Tinta Media: Paganisme
Tampilkan postingan dengan label Paganisme. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Paganisme. Tampilkan semua postingan

Senin, 07 November 2022

Paganisme Marak, Bukti Sekularisme Merebak

Tinta Media - Perayaan Halloween semakin marak diikuti oleh berbagai kalangan di seluruh penjuru dunia. Tak hanya bagi penduduk di negeri asalnya, bahkan penduduk di negeri muslim pun tak terkecuali.

Perayaan yang dirayakan setiap tanggal 31 Oktober ini disambut meriah dengan berbagai peragaan kostum yang menyeramkan. Tak kalah meriah dari perayaan di negara-negara Eropa, bahkan di Saudi pun ikut-ikutan latah merayakan.

Perayaan Halloween berlangsung meriah di Boulevard Riyadh pada Kamis dan Jumat (27-28/10/2022). Acara ini didedikasikan untuk menampilkan penyamaran yang menakutkan, serta memamerkan desain kreatif penduduk Arab Saudi.Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana yang penuh dengan kesenangan, sensasi, dan kegembiraan saat orang-orang menemukan cerita di balik berbagai kostum karakter. Kompas.com 31/10/2022

Padahal, dulu perayaan ini sangat dilarang di Arab, kini malah disponsori oleh pemerintah sendiri. Miris, negeri muslim yang sangat kental dengan kebudayaan Islam kini malah terjangkit oleh sekularisme akut. Acara maulid dilarang, malah acara kaum musyrik dibebaskan.

Tak hanya di Saudi, perayaan halloween di Itaewon Korsel bahkan memakan korban jiwa. Seperti yang dilansir oleh BBC News pada 30/10/2022, tragedi Halloween di Itaewon Korsel setidaknya menyebabkan 154 orang meninggal akibat berdesakan.

Asal-usul Halloween

Jika dikaji secara mendalam, perayaan Hallowen berasal dari festival Celtic kuno Samhain, yakni ketika orang-orang menyalakan api unggun dan mengenakan kostum untuk mengusir hantu.

Pada abad kedelapan, Paus Gregorius III menetapkan 1 November sebagai waktu untuk menghormati semua orang kudus atau All Saints Day dengan memasukkan beberapa tradisi Samhain. Malam sebelum All Saints Day dikenal sebagai All Hallows Eve yang kini populer dengan Hari Halloween. Detik.com

Maka, sudah pasti perayaan semacam ini merupakan tradisi yang dipengaruhi oleh pandangan hidup tertentu, yaitu paganisme, haram hukumnya diikuti oleh kaum muslimin.

Sebuah tradisi yang dipengaruhi oleh pandangan hidup suatu ideologi disebut dengan hadharah. Perayaan halloween merupakan hadharah dari peradapan Barat yang memang sengaja dimasukkan ke negeri-negeri muslim melalui tangan-tangan kaum muslimin yang memang awam dan juga melalui penguasa-penguasa yang menjadi boneka dan corong Barat.

Dengan demikian, sangat mudah bagi Barat memasukkan ideologinya. Apalagi, Islamopobia sudah menjangkiti kaum muslimin karena Barat berhasil membuat takut umat Islam dengan agamanya sendiri. 

Halloween Buah Sekularisme

Maraknya perayaan sesat Halloween ini disebabkan oleh paham sekuler yang sudah menjangkiti pemikiran umat maupun penguasa saat ini. Perayaan sesat dilegalkan, syariat Islam dilarang, bahkan dikriminalisasi. Inilah bukti bahwa umat saat ini sedang sakit kronis . 

Umat semakin dijauhkan dari Islam, dan semakin dicekoki oleh ajaran-ajaran sekuler. Walhasil, umat akan semakin terperosok ke dalam jurang kesesatan yang dalam. Tak ada perisai yang dapat melindungi akidah umat karena memang negara lepas tangan dalam melindungi rakyatnya dari kesesatan.

Penguasa negeri muslim hanya memikirkan kepentingan diri dan kelompoknya saja. Kalaupun melayani, pelayanannya hanya sekadarnya. Apalagi dalam urusan menjaga akidah, negara bahkan abai sekali.

Sekularisme memberikan kebebasan dalam berakidah. Agama dianggap sebagai hal yang privat. Entah mau beragama atau tidak, itu urusan pribadi. Begitulah sekularisme.

Sistem Islam Menjaga Akidah Umat

Budaya paganisme atau apa pun itu, memang termasuk hadharah kufur, sehingga haram untuk diikuti oleh kaum muslimin. Dalam negara Islam, negara punya peranan penting dalam meriayah atau mengurusi umat dan melindungi rakyatnya. Perayaan semacam Halloween sudah pasti akan dilarang dalam negara Islam karena mengandung kesesatan.

Salah satu tugas khalifah adalah melindungi akal. Maka, khalifah akan memberikan hukuman yang tegas bagi yang merayakannya. Adapun bagi nonmuslim, mereka akan diberikan kebebasan dalam menyembah sesembahannya. Namun, mereka dilarang untuk menyebarkan keyakinannya di tempat umum. 

Negara akan membina rakyatnya dengan akidah Islam, sehingga akan terbentuk keyakinan yang kuat terhadap agamanya. Rakyat tidak akan mudah diracuni oleh pemikiran-pemikiran asing yang menyesatkan. 

Inilah yang tidak didapatkan oleh umat saat ini. Penguasa benar-benar meriayah dan melindungi rakyatnya dengan benar dan tulus. Penguasa yang demikian pasti akan terwujud dari sistem yang benar-benar datang dari Zat Yang Mahabaik, yaitu sistem Islam. Maka, mari kita perjuangkan sistem ini agar umat tidak terjerumus ke dalam jurang kesesatan.
Wallahu a'lam.

Oleh: Ummu Rafi
Sahabat Tinta Media


Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab