Tinta Media: Palestina
Tampilkan postingan dengan label Palestina. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Palestina. Tampilkan semua postingan

Rabu, 08 Mei 2024

Kontribusi Gen Z untuk Palestina

Tinta Media - Duka mendalam melanda seluruh kaum muslim di Seantero Raya. Menyayat hati menyaksikan rangkaian panjang genosida di Palestina. Kemanusiaan sudah sirna bagaikan putusnya urat nadi.

Biadab! Memperlakukan kaum muslimin selayaknya hewan. Bombardir dengan brutal membabi buta pemberantasan etnis. Penyiksaan keji puluhan ribu juta nyawa syahid, dan blokade bantuan berdampak kelaparan tertinggi sepanjang masa (Sindonews.com, 19/03/24)

Ini bukan perkara angka! Ini nyawa manusia! Ketika lebih dari 31.000 nyawa syahid di tanah mereka sendiri. Semua merujuk ke akar persoalan yang sampai detik ini agresi militer masih terus berjalan. Zionis mengibarkan bendera perang kepada dunia dengan sangat nyata.

 Pemahaman yang Keliru

Ironisnya, tidak semua memaminya. Bahkan  semakin menyempit dari persoalan Palestina menjadi Hamas. Jelas ibarat menguraikan benang kusut, mengubah pola pikir salah menjadi benar. Tinta emas menuliskan sejarah Al- Quds itu urusan seluruh kaum muslimin, karena tanah waqaf yang dibebaskan oleh khalifah Umar bin Khattab.

Bagaimana rangkaian sejarah panjang ketika tahun 637 M Khalifa Umar Bin Khattab menerima kunci Al-Quds dari Patrik Sophronius, sekaligus menandai perpindahan status tanah ini dari dikuasai oleh Romawi, menjadi dalam kekuasaan kaum Muslim.

Malangnya, kaum muslim kabur dari sejarahnya sendiri. Selama 13 abad Al-Quds menjadi bagian dari Daulah Turki Utsmani dengan sistem politik Islam (khilafah) menyatakan tiga entitas agama di dalamnya. Yahudi, Nasrani, Islam hidup dengan damai meski banyak perbedaan sampai pada Daulah Turki Utsmani terjebak pada Perang Dunia pertama dan kalah dari Jerman. Kemudian lahirlah perjanjian Syces-picot yang menumbuhkan rasa nasionalisme ke negeri-negeri muslim dan tanda berakhirnya pemerintahan Islam di penjuru dunia.

Penderitaan kaum muslim di penjuru dunia di mulai, termasuk saudara kita di Al-Quds atau Palestina. Ibarat itik kehilangan indungnya, bingung mapping kehidupan ini. Realitas hari ini fakta bahwa sabda Rasulullah itu benar.  "Islam itu di akhir zaman banyak tapi ibarat buih di dalam lautan karena penyakit wahn" (HR. Abu Daud). 

Apa itu penyakit wahn? Tentu penyakit yang menjangkit kaum muslim di akhir zaman yaitu cinta dunia dan mati phobia. Ketika Al-Quds di genosida semua berdiri hanya atas humanity bukan aqidah, dan bukan agama.

Solusi yang ada seputar donasi, bantuan, demo, boikot produk zionis, serta two nation states oleh PBB dan atas nama humanity. Sejatinya solusi haqiqi adalah jihad fisabilillah, akan terjadi ketika Khilafah Islamiyah di terapkan kembali di tengah-tengah umat.

Membahas penjajahan di Palestina seakan-akan hanya ranah negara yang berhak terlibat. Para remaja khususnya Gen Z hari ini hanya sebagai penonton belaka. Padahal kontribusi Gen-zi sangat berpengaruh untuk kemenangan Palestina.

Kontribusi Gen Z untuk Palestina

Semua generasi remaja hari ini hidup, teknologi semakin canggih, ada pada masa digital notife. Semua bisa di akses dengan gadget masing-masing. Menurut Dr. Abdul Fattah Al- Euwaisi seorang spesialis Palestina mempelajari Al-Quds selama 14 tahun. Agar bisa membebaskan Al-Quds harus melakukan tiga tahapan.

1. Pembebasan pemikiran (At Tahrir At Tafkiiri)

2. Pembebasan politik (kolaborasi, sinergitas)

3. Pembebasan senjata

Wilayah Gen Z ada pada tahap paling awal, yaitu pembebasan pemikiran. Kita hari ini banyak di suguhkan produk-produk sekuler baik dari fun, food, fashion, film, free sex, free tinking, dsb.

Kedua, setelah mapping kita jelas dengan Islam terbukti dengan adanya sakhsiyah Islamiyah (kepribadian Islam). Pola pikir dan pola sikap harus satu standar yaitu Islam. Ketika seseorang sudah menunjukkan kepribadian Islam baru langkah selanjutnya.

Ketiga, mengetahui strong why atau alasan mendasar untuk membebaskan Palestina. Semua merujuk pada akar sejarah Palestina itu sendiri.

Keempat, poin pentingnya adalah Gen-Zi harus mempelajari seperti apa Al-Quds atau Palestina itu sendiri. Apabila sudah belajar rangkaian sejarah yang panjang, sudah mengerti alasan kenapa sampai detik ini zionis menunjukkan eksistensinya untuk menjajah Palestina.

Kelima, barulah Gen-Zi bisa speak up untuk semua kekejaman zionis dengan data, informasi, dan sumber yang valid. Mengingat kita hidup antara khair (baik) dan syarr (salah) campur aduk nyaris tidak terlihat perbedaannya.

Perlu di ingat bahwa semua kekacauan hari ini berawal dari pemikiran kita masing-masing. Karena sangat penting memilih referensi informasi yang sumber nya bisa dipertanggungjawabkan. Memperkeruh persoalan ketika kita mendapatkan informasi yang salah sudah tentu respons kita pun salah maka jelas akan beraksi salah juga.

Sudah saatnya seluruh alam aturannya dikembalikan kepada aturan sang maha pencipta. Seharusnya kita mendudukkan posisi sebagai seorang hamba yang lemah dan serba terbatas ini numpang di buminya sang pencipta.

Jangan biarkan mereka menunggu terlalu lama, ambil posisi sesuai skill set kita, ruang, waktu, dan berkuasa atau tidaknya kita. Ambil peran masing-masing jadilah generasi pembebas dan penakluk tentu dengan aturan Islam.
Wallahu'alam Bisowab.

Oleh: Novita Ratnasari, S.Ak.
Sahabat Tinta Media

Senin, 15 April 2024

Dunia Harus Bersatu Mendukung Berdirinya Negara Palestina yang Merdeka dan Berdaulat


Tinta Media - Penyelesaian masalah Palestina dan Israel lewat perundingan tampaknya hanya akan  membuang-buang waktu dan anggaran saja sebab apa pun keputusan PBB  kalau itu akan merugikan pihak Israel maka Amerika Serikat dengan cepat  pasti akan memvetonya  karena sudah menjadi sikap bagi Amerika Serikat untuk selalu berada dalam posisi membela kepentingan Israel sehingga akibatnya sejak negara Israel berdiri tahun 1948 sampai hari ini persoalan konflik Palestina dan Israel tidak kunjung selesai.

Padahal kita tahu sudah ratusan kali perundingan dan pertemuan untuk penyelesaian konflik ini sudah dilakukan namun hasilnya selalu tidak memuaskan  bahkan tanah rakyat Palestina terus saja mereka caplok dan duduki sehingga sekarang ini  wilayah yang  dikuasai oleh Israel sudah empat kali lipat lebih luas dari wilayah yang mereka kuasai di awal berdirinya negara Israel tersebut.

Oleh karena itu, sudah tiba waktunya bagi negara-negara yang mendukung perjuangan rakyat Palestina terutama dari negara-negara yang bertetangga dengan Palestina tersebut untuk membantu rakyat Palestina dengan persenjataan yang lengkap dan canggih agar mereka dapat kembali merebut wilayah mereka yang telah diduduki dan dirampas oleh Israel tersebut dengan menyerang Israel dari segala arah dengan dibantu  oleh negara-negara lain seperti China dan Rusia serta Iran dan Turki  sampai  Israel tersebut lumpuh dan  mau memenuhi tuntutan dunia internasional.

Memang kita tahu Amerika serikat tentu tidak akan tinggal diam tapi kita tidak usah takut karena sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa meskipun Amerika serikat memiliki persenjataan yang cukup canggih namun Amerika terpaksa mundur dari Vietnam dan dari Afghanistan karena mereka tidak sanggup menghadapi semangat  yang tinggi dan  berkobar-kobar dari rakyat di kedua negara itu seperti halnya  juga yang pernah di alami oleh negara dan bangsa kita, tentara sekutu yang ingin mengembalikan Indonesia di bawah jajahan belanda  juga tidak mampu menghadapi tentara rakyat yang sudah bersatu sehingga tentara sekutu harus mundur dari negara yang sama-sama kita cintai ini.

Untuk itu kita  berharap mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama Israel juga harus angkat kaki dan menyerahkan kembali sepenuhnya tanah rakyat Palestina yang telah mereka rampas  sehingga  negara Palestina yang merdeka dan berdaulat yang kita dambakan  bersama akan dapat segera terwujud. Semoga. Tks.

Oleh: KH Anwar Abbas
Wakil Ketua Umum MUI

Minggu, 14 April 2024

Sekjen PBB Akui Tak Berdaya Hentikan Genosida di Palestina, Pamong Institute: Ini Lempar Handuk


Tinta Media - Menanggapi pernyataan Sekjen PBB Antonio Guteres bahwa PBB tak berdaya hentikan genosida di Palestina, Direktur Pamong Institute Wahyudi El-Maroky menyatakan bahwa ini lempar handuk.

"Saya pikir ini sudah, bahasanya lempar handuk," tuturnya dalam Bincang Bersama Sahabat Wahyu : PBB Menyerah Hanya Khilafah yang Bebaskan Palestina, Selasa (2/4/2024) di kanal YouTube Bincang Bersama Sahabat Wahyu.

Menurutnya, tugas PBB itu untuk menjamin keamanan di dunia, perdamaian di dunia. "Tugas dia, kalau ada peperangan, memfasilitasi dan mencegah terjadinya perang," ujarnya.

Ia memandang, dibentuknya PBB yang berasal dari LBB (Liga Bangsa-Bangsa), kemudian menjadi PBB ini, tujuan utamanya adalah untuk supaya tidak terjadi perang dunia ketiga, setelah perang dunia kesatu dan kedua terjadi dan banyak korban.

"Saya pikir, PBB sudah lempar handuk (menyerah). Dia (Antonio Guteres) mengatakan bahwa untuk menghentikan genosida di Palestina itu tidak mampu lagi ditangani dan diserahkan kepada orang-orang yang berkuasa.

Menurutnya, ini membuka mata dunia bahwa fungsi PBB mandul, tak bisa diharapkan. "Mungkin PBB juga bagian dari konspirasi dunia untuk memusuhi umat Islam," ucapnya.

Faktanya, Roky melanjutkan, ketika terjadi kezaliman terhadap umat Islam, PBB tidak bisa berfungsi. "Tapi coba kalau ada negara-negara muslim yang melakukan pelanggaran, dia (PBB), lebih efektif untuk menekan. Nah, ini menurut saya, persoalannya di situ," tandasnya

Kedua, lanjutnya, kalau berharap kepada penguasa-penguasa dunia (seperti dikatakan Sekjen PBB), bergantung pada penguasa-penguasa dunia, dunia hari ini menggantungkan harapan perdamaian itu pada negara-negara adidaya, dalam hal ini Amerika.

"Negara yang mengaku punya Hak Asasi Manusia, paling toleran, negara demokrasi, bahkan punya hak veto. Ini menunjukkan bahwa Amerika juga dalam posisi anti Islam dan memusuhi Islam," tegasnya.

Dia (Amerika) hanya marah kepada pihak-pihak yang tidak memusuhi Islam, kalau ada negara yang memusuhi Islam dia anggap itu tidak apa-apa.

"Pembantaian di Gaza, umat Islam dibantai, dia (Amerika) anggap tidak apa-apa. Ada satu warga negara dia misalkan tergores ataupun dibunuh, maka dia mengatakan yang membunuhnya adalah teroris," bebernya.

Ini menunjukkan bahwa memang ketidakadilan itu tampak ketika yang berkuasa adalah negara sekuler. Dalam hal ini, Amerika yang menjadi negara adidaya.

"Kedua, ideologinya adalah ideologi kapitalis, yang sangat sekuler, dan tentu sangat rasis, sangat greedy (rakus), sangat culas, dan sangat rusak," pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka

Minggu, 17 Maret 2024

Pembantaian Umat Islam Palestina Membongkar Empat Kesadaran Umat



Tinta Media - Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Ustaz Farid Wadjdi, mengatakan, pembantaian terhadap umat Islam di Palestina yang masih terus terjadi hingga hari ini telah membongkar kesadaran Umat. 

"Krisis Palestina sekarang ini, pembantaian terhadap umat Islam di Palestina itu mengungkap sesuatu yang selama ini sudah dipahami oleh masyarakat tetapi makin terbuka lagi, makin terbongkar lagi, walaupun selama ini masyarakat (umat Islam) sudah tahu. Apa yang terjadi di Palestina telah membongkar empat kesadaran umat," ungkapnya dalam video Ingat..!!! Palestina Masih Penuh Nestapa - Catatan Peradaban, di kanal YouTube Peradaban Islam ID, Kamis (7/3/2024). 

Pertama, penguasa-penguasa negeri-negeri Islam terutama penguasa Arab adalah penguasa boneka dan pengkhianat. 

"Contoh Mesir, sampai sekarang belum membuka pintu Rafah untuk masuknya bantuan kemanusiaan, kemudian Mesir adalah negara yang paling dekat dengan Palestina dan seharusnya bisa melakukan tindakan yang paling nyata," ungkapnya. 

Dia mengatakan untuk menghentikan pembantaian yang dilakukan entitas penjajah Yahudi bisa dengan melakukan pemboman terhadap pangkalan udara militernya dan itu akan bisa mereduksi 90 persen pembantaian yang dilakukannya. Karena sebagian besar pembantaian yang dilakukan entitas penjajah Yahudi dilakukan melalui serangan udara baik dengan pesawat tempur, helikopter, ataupun menggunakan pesawat drone dengan target-target khusus. 

Kedua, telah menunjukkan kegagalan peradaban kapitalisme yang selama ini Barat agung-agungkan sebagai peradaban yang beradab. 

"Mereka menghargai hak asasi manusia, mereka katakan demokrasi dan lainnya tetapi yang terjadi sekarang justru sebaliknya mereka membiarkan pembantaian terhadap anak-anak, membiarkan rakyat Palestina kelaparan, membiarkan penyerangan terhadap tempat-tempat yang di dalam perang pun asas humaniter International itu tidak boleh di serang. Seperti rumah sakit, sekolah, itu tidak boleh di serang, dan ini makin menunjukkan kehancuran peradaban kapitalisme," tegasnya. 

Ketiga, makin membangun kesadaran di tengah-tengah umat bahwa umat Islam, memiliki kekuatan yang luar biasa kalau berdasarkan keimanan mereka. Pertahanan Zionis Yahudi yang dikatakan terbaik di dunia dengan apa yang mereka sebut iron dome itu bisa dikalahkan dengan strategi yang dari segi kecanggihannya pesawat militer entitas penjajah Yahudi jauh lebih canggih. Tetapi itu bisa dibuktikan oleh pejuang kaum Muslimin bisa dikalahkan. 

"Kalau dilihat kekuatan keimanan yang dimiliki oleh pejuang-pejuang Islam Suriah, pejuang-pejuang Islam Irak, membuat perlawanan mereka terhadap entitas Yahudi terus berlangsung. Jadi kesadaran ini makin menguat bahwa umat Islam mereka memiliki kekuatan keimanan sehingga dengan peralatan yang sederhana di banding dengan Barat mereka bisa membuat Barat kerepotan. Kesadaran ini sudah semakin menguat di tengah umat Islam," paparnya. 

Keempat, kesadaran bahwa umat semakin membutuhkan persatuan kaum Muslimin yang sejati. Umat melihat bahwa pecahnya negeri Islam atas prinsip nation state (negeri bangsa) telah memperlemah mereka. Bahkan telah menjadi alasan melegitimasi pengkhianatan penguasa negeri Islam, dengan alasan tidak sejalan dengan kepentingan nasional mereka. 

"Umat sekarang ini telah menyadari tentang utuhnya persatuan kaum Muslimin yang sejati. Persatuan kaum Muslimin yang sejati itu terwujud ketika di tengah-tengah umat ada kekuatan politik yang mewakili negara Islam pada level global yaitu kekuatan khilafah. Jadi kesadaran ini makin tumbuh di tengah-tengah umat," pungkasnya. [] Alfia Purwanti

Ramadan di Tengah Harapan Pembebasan Palestina

Tinta Media - Alhamdulillah, Ramadhan sudah tiba. Harapan kita sebagai seorang muslim tentunya akan menyambutnya dengan suka cita. Namun, di tengah kegembiraan itu, kita masih berduka karena saudara-saudara kita di Palestina masih dalam cengkeraman Zionis Yahudi laknatullah. Serangan-serangan yang membabi buta menyebabkan korban jiwa yang luar biasa. Korban yang berjatuhan bukan hanya dari kalangan tentara yang berjuang, terapi juga dari kalangan laki-laki rakyat sipil, perempuan, bahkan anak-anak.

Ironisnya, negeri-negeri muslim terdekat, seperti Mesir menutup mata akan musibah yang menimpa saudaranya. Mereka berpesta pora dengan hidangan yang lezat, sementara rakyat Palestina dalam keadaan kelaparan. Tembok tinggi mereka bangun, sementara rakyat Palestina butuh perlindungan. Harapan warga Gaza agar Mesir membukukan pintu untuk melindungi jiwa saudaranya tak digubris.

Apa yang terjadi di Palestina harusnya membuka mata bahwa kita harus membela saudara yang saat ini dibombardir dan terusir dari negerinya sendiri. Rakyat Palestina berjuang sendiri menghadapi penjajah Yahudi laknatulah. Padahal, mereka tidak memiliki alat tempur yang canggih, sedangkan Zionis Yahudi mendapat bantuan senjata dari negara-negara imperialis dunia seperti AS, Inggris, dan para sekutunya.

Sekat-sekat nasionalisme telah membuat kaum muslimin di dunia yang jumlahnya banyak bagaikan buih di lautan. Meskipun jumlah penduduk muslim lebih dari 2 miliar, tetapi tidak memiliki kekuatan sedikit pun. Persatuan kaum muslimin buyar sejak runtuhnya Kekhilafahan Turki Utsmaniyah. 

Nasionalisme seakan membuat seluruh negeri muslim mati rasa dari penderitaan saudaranya.

Palestina merupakan tanah yang diberkahi Allah Swt. karena di sana tempat lahirnya para nabi. Di sana juga tempat Rasulullah saw. melakukan perjalanan ke Mi'raj. Namun, tanah yang mulia itu hari ini ternodai oleh sekat-sekat nasionalisme.

Bumi yang penuh berkah ini tidak lagi mendapat penjagaan dari kaum muslimin. Mereka hidup dalam keadaan nyaman, sementara rakyat Gaza bertarung mempertahankan nyawa dan kehormatan Islam. Padahal, saat ini kita berada di bulan Ramadan yang mulia, tetapi mereka berada dalam ketakutan.

Meski begitu, kita belajar dari penduduk Gaza bahwa mereka tidak pernah patah arang. Mereka senantiasa meningkatkan keimanan dengan terus menghafalkan Al-Qur'an. Bukti kegigihan mereka terlihat dari para wanitanya. Para wanita Gaza mengatakan bahwa mereka sengaja memakai penutup aurat sempurna saat tidur sehingga saat rumah mereka dibombardir, mayat mereka akan ditemukan dalam keadaan menutup aurat.

Bantuan kemanusiaan yang sempat dikirimkan dari negara-negara yang masih peduli dengan mereka pun dihadang, tidak bisa masuk ke Palestina. Truk-truk pengangkut bantuan kemanusiaan itu antre di depan pintu Rafah di perbatasan Mesir-Gaza. Truk-truk itu tidak bisa masuk karena perjanjian yang disepakati antara Mesir dan Israel. 

Inilah bahayanya jika kaum muslimin tidak memiliki pelindung yang mampu memberikan rasa aman, nyaman, dan senantiasa berada di garis terdepan. Sebagaimana Rasulullah saw.  pernah bersabda,

"Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, di mana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah 'Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya." [Hr. Bukhari dan Muslim]

Imam Ibnu Bathal menegaskan bahwa (الإمام جنة) itu sebagai pelindung interaksi manusia satu sama lain. Fungsi penguasa menurut Allah Swt. adalah melindungi kaum yang lemah di antara manusia, yakni pelindung, penjaga harta, dan kehormatan orang-orang beriman.

Sebagaimana dulu ketika orang-orang Yahudi berusaha memanfaatkan krisis keuangan Khilafah Utsmaniyah. Bapak Yahudi, Theodore Hertzl menawarkan bantuan keuangan kepada khalifah sebagai kompensasi penempatan mereka di tanah Palestina. 

Namun, Sultan Abdul Hamid II menolak tegas. Dengan lantang dan penuh Wibawa, beliau menyampaikan pernyataan yang sangat terkenal, 

"Nasihatilah Doktor Hertz, janganlah dia mengambil langkah serius dalam hal ini. Sungguh, aku tidak akan melepaskan bumi Palestina, meskipun hanya sejengkal. Tanah Palestina bukan milikku, tetapi milik kaum muslimin. Rakyatku berjihad untuk menyelamatkan tanah ini dan mengalirkan darah demi tanah ini. Hendaknya kalian menyimpan saja uangnya. Jika suatu hari khilafah terkoyak-koyak, saat itulah mereka akan sanggup merampas Palestina tanpa harus mengeluarkan uang sedikit pun. Selagi aku masih hidup, maka goresan pisau di tubuhku terasa ringan bagiku daripada aku harus menyaksikan Palestina terlepas dari khilafah. Ini adalah perkara yang tidak boleh terjadi."

Palestina Harus Dibela

Keutamaan yang Allah berikan untuk tanah Palestina dan fakta-fakta yang terjadi merupakan hal penting yang harus diketahui dan dipahami oleh setiap muslim. Seorang muslim harus menentukan sikap terhadap permasalahan Palestina. Apalagi, kondisi saudara-saudara kita di Palestina sudah sedemikian rupa penderitaannya. Sebaliknya, kekejaman yang dilakukan oleh Zionis Yahudi sudah sedemikian biadabnya, hingga tidak bisa ditolerir lagi.

Sudah saatnya seluruh kaum muslimin di seluruh penjuru dunia memberikan perhatian khusus terhadap permasalahan yang menimpa saudara-saudara kita di Palestina. Perjuangan yang dilakukan harus bersifat hakiki, yakni solusi yang menyelesaikan akar masalah. Kejahatan, kekejaman, dan kebiadaban yang dilakukan oleh Zionis Yahudi laknatullah adalah sesuatu yang harus dilawan dengan sungguh-sungguh.

Satu-satunya solusi bagi permasalahan Palestina adalah dengan cara mengusir Yahudi Israel dari bumi Palestina. Tentu dengan mengirimkan tentara-tentara muslim dari negeri-negeri muslim untuk melakukan jihad fisabilillah. Namun, jihad hanya bisa dilakukan jika dikomando oleh seorang pemimpin layaknya  ketegasan Sultan Hamid II saat menolak tawaran Hedzl. 

Muslim itu bagaikan satu tubuh di mana ketika satu tubuh sakit, maka seluruh tubuhnya akan mengalami sakit. Satu-satunya upaya untuk menghilangkan kesakitan itu adalah dengan jihad. Secara syarik, Allah Swt. mewajibkan adanya jihad. Jihad adalah bagian dari ajaran Islam. 

Jihad adalah perang melawan kaum kafir dalam menegakkan agama Allah Swt. dan menolong kaum muslimin yang dizalimi. Allah Swt. telah berfirman,

"Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian." (QS. Al Baqarah [2]: 91). 

Untuk mewujudkan syariat jihad, kita membutuhkan sebuah institusi, yaitu sebuah kekuatan negara adidaya yang akan melawan imperialisme kafir. Ini adalah amalan yang pahalanya luar biasa, ketika Allah Swt. menyerukan untuk berjihad menolong saudara-saudara di Palestina.

Umat membutuhkan seorang pemimpin yang mampu menyatukan seluruh dunia Islam agar menjadi pelindung bagi kaum muslimin. Umat membutuhkan seorang pemimpin yang menerapkan hukum-hukum Islam secara sempurna di dalam kehidupan, hingga perlindungan terhadap agama, jiwa, nasab, kehormatan, akal, harta benda bisa terwujud. Pelaksanaan syariat yang sempurna akan mengantarkan pada kemerdekaan hakiki Palestina sehingga Ramadan dapat dilalui oleh setiap muslim dengan ketaatan dan ketenangan.



Oleh: Ummu Afifah 
(Terapis Tibun Nabawi)

Rabu, 03 Januari 2024

Refleksi 2023, Pengamat: Agresi Entitas Yahudi di Palestina Paling Mengerikan sejak 1948


Tinta Media - Dalam memberikan refleksi akhir tahun 2023, Magister Kajian Timur Tengah dan Islam Iranti Mantasari mengatakan, agresi Entitas Yahudi di Palestina tahun ini adalah yang paling mengerikan sejak 1948.

"Agresi  mengerikan, terparah yang pernah dilakukan oleh Entitas Yahudi di Palestina, bahkan kalau boleh dikatakan sejak tahun 1948 itu sendiri," tuturnya kepada Tinta Media, Ahad (31/12/2023).

 Menurutnya, ini dilihat dari data korban, jumlah korban yang ditimbulkan dalam serangan yang sudah 2 bulan lebih, itu sudah mencapai 21 ribu warga Gaza khususnya yang meninggal. Dan ini juga semakin menunjukkan, betapa memang kaum Muslimin yang ada di Palestina khususnya hari ini, benar -benar tidak berdaya.

"Negara-negara yang ada di sekitarnya notabene adalah negeri Arab tidak bisa memberikan bantuan yang signifikan untuk menghentikan serangan, bukan sekedar untuk mengobati atau sekedar untuk melengkapi kebutuhan-kebutuhan mereka," tegasnya.

Iranti melihat ketidakberdayaan dari negeri- negeri Arab yang ada di sekitar Palestina karena  mereka tidak menerapkan hukum Islam yang mendorong jihad untuk membebaskan penjajahan dari kaum Muslimin itu sendiri.

Menurutnya, agresi serangan yang dilakukan oleh penjajah Yahudi kepada Palestina, bukan hanya yang sedang terjadi atau bahkan yang terjadi sebelum-sebelumnya pun, tidak lain dan tidak bukan adalah karena penerapan sistem sekuler.

 Sistem sekuler ini, ucapnya, mengizinkan berdirinya atau diakuinya negara yang memang menghendaki pencaplokan wilayah orang lain sejak awal yakni tanah Palestina yang nota bene adalah tanah milik kaum Muslimin itu sendiri. 

"Dan keberadaan sistem inilah yang kemudian mengizinkan berdirinya entitas zionis, yang kemudian tidak sedikit dari komunitas internasional yang mengakuinya sebagai negara itu sendiri, yang akhirnya melakukan aktivitas penjajahan," imbuhnya.

Iranti menilai inilah akar masalahnya dan ditambah lagi, kalau Muslimin hari ini yang menjadi korban genosida, korban agresi, korban penjajahan itu tidak memiliki pelindung yang hakiki, tidak memiliki perisai yang benar -benar akan menghentikan bahkan sejak awal serangan itu dilakukan.

"Muslimin hari ini benar -benar terlunta -lunta, tidak memiliki perisai, tidak memiliki pelindung yang akan menjaga darah mereka dari ditumpahkan oleh kaum kafir itu," tegasnya.

Menurutnya jika akar masalahnya  adalah ketiadaan dari pelindung perisai dari kaum Muslimin yang hakiki yang benar -benar akan menjaga darah dan kehormatan kaum Muslimin itu maka solusinya adalah mewujudkan kembali, mewujudkan perisai tersebut.

"Perisai yang akan bisa menjaga tanah yang akan bisa menjaga nyawa kaum muslimin dari serangan dari penjajahan kaum kafir maka tidak lain dan tidak bukan adalah institusi politik,"ujarnya.

Ia memaparkan, institusi politik yang kalau dalam khazanah  Islam dikenal sebagai Khilafah Islam, karena memang secara historis maupun secara syar i khilafah Islam ini sudah berhasil.

"Bahkan apapun kita  pernah menghadapi hal yang serupa ketika tanah kaum Muslimin ini berusaha diserang, berusaha dijajah tapi karena ada institusi yang menjaganya yakni khilafah, hal tersebut bisa diminimalisir bahkan bisa dihentikan," tandasnya.

Para penjajah yang punya niat buruk untuk mencaplok tanah kaum Muslimin, ucapnya, itu pun dihinakan sehina-hinanya oleh institusi ini. Dan secara syar' i dalam dalil-dalil atau nash-nash Syara maka akan didapati fakta bahwa justru memang keberadaan khilafah yang akan menerapkan seluruh hukum Al-Qur'an, hukum Sunnah secara total  dalam level kenegaraan. 

"Khilafah tentu saja menjalankan peranannya yang luar biasa penting dalam menjaga kaum Muslimin, menjaga nyawa dan juga tanah kaum Muslimin itu sendiri.[] Muhammad Nur

Selasa, 02 Januari 2024

Influencer Dakwah: Banyak yang Mengendur dan Lupa terhadap Persoalan di Palestina



Tinta Media - Influencer Dakwah Aab Elkarimi berujar, banyak yang mulai mengendur dan lupa terhadap persoalan di Palestina.

"Awalnya kita sedih, kita keras protes, tapi belakangan banyak yang mengendur dan banyak yang lupa," ujarnya dalam tayangan Aspirasi: Mulai Jenuh? Di kanal YouTube Justice Monitor, Selasa (26/12/2023).

Aab menuturkan, sudah 78 hari sejak pengeboman Gaza oleh penjajah zionis Yahudi. "Kita menghitung satu, kedua, ketiga, hingga sekarang sudah 20.000 nyawa syahid dan 58.000 terluka," ucapnya.

Lalu, sambung Aab, kematian manusia yang sebanyak itu pelan-pelan hanya dimaknai sebatas angka. "Dan kita sibuk kembali dengan urusan-urusan kita. Kita sibuk dengan debat politik (demokrasi), kita harus mati-matian membela   dan wajib saling cela," ucapnya.

Dan bersamaan dengan hari-hari yang padat dan super sibuk itu, terang Aab, bangsa kera zionis masih saja terus membombardir hingga ke selatan Gaza, tepatnya wilayah Rafah.

Ia pun mengingatkan kembali soal berbagai kepahitan di Palestina. "Soal rasa sakit tertimbun runtuhan. Soal pemandangan getir melihat detik demi detik kematian anak-anak tercinta. Soal kabar anak yang baru pulang dari pasar dan mendapati semua anggota keluarganya syahid terbunuh," ucapnya.

Atau lanjut Aab, soal perasaan sepi kehilangan keluarga dan tubuh yang letih sekali tak terkira. 

"Atau soal masa depan yang terenggut karena indra yang cacat," pungkasnya. [] Muhar

Minggu, 31 Desember 2023

Solusi Bebaskan Palestina dan Negeri Islam Lainnya yang Dijajah, Tiada Pilihan Lain Selain Jihad dan Khilafah



Tinta Media - Solusi bebaskan Palestina dan negeri-negeri Muslim lainnya dari penjajahan secara militer itu tiada pilihan lain selain jihad dan khilafah. Jihad untuk mengusir entitas penjajah dari negeri kaum Muslim dan khilafah untuk memastikan negeri-negeri tersebut merdeka secara hakiki. Itulah solusi syar'i-nya.

Sedangkan secara faktual, memang tidak ada satu pun rezim negara bangsa di dunia Islam yang berdiri di atas puing-puing Khilafah Utsmani yang dapat diandalkan untuk mengenyahkan penjajahan di Palestina.

Bahkan rezim AS dan Eropa malah melegitimasi genosida brutal Zionis Yahudi ke Gaza dengan dalih sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Padahal, secara faktual Hamas itu hanyalah membela diri dari pendudukan dan pembantaian yang kerap dilakukan anak emas negara Kristen Amerika Serikat kepada tanah dan penduduk Palestina selama puluhan tahun sejak negara Kristen Inggris membidani kelahiran entitas Zionis Yahudi di negeri yang diberkahi tersebut.

Hebatnya, rezim dunia Islam bukan hanya diam tetapi secara aktif membantu entitas penjajah Yahudi dengan terus menjalin hubungan ekonomi, alih-alih mengerahkan pasukan untuk berjihad membebaskan tempat suci umat Islam ketiga tersebut. Sedangkan rezim AS dan Eropa mengerahkan militernya untuk menyokong Zionis Yahudi.

Maka sangat aneh bila ada orang Islam yang masih berharap pada mereka untuk membela Palestina. Tiada pilihan lain, umat Islam memang harus bahu membahu menegakkan khilafah (kepemimpinan umum kaum Muslim sedunia yang menerapkan syariat Islam secara kaffah di dalam negeri serta menjadikan dakwah dan jihad sebagai asas politik luar negerinya).

Di bawah komando khalifah (kepala negara khilafah), kaum Muslim sedunia dimobilisasi berjihad untuk mengenyahkan entitas penjajah di Palestina dan negeri-negeri Islam lainnya yang juga saat ini tengah dijajah entitas penjajah lainnya, termasuk Arakan (Muslim Rohingya) yang dijajah rezim Budha Myanmar, Turkistan Timur (Muslim Uighur) yang dijajah rezim komunis Cina, dan Muslim Kashmir-Jammu yang dijajah rezim Hindu India. Allahu Akbar![]

Depok, 15 Jumadil Akhir 1445 H | 28 Desember 2023 M

Oleh: Joko Prasetyo
Jurnalis

Selasa, 26 Desember 2023

Pamong Institute: Negara Barat Gagal Menyelesaikan Masalah Pengungsi Rohingya dan Palestina



Tinta Media - Meskipun sering mengatakan sebagai pembela HAM, negara-negara Barat dinilai Direktur Pamong Institute Wahyudi Al Maroky telah gagal menyelesaikan persoalan Pengungsi Rohingya dan masalah Palestina.

"Negara-negara Barat tidak punya rasa kemanusiaan dan walaupun mereka suka mengatakan sebagai pembela HAM tapi faktanya tidak terjadi. Tidak mampu menyelesaikan persoalan di Palestina dan tidak mampu menyelesaikan persoalan pengungsi Rohingya," tuturnya dalam video "Menolong Pengungsi Rohingya Dan Palestina Kewajiban Konstitusi VS Kitab Suci", Rabu (20/12/2023) di kanal Youtube Bincang Bersama Sahabat Wahyu.

Menurutnya, ini sekaligus juga menunjukkan kegagalan PBB dalam mengurusi persoalan pengungsian sekian lama tidak selesai-selesai.

 "Sampai hari ini tidak mampu untuk menyelesaikan persoalan pengungsian, ini bukti kegagalan keberadaan PBB maupun negara-negara bangsa yang ada di dunia ini," tegasnya.

Ia melihat persoalan pengungsi Rohingya ini serius dan sebagian besarnya yang mengungsi dan di pengungsian juga dalam kesulitan. Menurutnya, ini sebenarnya menunjukkan kegagalan konsep nasionalisme.

"Ini menunjukkan kegagalan konsep nasionalisme itu sendiri," pungkasnya.[] Muhammad Nur

Sabtu, 23 Desember 2023

Ulama Aswaja Gresik: Khilafah, Satu-satunya Solusi Masalah Palestina

Tinta Media - Ulama Aswaja Gresik Kasepuhan menegaskan, satu-satunya solusi permasalahan Palestina adalah Khilafah. 

“Bahwa satu-satunya solusi untuk permasalahan di Palestina dan di negeri-negeri muslim lainnya adalah Khilafah,” tutur Kyai Najib Perwakilan Ulama Aswaja Gresik dalam Multaqa Ulama Aswaja Gresik: Solusi Satu Negara Khilafah Menuntaskan Problematika di Palestina, Sabtu (16/12/2023) di kanal Youtube Dakwah Giri.

Ia mengungkap, khalifah yang akan mengerahkan pasukan untuk menyucikan bumi Palestina dengan mengenyahkan entitas Yahudi dan segala kejahatannya.

“Bahwa solusi-solusi yang ditawarkan, baik berupa dua negara, gencatan senjata dan yang lainnya wajib ditolak, sebab solusi-solusi tersebut merupakan agenda negara-negara penjajah,” tegasnya. 

Ia menuturkan, tentara atau pasukan kaum muslimin di negara mana pun wajib hukumnya untuk memberikan pertolongan kepada kaum muslimin dan mujahidin di Palestina dengan datang dan terjun di medan peperangan melawan pasukan musuh, yakni pasukan entitas Yahudi dan penyokongnya.

“Bahwa kaum muslimin di negeri-negeri muslim wajib hukumnya secara syar’i untuk mengangkat pemimpin yang benar-benar bisa bertindak sebagai junnah tempat berlindung bagi rakyatnya dan yang memimpin perang melawan musuh,” ungkapnya. 

Menurutnya, perjuangan Li i’lai kalimatillah secara syar’i dan aqli akan meraih keberhasilan apabila mengikuti thariqah Rasul serta dilakukan secara berjama’ah, berpartai.

Ia juga menuturkan, wajib hukumnya untuk memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana firman Allah SWT:

ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا اسْتَجِيبُوا Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ ÙˆَÙ„ِلرَّسُولِ Ø¥ِØ°َا دَعَاكُÙ…ْ Ù„ِÙ…َا ÙŠُØ­ْÙŠِيكُÙ…ْ ۖ ÙˆَاعْÙ„َÙ…ُوا Ø£َÙ†َّ اللَّÙ‡َ ÙŠَØ­ُولُ بَÙŠْÙ†َ الْÙ…َرْØ¡ِ ÙˆَÙ‚َÙ„ْبِÙ‡ِ ÙˆَØ£َÙ†َّÙ‡ُ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙ‡ِ تُØ­ْØ´َرُونَ

”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kalian kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kalian, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah mendinding antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kalian akan dihimpunkan.” (QS. Al-Anfal: 24)

Campakkan Demokrasi 

Kiai Najib mengatakan, sistem demokrasi harus dibuang jauh-jauh sebab demokrasi adalah sistem kufur, warisan dari John Locke, Montesquae dan Jean Jacques Rousseau.

“Demokrasilah yang selama ini telah menciptakan para penguasa (baik legislatif, eksekutif maupun yudikatif) yang pro penjajah,” pungkasnya.[] Abu Muhammad 

 

 


Jumat, 22 Desember 2023

Meluruskan Narasi Terorisme dalam Genosida Palestina oleh Zionis Yahudi



Tinta Media - Pimpinan pondok pesantren Baitul Arqom Al-Islami Lembur Awi Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, KH Athailah Yusuf menganggap wajar atas pernyataan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo yang menyatakan bahwa perang Palestina dan Entitas Yahudi turut berdampak dalam membangkitkan sel-sel teroris di Indonesia. Beliau mendukung, dan mengucapkan terima kasih kepada Kapolri karena telah waspada demi keamanan dan ketertiban negara Republik Indonesia.

Sejatinya, banyak masyarakat yang tidak paham tentang perang Palestina-Yahudi dan akar permasalahannya, yaitu sebuah penjajahan yang dilakukan oleh Entitas Yahudi sejak tahun 1948 ketika para Zionis mendeklarasikan negara Israel pada tanggal 4 Mei 1948. Sejak saat itu, Palestina tidak diakui secara hukum internasional oleh PBB. 

Pada tahun 1947, diadakan solusi dua negara yang bertikai. Akan tetapi, pada kenyataannya Palestina dijajah hingga detik ini dan tidak diakui. Palestina hanya dijadikan pemerintahan di bawah Zionis. Mereka tidak mempunyai kedaulatan penuh seperti negara lain. Jadi, untuk didengar suaranya, mereka harus menggunakan suara negara lain.  

Orang-orang Palestina tinggal di dua tempat besar, yaitu:

Pertama, Tepi Barat sungai Yordan yang dikuasai oleh Fatah dan merupakan pemerintahan otonom.

Kedua, Gaza yang dikuasai oleh Hamas. Di sana dibangun tembok-tembok besar dan tinggi sekali untuk mengisolasi. Ketika sakit, mereka tidak bisa pergi dari sana. Inilah yang dikatakan penjara terbesar di dunia, karena mereka bisa masuk, tetapi tidak  bisa keluar dari Gaza. 

Akar masalah Palestina adalah pendudukan. Maka, solusinya adalah mengusir pihak yang menjajah. Karena itu, sangat wajar jika masyarakat Palestina mempertahankan wilayahnya demi kemerdekaan, karena mereka sudah dijajah selama puluhan tahun oleh para Zionis. 

Ketika  HAMAS sebagai  pejuang Palestina pada (07/10/2023) menembus perbatasan para Zionis dalam operasi badai Al-Aqsa, lalu ada isu  bahwa mereka dikatakan teroris yang akan membangkitkan sel-sel teroris. Jika Hamas dikatakan sebagai teroris, berarti para pejuang tanah air Indonesia yang dulu  mempertahankan negaranya dan melawan  penjajah juga dikatakan teroris?  Padahal, dalam UUD 1945 dikatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. 

Sebagai orang yang merdeka, mempertahankan kemerdekaan untuk orang lain adalah bagian dari hak dan kewajiban, karena kita mengetahui bagaimana kondisi negeri yang dijajah. Negeri terjajah diperlakukan tidak baik. Rakyatnya dibantai, tidak bisa menentukan nasib sendiri. Maka, kita harus mendukung kemerdekaan itu, bukannya membuat isu negatif. 
Seharusnya, sebagai seorang muslim, ketika melihat muslim lain dizalimi, maka kita ikut membela. 

Zionis Yahudi adalah penjajah Palestina. Mereka mengklaim tanah Palestina sebagai wilayah nenek moyangnya, sehingga berhak mengambil tanah tersebut. Apalagi, PBB memperbolehkan mereka membangun negara di sana, lalu para Zionis mulai mengusir dan  membunuhi orang-orang Palestina.

Sampai sekarang, entah sudah berapa ratus ribu jiwa yang sudah menjadi korban. Ini termasuk dalam genosida yang terus terjadi saat ini, yang sudah menelan korban lebih dari 18.000 jiwa. 

Maka, perlawanan pejuang HAMAS adalah bagian dari perlawanan terhadap penjajahan Yahudi, untuk melindungi, merebut kembali tanah mereka, melawan ketidakadilan dunia yang hanya menyaksikan penjajahan, bahkan pembantaian rakyat Palestina selama lebih dari 75 tahun.

Jadi, yang sebenarnya teroris adalah para Zionis, karena  mereka telah membantai, meneror, menimbulkan rasa takut kepada rakyat Palestina secara terus-menerus, sehingga menimbulkan banyak korban, baik jiwa maupun luka-luka, dari bayi, anak-anak, sampai masyarakat secara umum. 

HAMAS sendiri bukan teroris karena mereka  melakukan jihad fisabilillah demi mempertahankan dan melindungi wilayahnya dari serangan para Zionis Yahudi yang sudah berlangsung selama 75 tahun, mulai dari tahun 1948. Maka, merupakan narasi yang salah ketika Kapolri menyatakan bahwa perang Palestina dan Entitas Yahudi berdampak membangkitkan sel-sel teroris di Indonesia. Secara tidak langsung, mereka menuding bahwa Hamas yang merupakan pejuang Palestina adalah teroris.

Bahkan, seorang kiyai yang beragama Islam malah mendukung pernyataan ngawur tersebut. Teroris selalu dikaitkan dengan agama Islam karena dilakukan oleh orang-orang yang mengaku beragama Islam. Terorisme bukanlah ajaran Islam karena Islam tidak mengajarkan kekerasan. 

Perang yang dilakukan oleh umat Islam didahului dengan ajakan, dan Islam tidak akan menyerang kecuali diserang terlebih dahulu, seperti yang terjadi di Palestina. Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian, kasih sayang antarsesama manusia, dan saling memanusiakan.

Maka, sebagai umat Islam yang jauh dari sana, untuk menyikapi perang Palestina dan Entitas Yahudi, seharusnya kita menunjukkan perjuangan dan kepedulian untuk bisa membebaskan tanah Palestina

Kita harus melakukan perjuangan untuk bisa membebaskan pemikiran kaum muslimin dari racun-racun pemikiran yang memperlemah mereka. Ini yang harus diluruskan. karena para kafir penjajah tidak akan  rida sehingga mereka membuat framing negatif di medsos untuk memutar-balikan fakta menggunakan buzer-buzer mereka, lalu kemudian mengerahkan harta yang banyak dan hampir tidak ada batasnya untuk meredam. Setiap orang yang memosting konten pembelaan terhadap Palestina diminta untuk diam. 

Hamas sebagai pejuang Palestina dicap sebagai teroris dan harus berpihak kepada Israel. Maka,  perjuangan kita adalah memahamkan masyarakat dengan cara memosting, menulis, memberi komen, like, share, membalikkan opini yang benar dengan narasi yang betul, berpikir dan memiliki kecenderungan yang benar.

Kita harus sadar bahwa membela Palestina merupakan perkara yang diperintahkan oleh Allah. Agama Islam mengatur segala urusan kaum muslimin. Hanya dengan bersatunya kaum muslimin di seluruh dunia dalam satu kepemimpinan, yaitu daulah khilafah yang akan menerapkan hukum Islam, maka kaum muslimin di seluruh dunia, termasuk di bumi Palestina akan dibebaskan dan di selamatkan, yaitu dengan jihad fisabilillah.


Wallahu alam bis shawab


Oleh: Elah Hayani
Sahabat Tinta Media

Selasa, 19 Desember 2023

Perang di Palestina, Analis: Dunia Islam Seharusnya Merespons secara Cepat

Tinta Media - Terkait perang yang terjadi di P4lestin4, Analis dari Geopolitical Institute Dr. Hasbi Aswar mengatakan, dunia Islam seharusnya merespons secara cepat.

“Dunia Islam seharusnya merespons cepat, karena umat Islam punya kepentingan besar di sana yaitu kepentingan eksistensi umat Islam, kepentingan ukhuwah Islamiyah, serta ada dimensi pahala dan dosa,” jelasnya di Kabar Petang: Biden Nyalakan Api Perang Dunia 3? Melalui kanal Youtube Khilafah News, Sabtu (16/12/2023).

Apalagi, ia melanjutkan, di dalam Al-Qur’an (Al-Maidah ayat 32) disebutkan, barang siapa yang membunuh seorang manusia tanpa hak, maka dia seakan-akan telah membunuh manusia seluruhnya.

Namun ia menyesalkan, dunia Islam tidak merespons secara cepat. “Dunia Islam tidak merespons secara cepat karena tidak memiliki kapasitas. Kenapa kapasitas kita tidak punya? Karena kita sudah sejak lama terkolonialisasi oleh pemikiran-pemikiran yang tidak Islami, pemikiran-pemikiran sekuler, pemikiran pragmatis, demi kepentingan-kepentingan nasional semata,” jelasnya.

Belum lagi, sambungnya, gagasan ekonomi, politik, yang sangat western (kebaratan) membuat dunia Islam tidak mampu memberikan solusi efektif, serta tidak berani mengambil sikap tegas karena takut di embargo oleh barat.

“Takut barat tidak mau lagi membeli barang-barang kita, takut barat melakukan intervensi militer kepada kita, dan lainnya,” imbuhnya mencontohkan.

Meski demikian, Hasbi tetap optimis karena umat Islam memiliki potensi kekuatan yang bisa dimanfaatkan. Terlebih, ucapnya, barat dalam banyak hal butuh kepada dunia Islam.

“Potensi kekuatan geopolitik kita, jalur-jalur perdagangan laut, jalur-jalur perdagangan darat, potensi sumber daya alam kita yang dibutuhkan barat, potensi jalur penerbangan udara, itu semua adalah modal besar buat kita yang bisa digunakan untuk menekan barat untuk bisa menyelesaikan dengan menekan Isr4el , bahkan untuk bisa menyelesaikan persoalan penjajahan Isr4el di P4lestin4,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab