Tinta Media: Peduli Generasi Pemimpin Umat
Tampilkan postingan dengan label Peduli Generasi Pemimpin Umat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peduli Generasi Pemimpin Umat. Tampilkan semua postingan

Minggu, 01 Januari 2023

Risalah Akhir Tahun 2022: Peduli Generasi Pemimpin Umat

Tinta Media - Risalah Akhir Tahun 2022 yang diselenggarakan Muslimah Indonesia ini mengambil tema Peduli Generasi Pemimpin Umat. "Untuk mengkampanyekan ‘Peduli Generasi Pemimpin Umat’," tutur panitia Risalah Akhir Tahun yang digelar dalam bentuk nonton bareng (nobar) di seluruh wilayah Indonesia, pada Sabtu (31/12/2022).
 
Menurut panitia, acara ini dilatarbelakangi atas keresahan kondisi generasi muda yang rusak akibat penerapan sistem sekuler. "Acara ini diikuti lebih dari 75.000 penonton  itu menghadirkan lima pembicara dari berbagai kalangan," ungkapnya. 

Pertama, Dwi Hendriyani, Spd dari kalangan guru mengungkapkan keresahannya  bahwa sistem pendidikan yang ada saat ini tidak mungkin mampu mencetak generasi muslim kafah. Ia menyebut 3 alasan, kurikulum yang berubah-ubah dan berlandaskan pada nilai sekuler, disorientasi peran guru serta lingkungan yang rusak.
 
Kedua, Pakar Administrasi Publik, Prof. Dr. Mas Roro Lilik Ekowanti, M.S. juga merasakan hal yang sama. Menurutnya, perguruan tinggi hanya mencetak mahasiswa sebagai buruh untuk memenuhi industri milik para kapitalis. "Padahal, ada tugas mulia bagi pemuda yaitu  berjuang menegakkan agama Allah," ujarnya. 
 
Ketiga, Dari kalangan mubalighah, Ustadzah Tingting mengatakan, pesantren yang seharusnya menjadi pusat pendidikan agama dan mencetak para ulama kini justru kebanyakan menjadi agen moderasi Islam. "Pesantren juga hanya mengajarkan ilmu yang teoritik tidak berimbas pada penyelesaian masalah di tengah masyarakat," ungkapnya. 
 
Keempat, Aktifis mahasiswa pun merasakan hal yang sama. Ketua Kornas Kohati HMI Periode 2018-2020, Apri Hardiyanti, S.H. mengkritisi konsep pemberdayaan pemuda dalam sistem sekuler. Menurutnya, iman dan takwa tidak mungkin terealisasi dalam sistem sekuler, karena pemuda justru didesain untuk memusuhi Islam.
 
"Peran politiknya pun hanya ingin meraup suara pemuda, sementara pemuda yang kritis malah dipersekusi," tegasnya. 
 
Kelima, Aktivis Partai Politik Ratu Erma Rachmayanti tegas mengatakan bahwa tidak ada tempat satu pun yang aman bagi perlindungan anak-anak muda di sistem sekuler. "Dan hanya islam satu-satunya sistem yang bisa melindungi  generasi muda," tandasnya. 
 
Kelima pembicara sepakat bahwa solusi agar pemuda bisa menjadi pemimpin umat tidak ada jalan lain kecuali membina pemuda dengan sistem Islam.

Panitia mengungkap dari pantauan di media sosial beredar pula tagar #GenerasiMudaPemimpinPerubahan dan #SelamatkanGenerasidenganIslam. "Tagar ini memuncaki trending  topic twitter," pungkasnya.[] Irianti Aminatun
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab