya tidak shaleh, bukan do’anya tidak dikabulkan Allah, berdo’apun dia tak mau," pungkasnya.[] Hamdan Dahyar Simabua