Rabu, 08 Mei 2024
Senin, 15 April 2024
Dunia Harus Bersatu Mendukung Berdirinya Negara Palestina yang Merdeka dan Berdaulat
Tinta Media - Penyelesaian masalah Palestina dan Israel lewat perundingan tampaknya hanya akan membuang-buang waktu dan anggaran saja sebab apa pun keputusan PBB kalau itu akan merugikan pihak Israel maka Amerika Serikat dengan cepat pasti akan memvetonya karena sudah menjadi sikap bagi Amerika Serikat untuk selalu berada dalam posisi membela kepentingan Israel sehingga akibatnya sejak negara Israel berdiri tahun 1948 sampai hari ini persoalan konflik Palestina dan Israel tidak kunjung selesai.
Padahal kita tahu sudah ratusan kali perundingan dan pertemuan untuk penyelesaian konflik ini sudah dilakukan namun hasilnya selalu tidak memuaskan bahkan tanah rakyat Palestina terus saja mereka caplok dan duduki sehingga sekarang ini wilayah yang dikuasai oleh Israel sudah empat kali lipat lebih luas dari wilayah yang mereka kuasai di awal berdirinya negara Israel tersebut.
Oleh karena itu, sudah tiba waktunya bagi negara-negara yang mendukung perjuangan rakyat Palestina terutama dari negara-negara yang bertetangga dengan Palestina tersebut untuk membantu rakyat Palestina dengan persenjataan yang lengkap dan canggih agar mereka dapat kembali merebut wilayah mereka yang telah diduduki dan dirampas oleh Israel tersebut dengan menyerang Israel dari segala arah dengan dibantu oleh negara-negara lain seperti China dan Rusia serta Iran dan Turki sampai Israel tersebut lumpuh dan mau memenuhi tuntutan dunia internasional.
Memang kita tahu Amerika serikat tentu tidak akan tinggal diam tapi kita tidak usah takut karena sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa meskipun Amerika serikat memiliki persenjataan yang cukup canggih namun Amerika terpaksa mundur dari Vietnam dan dari Afghanistan karena mereka tidak sanggup menghadapi semangat yang tinggi dan berkobar-kobar dari rakyat di kedua negara itu seperti halnya juga yang pernah di alami oleh negara dan bangsa kita, tentara sekutu yang ingin mengembalikan Indonesia di bawah jajahan belanda juga tidak mampu menghadapi tentara rakyat yang sudah bersatu sehingga tentara sekutu harus mundur dari negara yang sama-sama kita cintai ini.
Untuk itu kita berharap mudah-mudahan dalam waktu yang
tidak terlalu lama Israel juga harus angkat kaki dan menyerahkan kembali
sepenuhnya tanah rakyat Palestina yang telah mereka rampas sehingga
negara Palestina yang merdeka dan berdaulat yang kita dambakan bersama
akan dapat segera terwujud. Semoga. Tks.
Oleh: KH Anwar Abbas
Wakil Ketua Umum MUI
Minggu, 14 April 2024
Sekjen PBB Akui Tak Berdaya Hentikan Genosida di Palestina, Pamong Institute: Ini Lempar Handuk
Tinta Media - Menanggapi pernyataan Sekjen PBB Antonio Guteres bahwa PBB tak berdaya hentikan genosida di Palestina, Direktur Pamong Institute Wahyudi El-Maroky menyatakan bahwa ini lempar handuk.
"Saya pikir ini sudah, bahasanya lempar handuk," tuturnya dalam Bincang Bersama Sahabat Wahyu : PBB Menyerah Hanya Khilafah yang Bebaskan Palestina, Selasa (2/4/2024) di kanal YouTube Bincang Bersama Sahabat Wahyu.
Menurutnya, tugas PBB itu untuk menjamin keamanan di dunia, perdamaian di dunia. "Tugas dia, kalau ada peperangan, memfasilitasi dan mencegah terjadinya perang," ujarnya.
Ia memandang, dibentuknya PBB yang berasal dari LBB (Liga Bangsa-Bangsa), kemudian menjadi PBB ini, tujuan utamanya adalah untuk supaya tidak terjadi perang dunia ketiga, setelah perang dunia kesatu dan kedua terjadi dan banyak korban.
"Saya pikir, PBB sudah lempar handuk (menyerah). Dia (Antonio Guteres) mengatakan bahwa untuk menghentikan genosida di Palestina itu tidak mampu lagi ditangani dan diserahkan kepada orang-orang yang berkuasa.
Menurutnya, ini membuka mata dunia bahwa fungsi PBB mandul, tak bisa diharapkan. "Mungkin PBB juga bagian dari konspirasi dunia untuk memusuhi umat Islam," ucapnya.
Faktanya, Roky melanjutkan, ketika terjadi kezaliman terhadap umat Islam, PBB tidak bisa berfungsi. "Tapi coba kalau ada negara-negara muslim yang melakukan pelanggaran, dia (PBB), lebih efektif untuk menekan. Nah, ini menurut saya, persoalannya di situ," tandasnya
Kedua, lanjutnya, kalau berharap kepada penguasa-penguasa dunia (seperti dikatakan Sekjen PBB), bergantung pada penguasa-penguasa dunia, dunia hari ini menggantungkan harapan perdamaian itu pada negara-negara adidaya, dalam hal ini Amerika.
"Negara yang mengaku punya Hak Asasi Manusia, paling toleran, negara demokrasi, bahkan punya hak veto. Ini menunjukkan bahwa Amerika juga dalam posisi anti Islam dan memusuhi Islam," tegasnya.
Dia (Amerika) hanya marah kepada pihak-pihak yang tidak memusuhi Islam, kalau ada negara yang memusuhi Islam dia anggap itu tidak apa-apa.
"Pembantaian di Gaza, umat Islam dibantai, dia (Amerika) anggap tidak apa-apa. Ada satu warga negara dia misalkan tergores ataupun dibunuh, maka dia mengatakan yang membunuhnya adalah teroris," bebernya.
Ini menunjukkan bahwa memang ketidakadilan itu tampak ketika yang berkuasa adalah negara sekuler. Dalam hal ini, Amerika yang menjadi negara adidaya.
"Kedua, ideologinya adalah ideologi kapitalis, yang sangat sekuler, dan tentu sangat rasis, sangat greedy (rakus), sangat culas, dan sangat rusak," pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka