Tinta Media: Pasca
Tampilkan postingan dengan label Pasca. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pasca. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Februari 2024

Membaca Kiprah Partai Politik (Basis Massa) Islam Pasca-Pemilu 2024



Tinta Media - Ketika banyak orang perhatiannya tertuju pada hasil quick count Capres-Cawapres, saya membaca ada hal menarik pada hasil quick count Partai Politik yang dirilis Litbang Kompas update 14/02/2024 pkl. 22:08 WIB. Pemilu kali ini diprediksi dimenangi kembali oleh PDIP. Disusul partai sekuler lainnya seperti Golkar dan Gerindra. Hanya 8 partai politik yang diprediksi lolos parlemen, yaitu PDIP, Golkar, Gerindra, PKB, Nasdem, PKS, Demokrat, dan PAN. 

Adapun partai lainnya tidak lolos ke parlemen karena tidak melampaui ambang batas parlemen alias parliamentary threshold sebesar 4%. Partai tersebut seperti Partai Gelora, Hanura, PBB, PSI, Perindo, dan Partai Ummat. 

Lalu, dimana posisi partai politik (berbasis massa) Islam? Sejak pemilu tahun 1955, tidak ada partai Islam yang menduduki posisi puncak. Meski kita memiliki kebanggaan pada Masyumi yang hadir dengan kegigihannya dalam membawa visi dan misi Islam. Adapun setelahnya, PPP hadir dengan pasang surutnya. PPP memiliki sejarah panjang dalam perpolitikan Indonesia, namun seiring waktu, ideologinya mulai luntur, bahkan nyaris tak bersisa. Tidak bisa dibedakan lagi dengan partai sekular, kecuali lambangnya. 

Terkait identitas, kita bisa merujuk asasnya pada AD/ART partai. PKB dan PAN tidak dapat dikatakan partai Islam, melainkan hanya berbasis massa umat Islam. Adapun PKS meskipun asasnya Islam, tetapi sebagai partai terbuka, menerima keanggotaan non-muslim dan tidak secara jelas memperjuangkan konstitusi Islam. Adapun PBB, PPP, partai Ummat tidak masuk radar bahasan karena diprediksi tidak lolos ke parlemen. 

Merujuk pada al-Quran surat Ali Imran ayat 104, kriteria partai politik Islam setidaknya harus memenuhi beberapa kriteria:
1. Asasnya akidah Islam
2. Keanggotaan dari kalangan umat Islam
3. Ikatan anggota adalah akidah yang kokoh dan ketaatan pada pemimpinnya
4. Menyerukan kepada penerapan Islam, dan melakukan amar makruf dan nahi munkar, termasuk aktivitas mengoreksi penguasa. 

Kendali di parlemen sangat penting, karena semua masalah di negeri ini berawal dari produk Undang-undang (UU) yang dihasilkan di parlemen. Masalah tersebut adalah UU yang berpihak pada pemilik modal dan pengusaha, mengabaikan kepentingan rakyat, dan yang paling penting adalah penetapan hukum bukan berdasarkan apa yang Allah turunkan. 

Penjelasan al-Arif Billah Ibnu Atha'illah as-Sakandari dalam Kitab At-Tanwir fi Isqath at-Tadbir hlm. 31-32 pada penjelasan QS. An-Nisa: 65 menarik untuk disimak. Beliau menjelaskan beberapa poin penting sebagai berikut:

1. Wajibnya berhukum (bertahkim) pada keputusan Nabi dalam perkara yang diperselisihkan.
2. Wajibnya melenyapkan keberatan (haraj) dalam hati, artinya ada kesiapan bertahkim lahir dan batin. 
3. Berserah diri (taslim) secara total pada semua perkara, bukan pada perkara yang sedang diperselisihkan saja. 

Jadi tidak ada ruang lagi bagi manusia untuk menentang ketetapan dan hukum Allah yang ditetapkan kepada manusia. Jangankan menentang, ada keberatan saja tidak boleh. Jangankan keberatan atas putusan Allah, tidak pasrah pada semua urusan saja tidak boleh.

Jika pada akhirnya PKB dan Nasdem merapat kepada penguasa (dengan asumsi 02 menang pemilu), maka tidak akan ada lagi check and balance, karena mereka menguasai lebih dari 50% suara parlemen. Adapun PKS dan PDIP mungkin akan mengambil posisi sebagai opisisi, meski PDIP lebih karena sakit hati dan merasa dikhianati. Karena wajah asli PDIP adalah seperti yang dipertontonkan 10 tahun ke belakang. Adapun PKS termasuk yang konsisten mengambil jalan oposisi.  

Penguasa selalu ingin amankan parlemen dan tidak semua partai tahan godaan jabatan. Ini akan menjadi titik temunya. Titik temu kepentingan. Artinya, trias politica model bukan hanya batil, tetapi juga absurd dan model tidak dikehendaki oleh rezim dan para oligarki. 

Partai politik Islam sulit berkembang dalam iklim demokrasi yang -katanya- membuka ruang kebebasan, namun tidak untuk Islam. Jika pun ada partai politik yang berasaskan Islam dan memperjuangkan penerapan syariat Islam, tetap akan sulit mendapat dukungan dari umat jika absen dalam melakukan pendidikan politik umat setiap harinya, day to day political education. 

Kualitas umat tidak akan beranjak naik tanpa pendidikan politik Islam. Lihat pemilu 2024, selain faktor dukungan kekuasaan, modal, dan dugaan kecurangan, juga karena kualitas rakyatnya. Rakyat lebih tertarik dengan bansos, makan siang gratis, asyik dengan lagu "ok gas ok gas" ala Richard Jersey dan gemoy dance.  

Akhirnya kita harus sadar bahwa sistem demokrasi tidak akan memberikan peluang pada partai politik Islam untuk berkontestasi dalam memperjuangkan penerapan hukum Islam. Demokrasi bukan jalan perubahan, terlebih jalan menuju kehidupan Islam. Jalan demokrasi bukan hanya terjal, namun juga jalan yang utopis. 

15 Februari 2024 

Oleh: Ajengan Yuana Ryan Tresna
Khadim Mahad Khadimus Sunnah Bandung

Sabtu, 14 Mei 2022

Ustaz ABI Beri Tips Agar Tetap Istiqamah Taat kepada Allah


Tinta Media  - Mudir Ma'had Wakaf Darun Mahdhah al-Islamiyah Bogor Ustaz Arief B. Iskandar (ABI) memberikan tips agar tetap bisa istiqamah dalam ketaatan.

"Lalu bagaimana agar kita bisa tetap istiqamah dalam ketaatan kepada Allah SWT? Beberapa hal mesti dilakukan," tuturnya kepada Tinta Media, Kamis (12/5/2022).

Pertama, beriman secara benar dan lurus. "Menyatu antara keyakinan, ucapan dan tindakan. Lihat Al-Qur'an surah Ibrahim ayat 27," ujarnya.

Kedua, mengkaji, menghayati dan mengamalkan seluruh isi Al Qur'an. "Lihat Al Qur'an surah an-Nahl ayat 102, al-furqan ayat 32," lanjutnya.

Ketiga yakni menjalankan segala amal dengan ikhlas dan selalu berusaha terikat dengan syariah (QS.bAl-Bayyinah: 5).

Keempat, banyak menjalankan amal-amal yang Sunnah seperti shalat malam, shaum sunnah, dan lain-lain. "Selain tentu konsisten dalam menjalankan berbagai kewajiban," paparnya.

Kelima adalah membaca kisah-kisah orang shalih terdahulu sehingga bisa dijadikan teladan dalam beristiqamah. "Dalam Al-Qur'an banyak diceritakan kisah-kisah para nabi, Rasul dan orang-orang yang beriman yang terdahulu. "Kisah-kisah ini Allah jadikan untuk meneguhkan hati Rasulullah Saw. dan tentu orang-orang Mukmin. Lihat Al-Qur'an surah Hud ayat 11," ulasnya.

Keenam adalah bergaul dengan orang-orang shalih. Allah SWT menyatakan dalam Al Qur'an bahwa salah satu sebab utama yang menguatkan para sahabat adalah keberadaan Rasulullah Saw. di tengah-tengah mereka. "Allah SWT juga memerintahkan agar kita selalu bersama dengan orang-orang yang baik. Lihat Al Qur'an surah at-taubah ayat 119," tukasnya.

Ketujuh, memperbanyak doa kepada Allah SWT agar diberi keistiqamahan. Allah SWT memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdoa kepada-Nya  untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian. "Lihat Al Qur'an surah Ali Imran ayat 146-148, surah Al Baqarah ayat 250, surah Ali Imran ayat 8," ungkapnya.

Alhasil, ujar Ustaz ABI, Ramadhan boleh saja tinggal kenangan. "Namun, selayaknya kita tetap menjadi orang-orang yang istiqamah dalam ketaatan kepada Allah SWT, termasuk dalam berdakwah demi memperjuangkan tegaknya syariah secara kaffah," pungkasnya.[] Ajirah

Kamis, 12 Mei 2022

Ustazah Siti Nafidah: Takwa Individu Sulit Terwujud Jika...


Tinta Media  - "Takwa individu ternyata sulit terwujud jika takwa masyarakat tidak terwujud," tutur Aktivis Muslimah Ustazah Siti Nafidah kepada Tinta Media, Rabu (11/5/2022).

Menurutnya, umat hari ini hidup dalam sistem yang membuat mereka sulit menjadi pribadi yang benar-benar bertakwa.

"Sistem politik yang diterapkan masih demokrasi yang tak kenal Tuhan dan halal haram. Sistem ekonomi yang diterapkan adalah sistem kapitalisme liberalisme dengan riba dan transaksi derivatif sebagai jantungnya. Sistem sosialnya juga serba permisif, sehingga masyarakat menjadi rusak, dan kemaksiatan merajalela," paparnya.

Maka, lanjutnya, ada kebutuhan bagi kita untuk terjun dalam kancah perjuangan untuk melakukan amar makruf dan nahi munkar. Agar kondisi rusak dan merusak ini, bisa berubah ke arah kebaikan yakni ke arah Islam.

"Maka, hemat saya, aktivitas inilah (amar makruf nahi munkar) yang menjadi aktivitas utama yang harus dilakukan untuk mewujudkan takwa sebenarnya. Bukan hanya takwa di level individu saja, tapi juga di level masyarakat," tandasnya.

Ibadah Makin Masif

Jika menilik kehidupan Rasulullah dan para sahabat, Ramadhan sungguh-sungguh menjadi bulan perjuangan. Dakwah dan jihad justru massif dilakukan saat Ramadhan, lalu terefleksi dalam kehidupan pasca Ramadhan.

Ia memandang, memelihara ibadah sebagaimana Ramadhan, tentu bukan hal yang mudah, pasti banyak tantangannya. Namun, ia memberikan kiat-kiat untuk membantu menghadapi tantangan tersebut

Pertama, Selalu ingat bahwa tujuan ibadah shaum adalah mendidik kita agar menjadi pribadi yang takwa. Yakni pribadi yang siap tunduk dan patuh pada seluruh syariat Allah SWT kapan dan di mana pun. "Maka, lekatnya kesadaran ini insyaa Allah akan menjadi energi pendorong bagi kita untuk terus berusaha istiqomah menjalankan ketaatan sebagaimana di bulan Ramadhan," harapnya.

"Tak lain, karena kita ingin agar Ramadhan yang kita lewati kemarin, benar-benar sukses menjadikan kita pribadi bertakwa, bukan sekadar mendapat haus dan dahaga," imbuhnya.

Kedua, Selalu ingat akan hakekat dan visi hidup, juga terhadap kematian. "Kita tak pernah tahu kapan ajal menjemput. Apakah kita akan bertemu lagi dengan Ramadhan atau tidak. Maka, kesadaran ini in syaa Allah akan mendorong kita untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, serius berbekal untuk kehidupan di akhirat sana," urainya.

Ketiga,  berusaha dekat dengan lingkungan yang menguatkan. "Karena, tak dimungkiri, bahwa suasana iman kita yaziid wa yankutsu (kadang bertambah kuat, kadang melemah). Artinya kita  mudah lalai dan tergoda dengan  keadaan,  hingga semangat taat kita kendor bahkan bisa hilang. Maka kita butuh suasana yang kondusif dan orang-orang  yang  selalu siap mengingatkan dan menguatkan," ujarnya.

Keempat, terus menambah ilmu dan terlibat dalam pembinaan yang intensif. Sehingga, akal dan jiwa kita senantiasa terjaga dalam fitrah kehanifan. Selalu cenderung pada kebaikan dan kebenaran.

Kelima,  tentu saja jangan lupa berdoa meminta kepada  Allah. "Agar senantiasa memberi kita taufik hidayah. Terlebih kita hidup di masa-masa yang  penuh fitnah, dimana hak dan batil sudah tercampur-campur dan kemaksiatan pun merajalela krn umat tak berpenjaga," terangnya.

Terakhir, Ustazah Siti Nafidah berpesan,
"Semoga kita bisa mengimplementasikan spirit Ramadhan sebagaimana yang diteladankan oleh Rasulullah dan generasi terbaik umat islam," pungkasnya.
[] 'Aziimatul Azka

Selasa, 10 Mei 2022

Aktivis Dakwah Beri Tips Agar Istiqomah Beramal Meski Ramadhan Berlalu


Tinta Media  - Aktivis Dakwah Ustazah Dedeh Wahidah memberikan beberapa tips agar Istiqomah beramal meski Ramadhan telah berlalu.

"Dasarnya iman dan tujuan amal, semata untuk meraih ridha Allah," tuturnya kepada Tinta Media, Senin (9/5/2022).

Ia pun mengutip salah satu hadits riwayat Abu Hurairah yaitu
‎مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”  (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim)

Ustazah Dedeh juga menambahkan perlunya menjaga kondisi yang kondusif beramal sebagaimana di bulan Ramadhan.
"Adanya kebersamaan beramal akan terasa ringan dan menyenangkan ketika dilakukan secara bersama," imbuhnya.

Ia menegaskan pentingnya membudayakan amar makruf nahi munkar.
"Hal yang wajar jika semangat kadang naik kadang turun, dengan nasihat (amar makruf nahi munkar) kondisi naik turun bisa distabilkan," paparnya.

Ustazah Dedeh meneruskan tipsnya dengan mengkaji Islam yang melahirkan pemahaman. "Jadi, bukan sekedar Islam teoritis, tapi pemahaman yang mendorong untuk pengamalan," jelasnya.

Dia memaparkan bahwa kajian seperti ini perlu rutin, fokus, dan tersistematis.
"Buat komitmen untuk menjaga amaliyah-amaliyah tersebut," tegasnya.

Ustazah Dedeh mengakhiri tipsnya dengan mengingatkan untuk tidak berhenti berdoa. "Berdoa kepada Allah agar ditetapkan dalam ketaatan dan berada di jalan  petunjuk-Nya," pungkasnya.[] Nita Savitri 

Minggu, 08 Mei 2022

Ustazah Iffah Ainur Rochmah: Mewujudkan Takwa Butuh Proses Berkelanjutan


Tinta Media  - Aktivis Muslimah Ustazah Iffah Ainur Rochmah mengatakan bahwa mewujudkan takwa membutuhkan proses berkelanjutan.

"Bila kita sadar bahwa shaum Ramadhan kita untuk menggembleng diri menjadi insan takwa maka teruslah sadar bahwa mewujudkan takwa membutuhkan proses berkelanjutan," tuturnya kepada Tinta Media dalam Wawancara Khusus Edisi Syawal 1443 H, Ahad (8/5/2022).

Menurutnya, tiada takwa yang didapat secara instan, tiada diri yang otomatis terjaga kualitas takwanya tanpa ikhtiar. "Oleh karena itulah, bulan Syawal harus diisi dengan pencanangan komitmen menjaga dan meningkatkan amal shalih," tegasnya.

"Bulan Syawal adalah momen kita memetik buah shaum yaitu meningkatkan kualitas takwa. Itu bisa terukur dari makin besarnya ikhtiar setiap muslim untuk menjalankan ketaatan di semua lini hidupnya," imbuhnya.

Ustazah Iffah melanjutkan bahwa ketaatan yang Allah SWT tuntut adalah ketaatan total pada semua tuntunan wahyu. "Karena penyelenggaraan semua syariat membutuhkan adanya negara berdasar syariat yakni khilafah," paparnya.

"Maka amal paling utama yang mestinya dikejar bahkan diperjuangkan oleh setiap Muslim adalah menegakkan khilafah," tandasnya.[] Ajirah

Pasca Ramadhan, Seharusnya Pengemban Dakwah Menjadi Tangguh


Tinta Media  - Aktivis Muslimah Ustazah Noval Tawang, mengingatkan bahwa setelah menempa diri melalui ibadah ramadhan sebulan penuh, seharusnya para pengemban dakwah menjadi tangguh.

"Karena itu, setelah menempa diri melalui ibadah ramadhan sebulan penuh, seharusnya para pengemban dakwah yang memperjuangkan terwujudkan ketakwaan hakiki menjadi pengemban dakwah yang tangguh. Pengemban dakwah harusnya lulus dari proses ramadhan dengan nilai yang maksimal," tuturnya dalam One Minute Booster Extra: Optimalisasi Dakwah Mengantarkan Pada Kemenangan di kanal Youtube Muslimah Media Center, Selasa (3/5/2022).

Ia menjelaskan, semua amal shalih yang dilaksanakan selama Ramadhan, hendaknya dapat memupuk ketakwaan pada diri kaum Muslim. Ketakwaan itulah hikmah yang mesti diwujudkan dari ibadah selama Ramadhan, terutama ibadah puasa.

"Di dalam HR. al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah Saw bersabda yang artinya : Puasa (shaum) itu adalah junnah (benteng) (HR.al-Bukhari dan Muslim).
Junnah artinya penjaga (wiqayah) dan penutup (satrah) dari terjerumusnya seseorang ke dalam kemaksiatan yang menyebabkan pelakunya masuk neraka. Junnah juga bermakna penjaga dari neraka, karena menahan syahwat (al-jami' ash-shahih al-mukhtashar, II/670)," jelasnya.

Ia pun menerangkan, Imam Al-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa takwa adalah melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan Allah SWT. Bila shaum merupakan benteng individual, maka hal-hal yang merusak masyarakat tentu tidak pernah dapat dicegah dan dijaga semata-mata dengan shaum saja.

"Saat ini umat memerlukan dua benteng. Yakni shaum sebagai benteng individual, dan yang tidak kalah pentingnya adalah negara khilafah, yang menerapkan syariat Islam sebagai benteng umat Islam secara keseluruhan. Kezaliman musuh-musuh Allah tidak akan pernah hilang dari bumi ini kecuali dengan penerapan syariah Allah di seluruh aspek kehidupan, baik pada level individu, masyarakat maupun negara. Dan inilah makna ketakwaan hakiki" tegasnya.

Noval membeberkan, pada saat pengemban dakwah mampu menahan lapar dan dahaga, dan segala hal yang membatalkan puasa selama sebulan penuh, maka sudah sepantasnya mereka mampu mengatasi masalah-masalah dakwah dan kehidupannya, tanpa keluh kesah, keputus asaan atau kepanikan.

"Jika kita mau belajar dari para pendahulu kita, baik para pengemban dakwah senior maupun para sahabat, yang telah berhasil mencatatkan sejarah optimalisasi ekspansi dakwah di bulan ramadhan, maka sudah seharusnya itu akan menghantarkan kita  pada simpul kemenangan dakwah," pungkasnya.[] Willy Waliah
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab