Tinta Media: Patung
Tampilkan postingan dengan label Patung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Patung. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 November 2023

Islam Mengharamkan Patung



Tinta Media - Sobat. Diriwayatkan, ada sekelompok orang datang kepada Rasulullah SAW, mereka kemudian memanggil, “ Wahai Rasul, wahai orang baik kami, wahai anak orang baik kami, wahai tuan kami, wahai anak tuan kami.” Beliau menjawab,” Wahai manusia, panggillah dengan panggilan kalian. Janganlah kalian terpedaya oleh syetan. Aku adalah Muhammad, hamba dan Rasulullah ( Utusan Allah ). Aku tidak suka jika kalian menghormatiku melebihi kedudukanku yang telah Allah berikan kepadaku.” ( Hr. Ahmad).

Sobat. Demikian sikap agama Islam dalam menghormati manusia. Ia tidak meridhai manusia diangkat kedudukannya seperti seperti berhala yang disembah-sembah, apalagi sampai mengeluarkan biaya milyaran bahkan biaya yang amat besar agar banyak orang yang memberikan penghormatan dan penghargaan.

Sobat. Rasulullah SAW bersabda, “ Sesungguhnya malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat patung.” ( HR. Bukhari ). Selain itu Islam mengharamkan umatnya untuk memproduksi patung, meskipun mereka membuatnya  untuk non muslim. Rasulullah SAW bersabda, “ Manusia yang paling berat siksanya pada hari kiamat adalah orang-orang yang membuat patung.” ( HR. Bukhari )

Sobat. Kesungguhan Islam menjaga tauhid dari segala bentuk kemiripan dengan syirik sudah mencapai puncaknya. Melalui kehati-hatian dan kesungguhan itu, Islam benar-benar berada di jalan yang hak. Sebab umat-umat terdahulu biasa membuat patung orang-orang sholeh yang sudah meninggal lalu mereka menyebut nama orang-orang sholeh yang sudah meninggal tersebut. Lama kelamaan, patung orang-orang sholeh dikultuskan, bahkan dianggap sebagai tuhan selain Allah, diharapkan, ditakuti, dan dimintai keberkahannya.

Sobat. Banyak sekali unsur yang disisipkan oleh para penganjur kebesaran dan pemalsu sejarah melalui pintu yang terbuka ini. Mereka menyerukan banyak orang dan para pengikutnya untuk mendirikan berhala yang menipu ini. Begitulah mereka menyesatkan masyarakat dengan memanfaatkan jasa-jasa orang besar.

Sobat. Keabadian sesungguhnya yang harus diperhatikan oleh orang-orang mukmin adalah keabadian yang ada di sisi Allah, Zat yang Maha mengetahui perkara yang  tersembunyi dan samar, Zat yang tak pernah sesat dan tak pernah lupa. Begitu banyak ulama yang jasa-jasanya diabadikan dalam catatan kebadian di sisi-Nya. Mereka adalah para pahlawan yang tidak diketahui di sisi makhluk. Itu semua terjadi karena Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik, orang-orang yang bertakwa, dan orang-orang yang menyembunyikan amalnya.

Sobat. Meskipun keabadian itu harus ada di tangan manusia, tetapi tidak mesti dengan disimbolkan dengan patung dari orang besar yang ingin diabadikan jasa dan namanya seperti tradisi yang dilakukan orang-orang eropa dan amerika.  Satu-satunya cara yang diridhai  Islam adalah mengenang jasa-jasa mereka dalam hati dan ingatan  atau melalui lisan dan shirah yang dengan cara menyebut-nyebut jasa dan perjuangan dengan metode periwayatan seperti hadits . Jasa apa yang mereka tinggalkan? Dan begitu, nama mereka akan selalu harum di kalangan generasi selanjutnya.

Allah SWT berfirman :

قُلۡ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ يُوحَىٰٓ إِلَيَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ فَمَن كَانَ يَرۡجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلٗا صَٰلِحٗا وَلَا يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدَۢا  

“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". ( QS. Al-Kahf (18) : 110 )

Sobat. Katakanlah kepada mereka, "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, mengakui bahwa semua ilmuku tidak sebanding dengan ilmu Allah, aku mengetahui sekedar apa yang diwahyukan Allah kepadaku, dan tidak tahu yang lainnya kecuali apa yang Allah ajarkan kepadaku. Allah telah mewahyukan kepadaku bahwa, "Yang disembah olehku dan oleh kamu hanyalah Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya." Oleh karena itu barangsiapa yang mengharapkan pahala dari Allah pada hari perjumpaan dengan-Nya, maka hendaklah ia tulus ikhlas dalam ibadahnya, mengesakan Allah dalam rububiyah dan uluhiyah-Nya dan tidak syirik baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi seperti riya, karena berbuat sesuatu dengan motif ingin dipuji orang itu termasuk syirik yang tersembunyi. Setelah membersihkan iman dari kemusyrikan itu hendaklah selalu mengerjakan amal saleh yang dikerjakannya semata-mata untuk mencapai keridaan-Nya.

Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Sesungguhnya Allah berfirman, "Saya adalah yang paling kaya di antara semua yang berserikat dari sekutunya. Dan siapa yang membuat suatu amalan dengan mempersekutukan Aku dengan yang lain, maka Aku tinggalkan dia bersama sekutunya." (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)

Sobat. Kita pun tahu bahwa Rasulullah SAW, Khulafa’ Rasyidun, para pejuang Islam, dan para Imam besar, jasa-jasanya tidak diabadikan dalam bentuk patung berharga atau patung batu yang diukir. Sama sekali tidak. Akan tetapi, jasa dan perjalanan hidupnyalah yang diturunkan dari generasi ke generasi, dari orang terdahulu kepada orang belakangan, dari ayah kepada anak. Perjuangan mereka dikenang dalam hati dan disebut-sebut dalam lisan. Namanya harum tercium di setiap majelis dan pertemuan, memenuhi akal dan hati, tanpa ada patung  berharga.

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo dan Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Sabtu, 09 September 2023

USAJ: Menggambar atau Membuat Patung dengan Objek Bernyawa, Haram Hukumnya


 
Tinta Media - Founder Institut Muamalah Indonesia, KH M. Shiddiq Al Jawi, S.Si., M.Si. (USAJ) menjelaskan tentang menggambar atau membuat patung dengan objek yang bernyawa haram hukumnya.
 
"Menggambar atau membuat patung dengan objek yang ada ruhnya (nyawanya) seperti manusia atau hewan, hukumnya haram," tuturnya di kajian Ba'da Subuh, Life Hacks: Hukum Patung dan Lukisan dalam Fikih Islam, Live on zoom, Sholdah TV, Jumat (1/9/2023).
 
Ia menyebut dalil tentang keharaman menggambar.

"Dalilnya adalah Sabda Nabi SAW:

 مَنْ صَوَّرَ صُورَةً فِي الدُّنْيَا كُلِّفَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنْ يَنْفُخَ فِيهَا الرُّوحَ وَلَيْسَ بِنَافِخٍ

yang artinya, "Barang siapa menggambar suatu gambar maka Allah akan mengazabnya pada Hari Kiamat hingga ia dapat meniupkan ruh ke dalamnya, padahal ia tidak akan mampu meniupkannya," ujarnya.
 
 Dari hadis ini, imbuhnya, Allah itu memberikan ancaman, jika seseorang membuat patung atau menggambar sesuatu yang bernyawa akan diazab. Berarti ini adalah perbuatan dosa. Karena Allah tidak akan memberikan hukuman atau azab kepada yang tidak berdosa.
 
USAJ, sapaan akrabnya, juga menyebutkan hadis lain yang menerangkan bahwa semua tukang gambar itu di neraka.
 
"Dalil lainnya adalah Sabda Nabi SAW:

كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ، يَجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُورَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسًا، 
فَتُعَذِّبُهُ فِي جَهَنَّمَ

yang artinya, "Setiap orang yang menggambar (atau membuat patung) akan masuk neraka. Allah akan menjadikan nyawa untuk setiap gambar (atau patung) yang dibuat, lalu gambar (atau patung) itu akan mengazabnya di Neraka Jahannam," paparnya.
 
Patung-patung yang dibuat, lanjutnya, mungkin dari kayu atau dari semen atau batu, di dunia memang tidak bernyawa. Akan tetapi atas kuasa dan izin Allah, di akhirat Allah akan memberikan nyawa dan hidup kembali untuk menyiksa, mencakar pembuatnya.
 
Sebagai pakar fikih kontemporer, USAJ menjelaskan bahwa adanya ancaman atau azab itu menunjukkan perbuatan itu haram.
 
"Adanya ancaman atau azab, ini menunjukkan bahwa perbuatan tersebut di dunia hukumnya haram. Tidak boleh," tegasnya.
 
Terakhir, ia menekankan bahwa berdasarkan keumuman dalil atau hadis-hadis yang ada maka menggambar yang ada bayangan maupun tidak, utuh atau sebagian tetap haram.
 
"Keharaman tashwir ini bersifat umum, baik objeknya mempunyai bayangan atau tidak, utuh maupun tidak utuh (sebagian). Jadi, menggambar objek tashwir bernyawa tak utuh hukumnya tetap haram. Membuat patung, objek bernyawa tak utuh hukumnya tetap haram," pungkasnya.[] Nur Salamah

Rabu, 06 September 2023

Membangun Patung Itu Haram, untuk Apa Dipaksakan?




Tinta Media - Masyarakat muslim Indonesia akhir-akhir ini dibuat heran dengan rencana pembangunan patung Soekarno setinggi 100 meter di Kabupaten Bandung. Patung tersebut akan dibangun bersama kawasan wisata sehingga diperkirakan menelan biaya Rp20 Triliun. Biaya tersebut, menurut Bupati Bandung Barat Henki Kurniawan, tidak ditanggung oleh APBD, melainkan murni investasi pihak swasta. Pemda hanya membantu perizinannya. 

Rencana pembangunan patung Soekarno tersebut bukan yang pertama karena berdasarkan catatan Kumparan.com, di seluruh Indonesia saat ini sudah ada 33 (tiga puluh tiga) patung Soekarno dengan berbagai pose. Tentu menjadi pertanyaan, ada apa ini? 

Rupanya Megawati Soekarnoputri pernah menganjurkan agar patung Soekarno dibangun di seluruh daerah untuk mengenang jasa Soekarno sebagai Proklamator Kemerdekaan, dan telah mewariskan berbagai pemikiran serta ideologi untuk Bangsa Indonesia. 

Namun Fadli Zon,  politikus dan anggota DPR RI mengingatkan agar penghormatan kepada tokoh tidak berlebihan dan jangan menjadi kultus individu. Tokoh proklamasi tidak hanya Soekarno, tetapi ada Moch. Hatta juga. Tokoh pahlawan kemerdekaan tidak hanya Soekarno, banyak yang lainnya. (Kabar Kalimantan. com, 31/10/21 )

Ustadzah Iffah Ainur Rochmah,  seorang intelektual muslim berpendapat bahwa pembangunan patung Soekarno bernilai politis karena beliau ditokohkan dan menjadi ikon partai yang sedang berkuasa saat ini. Adapun ideologi yang beliau ajarkan mengusung  nilai nasionalis dan sekularis, yang tentu saja tidak Islami. Bahkan, di akhir masa jabatannya, beliau berniat menyatukan paham nasionalis, komunis, dan Islam dalam bernegara, suatu hal yang mustahil karena komunis dan Islam sangat bertolak belakang. 

Dalam Islam, penghormatan kepada tokoh ada batasannya, yaitu tidak boleh melebihi ketetapan ajaran Islam yang mengharamkan pembuatan lukisan dan patung makhluk bernyawa. Ini sebagaimana sabda Rasulullah saw. dalam HR  Bukhari-Muslim, yang artinya:

"Sungguh orang-orang yang membuat gambar-gambar (makhluk bernyawa) akan diazab pada hari kiamat dan akan dikatakan kepada mereka,  hidupkanlah apa yang kalian buat."

Rasulullah saw. juga pernah dalam suatu ekspedisi militer memerintahkan untuk menghancurkan patung-patung yang ditemukan.  

Lagi pula, membuat patung para pahlawan atau tokoh suci bukan budaya kaum muslim. Aktivitas itu adalah kebiasaan orang-orang kafir yang membuat patung para raja atau dewa sebagai bentuk pengkultusan dan penghormatan. Oleh karenanya,  haram bagi kaum muslimin membuat patung tokoh dengan tujuan mengenang dan menghormatinya, seperti orang kafir. 

Rasulullah saw. memperingatkan, "Siapa saja yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian dari mereka." (HR Ahmad). 

Pembangunan patung Soekarno adalah salah satu bukti tidak fokusnya pemerintah dalam menyelesaikan problem rakyat. Di tengah kesulitan rakyat memenuhi kebutuhan hidup karena banyak terjadi PHK,  harga barang serba mahal,  banyak anak putus sekolah karena ketiadaan biaya dan masih tingginya stunting pada balita karena kemiskinan,  pembangunan patung dengan biaya fantastis serta untuk kepentingan segelintir orang malah didukung. Itulah pemahaman kapitalisme. Yang jadi tujuan dan yang diperhatikan hanya keuntungan berupa materi,  tidak ada rasa empati pada rakyat, apalagi takut pada azab Allah Swt. Na'udzubillah.

Hanya dengan sistem Islam ada penjagaan akidah dan jiwa rakyat oleh penguasa (khalifah).  Seluruh pengurusan urusan rakyatnya ditujukan untuk mencari rida Allah semata, bukan yang lain. 

Wallahu 'alam bish shawwab.

Oleh: Wiwin
Ibu Rumah Tangga

Senin, 04 September 2023

Pembangunan Patung Menguntungkan Pengusung Nasionalis dan Sekularis


 
Tinta media - Aktivis Muslimah Iffah Ainur Rochmah menegaskan, yang diuntungkan dalam pembangunan patung raksasa setinggi 100 meter dengan biaya miliaran bahkan triliunan adalah yang  mengusung nilai atau pemikiran sekularis dan nasionalis.
 
“Siapa yang diuntungkan? Yang diuntungkan adalah siapa saja yang hari ini mengusung nilai atau pemikiran yang sama dengan sekularis dan nasionalis,” tegasnya dalam Program Mozaik Perubahan: Pembangunan Patung Triliunan, Siapa Yang Untung? Di Kanal Youtube Muslimah Media Center, Rabu (23/8/2023).
 
Menurutnya, pembangunan patung raksasa ini spesifik pada sosok tokoh yang mengusung nilai nasionalis dan sekularis.
 
“Jelas, memang tokoh yang bersangkutan ini adalah tokoh yang selama ini disosokkan atau dinaikkan sosoknya sebagai tokoh yang mengusung nilai nasionalis, bukan nilai spiritual atau pun nilai Islam tetapi nilai-nilai lainnya, yaitu nilai sekularisme dan lain sebagainya,” tuturnya.
 
Berbicara pembangunan patung ini, kata Iffah, ada semacam himbauan atau dorongan dari pihak-pihak tertentu yang menginginkan sosok tokoh ini dibuatkan patungnya, lebih lanjut, ajarannya kemudian dipelajari.
 
“Dinarasikan bahwa sosok yang bersangkutan adalah penggagas atau peletak dasar-dasar pemikiran sekularis. Semacam keberanian melawan dominasi pihak lain, tapi dengan nilai-nilai sekularis dan nasionalis, bukan nilai Islam,” tegasnya.
 
Ia mempertanyakan urgensi dari pembangunan patung tersebut yang ditujukan untuk memberikan penghormatan pada sosok tokoh yang dianggap berjasa, serta  dalam rangka menegaskan identitas atau jati dirinya.
 
“Apa memang  pemikiran-pemikirannya dianggap sangat penting bagi  jati diri bangsa ini, yang itu bisa disimbolisasi oleh tokoh yang bersangkutan?” tanyanya.
 
Ia menyayangkan pembangunan patung dengan dana sebesar ini diperuntukkan bagi kepentingan pihak tertentu saja, bukan untuk kepentingan kemaslahatan publik.
 
“Dana yang cukup besar ini seharusnya untuk kepentingan menaikkan pertumbuhan ekonomi, recovery atau pemulihan ekonomi pasca covid kemarin,” pungkasnya. [] Ageng Kartika.

Senin, 28 Agustus 2023

Hidayatullah Jabar: Pembangunan Patung Soekarno Berpotensi Merusak Akidah Umat


 
Tinta Media - Menyikapi gagasan H. M. Ridwan Kamil membangun patung Proklamator Ir. Sukarno, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jawa Barat, Hidayatullah, S.H.I., S.Ag. menyampaikan penolakannya terhadap pembangunan patung Proklamator Ir. Sukarno di area GOR Saparua Bandung karena berpotensi merusak akidah umat.
 
“Pembangunan patung ini berpotensi menimbulkan pengkultusan bahkan mengarah pada kemusyrikan sehingga bisa merusak akidah umat,” tuturnya kepada Tinta Media, Jumat (25/8/2023).
 
Ia melanjutkan, pembangunan patung tersebut memakan anggaran yang besar sehingga bisa dikatakan perbuatan mubazir dan tidak mengandung manfaat.
 
“Kami mendesak kepada Gubernur Jawa Barat, H.M. Ridwan Kamil untuk menghentikan pembangunan patung Proklamator Ir. Sukarno tersebut,” tegasnya.
 
Jawa Barat yang mayoritas penduduknya Muslim, ucapnya, akan merasakan kegelisahan dan gangguan kondusifitas masyarakat karena telah terjadi pro kontra.
 
“Oleh karena itu, kami mengimbau kepada masyarakat Jawa Barat agar tenang dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” pungkasnya.[] Wening Cahyani

Minggu, 27 Agustus 2023

DPW Hidayatullah Menolak Pembangunan Patung Soekarno


Tinta Media - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah ( DPW ) Hidayatullah Jawa Barat Hidayatullah, S.Hi, M. Ag.  melalui pernyataan sikapnya, menolak pembangunan patung proklamator Ir. Soekarno yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat H. M. Ridwan Kamil di area GOR Saparua Bandung.
 
"Kami menolak pembangunan patung proklamator Ir. Soekarno  di area GOR Saparua Bandung, karena berpotensi menimbulkan pengkultusan, bahkan mengarah  pada kemusyrikan sehingga bisa merusak aqidah umat," ungkapnya kepada Tinta Media, Jumat (25/8/2023).
 
Pembangunan patung proklamator Ir. Soekarno dengan anggaran yang besar, lanjutnya, merupakan perbuatan mubazir dan tidak mengandung manfaat.
 
“Mendesak Gubernur Jawa Barat H. M. Ridwan Kamil untuk menghentikan pembangunan patung proklamator Ir. Soekarno tersebut,” tuntutnya.
 
Menurutnya, rencana pembangunan patung ini  telah menimbulkan  pro kontra yang meresahkan masyarakat dan mengganggu kondusifitas masyarakat Jawa Barat  yang mayoritas Muslim.
 
“Menghimbau masyarakat Jawa Barat agar tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," pungkasnya. [] Muhammad Nur

Sabtu, 26 Agustus 2023

Jurnalis: Ada Upaya Glorifikasi terhadap Ir. Sukarno dengan Membangun Patung


Tinta Media - Jurnalis Joko Prasetyo (Om Joy) menilai maraknya pembangunan patung Ir. Soekarno termasuk patung yang tengah dibangun di Kota Bandung dan yang diagendakan dibangun tahun depan di Kabupaten Bandung Barat sebagai upaya glorifikasi.

"Jelas sekali ada upaya glorifikasi terhadap Ir. Soekarno dengan membangun banyak patung Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia tersebut," tuturnya kepada Tinta Media, Selasa (22/8/2023).

Menurutnya, upaya glorifikasi tersebut tersurat dari ucapan Megawati Soekarno Putri dalam Peresmian dan Penandatanganan Prasasti Taman Bung Karno dan 16 Kantor Partai yang digelar secara virtual, Kamis (28/8/2021).

Angka Kemiskinan Tinggi

Om Joy mengungkapkan bahwa sekarang, tengah dibuat patung terbesar se-Indonesia di kota Bandung setinggi 22,3 meter dengan menelan biaya sekitar Rp 14,5 miliar. 

"Padahal, angka kemiskinan di kota kembang cukup tinggi. Per Maret 2022 mencapai 109,82 ribu orang (4,25 persen dari penduduk Kota Bandung) yang berpenghasilan di bawah Rp.545.675 per bulan," bebernya.

Ia menambahkan bahwa Kabupaten Bandung Barat juga tidak mau kalah dengan merencanakan membuat patung setinggi 100 meter yang diagendakan dibangun mulai 2024 dengan biaya yang patut diduga empat kali lipat dari biaya pembangunan patung serupa di Kota Bandung. 

"Padahal kita tahu, angka kemiskinan di Kabupaten Bandung Barat lebih tinggi lagi. Per 2022 mencapai 2258,61 jiwa (6,80 persen dari penduduk Kabupaten Bandung Barat) yang berpenghasilan di bawah Rp.398.884 per bulan," paparnya.

"Daripada dibikin patung, apa tidak lebih baik uangnya digunakan untuk tambah-tambah biaya pengentasan kemiskinan?" tukasnya.

Ia mengingatkan bahwa bukan dengan patung untuk mengingatkan generasi muda akan jasa dan sepak terjangnya seseorang tetapi cukup diajarkan kepada generasi penerus dan mengajak mengamalkan bila baik dan benar ataupun mengajak meninggalkan bila buruk dan salah. 

"Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam saja yang sudah dapat dipastikan sebagai sosok manusia paling mulia yang pernah dilahirkan di muka bumi dan Allah Subhanahu wa Ta'ala sendiri dengan tegas dan jelas memerintahkan kepada kaum Muslim untuk mencontohnya, tidak pernah dibikin gambarnya apalagi sampai dibuatkan patungnya," ujarnya.

"Mengapa? Karena membuat patung manusia dalam ajaran Islam itu hukumnya haram (kecuali membuat patung/boneka untuk mainan anak-anak)," jelasnya.

Mubazir

Om Joy menuturkan, uang sebanyak itu baik dari APBN, APBD maupun swasta tentu saja sangat mubazir (membelanjakan harta di jalan yang haram) bila dibuat patung Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam apalagi digunakan untuk membuat patung Soekarno! 

Padahal, lanjutnya,  Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam sudah jelas-jelas maksum (terhindar dari dosa) dan dijamin masuk surga. Sebaliknya, Soekarno itu, sebagaimana manusia lainnya (kecuali nabi dan rasul) itu tidak maksum dan tidak dijamin masuk surga (kecuali para shabat nabi yang dijamin masuk surga). 

"Jadi, pembangunan patung manusia (termasuk Soekarno) wajib kita tolak!" pungkasnya.[] Ajira

PW Al Irsyad Al Islamiyyah Keberatan dengan Pembangunan Patung Bung Karno

Tinta Media - Menanggapi pembangunan patung Ir. Soekarno di Jawa Barat, Pimpinan Wilayah Al Irsyad Al Islamiyyah Jawa Barat Drs. Said Saleh Baumar menyatakan keberatan atas pembangunan patung tersebut.
 
"Kami sangat keberatan dengan pembangunan patung Ir. Soekarno di Jawa Barat. Dan kami sangat berharap proyek tersebut dibatalkan dan tidak dilanjutkan," tuturnya kepada Tinta Media, Selasa (22/8/2023).
 
Hal ini disampaikan dalam pernyataan sikap terkait penolakan rencana pembangunan patung tertinggi Bung Karno di Indonesia yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat, H. M. Ridwan Kamil.
 
Menurutnya, Ir. Soekarno sebagai Proklamator dan Presiden RI pertama beserta pahlawan-pahlawan lainnya perlu dihormati akan jasa-jasa baiknya. "Penghormatan yang dilakukan bukan dengan cara membangun patung-patung beliau, akan tetapi dengan cara yang lebih baik, bermartabat dan bermanfaat," ujarnya.
 
Ia juga memandang bahwa proses perencanaan tidak dilakukan dengan baik dan matang serta tidak melibatkan pihak-pihak terkait seperti jajaran Pemprov, DPRD Jawa Barat, dan masyarakat. "Karena itu bukan proyek Pemprov dan tidak berhubungan dengan kepentingan  pembangunan rakyat Jawa Barat. Sehingga tidak ada agenda  terencana berbasis APBD," paparnya.
 
"Selain itu, penggunaan lahan milik Pemprov harus dengan persetujuan dan didahului pembahasan di  DPRD," tukasnya.
 
Ia menilai bahwa patung Ir. Soekarno tersebut justru bukan menjadi kebanggaan, akan tetapi malah menjadi keprihatinan karena dibangun dengan menghabiskan dana besar, bukan prioritas (tidak mendesak) serta bukan untuk kepentingan rakyat. "Apalagi dibangun dalam kondisi masyarakat yang belum pulih himpitan ekonomi serta dilanda pandemi," sesalnya.
 
Ia pun menjelaskan bahwa pembangunan patung tersebut dalam perspektif keagamaan, dikhawatirkan akan menimbulkan kultus individu, "Bahkan yang lebih jauh akan cenderung ke arah pemberhalaan," terangnya.
 
Ia pun menyayangkan bila pembangunan patung Ir. Soekarno ini kental dengan nuansa politik dan bagian dari transaksi politik, "Maka pembuatan patung Ir. Soekarno selayaknya tidak dilakukan," ucapnya..
 
Ia merasakan juga bahwa adanya rencana pembangunan patung Ir. Soekarno justru menimbulkan gejolak pro kontra yang meresahkan di masyarakat. Hal ini sangat berimbas besar terhadap kondusivitas masyarakat Jawa Barat. "Kami menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab," tandasnya.[]Ajira.
 

Kamis, 25 Agustus 2022

Muslim Arak Patung Bunda Maria, Jurnalis: Bukan Toleransi Tetapi Partisipasi dalam Kebatilan

Tinta Media - Menanggapi keikutsertaan umat Islam dalam mengarak patung Bunda Maria Asumpta Nusantara, Jurnalis Joko Prasetyo menilai hal itu bukanlah toleransi tetapi partisipasi dalam kebatilan.

"Jadi, keikutsertaan umat Islam dalam mengarak patung Bunda Maria tersebut merupakan perbuatan batil karena itu bukan toleransi tetapi partisipasi," tuturnya kepada Tinta Media, Rabu (24/8/2022).

Menurut Jurnalis yang biasa dipanggil Om Joy ini, Islam memang mengajarkan toleransi dalam artian tidak memaksa pemeluk agama lain masuk Islam dan tidak mengganggu peribadatan mereka. Ia kemudian mengutip terjemahan Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 256. "Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat," ujarnya.

"Kaum Muslim jangan sampai salah paham dan mencampuradukkan antara toleransi dengan partisipasi. Karena, Islam mewajibkan toleransi tetapi mengharamkan partisipasi," paparnya.

Om Joy menjelaskan bahwa turut merayakan, maupun mengucapkan selamat atas perayaan hari besar agama lain maupun peribadatan agama lain. "Termasuk mengarak patung Bunda Maria Asumpta Nusantara bukan toleransi melainkan partisipasi yang jelas-jelas diharamkan dalam ajaran Islam, karena ajaran Islam itu hak, sedangkan ajaran selain ajaran Islam adalah batil," jelasnya.

Ia melanjutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an surah Al Baqarah ayat 42 yang artinya "Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yg batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedangkan kamu mengetahui," tandasnya.[] Ajira

Kamis, 21 April 2022

KH M. Shiddiq Al-Jawi Jelaskan Hukum Membuat Patung



Tinta Media - Pakar Fiqh Kontemporer KH. M. Shiddiq Al-Jawi, S.Si, M.Si, menjelaskan hukum membuat patung dalam Islam tidak haram secara mutlak.

“Kalau seseorang mau bikin patung, Islam tidak mengharamkan secara mutlak, tidak total, mana karya patung yang halal, mana karya patung yang haram. Ada yang halal, ada yang haram,” tuturnya pada rubrik Ngajeni (Ngaji Seni) 7: Ketika Seniman Patung Bertemu Pakar Fikih, Sabtu(16/04/2022) di kanal YouTube Painting Explorer.

Kiai menjelaskan menggambar atau membuat patung dengan objek yang ada ruhnya (nyawanya) seperti manusia atau hewan, hukumnya haram. Dalilnya sabda Nabi SAW: "Barangsiapa menggambar suatu gambar maka Allah akan mengazabnya pada Hari Kiamat hingga ia dapat meniupkan ruh ke dalamnya, padahal dia tak akan mampu meniupkannya." (HR Bukhari, 6370).

Dalil lainnya, sabda Nabi SAW: “Setiap orang yang menggambar [atau membuat patung] akan masuk neraka. Allah akan menjadikan nyawa untuk setiap gambar [atau patung] yang dia buat, lalu gambar [atau patung] itu akan mengazab dia di neraka Jahannam." (HR Muslim, 2110).

Menurut kiai, berdasarkan keumuman hadits-hadits tersebut, dari kata (صُوْرَةً ) dan (مُصَوِّرٍ) maka ada hukum yang sifatnya umum:
Pertama, keharaman tashwir ini bersifat umum, baik  objek tashwir-nya tidak mempunyai bayangan (menggambar/melukis) maupun mempunyai bayangan (membuat patung).

Kedua, keharaman tashwir ini juga bersifat umum, baik objek tashwir-nya bersifat utuh (mungkin hidup) maupun tidak utuh (tak mungkin hidup). (Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 2/350).

Ustaz Shiddiq memberikan contoh gambar yang tidak utuh, mulai kaki hingga dada, tidak ada kepalanya. “Gambar yang seperti ini tetap tidak boleh, menggambar objek tashwir bernyawa tak utuh hukumnya tetap haram,” tuturnya.

Kemudian, juga diberi contoh membuat patung dada. “Walaupun hanya sampai dada, tidak ada perutnya, tidak ada kakinya, ini sebenarnya hukumnya juga haram atau tidak boleh,” tegasnya.

Selanjutnya, Kiai menjelaskan bahwa menggambar atau membuat patung dengan objek yang tidak bernyawa seperti pohon atau gunung, hukumnya boleh. Dalilnya sabda Nabi SAW: "Barangsiapa menggambar suatu lukisan atau patung maka Allah akan mengazabnya pada Hari Kiamat hingga ia dapat meniupkan ruh ke dalamnya, padahal dia tak akan mampu meniupkannya," (HR Bukhari, 6370).

Menurutnya, hadis tersebut menunjukkan, bahwa yang mendapat azab adalah pembuat gambar atau patung yang bernyawa, dengan dalil bahwa pembuatnya diminta meniupkan ruh (nyawa) ke dalam gambar atau patungnya, padahal dia tidak akan mampu meniupkan nyawa itu. Dalilnya sabda Rasulullah SAW : “...hingga ia dapat meniupkan ruh ke dalamnya, padahal dia tak akan mampu meniupkannya," (HR Bukhari, 6370).

Ia juga menyampaikan ada satu penegasan dari sahabat Nabi, Ibnu ‘Abbas berkata kepada seorang pelukis yang minta fatwa mengenai pekerjaannya dengan menunjukkan karya-karya lukisannya: “Kalau kamu harus melukis, maka lukislah pohon atau apa saja yang tidak bernyawa.” (HR Bukhari 2225, Muslim 2110).

Dari hadis tersebut, Kiai simpulkan kalau yang dibuat sebagai karya itu memang tidak bernyawa sejak awal, maka itu dibolehkan. Bahwa yang mendapat azab itu pembuatan gambar atau patung yang bernyawa, sehingga nanti di akhirat diminta untuk meniupkan nyawa.

“Berarti kalau di dunia yang dibuat sejak awal memang tidak bernyawa, ya itu nanti tidak akan disiksa oleh Allah, tidak akan disuruh memberikan nyawa,” pungkasnya.[]Raras
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab