Tinta Media: Pandemi
Tampilkan postingan dengan label Pandemi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pandemi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 30 April 2022

Klaim Ekonomi Membaik Meski Pandemi Belum Usai


Tinta Media  - Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah saat ini guna menggenjot perekonomian di tengah pandemi. Bupati Bandung,  Dadang Supriatna mengklaim pertumbuhan ekonomi di wilayahnya saat ini mulai membaik, meski pandemi Covid 19 belum sepenuhnya usai. Salah satu indikator yang menunjukan hal itu, menurut Bupati  Bandung terlihat dari laporan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) yang meningkat daripada tahun sebelumnya.

Sebagai upaya pemulihan ekonomi, pemerintah memberikan dana bagi UMKM, BLT, dll yang disesuaikan dengan program pusat dan provinsi. Selain itu, juga dengan adanya laporan terbaru capaian vaksinasi di Kabupaten Bandung terus menunjukkan progres positif dalam beberapa hari terakhir.(inisumedang.com 11/4/2022 ).

Dengan klaim ekonomi yang digadang-gadang membaik tersebut, mengapa justru nampak pengemis musiman jelang lebaran ini kian banyak kita jumpai? Pengemis ini sebagian besar adalah para pendatang dari luar wilayah Kabupaten Bandung, mulai dari anak-anak yang sejatinya berstatus pelajar, hingga orang dewasa yang sebenarnya bisa lebih produktif lagi. Belum lagi angka pengangguran yang mencapai angka 140 ribu orang.

Pengangguran ini disebabkan oleh gelombang PHK di masa pandemi. Jelas, ini menunjukan realitas yang saling bertolak belakang. Maraknya pengemis musiman bisa dipengaruhi oleh bertambahnya pengangguran. Tingkat pengangguran sangat ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi baik, seharusnya jumlah penggangguran menurun.

Langkah yang diambil oleh pemerintah dengan klaim ekonomi membaik saat ini di tengah landainya pandemi, nyatanya belum mampu menyelesaikan persoalan hingga saat ini. Hal ini terjadi karena kebijakan yang dilahirkan tidak menyentuh akar persoalan. Bantuan yang diberikan hanya bersifat sementara.

Menelisik beberapa problematika yang terjadi saat ini, sejatinya hanya sistem Islamlah yang mampu menjadi solusi terbaik. Jelaslah, tujuan pemerintah Islam adalah merealisasikan terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, papan. Selain itu, juga terpenuhinya kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan keamanan bagi semua rakyat tanpa terkecuali, baik muslim maupun nonmuslim.

Dengan sistem Islam, negara wajib mengurus urusan rakyatnya. Sebagaimana  Rasullullah saw. yang menegaskan bahwa fungsi dari penguasa adalah sebagai pengurus (urusan rakyat) dan bertanggung jawab terhadap rakyat yang diurusnya (HR Muslim dan Ahmad).

Selain itu, negara harus menjadi pelindung rakyat dari berbagai ancaman.

"Khilafah itu laksana perisai, yakni tempat orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya ( HR Muslim ).

Dua nash ini jelas, akan menjadi rujukan utama agar tercipta keamanan serta kesejahteraan yang selama ini telah hilang dalam kehidupan masyarakat. Mari, kita satukan pemikiran dan perasaan hanya dengan paradigma Islam Kaffah yang bisa menciptakan atmosfer yang baik demi kehidupan yang lebih baik sehingga terciptanya kehidupan yang rahmatan lil 'alamin. 

Wallahu alam bi shawab


Oleh: Erlyn Lisnawati
Sahabat Tinta Media 

Kamis, 24 Maret 2022

Om Joy Bagi Kiat Bahagia Jalani Ibadah Ramadhan di Masa Pandemi Covid-19

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1actVFVpZj-nmz4r4TTrUx82PVqhPQIvW

Tinta Media - Jurnalis Joko Prasetyo atau yang biasa disapa Om Joy, membagikan kiat bahagia jalani ibadah Ramadhan di masa pandemi Covid-19.

"Berikut beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk membuat sesama Muslim bahagia jalani ibadah Ramadhan di masa pandemi Covid-19," tuturnya pada Tinta Media, Kamis (24/3/2022).

Pertama, mengucapkan salam, tersenyum dan menyodorkan tangan untuk bersalaman terlebih dahulu. "Karena masa pandemi, maka jabat tangannya untuk sementara diganti dengan gerakan lain agar tak bersentuhan tangan," ujarnya.

Menurutnya, sebenarnya amalan ini dilakukan kapan saja. “Tapi di bulan Ramadhan ini, jangan lupa diniatkan kitalah orang pertama yang melakukannya setiap kali berjumpa dengan sesama Muslim baik yang sudah maupun yang belum kenal. Insyaallah mereka akan bahagia," simpulnya.

Kedua, tolonglah mereka yang meminta pertolongan. Bila tak dapat menolong secara langsung, tetap pasang muka ramah dan dengarkanlah baik-baik keluh kesahnya seraya sesekali menguatkan dirinya untuk tetap bersabar dan berilah solusi bila mempunyai ide solutif. "Dengan merasa masalahnya ada yang memerhatikan saja, orang tersebut akan bahagia juga," paparnya.

Ketiga, membayarkan utang kawan. "Dengan membayarkan utangnya, dijamin deh dia akan senang. Bila dia berutang kepada kita, berilah waktu tambahan, kurangi tagihan atau bahkan bebaskanlah utangnya. Senyum manis pun berkembang di bibirnya tanda bahagia," bebernya.

Keempat, teraktir buka puasa bersama ataupun sahur. Semua orang yang puasa pastilah merasa lapar. Begitu berbuka tentu saja akan senang, apalagi ditraktir. “Tentu saja lebih bahagia lagi. Begitu juga dengan sahur, kita bisa membuat beberapa nasi bungkus serta membawa beberapa masker kemudian membagikannya di waktu sahur kepada saudara-saudara kita di pinggir jalan. Dengan cara seperti itu mereka juga akan senang,” tuturnya.

Kelima, memberi lapangan kerja atau memberi tahu ada lowongan kerja. “Masih banyak dan bahkan masih terus bertambah saudara, kawan atau tetangga kita yang kesulitan mendapat pekerjaan pasca di-PHK di masa pandemi ini. Bila kita membuka lapangan kerja atau setidaknya memberitahukan lowongan kerja yang cocok, tentu saja mereka akan bahagia,” ujarnya.

Keenam, membeli makanan ataupun produk yang kita butuhkan dari saudara, kawan ataupun tetangga sendiri. Tak sedikit korban PHK di masa pandemi ini banting stir buka usaha makanan matang, jual pakaian dan lainnya.

“Kalau kita memang memerlukan produk yang mereka jual, belilah kepada mereka, meskipun harganya sedikit lebih mahal. Bila tidak memerlukan, tapi kita tahu yang lain perlu, bisa juga kita bersedekah dengan cara membelinya untuk diberikan kepada mereka yang memerlukan. Insyaallah yang bahagia akan lebih banyak lagi,” ungkapnya.

Ketujuh, berwakaf atas nama orang tua ataupun orang yang kita sayangi. “Beritahulah mereka bahwa Anda akan membayarkan wakaf Al-Qur’an, sarana air bersih ataupun wakaf lainnya kepada orang tua atau siapa saja yang ingin Anda traktir wakaf. Kemudian serahkanlah bukti akad wakafnya. Selain penerima manfaat wakaf yang senang, mereka yang Anda kasihi pun akan bahagia,” sarannya.

Itulah tujuh di antara sekian banyak kiat yang Memurut Om Joy bisa dilakukan untuk membahagiakan sesama Muslim di bulan Ramadhan. “Semoga kita bisa mengamalkannya. Aamiin,”[] Ajirah
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab