Zelensky Sebut Perang Dunia III Sudah Dimulai, Pengamat: Kecil Kemungkinannya
Tinta Media - Terkait dengan pernyataan Presiden Ukrania Volodymyr Zelensky bahwa Perang Dunia III sudah dimulai, Pengamat Hubungan Internasional Umar Syarifuddin mengatakan kemungkinannya kecil, negara-negara besar mungkin berpikir seribu kali sebelum melakukannya.
“Apa yang dikatakan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Perang Dunia III sudah dimulai sebagai propaganda saat posisinya semakin terdesak oleh serangan Rusia yang masif. Namun serangan Rusia masih berpeluang mengarah pada Perang Dunia III, seperti halnya Perang Dunia II setelah serangan Nazi Jerman di Cekoslowakia dan pendudukannya sepotong demi sepotong pada tahun 1939. Namun kemungkinan itu cukup kecil. Negara - negara besar mungkin berpikir seribu kali sebelum melakukannya,” tuturnya kepada Tinta Media, Selasa (22/3/2022).
Menurut Umar, era PD II terbentuk dua aliansi raksasa yang akhirnya menjadi penyebab Perang Dunia II, blok fasis dan blok sekutu. Blok fasis terdiri dari Jerman, Italia, dan Jepang (juga bersekutu dengan Rumania, Hongaria, Bulgaria, Slowakia, dan Kroasia). Sementara blok sekutu terdiri dari blok demokrasi dan komunis. Blok demokrasi berisi Prancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Republik Tiongkok (juga bersekutu dengan Australia, Afrika Selatan, Brasil, Belanda, Belgia, Cekoslowakia, Etiopia, Filipina, India, Kanada, Kuba, Luksemburg, Meksiko, Norwegia, Polandia, Selandia Baru, Yugoslavia, dan Yunani). Dan blok komunis berisi Uni Soviet, dan Mongolia.
“Saat itu Jerman menginvasi Polandia pada 1 September 1939. Dua minggu berikutnya, Uni Soviet mengikutinya. Penyebab Perang Dunia II ini dilihat sebagai titik utama di mana Perang Dunia II dimulai. Setelah serangan Jerman, Prancis dan Inggris keduanya menyatakan perang terhadap Jerman,” paparnya.
Lalu, lanjutnya, bagaimana dengan situasi sekarang? Situasi politik sangat dinamis dan saat ini problemnya berbeda dengan menjelang PD II. Namun jika situasi semakin panas hingga terbentuk dua blok raksasa kembali, sementara masing - masing aliansi tidak menahan diri, maka kontraksi tak bisa dihindari, dan Perang Dunia mungkin pecah kembali. “Jika hal itu terjadi perang nuklir tak bisa dihindari, sebab senjata nuklir ada di negara-negara ini,” imbuhnya.
“Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak tertarik pada Perang Dunia III dengan Rusia terkait invasi Moskow yang tak kunjung berhenti di Ukraina. Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki menyatakan ‘Kami tidak tertarik masuk ke Perang Dunia III’,” tukasnya.
Meski demikian andai Perang Dunia III benar-benar terjadi, Umar berharap, dunia Muslim harus bersatu untuk mencegah perang nuklir dan tidak berpihak pada Kapitalis Barat dan Kapitalis Timur serta menentang kepemimpinan mereka atas dunia.
“Dunia Muslim harus menjadi lebih kuat dan kokoh. Sejarah membuktikan bahwa tegaknya Khilafah Islamiyah dan munculnya kembali Imam al-A’zham (Pemimpin Agung) yakni Khalifah, telah menyatukan negeri-negeri Muslim di bawah kepemimpinan seorang khalifah,” bebernya.
Tegaknya khilafah, lanjutnya, akan memperkuat potensi dunia muslim di lebih dari 50 negara negara-negara, sehingga kedamaian, kebaikan, keutamaan dan keadilan akan tersebar luas. Penjagaan atas darah, kekayaan, kehormatan dan kemuliaan kaum Muslim akan senantiasa terwujud. Dengan itu, terputuslah siklus fitnah, kerusakan, dan ketidakstabilan yang disemai oleh imperialis dan antek-anteknya di negeri-negeri kaum Muslim.
“Allah SWT. memerintahkan kita untuk mempersiapkan kekuatan maksimal yang kita miliki untuk menggentarkan orang-orang yang memusuhi kita (QS al-Anfal [8]: 60). Jika musuh memiliki senjata nuklir maka mereka tidak akan merasa gentar berhadapan dengan Negara Islam, kecuali bila Negara Islam memiliki senjata nuklir pula,”tandasnya.
Umar menegaskan bahwa Islam melarang kaum Muslim menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir yang membolehkan negara lain memiliki senjata nuklir. Namun, Islam membolehkan penandatanganan perjanjian-perjanjian yang diarahkan untuk menghapuskan senjata nuklir. Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah berbuat madarat dan hal yang menimbulkan madarat."
“Itulah tugas yang diemban oleh sebuah negara yang seharusnya menaungi kaum Muslim. Negara yang berani berdiri tegak di hadapan negara-negara Barat dan Timur yang memiliki senjata nuklir. Negara yang mampu memaksakan pemboikotan terhadap negara-negara tersebut hingga mereka menghancurkan dan menghapuskan senjata-senjata pemusnah massal,”pungkasnya. [] Irianti Aminatun