Tinta Media: PKI
Tampilkan postingan dengan label PKI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PKI. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 Oktober 2024

𝐔𝐋𝐀𝐌𝐀 𝐃𝐀𝐍 𝐒𝐀𝐍𝐓𝐑𝐈 𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐒𝐘𝐔𝐇𝐀𝐃𝐀 𝐊𝐄𝐊𝐄𝐉𝐀𝐌𝐀𝐍 𝐏𝐊𝐈

Tinta Media - Wajah buruk cermin dibelah. Tak puas membelah, para ulama dan santri pun diberi tulah. Begitulah pepatah baru untuk menggambarkan betapa nistanya peristiwa pemberontakan PKI di Madiun pada 1948 yang diabadikan dalam sejarah.
.
Pembelahan cermin atau pemberontakan, diawali dengan jatuhnya kabinet RI yang pada waktu itu dipimpin oleh Amir Sjarifuddin Harahap (murtadin yang masuk Kristen pada 1931) karena kabinetnya tidak mendapat dukungan lagi sejak disepakatinya Perjanjian Renville yang difasilitasi⅞ negara kapitalis Amerika Serikat. Lalu dibentuklah kabinet baru dengan Mohammad Hatta sebagai perdana menteri, namun Amir beserta kelompok-kelompok sayap kiri lainnya tidak setuju dengan pergantian kabinet tersebut. Maka, mereka melakukan konsolidasi, salah satunya dengan mengadakan sidang Politbiro PKI. 
.
Dalam sidang Politbiro PKI pada tanggal 13-14 Agustus 1948, Munawar Muso (Paul Musotte/Muso) ---seorang tokoh komunis yang lama tinggal di Uni Soviet (sekarang Rusia)  dan baru kembali ke Indonesia pada 11 Agustus 1948--- ini menjelaskan tentang “pekerjaan dan kesalahan partai dalam dasar organisasi dan politik” dan menawarkan gagasan yang disebutnya “Jalan Baru untuk Republik Indonesia”. 
.
Muso menghendaki satu partai kelas buruh dengan memakai nama yang bersejarah, yakni Partai Komunis Indonesia (PKI). Untuk itu harus dilakukan fusi tiga partai yang beraliran Marxisme-Leninisme: PKI ilegal, Partai Buruh Indonesia (PBI), dan Partai Sosialis Indonesia (PSI). PKI hasil fusi ini akan memimpin revolusi proletariat untuk mendirikan sebuah pemerintahan yang disebut "Komite Front Nasional".
.
Selanjutnya, Muso menggelar rapat raksasa di Yogya. Di sini dia melontarkan pentingnya kabinet presidensial diganti jadi kabinet front persatuan. Muso juga menyerukan kerja sama internasional, terutama dengan Uni Soviet, untuk mematahkan blokade negara kapitalis Belanda. --- Ia yang jadi pemimpin pergerakan komunis sejak 1920 di Batavia (sekarang Jakarta) pernah memimpin pemberontakan terhadap kapitalis Belanda di Batavia pada November 1926 namun dengan mudah berhasil dipatahkan oleh kapitalis Belanda. Setelah keluar penjara Muso pun pindah ke Rusia---. 
.
Untuk menyebarkan paham sesatnya, PKI berencana untuk menguasai daerah-daerah yang dianggap strategis di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu Solo, Madiun, Magetan, Kediri, Jombang, Bojonegoro, Cepu, Purwodadi, Wonosobo, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Ngawi, Purwantoro, Blora, Pati, dan Kudus.
.
Penguasaan itu dilakukan dengan agitasi, demonstrasi, dan aksi-aksi pengacauan lainnya. Tujuannya untuk mendirikan Republik Soviet Indonesia  dan menjadikan Dungus Madiun sebagai ibu kota, Muso presiden dan Amir Sjarifuddin sebagai perdana menterinya. 
.
Namun tentu saja paham komunis dan sosialis yang terpancar dari akidah ateis mendapat penentangan keras dari para ulama dan santri yang istiqamah dengan akidah tauhid dan syariat Islamnya.
.
𝐔𝐥𝐚𝐦𝐚 𝐃𝐢𝐛𝐞𝐫𝐢 𝐓𝐮𝐥𝐚𝐡 
.
Meski ulama dan santri tidak bersalah, justru tindakan mereka untuk menyadarkan umat akan kekufuran ideologi komunis adalah kebenaran yang memang wajib disampaikan, PKI pun berupaya menulahi dengan meneror, menculik dan membunuhi para ulama, santri dan juga para aparat yang dilakukan secara serentak pada September 1948. 
.
Sedikitnya ada sekitar 114 ulama, santri dan juga aparat setempat diculik, disiksa lalu diseret dan jebloskan ke dalam beberapa sumur tua yang ada di tengah perkebunan tebu di Magetan, kabupaten yang berbatasan dengan Madiun. Mereka diantar ke lokasi eksekusi dengan cara diangkut dengan gerbong lori yang biasa digunakan untuk mengangkut tebu.
.
Para ulama yang insyaallah syahid di antaranya adalah KH Imam Shofwan. Pengasuh Pesantren Thoriqussu'ada Rejosari, Madiun. KH Shofwan dikubur hidup-hidup di dalam sumur tersebut setelah disiksa berkali-kali. 
.
Bahkan, ketika dimasukkan ke dalam sumur, KH Imam Shofwan sempat mengumandangkan azan. Dua putra KH Imam Shofwan, yakni Kiai Zubeir dan Kiai Bawani, juga menjadi korban dan dikubur hidup-hidup secara bersama-sama.
.
Selain itu, beberapa syuhada lainnya ---insyaallah-- adalah keluarga Pesantren Sabilil Mutaqin (PSM) Takeran. Mereka adalah guru Hadi Addaba' dan Imam Faham dari Pesantren Sabilil Muttaqin, Takeran. Imam Faham adalah adik dari Muhammad Suhud, paman dari mantan mendiang ketua DPR M Kharis Suhud. Selain perwira militer, pejabat daerah, wartawan, politisi pun ikut menjadi korbannya.
.
Seusai shalat Jumat pada 17 September 1948 PSM didatangi beberapa orang tokoh PKI. Kepala rombongan yang dipimpin aktivis PKI Suhud. Mereka datang didampingi para pengawal bersenjata yang dikenali sebagai kepala keamanan di Takeran.
.
Ketika massa PKI sampai di pesantren Tegalrejo itu, pengasuh pondok, KH Imam Mulyo ditangkap dan dilempari beberapa granat sembari diancam agar mau tunduk kepada ideologi dan partai mereka. Syukurnya granat itu tak meledak. 
.
Karena granat tak meledak, maka kini ganti para santri yang tadinya diam saja berbalik melawan mereka. Para gerombolan itu ternyata pengecut karena malah lebih memilih lari karena ketakutan. Mbah Kiai Pesantren Tegalrejo akhirnya bisa lolos dari penculikan. 
.
Di Takeran PKI juga beraksi. Sebelum meledak, di sekitar Takeran bertebaran aneka pamflet tentang Muso yang baru pulang dari Moskow. Pesantren Takeran dipilih untuk diserbu karena saat itu menjadi tempat atau basis pergerakan Islam. Kiai Mursyid mau diajak berunding karena sudah tahu pesantrennya terancam akan dibakar.   
.             
PKI terus melakukan penangkapan dan penculikan kepada ustadz-ustadz yang lain, seperti Ahmad Baidway, Husein, Hartono, dan Hadi Addaba. Mereka tidak pernah kembali, bahkan sebagian besar ditemukan sudah menjadi mayat di lubang-lubang pembantaian yang tersebar di berbagai tempat di Magetan. 
.
Yang menimbulkan keheranan adalah, sampai sekarang tempat pembantaian Kiai Mursjid belum diketahui karena jenazahnya belum ditemukan. Bahkan, dari daftar korban yang dibuat PKI sendiri tidak tercantum nama Kiai Mursjid.
.
Sedangkan di Ponorogo, PKI pun menyerang Pondok Modern Darussalam Gontor. Putra dari Kiai Pondok Modern Darussalam Gontor, Imam Zakarsyi (alm.), yakni Prof. Dr. Amal Fathullah Zakarsyi menyatakan dua kiai utama, Kiai Sahal dan Kiai Ima Zakarsyi dilarikan ke Kediri bersama santri dan beberapa ustadz. Di Pondok yang berada di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak tersebut hanya lurah pondok, Kiai Syoiman Lukman Nur dan pelindung atau kepala Desa Gontor, Sukarto.
.
PKI langsung menyerbu Gontor. Tapi harus kecewa karena yang ada hanya dua orang saja. Sedangkan santri, ustadz sudah tidak ada. 
.
Beruntung, dua orang yang ada di Pondok tidak dihabisi. Hanya saja, semua buku berbau arab dibakar. Pun beberapa bangunan pondok dibumi hanguskan. Yang tersisa hanya masjid, padepokan pondok. Yang lain habis dibakar. 
.
Malang nasib para ulama dan santri ketika hendak ke Kediri yang berencana mau melewati Kabupaten Trenggalek. Pasalnya, jalan yang mereka tempuh dikuasai PKI. Jadi mau ke Trengalek jalannya keliru, di situ akhirnya ditahan. 
.

Kiai Sahal, Kiai Zakarsi, beberapa ustadz Gontor tersebut dibawa ke Desa Sooko, disekap dan disiksa. Para ulama dan santri ini pun lalu dipindah PKI ke Masjid Muhammadiyah yang sekarang berada di Jalan Soekarno Hatta. Masjid tersebut sudah dikelilingi bom. Ibaratnya tinggal menunggu waktu saja. Tinggal komando bilang serang. Semua akan tewas.
.
Namun, Allah SWT berkata lain. Saat situasi semakin genting, datang pasukan Hizbullah yang dipimpin oleh Kiai Yusuf Hasim yang berasal dari Pesantren Tebu Ireng dan tentara Siliwangi dari Jawa Barat mengelilingi pasukan PKI. Pada saat itu, jumlah tentara tidak begitu banyak, hanya saja mereka menggunakan taktik untuk menggertak pasukan PKI.
.
Di mana-mana tembakan dibunyikan, padahal orangnya tidak terlalu banyak. Akhirnya PKI itu lari dari sekeliling masjid. 
.
Setelah kejadian tersebut, para kiai dan santri Gontor dapat terbebas dari sanderaan PKI yang mengancam membunuh dari luar masjid.
.
Singkat cerita, pada 30 September 1948, laskar Hizbullah dan TNI Divisi Siliwangi berhasil menumpas PKI.  Muso dan Amir Sjarifuddin ditembak mati. Sedangkan salah satu tokoh PKI lainnya yakni Dipa Nusantara Aidit berhasil kabur ke Cina. Kelak dia kembali ke Indonesia dan melakukan pemberontakan dan membunuhi para jenderal pada September 1965.
.
Itulah wajah buruk PKI. Tapi anehnya rezim kapitalis  yang berkuasa saat ini ---yang juga buruk---  malah seolah membiarkan komunis bangkit lagi.[]
.
𝐉𝐨𝐤𝐨 𝐏𝐫𝐚𝐬𝐞𝐭𝐲𝐨 
Referensi: dari berbagai sumber. 
.
𝐷𝑖𝑚𝑢𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟𝑢𝑏𝑟𝑖𝑘 𝐾𝑖𝑠𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑜𝑖𝑑 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑈𝑚𝑎𝑡 𝑒𝑑𝑖𝑠𝑖 205: 𝑊𝑎𝑠𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑁𝑒𝑜 𝑃𝐾𝐼 (16-29 𝑀𝑢ℎ𝑎𝑟𝑟𝑎𝑚 1439 𝐻/6-19 𝑂𝑘𝑡𝑜𝑏𝑒𝑟 2017).

Rabu, 04 Oktober 2023

Aktivis ‘98: Komunisme Ideologi Batil



Tinta Media - Mengenang  tragedi pemberontakan Partai Komunis Indonesia ( PKI ) pada 1965, Aktivis '98 Agung Wisnuwardana mengungkapkan bahwa komunisme adalah ideologi batil.

"Komunisme itu adalah ideologi batil, sesat dan yang pasti bertentangan dengan ajaran Islam, baik dari sisi akidah maupun dari sisi syariahnya," tuturnya dalam video: Memerangi Komunisme, di kanal Youtube Justice Monitor, Ahad (1/10/2023).
Agung melanjutkan, haram hukumnya bergabung dengan kelompok yang menganut dan memperjuangkan komunisme.
 
Dua Hal

Agung menegaskan, menguatnya komunisme di tanah air disebabkan oleh dua hal. Pertama, adanya pembiaran terhadap ideologi komunisme sehingga terus berkembang, termasuk membiarkan berbagai sikap ulama yang  anti syariah, juga adu domba antar kelompok masyarakat.

“Kedua, komunisme  berkembang karena kelemahan pemahaman Islam di tengah umat dan kurangnya kesadaran politik Islam. Tidak sedikit kaum muslim yang menganut ideologi komunisme dan memperjuangkannya tanpa tahu kebatilan dan juga kesesatan dari komunisme ini,” sesalnya.

Agung menjelaskan, dasar dari paham komunisme adalah materialisme yakni meyakini materi sebagai asal muasal kehidupan dan menolak Allah sebagai Al Khaliq, bahkan komunisme mengajarkan kebencian kepada agama dan kepada umat beragama.
 
"Ideologi ini menghalalkan kekerasan untuk perubahan masyarakat yang mereka inginkan terutama menyerang dan membunuhi para ulama," tandasnya.
Selain komunisme, lanjutnya, umat juga sedang terancam oleh ideologi kapitalisme yang sudah mencengkeram negeri ini.
"Kapitalisme liberal melalui para pengusungnya menyebabkan berbagai kekayaan alam yang terkandung di negeri ini dikuasai oleh asing. Negeri Ini juga rentan didominasi oleh asing lewat utang luar negeri.  Pada saat yang sama kehidupan sosial umat dihancurkan dengan budaya liberalisme semisal perzinaan termasuk  free seks, L68T dan lain sebagainya," ulasnya.
 
Agung menekankan,  bila umat ingin selamat dari ancaman komunisme juga kapitalisme liberal hendaknya kembali  kepada Islam, karena hanya Islam satu-satunya sistem kehidupan yang mulia dan diterima oleh Allah Swt.
 
Ia mengutip Al-Qur’an surah Al-An'am ayat 153, “Sungguh inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah. Jangan kamu ikuti jalan-jalan yang lain yang akan menceraiberaikan kamu dari jalannya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.”
 
"Sadari bahwa komunisme bahaya laten dan kapitalisme bahaya nyata," pungkasnya. [] Muhammad Nur

Selasa, 03 Oktober 2023

Inilah Bahaya-Bahaya Ideologi Komunisme



Tinta Media - Pengamat Politik dan Media Hanif Kristianto membeberkan bahaya-bahaya ideologi Komunisme.

Pertama, itu kan meniadakan Tuhan, dan ini tentu bertentangan dengan penciptaan manusia, bahwa manusia itu kan tidak hadir di dunia ini serta merta, ada proses penciptaan,” ujarnya dalam acara Kabar Petang yang bertajuk Cegah PKI Bangkit di kanal Youtube Khilafah News Sabtu (30/9/2023).

Karena sebuah ideologi yang shahih itu, lanjutnya, adalah yang menentramkan jiwa dan memuaskan akal serta seusai fitrah manusia. 

“Dan jelas kalau meniadakan Tuhan jelas ini juga bertentangan dengan ketiganya, bagaimana mungkin seorang manusia, kita sebagai makhluk ini meniadakan sang pencipta, begitu pula tidak mungkin dunia alam semesta dari sini tiba-tiba ada tanpa sebab proses penciptaan,” lanjutnya.

Yang kedua, ujarnya, terkait perebutan kekuasaan ideologi komunisme meraihnya dengan cara kekerasan dengan mengangkat senjata.

“Kalau kita amati, bagaimana sikap kesadisan pada masa kelam itu ya ulama dimusuhi kemudian juga masuk bagian tentara juga dan musuh dan sebagainya, yang alhasil mereka sebetulnya ingin merebut kekuasaan dengan cara yang kekerasan yang mengangkat senjata dan ini dipengaruhi oleh ideologi komunisme yang memang ya tidak mengenal halal-haram,” bebernya.

Bung hanif juga menambahkan benih-benih menumbuhkan ideologi komunisme sudah sangat nyata. “Karenanya upaya-upaya yang terjadi, tadi di tengah-tengah masyarakat baik itu adu domba maupun sikap-sikap anti agama itu kan sangat mencuat, jangan kaitkan ini dengan agama tertentu ya kan, dikit-dikit bicara agama ini sebenarnya benih-benih untuk menumbuhkannya,” tambahnya.

Oleh karena itu, pesannya, siapapun harus memahami ideologi komunisme ini adalah ideologi yang sangat berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Kita pun juga tahu bagaimana Cina yang menganut komunisme ya. Nah itu kan bagaimana sikap mereka kepada agama-agama di sana pada umat Islam kepada yang lain juga, nah itu begitu keji dan ini merupakan bentuk persekusi kepada agama, padahal ketika kehidupan tanpa didasari oleh agama maka kehidupan itu akan rusak dan jelas ideologi komunisme jelas ideologi yang merusak kehidupan,” tutupnya. [] Setiyawan Dwi.

Pengamat: Kebangkitan Komunisme Sangat Mungkin Terjadi



Tinta Media - Pengamat Politik dan Media Hanif Kristianto mengungkapkan bahwa kebangkitan komunisme sangat mungkin terjadi.

“Kalau kita bicara kemungkinan-kemungkinan itu sangat mungkin terjadi ya untuk bangkit kembali,” ujarnya dalam acara Kabar Petang yang bertajuk Cegah PKI Bangkit di kanal Youtube Khilafah News Sabtu (30/9/2023).

Sebab, lanjutnya, komunisme itu adalah sebagai sebuah ideologi yang sangat mungkin untuk diemban oleh seseorang atau pribadi-pribadi. “Di samping kepada khalayak publiknya, faktanya juga negara komunis atau negara yang mengambil ideologi komunisnya kan sekarang masih ada. Ya seperti di Cina atau di beberapa negara yang lain,” tuturnya.

Ini menunjukkan ucapnya, bahwa sebuah ideologi masih akan terus hidup jika masih diemban oleh seseorang atau individu. “Bahkan kalau itu dipelihara dan disebarluaskan oleh negara, maka ini akan menjadi sebuah arus yang meluas ya  di tengah-tengah kehidupan ini,” ucapnya.

Kalau diamati ujarnya, banyaknya pembiaran-pembiaran terhadap gerakan komunisme dan juga tanda-tanda kebangkitannya (Komunisme). Ini membuktikan bahwa kuatnya pengaruh ideologi komunisme di tanah air ini.


“Yang itu anti ulama ya yang lurus ya yang ulama yang betul-betul konsisten untuk berjuang tegaknnya syariat Islam, dan juga muncul juga sentimen anti syariat, anti Tuhan ya, juga adu domba yang terjadi di tengah-tengah kehidupan kita antar kelompok masyarakat dan sebagainya,” jelasnya.

Kemunduran

Bung Hanif sapaannya juga mengungkapkan salah satu kemungkinan komunisme bangkit di tengah-tengah umat mayoritas Islam adalah ketika umat Islam mengalami kemunduran.

“Dan juga kelemahan pemahaman Islam dan kurangnya kesadaran politik Islam, nah karenanya ya kita juga tidak memungkiri bahwa ada di beberapa kalangan umat Islam yang juga menganut komunisme dan memperjuangkannya tanpa tahu kebatilan dan kesesatannya,” tuturnya.

Tentu sebagai seorang muslim pesannya, tidak boleh menganut ideologi komunisme yang jelas-jelas batil dan bertentangan dengan Islam baik secara Aqidah maupun Syariah.

“Begitu pula ya tentu tidak boleh ya seorang muslim itu ya menganut atau bergabung dengan kelompok-kelompok yang memperjuangkan komunisme dan upaya-upaya untuk menetralisir  terkait dengan keburukan di zaman di masa yang lampau itu,” tandasnya. [] Setiyawan Dwi

Inilah Alasan Ideologi Islam Tidak Diterapkan



Tinta Media - Pengamat Politik dan Media Hanif Kristianto mengungkapkan alasan ideologi Islam tidak digunakan atau tidak diterapkan di tengah-tengah kehidupan.

“Karena pemahaman dan kemunduran umat ini kan masih memandang Islam sebagai sebuah agama ritual, bukan pada aspek sosial, sehingga penempatan agama itu cukup dalam ruang-ruang private, masjid, pesantren misalnya, atau ruang-ruang pengajian,” ujarnya dalam acara Kabar Petang yang bertajuk Cegah PKI Bangkit di kanal Youtube Khilafah News Sabtu (30/9/2023).

Dan selebihnya lanjutnya, masyarakat tidak banyak yang mengenal Islam sebagai pengatur sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem politik, sistem pergaulan dan sistem pendidikan.

“Walhasil ketika masyarakat itu tidak mengambil ideologi Islam dalam mengatur urusan kehidupan yang ini interaksi manusia dengan manusia, maka ya tentu yang masuk adalah ideologi tadi, apakah itu kapitalisme sekuler atau sosialis komunis,” lanjutnya.

Sehingga tuturnya, wajar saja contohnya sistem pendidikan sekarang pemikirannya memakai pemisahan agama dari kehidupan.

“Agama ditempatkan hanya pelajaran agama mata pelajaran, misalnya matematika jarang sekali dikaitkan dengan agama padahal di dalam Islam juga ada namanya zakat ngitung-itungnya berapa nisabnya dan sebagainya. Begitu pula di aspek-aspek yang lain,” ucapnya.

Di dalam pergaulan, ucapnya, masih mengagungkan kebebasan yang dimana dari kebebasan akan menimbulkan berbagai problem seperti seks bebas, gaya hedonis, juga meniru kehidupan yang serba bebas.

“Walhasil kerusakan di tengah-tengah masyarakat tidak terelakkan. Nah makanya ini terjadi karena satu menganggap Islam itu cukup dalam ruang privatnya,” ujarnya.

Negara

Bung Hanif sapaannya juga mengungkapkan problem alasan tidak mnegambil ideologi Islam karena negara tidak mengambil Islam secara menyeluruh, kalaupun mengambil hanya sepotong-potong.

“Yang itu menguntungkan misalnya Haji, zakat, wakaf, infaq, sedekah itu, itu yang terjadi tidak secara menyeluruh, nah karenanya ya, ya negara masih menerapkan ideologi yang lain,” tuturnya.

Walhasil tuturnya, menjadi catatan penting bahwa ketika Islam dipinggirkan maka yang terjadi adalah banyaknya kerusakan. “Nah sebaliknya kalau kita kembali kepada Islam maka ini adalah jalan menuju kepada perubahan dan juga keberkahan di dalam kehidupan,” pesannya.

Makanya Bung Hanif berpesan, jika ingin selamat dari ancaman ideologi Komunis, Kapitalis sekuler maka kembalilah kepada Islam. “Kepada Islam lah satu-satunya jalan kehidupan yang mulia dan yang diterima oleh Allah subhanahu wa ta'ala,” tutupnya. [] Setiyawan Dwi.

Minggu, 02 Oktober 2022

Partai Komunis Indonesia sangat Memusuhi kaum Muslimin dan Islam

Tinta Media - Kiai Ichsan Mahmudi Tokoh Lumajang mengungkapkan jika Partai Komunis Indonesia sangat memusuhi kaum Muslimin dan Islam karena secara Ideologis berhadapan diametral dengan Islam. 

“Partai Komunis Indonesia, mereka sangat memusuhi kaum Muslimin dan Islam karena secara Ideologis mereka berhadapan diametral dengan Islam,” ujarnya dalam acara Multaqo’ Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolinggo: Mengingat Tragedi G30S/PKI, Bahaya Mafsadat Dan Mudharat Ideologi Ciptaan Manusia, Pembelajaran Dari Pemberontakan PKI, Saatnya Kembali Kepada Islam Kaffah, Jumat (30/9/2022) di kanal YouTube Rumah Inspirasi Perubahan.

Karena menurutnya, Islam mempercayai jika alam semesta ada yang menciptakan yaitu Allah SWT dan menurunkan syari’at nya melalui Nabi Muhammad SAW, sedangkan Komunisme menganggap agama adalah candu, sehingga bisa menjadi penghalang kemajuan bangsa.

“Padahal kalau kita tahu Rasullulloh SAW diturunkan ke dunia ini sebagai rahnatan lil alamin, menyampaikan risalah Islam, ini bukanlah sebagai candu, bukan sebagai penghambat pembangunan bukan sebagai penghambat kesejaterahan umat manusia,” tuturnya.

“Tetapi Islam ini diturunkan oleh Allah untuk dipakai sebagai way of life untuk dipakai sebagai aturan agar supaya manusia ini sesuai aturan yang dibuat sang pencita yaitu Allah SWT berupa syari’at Islam,” lanjutnya.

Ideologi buatan Karl Mark, katanya, ini disosialisasikan kepada pengikutnya sebenarnya digadang-gadang untuk menggantikan Ideologi Kapitalisme, yang sudah bobrok, tidak lagi bisa menjamin keadilan dan kesejateraan bagi umat manusia.

“Ternyata ideologi yang digadang-gadang yang akan bisa mengantikan ideologi Kapitalisme ini sekarang sudah ambruk karena pengusung utama nya yaitu Uni Soviet, sebuah negara besar di kawasan eropa timur sudah tidak ada lagi,” ujarnya.

“Oleh karena itu, komunisme ini sudah tidak bisa dipakai lagi sebagai ideologi yang bisa menjalankan sebuah negara, yang menjalankan sebuah perekonomian ataupun pemerintahan,” imbuhnya.

Maka ia melanjutkan, kaum muslimin oleh Allah SWT dimnta untuk mencontoh Rasulluloh SAW sebagai suri tauladan untuk menjalankan kehidupan induvidu atau dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, bahkan bernegara.

“Kita sekarang untuk bisa mengembalikan lagi kehidupan kepada apa yang telah dilakukan oleh baginda Rasululloh beserta para sahabatnya yaitu dengan syari’at Islam yang Kaffah,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu 

Selasa, 05 April 2022

Rekrutmen Keturunan PKI Masuk TNI, PUI: Itu Agenda Sistemik, Berbahaya dan Harus Dihentikan

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1AmVbMqG2gwIg1GeE54SSDyiEs8r0Vf9F

Tinta Media - Menanggapi rekrutmen dari keturunan PKI di TNI, Ketua Pergerakan Umat Islam (PUI) Ustaz Rahmat Mahmudi M.D menyatakan itu sebagai agenda sistemik yang sangat berbahaya dan harus dihentikan.

“Rekrutmen dari keturunan PKI kalau kita melihat dari suatu agenda yang sistemik, itu sangat berbahaya maka saya sepakat ini harus dihentikan,” tuturnya dalam Live streaming FGD Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) #47: PKI dan Underbouwnya, Antara Larangan dan Peluang, Sabtu (2/4/2022) di kanal Youtube Pusat Kajian dan Analisis Data.

Ia menilai statement yang disampaikan oleh Jenderal Andika yang membolehkan keturunan PKI masuk TNI merupakan suatu rangkaian berurutan sebagai skenario yang sistematis.

“Sesungguhnya kalau kita mau merangkai ini bukan sesuatu yang terjadi begitu saja. Saya pikir ini adalah sebuah proses yang berurutan dari apa yang terjadi sebelum-sebelumnya,” ujarnya.

Ia mengkritisi keinginan keturunan PKI dianggap sebagai korban. Ada semacam upaya untuk meminta permintaan maaf dari pihak pemerintah dan seterusnya.
“Itu adalah skenario-skenario yang saya pikir sistematis itu dibuat. Mereka punya agenda-agenda bagaimana PKI itu bisa tetap ekses meskipun tidak harus memakai baju PKI dan tidak harus menamakan dirinya PKI,” kritiknya.

Pendapatnya, target PKI menginginkan dan terus berjuang untuk diposisikan sebagai korban sehingga bisa masuk ke berbagai lembaga negara. “Pada sisi lain, mereka ingin melaksanakan apa yang menjadi agenda-agenda mereka dan kemudian masuk di dalam berbagai lini. Sudah banyak survei dan pemberitaan tentang adanya keturunan PKI di berbagai lembaga negara. Kalau kita berpikir secara lebih kritis. Sesungguhnya ini adalah sesuatu yang cukup membahayakan,” kritiknya.

Ia menuturkan selama ini kita berpikir TNI itu masih clear, masih steril dari keturunan PKI tetapi ada statement yang disampaikan oleh Panglima ini sangat mengagetkan. “Kalau ini nanti kemudian menjadi gol maka tidak ada lagi lembaga negara yang steril dari itu (PKI). Ini sangat membahayakan,” tuturnya.

Ia mengemukakan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh keturunan PKI masuk ke dalam berbagai lini jika tidak dihentikan akan sangat membahayakan, ibarat sebuah bom akan meledak pada saatnya. Bukan tidak mungkin itu bagian dari skenario besar. Diawali dengan masuknya ke dalam berbagai lembaga negara, terjadi pengkondisian step by step sampai kepada titik tertentu nanti TNI pun akan dimasuki. “Kita jangan hanya melihat apa yang disampaikan oleh Jenderal Andika tetapi kita juga melihat runtutannya sampai Jendral Andika sekarang berani menyampaikan seperti itu,” katanya.

Ia mengungkapkan agenda rekrutmen merupakan hasil pengkajian bahwa situasinya sudah cukup memadai untuk berani melakukan statement seperti itu. Hal ini harus dihentikan karena TNI adalah garda dalam lembaga negara yang masih cukup steril.
Statement dari Jenderal Andika ini sudah rencana untuk rekrutmen anggota TNI, membuka peluang bagi keturunan PKI untuk masuk ini dihentikan, karena kita tidak ingin satu-satunya garda di dalam lembaga negara kita, TNI yang selama ini dikenal masih cukup steril nanti juga akan dimasuki sehingga tidak ada lagi lini yang tidak dimasuki oleh keturunan PKI,” ungkapnya.

Ia mengatakan bagi kelompok pergerakan Islam, mengetahui selama ini perilaku dari PKI itu jelas islamofobia dan bertentangan dengan Islam.
“Saya sangat mendukung penolakan kita terhadap apa yang dilakukan oleh Jenderal Andika,” ungkapnya.

Rekonsiliasi Bertahap

Ia berpikir ke depannya harus mendesak pemerintah untuk segera menyusun satu agenda besar, rekonsiliasi agar objektif terhadap keturunan PKI.
“Memang kita harus berpikir secara objektif, sesungguhnya tidak ada dosa yang diwariskan. Kita tidak bisa menghukum anak-cucu PKI karena perbuatan dari kakeknya. Harus kita pahami bersama tidak boleh kemudian kita mencap PKI kepada keturunan yang dulunya teribat dalam peristiwa PKI dan langsung didiskualifikasi dalam kegiatan apa pun. Itu juga tidak betul,” ucapnya.

Sangat berbahaya pola pikir seperti itu, ia menjelaskan artinya ke depan proses rekonsiliasi untuk menerima keturunan PKI tetapi harus dilakukan kajian. Kapan direkonsiliasi itu memberikan peluang kepada anak keturunan PKI itu. “Itu bisa kita lakukan secara sudah aman dan tidak akan terjadi bangkitnya PKI. Inilah yang dikaji, harus dikaji, mungkin ada tahapan-tahapan misalnya sampai kepada generasi ke-3, ke-4, sampai betul-betul nanti bebas, misalnya seperti itu,” katanya.

Ia menilai terlalu dini untuk saat ini keturunan PKI masuk dilembaga negara, legislatif, eksekutif, bahkan ada di dalam konsistensi pejabat publik.
“Inilah yang terjadi sekarang, dulu semangat rekonsiliasi dan kemudian ada KKR (Komisi Kebenaran Rekonsiliasi) dan sebagainya. Itu terus kemudian terjadilah sekarang ini, banyak keturunan PKI yang sudah masuk ke dalam parlemen maupun lembaga negara lainnya,” ujarnya.

Ia menguraikan, akhirnya kebijakan-kebijakan dan kecenderungan-kecenderungan yang diambil pemerintah itu sekarang ini menjadi nuansa kekirian.
“Jadi nuansa-nuansa kekirian itu sangat kental sekarang. Kenapa itu terjadi? Karena kesusupan tadi. Harusnya pemerintah sudah berpikir tentang rencana rekonsiliasi dibuat satu kajian bagaimana dilakukan rekonsiliasi secara bertahap. Saya melihat kondisi sekarang ini terlalu tergesa-gesa,” bebernya.
Baginya belum saatnya keturunan PKI itu diberi ruang angin karena bisa dimanfaatkan. Dan ini sangat membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Dimanfaatkan ruang-ruang itu untuk memulihkan lagi PKI, menumbuhkan lagi PKI, mengampanyekan ideologi komunisme dan sebagainya. Dan itu sangat membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.[] Ageng Kartika
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab