Tinta Media: Optimisme
Tampilkan postingan dengan label Optimisme. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Optimisme. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 September 2022

Abu Zaid: Optimisme Melahirkan Semangat Juang

Tinta Media - Ustaz Abu Zaid dari Tabayyun Center mengatakan optimisme akan melahirkan semangat juang.
 
“Optimisme akan melahirkan semangat berjuang. Semangat akan melahirkan kesungguhan. Kesungguhan dalam merencanakan, memenej, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan. Kesungguhan menjadi sebab dekatnya keberhasilan karena nasrullah. Karena nya optimisme akan mendekatkan kepada tujuan,” ungkapnya kepada Tinta Media, Sabtu (3/9/2022).
 
Ia memberikan alasan mengapa pengemban dakwah harus optimis. "Karena kita beriman kepada janji Allah, bahwa Allah pasti memenangkan kita. Allah pasti menolong kita dari segala musuh musuh Nya," ujarnya.
 
Sebagai sandaran dalilnya, Abu Zaid membacakan Al-Qur'an surat  At-Taubah Ayat 33,
 
 هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْحَقِّ لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْمُشْرِكُونَ
 
 "Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai."
 
“Kemenangan itu hanya soal waktu. Jadi kita  harus optimis, karena  Allah sudah pasti memenangkan  kita  asal kita benar benar beriman dan beramal sholeh,” cetusnya meyakinkan.
 
Hanya saja, lanjutnya,  kemenangan itu setahap demi setahap menuju puncak, tidak langsung khilafah tegak.
 
“Kemenangan bersusun dari kemenangan kemenangan kecil bagaikan batu bata yang menyusun tembok kokoh. Maka kita harus meraih kemenangan- kemenangan kecil itu agar kemenangan besar  kita raih,” ucap Abu Zaid memberikan permisalan.
 
Ia lalu memberikan contoh kemenangan-kemenangan kecil itu. “Kemenangan kecil saat kita ngajak ngaji kawan dengan sukses. Kemenangan saat kita setiap pekan disiplin ngaji. Kemenangan saat kita berhasil mendapatkan dukungan netizen di sosmed. Kemenangan saat kita berhasil mengupgrade murid kita,” ungkapnya.
 
Semua  kemenangan kecil  ini, kata Abu Zaid, yang  menyusun kemenangan besar. "Tidak  mungkin tiba-tiba khilafah berdiri tanpa kita menyusun lebih dulu kemenangan-kemenangan kecil sebagai pondasinya. Hanya akan menjadi khayalan jika kita berteriak lantang bahwa khilafah akan segera tegak sementara kita malas menyusun batu bata kemenangan kecil satu per satu," katanya. 
 
 
“Karena itu kita harus selalu optimis, semangat dan yakin meraih kemenangan kemenangan kecil itu. Tak boleh ada sikap pengabaian sama sekali. Kita harus senantiasa bersungguh sungguh mencari uslub untuk menembus celah celah kemenangan itu. Sekecil apa pun peluang yang ada wajib kita manfaatkan. Tak boleh disepelekan,” nasehatnya mengobarkan semangat.
 
Yakin Janji Allah

Menurutnya, optimisme karena yakin akan janji Allah akan melahirkan kesungguhan dalam berjuang. "Kita akan lahir sebagai manusia pejuang yang selalu menyambut fajar pagi dengan senyum terkembang. Siap menyambut hari dengan uslub terbaik yang kita mampu pikirkan," tegasnya. 
 
“Jadi optimis ya Sobat. Dan catat baik baik, kita wajib menang! Karena kemenangan itulah penyelamat kita di dunia dan akhirat. Kita tak boleh ambil peluang kalah, karena kalah dengan sengaja yang berakibat kegagalan tegaknya Islam adalah dosa. Sekali lagi, jangan ambil peluang kalah, wajib ambil peluang menang sesulit apa pun kondisi itu,” ajaknya penuh semangat.  
 
"Makin kita terpojok makin kita di ujung tanduk karena serangan musuh maka kemenangan makin dekat selama kita istiqomah, tandasnya seraya membacakan surat Al-Ahzab Ayat 22:
 
 وَلَمَّا رَءَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلْأَحْزَابَ قَالُوا۟ هَٰذَا مَا وَعَدَنَا ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَصَدَقَ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ ۚ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّآ إِيمَٰنًا وَتَسْلِيمًا
 
Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: ‘Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita’. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan," terangnya. 
 
“Karena para sahabat beriman bahwa pertolongan Allah dan Rasul-Nya itu pasti benar maka mereka sanggup istiqomah meski kondisi sangat genting. Dan Maha Benar Allah dengan segala JanjiNya,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
 

Sabtu, 30 April 2022

Membangun Rasa Optimisme – Harapan akan Karunia dan Rahmat Allah


Tinta Media  - Sobat. Optimisme adalah daya dorong yang positif  yang memicu untuk terus mencari  berbagai alternatif dan pilihan  yang tersedia di hadapan seseorang. Dengan kejiwaan yang terbuka  yang membantu dirinya untuk berpikir secara hati-hati dan teliti.

Optimisme adalah inspirator, pendorong dan pemicu untuk terus bekerja dengan sarat obsesi dan keyakinan, bahwa masih ada harapan, dan  sesungguhnya keputusasaan merupakan pekerjaan setan yang menyatu  dan  membantu manusia untuk menyerah kepada kemunduran, keterpurukan  dan bertekuk lutut.

Allah berfirman :

يَٰبَنِيَّ ٱذۡهَبُواْ فَتَحَسَّسُواْ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَاْيَۡٔسُواْ مِن رَّوۡحِ ٱللَّهِۖ إِنَّهُۥ لَا يَاْيَۡٔسُ مِن رَّوۡحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ (٨٧)

“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". ( QS. Yusuf (12) : 87 )

Selanjutnya Yakub berkata kepada anak-anaknya bahwa ia tahu bahkan yakin mimpi Yusuf dulu itu benar dan ia akan sujud menghormatinya. Kalau mereka berpendapat lain, Yakub mengingatkan anak-anaknya bahwa satu saat Allah swt akan memperlihatkan kebenaran pendapatnya itu. Untuk itu, ia meminta anak-anaknya untuk kembali ke Mesir menyelidiki sampai mendapat berita yang pasti tentang Yusuf dan adiknya Bunyamin serta tidak berputus asa karena Allah telah berfirman:

Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat. (al-hijr/15:56)

Sobat. Orang-orang mukmin tidak akan berputus asa karena musibah yang menimpanya, dan tidak goyah imannya karena bahaya yang melanda. Mereka bersabar dan tabah menghadapi segala kesulitan yang dialaminya. Ia dengan rela penuh ikhlas menerima takdir dari Allah swt dengan keyakinan bahwa suatu saat nanti Allah akan menghilangkan semua kesulitan itu, sebagaimana firman-Nya:

۞إِنَّ ٱللَّهَ يُدَٰفِعُ عَنِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ خَوَّانٖ كَفُورٍ (٣٨)

“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.” (QS. al-hajj(22): 38)

Sobat. Ayat ini mengisyaratkan bahwa orang-orang beriman selalu mendapat cobaan dan rintangan dari musuh-musuh Allah dan orang-orang yang menginginkan agar agama Allah lenyap dari permukan bumi.

Sekalipun demikian, Allah tetap membela orang-orang yang beriman dengan menguatkan hati mereka, memantapkan langkah-langkah mereka untuk mengikuti jalan yang lurus yang telah dibentangkan Allah, dan memperkuat kesabaran dan ketabahan hati mereka.

Jaminan Allah terhadap pembelaan-Nya pada orang Mukmin ditegaskan dalam firman-Nya:
Allah telah menetapkan, "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang." Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa. (al-Mujadalah/58: 21)

Karena itu diwajibkan atas orang-orang yang telah beriman yang telah ditolong Allah, membela dan menegakkan agama Allah, sebagai tanda bersyukur atas pertolongan-Nya.

Allah membela orang-orang yang beriman karena mereka telah menepati janjinya untuk menegakkan agama Allah, oleh sebab itu, Allah membenci orang-orang yang khianat dan orang-orang kafi yang telah mengkhianati janji Allah yang telah ditetapkan-Nya, sebagaimana yang telah diterangkan dalam firman Allah:

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini." (al-A'raf/7: 172)

Mereka mengingkari perintah Allah dan tidak mengindahkan larangan-larangan-Nya, mendustakan ayat-ayat Allah, sehingga mereka tidak diacuhkan Allah di akhirat nanti, Allah beriman:
Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Kitab, dan menjualnya dengan harga murah, mereka hanya menelan api neraka ke dalam perutnya, dan Allah tidak akan menyapa mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Mereka akan mendapat azab yang sangat pedih. (al-Baqarah/2: 174)

Sobat. Orang yang optimis adalah orang yang meyakini bahwa tidak ada kondisi yang suram dan gelap secara mutlak, dia meyakini bahwa  di antara gelap gulita itu masih ada secercah cahaya yang menerangi, dan cahaya itu akan menyingsing setelah kegelapan itu dilampaui.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “ Sesungguhnya Allah mempunyai 100 rahmat. Dia menurunkan satu rahmat-Nya di antara jin, manusia, hewan dan serangga. Dengan rahmat itu, mereka saling bersimpati, saling menyayangi, dan hewan liar mengasihi anaknya. Dia menunda 99 rahmat-Nya, supaya Dia merahmati para hamba dengan semua itu pada hari kiamat.”

Sobat. Harapan adalah berbaik sangka  kepada Allah  mengenai  diterimanya ketaatan  yang telah dikerjakan karena taufik-Nya ataupun  mengenai  ampunan dosa yang telah ditaubati.

Diriwayatkan  bahwa Rasulullah  bersabda, “ Demi Dia  yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, Allah benar-benar mengampuni apa yang terlintas di hati manusia pada hari kiamat. Demi Dia yang jiwaku berada di tangan-Nya, Allah benar-benar memberi ampunan untuk para hamba, sampai-sampai iblis tertipu hingga berusaha dan berharap  mendapatkannya.”

Sobat. Optimisme adalah sifat luhur yang indah. Seyogyanya setiap orang memiliki  sifat ini  dan menjadikannya pondasi utama dari  pondasi-pondasi  bangunan  kebahagiaan yang dimilikinya.  Dengan sifat optimisme  dia akan selalu menikmati cara  pandang inderawi, logis dan emosi yang tajam, dengannya  dia akan   melihat segala sesuatu yang disodorkan lebih jauh ke depan dibanding  orang  lain.

Salam Dahsyat dan Luar biasa!

Oleh: DR. Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dac CEO Educoach. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab