Tinta Media: PSI
Tampilkan postingan dengan label PSI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PSI. Tampilkan semua postingan

Selasa, 03 Oktober 2023

Kaesang Jadi Ketua Umum PSI, IJM: Jokowi Ingin Mencari Pelabuhan Lain


 
Tinta Media - Menanggapi terpilihnya putra bungsu  Jokowi, Kaesang Pangarep menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana menilai Jokowi ingin mencari pelabuhan lain.
 
 "Jokowi ingin mencari pelabuhan lain," nilainya pada video: Jalan Ninja Kaesang Ubah Peta Politik, di kanal Youtube Indonesia Justice Monitor, Sabtu (30/9/2023).
 
Ia menjelaskan bahwa Kaesang diminta masuk ke PSI dengan strategi don't put eggs in the same basket (jangan taruh telur di keranjang yang sama) karena kalau keranjangnya itu jatuh, telurnya akan pecah semua, maka taruhlah telur di keranjang yang berbeda.
 
 "Nah Jokowi, saya melihatnya sedang memainkan politik seperti itu, dia simpan Gibran di PDIP dia simpan Kaesang di PSI," tandasnya.
 
Agung pun menganalisa, Jokowi juga akan berlabuh ke partai lain yang lebih besar agar lebih aman, dan berembus isu Jokowi ditawari menjadi Ketua Umum Partai Nasdem hingga muncul isu bargaining dengan partai Gerindra, dan Jokowi bakal diberi jabatan ketua umum.
 
"Jadi kelihatannya ke depan Jokowi akan mencari partai lain," imbuhnya.
 
Adapun Kaesang, menurutnya,  sebagai Ketum PSI yang baru akan menjadi role model baru bagi Ketum partai lain dengan paradigma dan manifesto politik kekinian yang cenderung serba instan dan melompat.
 
“Bahkan ada yang menyebut situasi politik kapitalistik saat ini semakin menjijikkan, semua jalan diterabas. Gayung bersambut ada adagium ada yang jual ada yang beli. Muak, jijik melihatnya!" pungkasnya.[] Azzaky Ali

Kamis, 16 Februari 2023

PERNYATAAN PROVOKATIF PSI, CONTOH NYATA POLITIK IDENTITAS YANG MEMECAH BELAH PERSATUAN DAN KOHESIFITAS BERBANGSA

Apa perlu kita challenge Pak Anies? Pak Anies, berani ngga bapak mengatakan bahwa FPI dan HTI serta organisasi turunannya itu terlarang dan tidak akan pernah mendukungnya? Beranikah Pak Anies mengatakan bahwa Pak Anies tidak butuh dukungan mereka,

[Grace Natalie, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, 3/2/2023]

Tinta Media - Entahlah, kurang jahat apa lagi politisi sekuler negeri ini kepada umat Islam. Setelah menuntut pembubaran ormas Islam dan dipenuhi rezim, masih saja mengedarkan tuduhan dan fitnah jahat kepada Ormas Islam.

HTI dan FPI bukanlah partai politik. Keduanya tidak memiliki kader yang menjadi Caleg, atau terlibat dalam koalisi partai politik untuk memberikan dukungan pada Capres tertentu. Jadi, keduanya tidak terlibat politik praktis dalam Pemilu.

Namun anehnya, dalam konstelasi Pilpres 2024, HTI & FPI masih saja terus mendapatkan serangan politik dari politisi sekuler. Sebelumnya, Hermawi Taslim dari NasDem yang memfitnah HTI & FPI sebagai Ormas terlarang.

Kini, giliran politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kembali mengedarkan fitnah dan tuduhan jahat kepada HTI & FPI. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia, Grace Natalie, menantang Anies Baswedan untuk menyatakan penolakan terhadap Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Kenapa harus selalu menyerang HTI & FPI? Kenapa harus menantang Anies Baswedan untuk berlaku zalim kepada HTI & FPI? Apa dasarnya, mengulangi ujaran HTI & FPI terlarang?

Kalau mau men-challenge Anies Baswedan, mengapa tantangan itu bersifat memecah belah umat Islam dan provokatif?

Kenapa tidak men-challenge Anies Baswedan, kenapa tidak menantang berani tidak Anies Baswedan menghukum mati koruptor setelah menjadi Presiden? kenapa tidak menantang berani tidak Anies Baswedan membatalkan Proyek Kereta Cepat dan Proyek IKN yang unfaedah, setelah menjadi Presiden? 

Atau setidaknya, menantang Anies Baswedan berani tidak memutus kerjasama dengan asing dan aseng? Mengambil seluruh tambang yang dikuasai asing dan aseng? atau mengusir seluruh TKA China?

Grace malah sibuk bicara politisasi agama dan politik identitas. Grace menuduh Anies bersekutu dengan kelompok intoleran. 

Aneh, PSI koar-koar anti politik identitas, anti intoleransi, nyatanya memicu konflik identitas dan sikap intoleran kepada HTI & FPI. Apa salah FPI dan HTI? Apa HTI dan FPI nggarong APBN? Kok seperti najis saja ada di negeri ini. Padahal, HTI & FPI adalah bagian dari anak bangsa yang juga ingin berkontribusi untuk negeri. [].

Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab