Guru Luthfi: Diutusnya Rasulullah adalah Nikmat Besar yang Wajib Disyukuri Umat Islam
Tinta Media - Pengurus Majelis Baitul Qur’an, Tapin, Guru H. Lutfhi Hidayat menjelaskan makna Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 151-152 adalah kewajiban umat Islam untuk mensyukuri nikmat besar dari Allah Swt. dengan diutusnya Rasulullah Saw.
“Meresapi Surat Al-Baqarah ayat 151-152 adalah nikmat besar dari Allah Swt. dengan diutusnya Rasulullah Saw., dan selalu mengingat Allah sebagai wujud syukur nikmat. Allah mengingatkan kita, yakni dengan diutusnya baginda Rasulullah, Muhammad Saw., membacakan Al-Qur’an kepada kita, menyucikan kita dari segala kotoran akhlak buruk, yang mengeluarkan manusia dari kegelapan jahiliah menuju terangnya cahaya Islam. Dan atas segala nikmat tersebut, wajib kita syukuri dengan selalu mengingat-Nya,” tuturnya dalam Kajian Jumat bersama Al-Qur’an, Jumat (30/12/2022), di kanal Youtube Majelis Baitul Qur’an.
Menurutnya, mengingat Allah itu merupakan wujud rasa syukur dan semua itu akan menjadi rahasianya penambahan nikmat Allah.
Firman Allah Swt.:
كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ (١٥١) فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ (١٥٢)
“Sebagaimana Kami telah mengutus kepada kalian, Rasul di antara kalian yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kalian al-Kitab dan al-Hikmah (as-Sunnah) serta mengajarkan kepada kalian apa yang belum kalian ketahui (QS. 2:151). Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku (QS. 2:152).”
Guru Luthfi mengatakan penjelasan Imam Ibnu Katsir tentang maksud ayat yang mulia ini bahwa Allah Ta’ala mengingatkan hamba-hamba-Nya (mereka) yang beriman akan nikmat yang telah dikaruniakan.
“Berupa pengutusan Nabi Muhammad Saw. sebagai rasul kepada mereka, yang membacakan ayat-ayat Allah Ta’ala secara jelas dan menyucikan dari berbagai keburukan akhlak, kotoran jiwa, segala perbuatan kaum jahiliah, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju dunia yang terang benderang,” katanya.
“Mengajarkan al-Kitab (Al-Qur’an) dan al-Hikmah (as-Sunnah), dan mengajarkan kepada mereka apa yang tidak diketahui,” lanjutnya.
Ia mengungkapkan berkat risalah yang dibawa Rasulullah Saw. mereka (hamba-hamba-Nya) berhasil pindah ke derajat para wali dan tingkat para ulama.
“Dan akhirnya mereka menjadi orang yang berilmu sangat mendalam, memiliki hati amat suci, berpenampilan apa adanya dan berkata paling jujur,” ungkapnya.
Imam Muhammad Ali Ash Shabuni menerangkan dalam Tafsirnya Shafwatu Tafaasir tentang ayat yang mulia ini (ayat 151-152), bahwa ungkapan ayat tersebut berkaitan dengan ayat sebelumnya, yakni Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 105. Ia pun mengatakan maknanya.
“Makna dari Al Baqarah ayat 105 adalah sebagaimana Allah sempurnakan kepada kalian (hamba-hamba-Nya) nikmat-Ku, Allah juga mengutus seorang rasul di antara kalian, kepada kalian,” katanya.
Arti dari makna surat tersebut, yakni rasul yang membacakan kepada umatnya Al-Qur’an, menyucikan umatnya dari perbuatan syirik dan keji, mengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah. Dan mengajarkan kepada umatnya hukum-hukum Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw.
“Mengajarkan apa-apa yang belum diketahui oleh umatnya dan perkara-perkara mengenai dunia dan agama serta perkara lainnya yang belum diketahui,” bebernya.
Ia menjelaskan, sejatinya seorang mukmin selalu mengingat Allah dab selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan tersebut. Sebagaimana yang dikatakan oleh Hasan al-Bashri, Abu al-Aliyah, as-Suddi, dan Rabi’ bin Anas.
“Sesungguhnya Allah Ta’ala akan mengingat orang yang mengingat-Nya, memberikan tambahan nikmat kepada orang yang bersyukur kepada-Nya, dan memberikan siksa kepada orang yang kufur kepada-Nya.” Jelasnya.
Guru Luthfi mengungkapkan penegasan dari Imam Al Qurthubi bahwa sebagaimana ajaran-ajaran yang telah Allah berikan kepada hamba-Nya maka ingatlah Allah dengan cara bersyukur, dan Allah akan mengingat hamba-Nya dengan cara menambah nikmat tersebut.
“Karena dalam peningkatan hamba-Nya, terdapat rasa syukur kepada-Nya dan Allah telah menjanjikan tambahan nikmat tersebut atas rasa syukur hamba-Nya, yaitu dalam Firman Allah Quran Surat Ibrahim ayat 7,” ungkapnya.
Dengan demikian ia mengharapkan semoga umat Islam selalu bersyukur dengan mengingat Allah Swt., dan dijauhkan dari segala lalai kepada-Nya.
“Karena itu merupakan bentuk keingkaran. Naudzubillah min dzalik,” pungkasnya.[] Ageng Kartika