Tinta Media: Pajak Memalak Rakyat
Tampilkan postingan dengan label Pajak Memalak Rakyat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pajak Memalak Rakyat. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 Juni 2023

FKU Aswaja Kediri: Negara Kapitalis Tidak Bisa Dibangun Tanpa Pajak

Tinta Media - Kyai Ahmad Nurkholis dari Forum Komunikasi Ulama (FKU) Aswaja Kediri mengungkapkan, negara dengan sistem kapitalisme tidak bisa membangun negerinya tanpa pajak.

“Kita harus akui bahwa tanpa pajak, memang benar negara ini tidak bisa membangun. Karena memang pajak memiliki peranan yang sangat penting oleh negara yang memiliki sistem kapitalis ini,” ungkapnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja: Pajak adalah Instrument Sistem Ekonomi Kapitalis untuk Memalak dan Menyengsarakan Rakyat, Rabu (24/5/2023) di Kediri.

Ia menjelaskan bahwa negara dengan sistem kapitalis menjadikan pajak sebagai sumber pendapatan utama untuk negara sehingga negara memberlakukan aturan-aturan dan undang-undang tentang perpajakan yang begitu banyak.

“Tidak heran kalau negara kita, Indonesia ini yang menganut sistem kapitalis menerapkan begitu banyak pajak berbagai macam pajak baik yang kecil maupun yang besar,” jelasnya.

Kyai Ahmad pun menerangkan bahwa negara sudah tidak peduli lagi dengan keadaan rakyatnya yang terpenting bagi negara adalah pemasukan dengan cara apapun maka negara akan mengambil pajak itu melalui undang-undang melalui Perda dan lain sebagainya disadari atau tidak. “Rakyat merupakan objek daripada pemerasan melalui pajak,” terangnya.

Dalam acara Multaqo Ulama Aswaja di kab. Kediri ini hadir para ulama, Asatidz dan para tokoh agama dan tokoh masyarakat, turut hadir juga hadir Kyai Agus Novi dari FKU Aswaja Kab. Kediri, Kyai Muzammil dari FKU Aswaja Kota kediri, dan Kyai Ahmad Musta’in Syafi’i dari sekjen PUI Kediri Raya [] Abi Nayara


Selasa, 30 Mei 2023

Ustadz Ismail: Pajak adalah Bentuk Pemalakan Harta Rakyat

Tinta Media - Pengasuh Majelis Ta’lim Ma’anil Qur’an Probolinggo, Ustadz Ismail mengatakan jika perekonomian suatu negara hanya bergantung kepada pajak, maka ini adalah bentuk kezaliman sebagai pemalakan harta rakyat.

“Tetapi jika pajak itu menjadi pemasukan APBN terbesar dan penyokong perekonomian suatu negara satu-satunya, ini adalah sebuah bentuk kezaliman bahkan bisa dikatakan pemalakan harta rakyat,” tuturnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda 1444 H : Pajak adalah Instrumen Sistem Ekonomi Kapitalisme untuk Memalak Rakyat. Kamis (25/5/2023), di kanal Youtube NgajiProID.

Ia mengungkapkan dalam negara sistem demokrasi kapitalis, pajak itu merupakan pemasukan negara yang paling besar sekitar 80% lebih. Sementara yang 20%  itu dari pos-pos yang lainnya. 

“Kalau ingin membuktikan betapa kejamnya pajak ini, yang diberlakukan di negara yang bersistem kapitalisme. Pajak Penambahan Nilai (PPn) sekarang naik 11 %.  Setiap orang, baik kaya dan miskin akan membeli barang. Dalam pajak tersebut dibebankan pada nilai penjulan oleh perusahaan,” paparnya. 

Ustadz Ismail juga menjelaskan, dalam sudut pandang Islam, pajak itu pos terakhir sebagai pos pemasukan dalam mengisi kas negara, selain pos-pos yang banyak lagi tentunya. 

“Negara itu punya kewajiban untuk memberikan nafkah kebutuhan terutama bagi fakir miskin dan pengeluaran-pengeluaran lainnya. Tetapi ketika kas negara/APBN dalam keadaan kosong maka kewajiban tersebut dilimpahkan pada orang-orang kaya atau kaum muslimin,” pungkasnya.[] Edy Suyono
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab