Tinta Media: Palestina
Tampilkan postingan dengan label Palestina. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Palestina. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 November 2024

Ahmad Sastra: Mengusir Penjajah Yahudi adalah dengan Perang

Tinta Media - Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra menegaskan bahwa mengusir entitas penjajah Yahudi dari Palestina adalah dengan perang.

"Logika paling sederhana untuk penjajah adalah diusir dari bumi Palestina. Mengusir penjajah adalah dengan perang, jihad fi sabilillah," tuturnya kepada Tinta Media, Rabu (13/11/2024).

Menurutnya, tidak ada solusi yang lebih baik dan lebih tepat, selain jihad fi sabilillah. "Jihad harus dimulai dari persatuan umat Islam dan negeri-negeri muslim seluruh dunia," ujarnya.

Ahmad menilai, sikap yang benar didasarkan dari pemahaman dan persepsi yang benar atas fakta. Karena itu sikap umat Islam atas konflik Palestina bisa salah jika persepsinya salah.

"Persepsi yang benar atas konflik Palestina Israel adalah bahwa bumi Palestina adalah milik kaum Muslimin, bukan milik entitas Yahudi. Di sanalah Masjidil Aqsa, Masjid Mulia Kiblat pertama umat Islam berada," ujarnya.

Karena itu, lanjutnya, usaha paling penting bagi umat Islam di seluruh dunia adalah membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Sebab Islam adalah agama anti penjajahan. "Islam adalah agama yang membebaskan manusia dari keterjajahan dalam berbagai bentuknya," terangnya.

Ia memaparkan bahwa persoalan pokok Palestina itu adalah adanya penjajah Israel yang merampas tanah kaum muslimin dan melakukan pendudukan dan penjajahan. Jadi perjuangan ini harus fokus pada bagaimana agar Israel terusir dan lenyap dari Palestina.

"Perjuangan untuk membuat mundur Israel dari tanah Palestina, tidak mungkin bisa diraih dengan perdamaian, diplomasi atau perjuangan orang per orang," paparnya.

Bukan Perdamaian

Ia menilai bahwa perdamaian bukan merupakan opsi solusi atas krisis Palestina Israel, sebab perdamaian mensyaratkan dua hal pengakuan eksistensi negara penjajah Israel dan yang kedua Israel dan Palestina akan menjadi dua negara yang berdampingan. Jalan satu-satunya adalah jihad fi Sabilillah mengusir zionis dari bumi Palestina, sebagai dahulu para pahlawan mengusir penjajah Belanda dan Portugis dari bumi Indonesia.

Ia menyatakan bahwa menghadapi imperialisme negara tidaklah bisa dilakukan oleh orang per orang, namun idealnya harus dihadapi lagi oleh sebuah institusi negara. Untuk itu adalah keharusan negeri-negeri muslim segera bertobat kepada Allah, lantas bangkit dan bersatu padu melawan segala bentuk penjajahan.

"Jika dahulu khilafah Islam mampu melindungi Palestina, karena semua negeri muslim bersatu padu, tidak tercerai berai. Maka kekuatan yang seimbang itu tidak ada yang lain kecuali Daulah Khilafah Islam. Negara global yang menyatukan kaum muslim. Daulah Khilafah ini nanti akan menyerukan jihad fi sabilillah kepada kaum muslim seluruh dunia untuk membebaskan Palestina. Perlu kita catat, Palestina saat dibebaskan oleh Sholahuddin al Ayyubi pada saat kaum muslim memiliki daulah khilafah Islam," terangnya.

Ia menyeru agar umat Islam yang berjumlah 2 milyar untuk segera bersatu dalam naungan daulah khilafah sebagaimana telah ada dalam sejarah.

"Bergerak mengerahkan tentara dan mujahid untuk berjihad fi sabilillah, atas izin Allah, maka Palestina akan merdeka dan terbebas selamanya. Insyaallah," tandasnya.[] Ajira

Kamis, 21 November 2024

Ratusan Warga Pekanbaru Gelar Aksi Bela Palestina

Tinta Media - Lebih dari 300 warga Pekan baru dan sekitarnya yang tergabung dalam Aksi Masyarakat Riau Bela Palestina turun ke jalan melakukan aksi bela Palestina.

Aksi bela Palestina ini diawali dengan long march di Jalan Cut Meutia depan Perpustakaan Wilayah Soeman HS hingga Bundaran Tugu Zapin. Sambil berjalan, para peserta aksi memekikkan yel-yel, mengibarkan bendera al-liwa dan ar-rayah serta membawa poster dan spanduk berisikan pesan pembelaan terhadap Palestina.

“Solusi Tuntas Palestina adalah Jihad dan Khilafah!” tulis salah satu spanduk yang terbentang dalam aksi bela Palestina di Bundaran Tugu Zapin, Kota Pekan baru, Sabtu (16/11/2024).

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas kepada Palestina, khususnya di Gaza yang sudah satu tahun lebih telah terjadi genosida yang dilakukan penjajah Israel.

Di Bundaran Tugu Zapin, secara bergantian para tokoh, ulama dan aktivis naik ke atas mobil komando untuk berorasi. Mereka menyerukan kepada penguasa Muslim untuk mengirim pasukan untuk membebaskan warga Gaza Palestina dari penjajahan Israel dan mengajak umat untuk bangkit dengan Islam.

Menurut Praktisi Pendidikan Ustaz Yadi saat mengawali orasi para penguasa Muslimin mereka justru malah membenarkan  yang dilakukan oleh Amerika. "Apa namanya ini!" serunya dengan lantang.

Ia menegaskan ini namanya pengkhianatan, mengakui dan mendukung Israel. "Apakah ini harus dibiarkan saudara-saudaraku? lanjutnya. Peserta aksi pun menjawab," Tidak".

Setelahnya, Cendekiawan Muslim Riau Ustaz Muhammadun menyampaikan bahwa masalah penjajahan di Palestina tidak bisa diserahkan kepada kaki tangan barat kaki tangan Eropa kaki tangan Amerika yang menggelayuti mereka  pikiran-pikiran sekularisme, liberalisme kaumiyah, wathaniyah dan sebagainya.

"Oleh karena itu, tiada jalan lain solusinya selain harus kembali kepada solusi Islam. Solusi yang sangat manusiawi, yang sangat konstitusional," tukasnya.

Dalam orasi berikutnya Ulama Aswaja Riau Ustaz Enggel Setiawan menuturkan (UES) persoalan Palestina dan seluruh kaum muslimin itu bisa selesai adanya seorang Khalifah.

Khalifah terdahulu lanjutnya, satu muslimah saja dilecehkan dihinakan kehormatannya. Maka khalifah Itu mengirim puluhan ribu pasukan untuk membela satu muslimah.

"Tapi kita lihat  saat ini seolah-olah darah kaum muslimin itu tidak ada artinya seolah cara kaum Muslimin itu tertumpah dengan mudah saja tidak ada harganya," tandasnya.

Ia menguraikan bahwa selama dakwah, selama seruan tidak menuju kepada yang satu itu maka tidak mungkin akan selesai persoalan Palestina ini.

Akademisi Ustaz Hidayatullah mengutip sabda Rasulullah di dalam hadis riwayat Imam muslim juga diriwayatkan oleh perawi yang lain dengan hadis yang sama. Beliau mengatakan manusia pasti ditanya oleh Allah, apa yang akan ditanya, apa yang diyakini, apa yang diucapkan, apa yang  dilakukan.

Kalau pertanyaan terkait itu bisa dijawab katanya, atau punya hujjah maka di hari kiamat barulah kaki itu bisa beranjak.

"Namun kalau tidak pada waktu itu, yakinlah nanti akan melihat azab oleh Allah subhanahu wa ta'ala," pungkasnya.

Acara aksi ini pun ditutup dengan do'a. Selanjutnya peserta aksi kembali melakukan longmarch ke Perpustakaan Wilayah Soeman HS.[] Muhammad Nur

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab