Tinta Media: Pelajaran
Tampilkan postingan dengan label Pelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pelajaran. Tampilkan semua postingan

Selasa, 02 April 2024

Kasus Korupsi di Vietnam, IJM: Pelajaran bagi Indonesia

Tinta Media - Menanggapi mundurnya Presiden Vietnam  Nguyen Xuan Phuc yang baru satu tahun menjabat, di tengah tindakan pemberantasan korupsi di negara itu, Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM)  Agung Wisnuwardana mengatakan, seharusnya ini menjadi pelajaran bagi Indonesia. 

"Seharusnya hal ini mampu menjadi pelajaran dini bagi Indonesia,” ujarnya dalam video: Pesan Moral? Menterinya Korupsi Presidennya Mengundurkan Diri, di kanal Youtube Justice Monitor, Selasa (26/3/2024).

Ia beralasan, pemberantasan korupsi yang dilakukan besar-besar di Vietnam telah memaksa banyak pejabat diberhentikan. Ia lalu membandingkannya dengan di Indonesia. 

“Bila berkaca dari hasil indeks persepsi korupsi, masyarakat telah menunjukkan sikap pesimisme terhadap cara pemerintah mengatasi korupsi di Indonesia. Di negeri ini tengah muncul ketidakpuasan sebagian publik atas kinerja pemerintah dalam menanggulangi korupsi,” bebernya.  

Ia mencontohkan, kasus mantan pejabat Dirjen Pajak Rafael Alun Trisambodo, yang mungkin tidak akan terungkap tanpa adanya kasus penganiayaan yang dilakukan oleh anaknya Mario Dandi.

“Keterlibatan netizen yang saat ini berubah menjadi aktivis digitallah yang dinilai berhasil mendorong aparat penegak hukum untuk melakukan penyidikan,” imbuhnya. 

Menurutnya, penyelesaian kasus korupsi yang dilakukan hanya saat viral membuat masyarakat agaknya mulai bosan dengan berbagai wacana anti korupsi yang sering diucapkan politisi atau lembaga pemerintah.

“Daniel Smilov dalam artikelnya yang  berjudul anticoruption agents expresif crash dan strategic menyebut wacana antikorupsi sering dimanfaatkan oleh pemerintah atau politisi untuk kepentingan politik mereka. Benarkah begitu? Anda yang bisa menjawabnya," tanyanya retorik memungkasi penuturan.[] Muhammad Nur

Senin, 11 Maret 2024

IJM: Kekerasan Santri Harusnya Jadi Pelajaran Terakhir



Tinta Media - Direktur Indonesia Justice Monitor Agung Wisnuwardana menuturkan, kekerasan pada santri yang terjadi di pondok pesantren Kediri seharusnya menjadi pelajaran terakhir. 

"Harusnya ini menjadi pelajaran terakhir, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan agama yang selalu menekankan moral keagamaan," tuturnya dalam video Kejam! Santri Diduga Dibully Kakak Senior Hingga Meninggal di kanal YouTube Justice Monitor, Kamis (29/2/2024). 

"Tempat mempelajari, memahami, mendalami, menghayati. Jangan sampai, mengamalkan ajaran Islam menjadi sarangnya para predator seksual maupun bullying oleh para santri senior," imbuhnya. 

Ia mengungkapkan bahwa orang tua memiliki niat mulia untuk mengantarkan putra putrinya mengaji, memperdalam ilmu agama di pesantren. Bahkan orang tua memiliki pilihan terbaik dengan menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah umum yang berada di lingkungan pesantren. "Mereka memiliki harapan tinggi agar anaknya tidak hanya mendapatkan pengetahuan umum saja namun juga diimbangi dengan pengetahuan agama. Sehingga kelak tampil sebagai pribadi dengan akhlak yang mulia," ulasnya. 

Namun nyatanya, lanjutnya, malah menjadi korban kejahatan para oknum senior. "Jangan sampai muncul opini di Lingkungan masyarakat bahwa pesantren pun bukan tempat yang aman bagi anak untuk belajar," tukasnya. 

Ia menilai bahwa meski kasus kekerasan dan perundungan lebih banyak yang terjadi di luar pesantren, namun bukan berarti boleh memaklumi kejadian kekerasan di beberapa pesantren. Sebab itu tidak mencerminkan wajah dari pondok pesantren secara keseluruhan. "Tetapi tentu kita harus introspeksi semuanya. Masalah kekerasan dan perundungan ini tidaklah sederhana melainkan bersifat sistematis, yakni kehidupan yang sekuler liberal," ungkapnya. 

Ia memandang bahwa tidak bisa menyalakan individu santri semata, juga keluarga dan institusi pesantrennya saja. Santri tidak hanya tinggal di lingkungan pesantren dengan berbagai macam peraturannya, melainkan juga dengan keluarga dan lingkungannya yang berinteraksi dengan kehidupan sekuler liberal. Hal ini menyebabkan kehidupan umat Islam menganut gaya hidup bebas dan tentu rentan stres sosial karena mengukur segala sesuatunya dengan material. "Inilah pemicu seorang mudah terpancing amarah hingga hilang akal, yang melakukan sesuatu di luar nalar hingga bisa menghilangkan nyawa manusia," paparnya. 

"Media massa pun memprovokasi generasi muda, tidak terkecuali para santri dengan berbagai ‘konten sampah’, yang merusak, untuk hidup dengan standar gaya hidup yang materialistis, kering akan _idrak sillah billah_ , kering akan hubungan dengan Allah Subhanahu Wa Taa'la," terangnya. 

Sementara itu,  tambahnya, santri tidak 100% tinggal di lingkungan pesantren, misalnya juga suguhan game, iklan, video dan sebagainya yang menyodorkan aksi-aksi kekerasan mungkin diterima juga. Itu termasuk ketika liburan pulang ke rumah orang tuanya. Hal ini tidak bisa dihindari, ditambah pola asuh dan karakter orang tua yang cenderung sekuler, kering dari kasih sayang, yang tidak sejalan dengan pesantren. "Hal ini pun mempengaruhi santri dalam menyelesaikan masalah dengan jalan serba instan tanpa proses, bijak, penuh kesabaran, dipikir dulu. Cenderungnya main tangan, kekerasan," bebernya. 

Ia menambahkan bahwa solusi kekerasan oleh santri ini butuh solusi sistemis. Tidaklah cukup menyelesaikan masalah hanya dengan satu sisi, misalnya memberikan sanksi berat pada pelaku kekerasan tetapi membiarkan sistem penyubur kekerasan tetap eksis di tengah-tengah kehidupan, baik di dalam gadget anak-anak itu sendiri, game-game, video-video tontonan yang memang menampilkan kekerasan yang itu memudahkan orang memicu terjadinya kekerasan. Perlindungan menyeluruh bagi anak atau pelajar dari tindak kekerasan baik seksual, fisik maupun psikis mengharuskan negara membuat evaluasi menyeluruh atas kebijakan terkait dengan berjalannya fungsi keluarga. Perlunya lingkungan yang kondusif. Kemudian kurikulum pendidikan yang sejalan serta penegakan hukum. 

"Hal ini harus ditempuh negara jika serius untuk menuntaskan berbagai kasus kekerasan yang terjadi saat ini pada anak," pungkasnya.[] Ajira

Sabtu, 03 Februari 2024

Ustazah Nur Salamah Ungkap Waktu Awal Memulai Pelajaran



Tinta Media - Pengasuh Kajian Mutiara Ummat Batam, Ustazah L. Nur Salamah, S.Pd. menjelaskan tentang waktu untuk memulai pelajaran. 

"Awal untuk memulai pelajaran adalah pada hari Rabu," tuturnya saat mengawali kajian Kitab Adab Ta'limu al Muta'alim bab 6: Tentang Memulai Belajar dan Ukurannya serta Urutan Mempelajari Ilmu, Selasa (23/1/2024) 

Hal ini, imbuhnya, disandarkan kepada Syeikhul Islam Burhanuddin Rahmatullah alaik yang tidak lain adalah guru dari Imam Az-Zarnuji, penulis kitab ini. 

Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh Imam Burhanuddin adalah merujuk kepada suatu hadits Rasulullah Saw. "Dan beliau meriwayatkan suatu hadits tentang masalah ini," ujarnya. 

Ustazah Nur kemudian melanjutkan dengan membaca hadits yang dimaksud sebelumnya. Rasulullah Saw. bersabda: "Tidaklah ada sesuatu yang dimulai pada Hari Rabu kecuali bisa diselesaikan dengan sempurna," terangnya. 

Namun, lanjutnya, setelah ditelusuri hadits tersebut di atas tidak dijumpai asal-usulnya. Walau demikian (memulai sesuatu di Hari Rabu) telah dilakukan oleh Ayahanda Imam Az-Zarnuji, penulis kitab ini. 

Bunda, sapaan akrabnya, juga menjelaskan bahwa ini adalah kebiasaan para ulama enggak ada salahnya diikuti. "Ternyata hal seperti ini telah dicontohkan oleh para ulama, meskipun haditsnya tidak ditemukan asal-usulnya. Dan saya membuka kajian di Perum. Buana Indah itu hari Rabu. Alhamdulillah sudah hampir dua tahun istikamah. Semoga tetap istikamah dalam ketaatan," bebernya. 

Begitu juga, katanya, yang dilakukan oleh ayahku (ayah penulis kitab). Beliau meriwayatkan hadits tersebut dari gurunya yang bernama Syaikhul Imam al Ajal (yang mulia) bernama Qawwaamuddin Ahmad bin Abdul Rasyid, semoga rahmat tercurah kepada Beliau. 

Sebagai pengasuh kajian, Ustazah Nur melanjutkan membaca kitab tentang seorang ulama yaitu Syekh Yusuf  yang senantiasa memulai pekerjaan dari suatu kebaikan dimulai dari Hari Rabu. 

"Dan aku mendengar (penulis kitab ini) dari orang yang aku percaya bahwa Syekh Yusuf Hamadzani Rahmatullah, beliau senantiasa memulai setiap pekerjaan dari suatu kebaikan pada hari rabu," jelasnya. 

Dan hal ini, sambungnya, karena sesungguhnya Hari Rabu itu adalah hari di mana di dalamnya Allah Swt. ciptakan cahaya. Adapun hadits yang menceritakan tentang penciptaan cahaya pada Hari Rabu tersebut kedudukannya sahih. 

Terakhir ia menyampaikan bahwa Hari Rabu adalah Hari naasnya orang-orang kafir, namun hadits yang memberitakan hal tersebut kedudukannya lemah. 

"Dan Hari Rabu adalah hari naasnya orang-orang kafir. Namun, hadits yang memberitakan hal tersebut kedudukannya maudhu' (lemah parah). Jadi tidak boleh diamalkan," pungkasnya.[] Bey

Sabtu, 12 November 2022

Larilah Sejauh Jauhnya Jika Kamu Mampu

Tinta Media - Sia-sia. Tak berguna. Tak berfaedah. Tak bermanfaat. Pasti kalah. Pasti menyesal. Siapa? Ko ngeri banget yah? 

Ya, siapa saja yang ingin lepas dari perintah dan larangan Allah. Siapa saja yang ingin lari dari posisinya sebagai hamba Allah. Siapa saja yang menolak perintah dan larangan Allah. Siapa saja yang menentang apa yang Allah wajibkan. Maka semua pasti gagal. Semua yang menolak wajibnya khilafah. Siapa saja yang menghalangi dan mengingkarinya semua pasti gagal. Mengapa? Karena mereka melawan Allah. Bagaimana mungkin mereka akanpunya peluang berhasil? Bagaimana mereka akan punya peluang menang? 

Ujung ujungnya para penentang itu. Baik orang kafir maupun orang orang Islam yang zholim dan fasik semua mati. Puncak tertinggi segala upaya mereka adalah kematian. Sekuat apapun mereka tak akan bisa lari dari kematian. Dan selanjutnya mau atau tidak pindah ke alam barzakh untuk menunggu kiamat dan akhirnya menerima segala pembalasan apa yang telah mereka kerjakan. Orang kafir kekal di jahanam. Sementara muslim Zholim atau fasik akan menghuni neraka selama kehendak Allah sesuai kadar kedurhakaan nya kepada Allah. 
 
Masih ingat kan namruz dan firaun? Mereka sudah binasa. Qorun? Pun sama. Hingga abu jahal dan abu Lahab juga sama. Apakah para penentang itu tak mengambil pelajaran? 

Surat Yunus Ayat 92 
فَٱلْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنْ ءَايَٰتِنَا لَغَٰفِلُونَ

 "Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami."

Ngaji yuk![]

Ustaz Abu Zaid 
Tabayyun Center
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab