Tinta Media: Pelecehan
Tampilkan postingan dengan label Pelecehan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pelecehan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Desember 2023

Pelecehan Marak di Dunia Pendidikan, Islam Solusi Tuntas



Tinta Media - Dunia pendidikan kembali gempar dengan ditangkapnya seorang Kepala Sekolah (KepSek) SMP di Deli Serdang, Sumatera Utara  berinisial JR yang diduga telah melakukan tindakan pelecehan pada siswanya ketika berada di sekolah. 

Hal ini terungkap setelah belasan siswinya tersebut mendatangi Satreskrim Polrestabes Medan pada Rabu (22/11/2023). Para siswi yang menjadi korban JR didampingi oleh orang tua masing-masing melaporkan kelakukan bejat kepala sekolah tersebut. Terungkap modus pelaku dalam melakukan pencabulan terhadap sejumlah siswinya, adalah dengan mencari kesalahan para siswinya kemudian memanggil satu per satu korban untuk masuk ke ruangannya. Diketahui di dalam ruangan tersebut pelaku melancarkan aksinya untuk mencabuli siswinya. Pelaku pun mengancam korban agar tidak melaporkan aksi bejatnya tersebut. (TribunJateng.com, 30 November 2023)

Pelaku pun dijerat dengan UU Perlindungan Anak. Fathir juga menyebutkan ke depan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya untuk memberikan trauma healing kepada korban. Sehingga korban masih tetap bisa bersekolah. (detiksumut.com, 29 November 2023)

Kasus pelecehan yang terjadi di dunia pendidikan bukan sekali ini terjadi. Kasus ini berulang-ulang terjadi dan semakin merajalela. Tidak hanya terjadi di sekolah-sekolah umum tapi juga terjadi di pesantren-pesantren yang seharusnya menjadi tempat menimba ilmu agama. selain itu, di Perguruan Tinggi tempat para intelektual pun tidak absent dengan kasus pelecehan ini. Dosen melecehkan mahasiswinya juga banyak terjadi. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah cukup dengan menjerat pelaku dengan UU Perlindungan Anak dapat mengatasi terjadinya kembali kasus serupa? Apakah dengan trauma healing saja sudah bisa membuat anak-anak yang menjadi korban merasakan aman untuk kembali bersekolah?

Sistem Kapitalisme-Sekuler Rusak dan Merusak

Sistem yang diterapkan saat ini di tengah-tengah kehidupan masyarakat kita adalah sistem kapitalisme-Sekuler. Sistem ini berdiri atas dasar pemisahan agama dengan kehidupan (negara). Sehingga, seluruh lini kehidupan tidak boleh bawa-bawa agama. Salah satunya dalam hal pembuatan hukum (aturan). Yang berhak membuat hukum (aturan) adalah manusia. Manusia yang lemah dan serba terbatas yang akan menyebabkan pertentangan dan perselisihan satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena belum tentu hukum (aturan) yang dibuat sesuai dengan yang diinginkan semua orang. 

Di sisi pendidikan, kurikulum yang diterapkan pastinya kurikulum yang sesuai dengan sistem yang diterapkan saat ini. Kurikulum pendidikan sudah pasti berdasarkan sekularisme yang diterapkan saat ini. Sehingga pendidikan jauh dari nilai spiritual dan moral. Sistem kapitalisme-sekuler pendidikan pun menjadi industri komoditi (bisnis/materialistis) sehingga pendidikan pun menjadi ladang bisnis yang berstandar untung rugi sehingga pendidik maupun output dari sistem pendidikan saat ini menjadi generasi yang instant. Pergaulan yang dibangun juga berdasarkan kebebasan sehingga wajar saja interaksi yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini adalah interaksi dengan pandangan seksualitas. Wajar pelecehan terjadi. Sudah saatnya kita mencampakkan sistem kapitalis-sekuler ini karena sistem ini rusak dan merusak. Menggantinya dengan sistem yang sesuai dengan fitrah manusia yakni Sistem Islam. 

Sistem Islam Mengatasi Pelecehan

Sistem Islam yang memiliki sistem pendidikan paripurna yang menghasilkan generasi cemerlang dan gemilang. Di sokong dengan sistem-sistem yang lain, sistem ekonomi dan sistem pergaulan yang memandang bahwa interaksi laki-laki dan perempuan adalah interaksi tolong-menolong yang dibatasi oleh hukum syara’. Kurikulum pendidikan berdasarkan aqidah islam yang akan membentuk generasi yang cemerlang dan berkepribadian Islam yang akan menjauhkan dirinya dari perbuatan maksiat salah satunya pelecehan seksual. 

Islam memandang bahwa pelecehan seksual ini bisa terjadi karena faktor internal dan eksternal. Dua faktor yang tidak bisa dipisahkan karena terkait antara satu dengan yang lain. Sehingga untuk menyelesaikan kejahatan/pelecehan seksual, semua faktor tersebut harus diselesaikan. Faktor internal bisa jadi karena lemahnya pondasi agama, khususnya ketakwaan pada Allah Swt. sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang menstimulasi dari luar yang sangat kuat memicu terjadinya kejahatan/pelecehan seksual tersebut. Hal ini bisa berupa tontonan yang tak seronok, pergaulan yang serba bebas antara pria dan wanita, lingkungan masyarakat yang kurang rasa kepedulian dan tidak ada standar kontrol ditengah-tengah masyarakat, serta sistem yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat tersebut juga merupakan sistem yang rusak. 

Jika semua faktor tadi telah ditutup rapat dan ternyata tetap terjadi pelanggaran maka di sini khalifah akan menetapkan sanksi yang keras dan tegas. Khalifah tidak akan mentolerir hal tersebut sedikit pun. Begitulah, cara khilafah mengatasi kejahatan seksual. Dengan cara seperti ini, kejahatan seksual ini bisa diatasi dari pangkal hingga daunnya. Inilah sistem khilafah, sistem satu-satunya yang bisa menyelesaikan kejahatan seksual ini dengan sempurna. 


Oleh : Ria Nurvika Ginting, S.H., M.H.
Dosen FH-UMA

Selasa, 15 Agustus 2023

Presiden ASPEK: Adanya Pelecehan Seksual di Ajang Miss Universe, Memalukan!

Tinta Media - Kasus pelecehan seksual yang terjadi di ajang Miss Universe dinilai memalukan oleh Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) Mirah Sumirat.
 
"Memalukan! Adanya dugaan pelecehan seksual berupa body-checking yang terjadi di ajang Miss Universe Indonesia 2023," tuturnya kepada Tinta Media, Senin (14/8/2023).
 
Ia menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh kepada para korban yang berani bicara dan mengungkapkan kasus pelecehan seksual yang telah mencoreng nama Indonesia di dunia internasional.
 
"Keberanian para finalis Miss Universe Indonesia untuk bicara mengungkap kasus ini menjadi sangat penting, tidak saja agar kasus ini terungkap secara tuntas, tapi juga untuk mewakili suara jutaan wanita Indonesia yang tidak berani bersuara ketika mendapatkan perlakuan pelecehan seksual," ungkapnya.
 
Ia juga mendukung langkah hukum yang ditempuh oleh sejumlah finalis Miss Universe Indonesia yang telah melaporkan dugaan pelecehan seksual di acara kontes kecantikan itu ke Polda Metro Jaya.
 
“Kami berharap pihak kepolisian segera memproses laporan tersebut dan menangkap para pelaku yang telah merendahkan harkat dan martabat wanita-wanita Indonesia. Seluruh pihak yang terlibat dan para pelaku body-checking yang terindikasi pelecehan seksual, wajib bertanggung jawab dan diberikan sanksi pidana yang berat, "tegasnya.
 
Mirah Sumirat mengutip pernyataan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga, yang siap mengawal proses hukum yang sedang berlangsung dan memastikan para korban mendapatkan hak perlindungan.
 
Ia  juga meminta kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) untuk mengevaluasi dan mengawasi semua kegiatan kontes kecantikan yang berpotensi mengeksploitasi dan merendahkan harkat dan martabat wanita Indonesia.
 
"Harus ada panduan khusus yang wajib dipenuhi oleh setiap penyelenggara kontes kecantikan, agar setiap peserta dapat terjaga kehormatan dan martabatnya," pungkasnya. [] Muhammad Nur

Rabu, 18 Januari 2023

Sawer untuk Qoriah; Penistaan Agama dan Pelecehan

Tinta Media - Niradab, pelaku sawer terhadap qoriah Nadia Hawasyi pada pengajian di Pandeglang, Banten hari Kamis, 5 Januari 2023 viral di media sosial. Dalam video terlihat jamaah laki-laki menyebarkan uang dengan berdiri di depan Ustazah Nadia yang sedang duduk membaca Al-Qur’an. Bahkan ada jamaah laki-laki lain yang menyelipkan uang di kerudung qoriah (cnnindonesia.com, 6/1/2023). Sungguh, ini termasuk penistaan agama sekaligus pelecehan terhadap Ustazah Nadia.

Dikatakan penista agama karena Al-Qur’an merupakan Firman Allah yang ketika seseorang membacanya berati sedang berbicara dengan-Nya. Maka, seharusnya orang yang ada di sekitarnya diam, ikut mendengarkan dan menyimak dengan khusyuk, bukan bikin riuh, mengganggu fokus pembaca dan forum secara keseluruhan. 

Saweran terhadap pembaca Al-Qur’an dengan uang merupakan bentuk kerendahan duniawi. Ini berarti juga merendahkan kalamullah.
Kejadian tersebut juga bisa diketegorikan sebagai pelecehan terhadap muslimah, khususnya sang Qoriah. 

Seorang laki-laki yang bukan mahram menyelipkan uang di kerudung (kening) Ustazah jelas sangat melecehkan. Apalagi dilakukan saat membaca Al-Qur’an di depan umum. Hal ini merujuk pada UU Nomor 12 tahun 2022 pasal 4 ayat (2) tentang melanggar kesusilaan yang bertentangan dengan kehendak korban. 

Bentuk Penghargaan

Para pelaku saweran mengaku bahwa apa yang mereka lakukan tersebut merupakan bentuk penghargaan terhadap qoriah yang membaca Al-Qur’an dengan sangat indah. Di sistem kapitalis yang dianut oleh negara ini, semua dihargai dengan uang. Cara menghargai pembaca Al-Qur’an disamakan dengan penyanyi dan penari yang berlenggak-lenggok di atas panggung. Padahal, hal cara tersebut justru merupakan bentuk pelecehan. 

Sang Qoriah sendiri mengaku merasa tidak dihargai dengan saweran tersebut. Posisinya yang sedang mengaji membuatnya tidak bisa berbuat banyak, selain hanya mengambil uang yang diselipkan di kerudung. 

Ada adab-adab ketika membaca Al-Qur’an yang harus tetap dijaga saat membacanya. Adab tersebut seharusnya juga dilakukan orang-orang yang berada di sekitarnya sebagaimana firman Allah dalam surat Al A'raf ayat 204 yang bermakna, "Apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar mendapat rahmat-Nya."

Jadi, bentuk penghargaan saat pembacaan Al-Qur’an adalah diam, mendengarkan, dan menyimak dengan sungguh-sungguh. Tidak semua hal dapat dinilai dengan uang, apalagi dengan cara yang tidak makruf. Kalaupun ingin memberikan uang, bisa disampaikan lewat panitia dan diberikan setelah selesai membaca Al-Qur’an dengan cara yang baik. 

Tradisi Salah

Saweran terhadap qori atau qoriah ternyata sudah menjadi tradisi di tempat tertentu. Ini diakui Ustazah Nadia ketika ia diundang pengajian. Hal itu dilakukan oleh jamaah laki-laki maupun perempuan. Miris, tradisi yang salah tetap dibudayakan.

Para ulama, khususnya yang berada di daerah tersebut hendaknya berbuat tegas, berani menyampaikan kebenaran dan menghentikan kemungkaran. Walau sesuatu dianggap tradisi, jika bertentangan dengan syariat Islam, maka tidak boleh dipertahankan, apalagi dibudayakan. 

Cermin Kerusakan Sistem

Aksi Niradab tersebut merupakan cermin kerusakan sistem negara ini. Kebebasan berperilaku menjadi bentuk HAM yang justru menyalahi hak orang lain. Diamnya para tokoh masyarakat dan pemuka agama terhadap perilaku menyimpang juga menunjukkan begitu kuat sistem ini telah memengaruhi pemikiran umat, khususnya tokoh agama. Miris, ketika ulama diam melihat kemungkaran di depan mata. Mereka abai terhadap kewajiban amar makruf nahi mungkar.

Ini adalah cermin masyarakat dan tokoh agama yang takut beramar makruf nahi mungkar. Padahal, ketika melihat kemungkaran, Allah Swt. memerintahkan kita untuk mencegahnya dengan tangan, lisan, dan hati (mengingkari, berdoa) dan ini selemah-lemahnya iman. Namun, dalam hal ini tidak cukup doa bagi mereka yang memiliki kemampuan dan kuasa. Tak ada cara lain, kecuali menghentikan kemungkaran tersebut dengan kemampuan atau kekuasaan mereka.

Sistem Islam

Diamnya masyarakat dan tokoh agama tidak lepas dari sistem yang dianut negara. Mereka merasa takut jika menghentikan kemungkaran akan dianggap melanggar hak asasi dan kebebasan. 

Karena itu, semua kerusakan ini harus dihentikan dengan menerapkan sistem yang benar, yaitu Islam. Di dalam sistem Islam, menghargai qori atau qoriah bukan sekadar karena keindahan suara. 

Memberi penghargaan terhadap aktivitas apa pun, termasuk karena kekaguman terhadap indahnya lantunan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan, sebenarnya boleh saja. Namun, penghargaan tersebut tidak harus berupa materi. Bagi yang mendengarkan, mereka bisa merespon ayat yang dibaca dengan mengucapkan kalimat yang baik, seperti menyebut asma Allah. Bahkan ketika ada ayat sajadah yang dibaca, disunnahkan untuk sujud tilawah untuk lebih mengingatkan manusia pada Allah Swt, Sang Pencipta dan Pengatur kehidupan. 

Memberikan penghargaan kepada qori atau qoriah, hendaknya dilakukan setelah pembacaan Al-Qur'an selesai, bukan saat membacanya. Hal ini agar tidak mengurangi kekhidmatan orang yang sedang membacanya dan tidak mengganggu jamaah yang mendengarkan. Selain itu, apresiasi diberikan bukan dengan maksud pamer. Hendaknya semua diberikan ikhlas, semata mendapat rida Allah. 

Demikianlah cara Islam menghargai pembaca Al-Qur’an. Semoga dengan terungkapnya kasus ini, tidak ada lagi tradisi yang justru merendahkan Islam, Al-Qur’an, dan pembacanya. Masyarakat yang paham harus berani melakukan amar makruf nahi mungkar, tidak perlu takut dengan aturan manusia yang justru melanggar syariat Islam. 
Allahu a’alam bish shawab.

Oleh: R. Raraswati
Aktivis Muslimah Peduli Generasi

Senin, 05 Desember 2022

Kiai Abdul Muiz: Dua Upaya untuk Menghentikan Pelecehan terhadap Ajaran-ajaran Islam

Tinta Media - Pengasuh Majelis Taklim Al-Hidayah Lumajang Kiai Abdul Muiz mengemukakan tentang dua upaya menghentikan pelecehan terhadap ajaran-ajaran Islam.

“Maka sebenarnya, ada dua upaya untuk menghentikan pelecehan terhadap ajaran-ajaran Islam,” ungkapnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda 1444 H: Bergerak Membela Kehormatan Islam Lagi-Lagi Pelecehan Ajaran Islam, Jangan Main-Main Dengan Umat Islam, Selasa (29/11/2022), di kanal YouTube NgajiPro ID.

Pertama, umat Islam dan para Ulama harus memberikan penyadaran kepada Umat bahwa membela agama Allah SWT, membela ajaran Islam adalah bagian dari ketaqwaan kepada Allah SWT.

“Sesuai dengan firman Allah SWT:

وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ

Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati” (Surah Al-Hajj; 32), ketika ada pelecehan terhadap ajaran-ajaran Islam maka orang-orang Islam baik itu dari kalangan biasa, lebih-lebih dari kalangan para Ulama, mereka membela ajaran Islam dalam rangka mewujudkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala,” jelasnya.

Kedua, sanksi yang tegas dari negara kepada para penghina, para peleceh ajaran-ajaran Islam, karena tanpa sanksi pelecehan terhadap agama Islam akan terus berlanjut dan terus berjalan sampai kapanpun.

“Daulah Islam, ketika Prancis akan mengadakan pertunjukan pelecehan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, Sultan Abdul Hamid menyampaikan gertakan, hentikan pelecehan itu atau engkau akan melihat tentaraku dan kaum muslimin datang, gertakan semacam itu tindakan yang nyata, dan pelecehan kepada Rasulullah berhenti,” terangnya.

Ia juga menjelaskan, Daulah Islam dalam memberikan hak pelayanan dan perlakuan yang sama kepada rakyatnya antara kaum Muslimin dengan Non Muslim.

“Di dalam peradilan misalnya, ketika Sayyidina Ali melakukan sidang dengan orang Yahudi di pengadilan, ternyata dimenangkan adalah orang Yahudi. Begitu juga ketika Spanyol di Inkuisisi oleh orang-orang Kristen, orang-orang Yahudi pada waktu itu ditampung oleh Daulah Abbasiyah,” ungkapnya.

“Begitu juga ketika Amru Bin Ash melakukan pelebaran masjid, pada saat itu ketika rumah seorang di luar Islam digusur, maka melaporkan Sayyidina Umar ra, maka memerintahkan kepada Amru Bin Ash untuk memperbaiki rumah tersebut, ini adalah bukti sejarah bahwa Daulah Islam memberikan pelayanan terbaik kepada orang-orang di luar Islam,” imbuhnya.

Oleh karena itu, menurutnya, suara kaum Muslimin kedepan sangat penting untuk menentukan arah perubahan Negeri ini untuk memperjuangkan adanya Imamah, pemimpin adil bagi kaum Muslimin yang memelihara kemuliaan dan mampu menjaga kemuliaan kaum Muslimin.

“Fudhail bin Iyadh di dalam Kitab hilyatul Aulia Imam berkata “Seandainya aku memiliki doa satu saja yang Allah SWt kabulkan, maka tentu tidak akan aku gunakan kecuali dalam perkara Imam”, maka dalam penjelasan tersebut karena baiknya suatu Negeri tergantung baik pemimpin,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu

Kiai Haris Abu Wasil: Hentikan Pelecehan terhadap Kaum Muslim dan Syiar Islam!

Tinta Media - Pengasuh Majelis Taklim Nurul Islam Lumajang Kiai Haris Abu Wasil mengingatkan agar menghentikan pelecehan terhadap kaum Muslimin dan Syiar- syiar Islam, jika tidak, kaum Muslimin akan bergerak sendiri.

“Apabila kalian tidak menghentikan pelecehan terhadap kaum muslim, termasuk juga kepada syiar-syiar Islam. Jangan sampai salahkan apabila kaum muslim bergerak sendiri,” ujarnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda 1444 H: Bergerak Membela Kehormatan Islam Lagi-Lagi Pelecehan Ajaran Islam, Jangan Main-Main Dengan Umat Islam, Selasa (29/11/2022), di Kanal YouTube NgajiPro ID. 

Karena menurutnya, dengan jumlah kaum muslimin yang begitu banyak serta tidak mudah dibodohin lagi dan sudah saat bangkit kembali.

 “Kebangkitan itu adalah suatu keniscayaan karena Allah SWT berjanji
عَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.( An-Nur; 55), janji Allah pasti dan Allah tidak akan menyalahi janjinya,” jelasnya.

Tetapi, ia mejelaskan, umat Islam akan terus dinistakan selama tidak memimpin dunia ini, terlebih lagi Penguasa yang menguasai kaum Muslimin tidak jelas keberpihakannya. 

“Disebutkan dalam Alquran, Allah SWT berfirman:
مُّذَبْذَبِيْنَ بَيْنَ ذٰلِكَۖ لَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ وَلَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ ۗ
“Mereka dalam keadaan ragu antara yang demikian (iman atau kafir), tidak termasuk kepada golongan ini (orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang kafir) (An- Nisa'; 143)” Pemimpin tidak condong ke Barat (Kapitalis Sekuler) atau ke Timur (Sosialis Komunis), sehingga kebijakan-kebijakannya banyak merugikan kaum muslimin tentunya,” ungkapnya.

Apalagi, lanjutnya, kerjasama Rezim saat ini dengan Partai Komunis Cina (PKR) secara terang-terangan dipublikasikan, ini akan berdampak kepada kaum Muslim yang akan dirugikan, jika pemimpin bergandengan erat dengan musuh Islam karena era Xi Jin Ping saat ini adalah era Neo Mao Tse Tung komunis murni.

“Artinya penguasa ini mengkhianati kaum muslim, yang mana negeri kita adalah mayoritas muslimin, bahkan sampai 85% lebih, ini adalah suatu kejanggalan dalam suatu pemimpin,” bebernya.

Kaum Muslimin harus sadar, katanya, karena suara agama mayoritas di negeri ini hanya dimanfaatkan untuk agenda 5 tahuan, tetapi agama Islam selalu dinistakan, dicap teroris, sebuah manipulasi kaum Muslimin.

“Kita semua harus sadar, kaum Muslimin harus kembali pada yang lurus, termasuk syarat mutlak untuk menjadi Pemimpin kaum muslim adalah Islam, bahkan ketika akan dilantik pun disumpah menggunakan alquranul Karim,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia menghimbau, agar Penguasa segera bertaubat, meminta ampunan Allah SWT karena semua kan dipertanggung jawabkan dihadapan Nya. Begitu juga kaum Muslimin untuk tidak segan-segan membela Islam.

“Bagaimana perintah Allah 
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.( Ali imron 102)” Kita harus membela Islam dengan pembelaan yang sungguh-sungguh,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu

Kiai Nur Huda: Keimanan Patut Dipertanyakan Saat Bungkam terhadap Pelecehan Agama Islam

Tinta Media - Kiai Nur Huda Pengasuh Majelis Taklim Kajian Ahad Malam Lumajang mempertanyakan keimanan seorang Muslim saat diam terhadap pelecehan agama Islam yang kerap terjadi. 

“Agama ini dilecehkan kok kita diam, maka keimanan kita patut dipertanyakan,” ujarnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda 1444 H: Bergerak Membela Kehormatan Islam Lagi-Lagi Pelecehan Ajaran Islam, Jangan Main-Main Dengan Umat Islam, Selasa (29/11/2022), di Kanal YouTube NgajiPro ID.

Karena menurutnya, kaum Muslimin mempunyai kewajiban untuk membela agama Islam, mengagungkan dan membela syiar-syiar agama merupakan bukti ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

“Dengan ini, Allah SWT memberikan pertolongan kepada kita, karena kita berusaha membela agamanya sebagaimana janji dari Allah subhanahu wa ta'ala
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (surat Muhammad: 7),” terangnya.

Khilafah adalah bagian ajaran Islam, katanya, para Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah seperti Al-Ghazali, Al-Imam Ath-thabari, Al-Mawardi dan para imam lainnya menyepakati bahwa al-khilafah atau imamah bagian dari ajaran Islam yang sangat pokok, tanpanya urusan agama dan dunia tidak akan bisa ditegakkan dengan sebaik-baiknya.

Oleh karena itu, pengasuh majelis taklim ini menyerukan, kaum Muslimin khususnya para Ulama untuk bangkit membela ajaran Islam yang sering dilecehkan, seperti menyamakan tusuk konde dengan cadar, melecehkan Nabi SAW dengan membuat karikatur.

“Maka di masa kita sekarang ini, sering kita lihat bahwa ajaran Islam sering dilecehkan dan bukan cuma sekali, dua kali, bahkan berkali-kali,” tutupnya.[] Lukman Indra Bayu
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab