Ojo Gumunan Ojo Kagetan
Tinta Media - Dalam menyikapi fakta kehidupan ini, Influencer Dakwah Doni Riwayanto (Doni Riw) mengutip pepatah jawa berpesan, ojo gumunan, ojo kagetan.
“Ojo gumunan, ojo kagetan, yang berarti jangan mudah terpukau, jangan mudah terkejut,” ungkapnya kepada Tinta Media, Jumat (6/10/2023).
Menurutnya, tidak mudah untuk memahami maknanya. Namun setelah melalui serangkaian pengalaman, ada sedikit titik terang yang bisa disimpulkan.
“Berbagai hal yang tampak di hadapan kita adalah sisi luar dari apa yang tidak tampak,” simpulnya.
Contoh paling kasar, sambungnya, adalah glamornya kehidupan para selebgram atau youtuber yang tampak di layar gadget janganlah membuat kita mudah kagum dan tercengang, sebab ternyata ada money laundry, judi online, atau skema ponzi di baliknya.
“Pejabat publik yang tampil merakyat, turun ke sawah, menyikat toilet masjid, boleh jadi adalah boneka taipan yang siap menggusur rakyat demi kepentingan bisnis si juragan,” lugasnya.
Di balik intelektual berderet gelar, cetusnya, ada pula yang tidak paham batas akal dan kaidah rasional.
“Di balik seorang ahli ilmu dengan setumpuk puja-puji, kadang terlupakan kebijaksanaan dan rendah hati,” sindirnya.
Di balik sesepuh, ujarnya, kadang ada sifat kekanak-kanakan. Sebagaimana Allah berfirman,
وَمَنۡ نُّعَمِّرۡهُ نُـنَكِّسۡهُ فِى الۡخَـلۡقِؕ اَفَلَا يَعۡقِلُوۡنَ
“Dan barang siapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan ia kepada awal kejadian (nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?” (QS Yasin: 68)
“Lantas apa ujung dari semua realitas ini? Apakah sikap fatalis yang membuat kita tidak percaya pada apa pun dan siapa pun? Bukan, bukan itu. Ojo kagetan, ojo gumunan, inilah petuah yang boleh jadi paling tepat untuk menyikapinya.
Ia menilai, sikap fatalis itu sendiri muncul dari sifat “kagetan” dan “gumunan” atas ketidaksesuaian antara permukaan dan kedalaman.
“Tidak “kagetan” dan tidak “gumunan” inilah yang bisa mengkondisikan diri kita untuk mengambil keputusan yang lebih tepat atas realitas-realitas dunia yang memang demikian adanya,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun