Senjata Nuklir Picu PD lll? Ini Penjelasannya.....
Tinta Media - Menyoroti kemungkinan terjadinya perang dunia ketiga (PD lll) karena banyaknya negara besar yang memiliki persenjataan nuklir, Analis dari Geopolitical Institute Dr. Hasbi Aswar menilai, senjata nuklir itu hanya untuk menakut-nakuti saja.
“Itu hanya untuk menakut-nakuti saja. Negara-negara pemilik senjata nuklir tidak akan berani semudah itu menembakkan nuklir, karena nuklir itu tidak hanya membunuh pihak musuh tapi juga dia membunuh diri sendiri,” ungkapnya di Kabar Petang: Biden Nyalakan Api Perang Dunia 3? Melalui kanal Youtube Khilafah News, Sabtu (16/12/2023).
Menurutnya, perang itu adalah aktivitas politik dengan cara lain untuk mendapatkan kepentingan politik.
“Kalau nuklir dipakai apalagi dalam skala besar misalnya, kita menyerang negara yang punya nuklir, mereka akan nyerang balik dan kehancurannya sama. Jadi kalau kehancurannya sama terus siapa yang diuntungkan? Sementara orang berperang itu ingin mendapatkan kepentingan mereka. Jadi, saya kira tidak akan sejauh itu,” ulasnya.
Perang, di mata Hasbi, merupakan salah satu opsi dalam mencapai kepentingan sebuah negara. Perang ini, lanjutnya, sudah terjadi sejak awal sejarah peradaban manusia terbentuk hingga hari ini.
“Yang jelas kalau kita lihat dalam sejarah perang-perang terdahulu, selama motifnya pragmatisme, motif materialisme, maka perang-perang itu tidak akan menghasilkan kebaikan buat umat manusia. Yang terjadi adalah penghancuran, penindasan, eksploitasi, penjajahan, dan seterusnya,” ungkapnya.
Dari perjalanan sejarah umat manusia, terangnya, perang yang sifatnya membebaskan itu hanya terjadi pada umat Islam. Ia berargumen, umat Islam berperang bukan untuk kepentingan yang sifatnya materialistik, duniawi, tapi kepentingan ukhrawi.
“Dalam perang apa pun, ada nilai spiritual untuk kebaikan umat manusia, sehingga ketika umat Islam melakukan aktivitas perang tidak akan melakukan tindakan sewenang-wenang,” yakinnya.
Ia mencontohkan kejadian sekarang, sikap pejuang Gaza dan sikap tentara Zionis ketika memperlakukan tawanan perang itu berbeda.
“Para mujahidin memperlakukan tawanan dengan sangat manusiawi, sementara tentara Zionis memperlakukan tawanan perang seperti binatang. Itu biasa buat mereka!” bandingnya.
Perlakuan beda itu terjadi, jelasnya, karena perbedaan motivasi. Zionis Yahudi dengan motivasi duniawi, sementara umat Islam dengan motivasi ukhrawi yang membuat selalu terikat kepada hukum-hukum syariah.
“Saya berharap sekali bahwa perang-perang yang akan terjadi di masa depan, adalah perang-perang yang dipimpin oleh kaum muslim agar dampak yang terjadi adalah dampak positif, sehingga terwujud eternal peace (kedamaian abadi),” pungkasnya.[] Irianti Aminatun