Tinta Media: One Minute Booster
Tampilkan postingan dengan label One Minute Booster. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label One Minute Booster. Tampilkan semua postingan

Kamis, 15 Juni 2023

Dakwah Bukti Cinta pada Sesama

Tinta Media - Aktivis Muslimah Ustadzah Noval Tawang menyampaikan bahwa dakwah adalah bukti cinta yang paling dalam kepada sesama manusia.

"Dakwah adalah bukti cinta yang paling dalam kepada sesama manusia," ucapnya dalam One Minute Booster Extra: Pertarungan Pemikiran di Medan Dakwah, Selasa (13/6/2023) di kanal YouTube Muslimah Media Center.

Namun menurutnya, harus disadari secara penuh bahwa manusia pada setiap zaman pasti memiliki pemikiran, keyakinan, kebiasaan, tradisi, aturan, dan perasaan tertentu.

"Karena itulah masyarakat sekuler akan melakukan penolakan saat diseru untuk hidup berdasarkan petunjuk Allah SWT," imbuhnya 

Hal seperti ini pula yang pernah dialami oleh Rasulullah Saw, saat beliau berdakwah di Mekah. "Beliau berhadapan dengan masyarakat sekuler yang hidup dalam kekufuran, kezaliman, dan kejahiliyahan," tuturnya.

Namun ia menjelaskan, dalam kondisi tersebut Rasulullah tetap menyampaikan dakwah Islam secara jujur, apa adanya dan tegas, beliau tidak berdakwah dengan mencari muka, menjilat, atau dengan mengutamakan jalan yang lebih selamat.

"Rasulullah bahkan tidak segan menyalahkan agama nenek moyang, menganggap keliru adat istiadat yang memang keliru dan mencela tuhan-tuhan mereka, beliau menyampaikan ayat-ayat Allah SWT dengan tegas dan berani meskipun bertentangan dengan sistem jahiliyah yang diterapkan kala itu," bebernya.

Ia menambahkan bahwa, pertarungan pemikiran dalam aktivitas dakwah adalah sebuah keniscayaan, oleh karena itu mengharap dakwah tanpa ada pertarungan pemikiran merupakan harapan utopis, sejatinya dakwah ditujukan untuk mengubah pemikiran dan perasaan masyarakat agar sesuai dengan Islam dan mengubah pemikiran dan perasaan masyarakat itu jauh lebih sulit dibandingkan dengan mengikuti keinginan mereka.

"Jika saja pemikiran yang menyimpang tidak diluruskan dan dianggap benar maka sampai kapanpun kebenaran tidak akan pernah ada dan mendominasi di tengah-tengah masyarakat," tegasnya.

Maka para pengemban dakwah harus menyampaikan Islam apa adanya, Islam secara Kaffah tidak menambah ataupun mengurangi, para pengemban dakwah harus menyampaikan Islam secara jujur dan jelas, tidak boleh dengan cara menutupi kebenaran Islam.

"Insya Allah dakwah yang seperti inilah yang akan mampu mengubah masyarakat menjadi masyarakat mulia dengan diterapkannya aturan-aturan Islam di tengah-tengah mereka," pungkasnya.[] Sri Wahyuni.

Senin, 23 Januari 2023

Dakwah Memperjuangkan Islam Akan Menemui Tantangan dan Rintangan

Tinta Media - Aktivis Muslimah Ustadzah Noval Tawang mengingatkan bahwa dakwah memperjuangkan Islam pasti akan menemui tantangan dan rintangan. 

"Dakwah memperjuangkan Islam di dalam seluruh aspek kehidupan pasti akan menemui tantangan dan rintangan," tuturnya dalam One Minute Booster Ekstra: Mengapa Orang Quraisy Merasa Terancam Terhadap Dakwah Rasul? Selasa (17/1/2023) di kanal YouTube Muslimah Media Center.

Menurutnya, Rasulullah harus dijadikan teladan dan pelajaran oleh para pengemban dakwah hari ini. "Para pengemban dakwah harus bersikap seperti Rasulullah dan para sahabat beliau. Yakni terus-menerus menyebarkan dakwah islam kaffah ke tengah-tengah umat hingga kemenangan itu diberikan oleh Allah," ujarnya.

Ia menyampaikan sosok Rasulullah Saw yang sangat dimuliakan oleh kaumnya, namun hilang setelah beliau menyampaikan risalah Islam.

"Rasulullah Saw sebelum diangkat sebagai Rasul adalah seorang yang sangat dimuliakan oleh kaumnya. Sosok Rasulullah Saw yang berakhlak mulia dan terkenal jujur membuat beliau mudah dikenal di kalangan orang-orang Arab pada saat itu. Bahkan karena kejujurannya yang luar biasa. Kaumnya menjuluki beliau dengan sebutan al 'Amin artinya sangat bisa dipercaya," ungkapnya. 

"Namun gelar al 'Amin hilang begitu saja dari pandangan bangsa Arab ketika beliau menyampaikan risalah Islam," imbuhnya. 

Ustadzah Tawang mempertanyakan, Mengapa bangsa Arab tiba-tiba begitu membenci Rasulullah Saw? Apakah hal itu semata-mata karena beliau membawa agama baru atau keyakinan baru? Jika kita lihat pada awal-awal Rasullullah Saw diangkat menjadi Nabi dan Rasul. "Beliau langsung mendakwahkan risalah yang diturunkan pada beliau yaitu Islam dan pada saat itu orang-orang Arab tidak terlalu peduli," ujarnya dengan heran.

Bahkan saat beliau Saw melewati majelis mereka, mereka hanya berkomentar. "Inilah putra Abdul Muthalib yang menyampaikan sesuatu dari langit," ucapnya.

Sikap seperti itu berlangsung untuk beberapa waktu lamanya. Namun Sikap bangsa Arab berubah drastis saat menyadari bahwa dakwah Rasulullah bukan sekedar gerakan keagamaan dan telah kuat sebagai kutlah atau kelompok ideologis.

"Sejak itulah dakwah Rasulullah Saw bersama kutlah telah menjadi sebuah gerakan politik yang diprediksi oleh orang-orang Arab bakal mengancam kedudukan sosial dan kekuatan politik mereka," katanya. 

Itulah yang sangat disadari terutama oleh para pemuka Arab Quraisy pada saat itu seperti Abu Jahal, Abu Lahab, Walid bin Mughiroh dan lainnya. "Karena itu pula gerakan politik Rasul dan kutlah ideologis dakwah beliau mulai dimusuhi bahkan terus-menerus diperangi oleh bangsa Arab jahiliyah pada saat itu," tegasnya.

Semua itu dilanjutkan dengan berbagai siksaan fisik maupun kekerasan psikis. "Namun semua itu tidak menyurutkan gerakan politik Rasul dan para sahabat beliau bahkan atas bimbingan wahyu dan pertolongan Allah gerakan politik Rasulullah dan kelompok dakwah beliau semakin tidak terbendung," pungkasnya.[] Sri Wahyuni



Selasa, 10 Januari 2023

Amal Dakwah, Pahala Besar Mengalir Deras

Tinta Media - Narator MMC menyebutkan, salah satu kebahagiaan seorang muslim adalah saat ia meninggal, tapi tetap mendapatkan pahala jariyah, salah satunya melalui dakwah.

“Kebahagiaan yang tak terkira bagi seorang muslim adalah ketika dia meninggal, namun pahalanya tetap mengalir deras (pahala jariyah). Salah satu amal yang bisa mengantarkan pada pahala besar itu adalah amal dakwah,” jelasnya dalam ‘One Minute Booster Extra: Ingin Dapat Kebahagiaan Tak Terkira? Ini Jawabannya!’ di laman YouTube MMC, Selasa (27/12/2022)

Pahala amal dakwah tersebut, tambahnya, diperoleh dari pahala orang-orang yang diseru dan telah menerima dakwahnya. Kemudian, pahala ini akan membesar seiring dengan makin banyaknya orang yang menerima dakwah dan juga beramal dakwah karenanya.“ Itu semua InsyaAllah akan mengantarkannya pada surga dan keridaan Allah SWT.” yakin narator.

Sebaliknya, narator mengatakan bahwa kecelakaan yang amat besar bagi seorang muslim yang meninggal, namun mendapatkan dosa yang terus mengalir. Dosa tersebut diperoleh dari keburukan orang-orang yang mencontoh perbuatan buruknya di dunia.

Dosa tersebut, tegasnya, akan mengantarkannya pada tempat terburuk dan kemurkaan Allah SWT. “ Karena itulah para pengemban dakwah, kita harus selalu semangat menyampaikan Islam, meski banyak ujian. Kita harus ingat bahwa dakwah itu akan menghasilkan pahala yang besar dan kebaikan bagi umat manusia,” pungkasnya.[] Wafi 

Selasa, 09 Agustus 2022

Pengemban Dakwah Wajib Bersifat Sabar

Tinta Media - Aktivis Muslimah Ustazah Noval Tawang menyampaikan, sifat sabar harus menghiasi diri pengemban dakwah. 

"Sifat sabar wajib menghiasi diri orang beriman, terutama para pengemban dakwah," tuturnya dalam One Minute Booster Extra : Pengemban Dakwah Tidak Layak Mundur ke Belakang,  Jumat (05/08/2022), di kanal Youtube Muslimah Media Center.

Menurutnya, Allah SWT telah menyandingkan sabar dengan ketakwaan. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam QS. Yusuf ayat 90 yang artinya "Sungguh siapa saja yang bertakwa dan bersabar, Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik". (TQS. Yusuf : 90)

Dalam ayat yang agung ini, ucap Tawang, Allah SWT telah menegaskan adanya korelasi yang tidak terpisah antara ketakwaan dengan kesabaran.

"Bahkan Allah mengaitkan sifat sabar ini dengan keimanan, ketakwaan, dan ganjaran agung bagi hamba-hamba-Nya yang bersabar, sebagaimana dalam firman-Nya di dalam QS. az-Zumar ayat 10 yang artinya "Sungguh hanya kaum yang bersabar yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas," kutipnya.

Tawang menjelaskan keutamaan sifat sabar hingga diganjar dengan pahala tanpa batas, tidak lain karena sifat sabar mampu menopang tegaknya kebaikan seseorang yang beriman.

"Baik sabar dalam menegakkan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Maupun sabar atas musibah yang menimpa mereka," jelasnya.

Sifat sabar inilah yang menghiasi catatan gemilang sejarah peradaban Islam. Hal ini tertoreh dalam lembaran sirah Nabiyullah al-Mushthafa Muhammad SAW, dan para sahabatnya tatkala menghadapi persekusi kaum kafir Quraisy.

Begitu pula, lanjut Tawang, kita melihat keteladanan salafushshalih semisal Imam Ahmad bin Hambal , beliau tetap bersabar membela kebenaran, tatkala menghadapi kekuasaan tiran kaum muktazilah dalam fitnah khalq al-Quran.

"Mereka semua teguh membela kebenaran dan bersabar di dalam menghadapi cobaan hingga mendapati di antara dua kebaikan yaitu meraih kemuliaan di dunia dengan tetap di atas kebenaran atau meraih kemuliaan di akhirat dengan mati syahid," tandasnya.

Maka dari itu, wajib bagi orang yang beriman, terutama para pengemban dakwah untuk menghiasi dirinya dengan sifat sabar ini. Sebagaimana Rasulullah SAW telah memuji di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan ath-Thabrani. Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin, setiap urusannya baik. Hal demikian tidak pernah terjadi kecuali atas kaum mukmin. Jika mereka meraih kebahagiaan, mereka bersyukur, karena itu adalah kebaikan bagi dia. Jika ditimpa kesulitan, mereka bersabar, dan itu menjadi kebaikan pula baginya." (HR. Muslim dan ath-Thabrani).

"Para pengemban dakwah di akhir zaman menyaksikan apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. Inilah zaman di saat mereka hidup bagaikan memegang bara api," kutipnya.

Para pengemban dakwah dipersekusi, khilafah sebagai ajaran Islam dan opini dakwahnya distigma negatif. Para pengemban dakwah dituduh radikal, berbahaya, memecah belah bangsa.

"Apakah para pengemban dakwah layak mundur ke belakang?," tanyanya.
"Tentu saja, tidak!" jawabnya. 

Karena, sambungnya, para pengemban dakwah wajib bersabar sebagaimana kesabaran Rasulullah dan para sahabat di dalam menghadapi persekusi orang-orang kafir Quraisy.

"Para pengemban dakwah harus senantiasa bersabar hingga Allah menganugerahkan kepada mereka kemenangan hakiki dan mereka tidak akan pernah termasuk bagian dari orang-orang yang merugi," pungkasnya.
[] 'Aziimatul Azka
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab