Tinta Media: Negara Bangsa
Tampilkan postingan dengan label Negara Bangsa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Negara Bangsa. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 Februari 2024

Direktur FIWS: Keberadaan Para penguasa di Timur Tengah Tidak Bisa Dilepaskan dari Negara Bangsa



Tinta Media - Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi mengatakan, keberadaan para penguasa di Timur Tengah tidak bisa dilepaskan dari negara bangsa. 

“Keberadaan para penguasa di Timur Tengah itu tidak bisa dilepaskan dari kemunculan negara bangsa yang lahir dari rahim kolonialisme yang memang dirancang oleh AS dan Inggris untuk tetap bisa mengendalikan Timur Tengah,” ungkapnya di Kabar Petang: AS Merancang Gencatan Senjata Israel-Hamas? di kanal Khilafah News, Sabtu (17/2/2024). 

“Dengan terpecahnya Timur Tengah menjadi negara bangsa, ditambah lagi para penguasanya dikontrol terus oleh AS, Amerika bisa memperlambat --bukan menghentikan-- kemunculan kekuatan politik dunia Islam di Timur Tengah,” ulasnya. 

Farid berargumen, dikatakan memperlambat karena masyarakat di Timur Tengah sudah tahu persis bahwa penguasa mereka adalah pengkhianat, dan bahwa negara bangsa adalah prinsip yang dipaksakan atas Timur Tengah untuk memecah belah umat Islam. 

“Keinginan masyarakat Timur Tengah, juga dunia Islam bersatu di bawah naungan Khilafah ‘ala min haj an-nubuwwah adalah sesuatu yang tidak bisa dibendung. Jadi apa yang dilakukan oleh Amerika sebenarnya hanya memperlambat, bukan menghentikan tegaknya kembali Khilafah yang akan mempersatukan kaum muslimin,” yakinnya. 

Pengkhianatan 

Farid menilai, penerimaan para penguasa Timur Tengah terhadap keputusan Mahkamah Internasional atau International Court of Justice (ICJ)  yang meminta Zion*s tidak melakukan genosida merupakan bentuk pengkhianatan. 

“Apa yang dikatakan ICJ adalah meminta Zion*s agar tidak melakukan atau mencegah untuk melakukan genosida. Artinya keputusan ini tidak menetapkan bahwa apa yang dilakukan Zion*s Y4hudi bukanlah genosida, padahal jelas yang dilakukan Zion*s adalah genosida,” tegasnya. 

Artinya, ia menegaskan, keputusan ICJ itu tidak punya arti, dalam pengertian memberikan dampak yang signifikan. 

“Kalau ingin melakukan suatu hal yang signifikan sebenarnya sederhana, yang bisa dilakukan oleh penguasa-penguasa Timur Tengah ya kirim pasukan, bombardir terutama di pangkalan-pangkalan udara militer Zion*s itu akan melumpuhkan pesawat-pesawat tempur mereka, melumpuhkan helikopter-helikopter mereka yang selama ini digunakan untuk membunuh kaum muslimin,” sarannya. 

Di samping itu, ucapnya, para penguasa negeri Islam bisa melakukan langkah ekonomi dengan memutus segala bentuk hubungan ekonomi dengan Zion*s. 

Namun Farid menyesalkan, Turki hingga saat ini masih melakukan hubungan dagang dengan Zion*s, bahkan terus mengirim kebutuhan-kebutuhan yang menjadi kebutuhan vital untuk mesin perang Zion*s Y4hudi berupa baja dan gas. 

“Tidak hanya Turki, negara-negara seperti Uni Emirat Arab, Yordania, Saudi, membiarkan truk-truk yang mengangkut kebutuhan-kebutuhan vital untuk menghidupkan ekonomi Zion*s Y4hudi melalui wilayah mereka, setelah ada krisis di Yaman. Apa ini bukan pengkhianatan?” tanyanya retorik. 

Farid berandai, kalaulah negara-negara itu menghentikan pasokan gas, minyak, kebutuhan-kebutuhan pokok untuk entitas penjajah, ini akan melumpuhkannya secara ekonomi. 

“Namun ini tidak dilakukan. Jadi bisa disebut penguasa-penguasa Arab ini adalah lingkaran terdekat yang justru menjaga keberadaan Entitas Penjajah Y4hudi,” sesalnya. 

Farid mengulas, sejak awal berdirinya negara bangsa di Timur tengah memang dirancang untuk kepentingan entitas Zion*s dan menjadi garda terdepan dalam menjaga Entitas Y4hudi dan untuk kepentingan Amerika. 

“Demikian juga keberadaan OKI yang merupakan kumpulan dari penguasa-penguasa pengkhianat tersebut. Maka bisa dipastikan mereka tidak akan melakukan tindakan yang bisa memberikan dampak signifikan yaitu menghilangkan Entitas Penjajah Y4hudi,” paparnya. 

Ini, lanjutnya, sebenarnya sangat disadari oleh dunia Islam saat ini, dan apa yang dilakukan oleh penguasa Arab itu sebenarnya adalah upaya bunuh diri secara politis. 

“Waktunya insyaallah semakin dekat, dan kalau persatuan kaum muslimin muncul tidak akan ada yang bisa menghalangi umat Islam, hatta negara seperti Amerika Serikat sekali pun,” yakinnya memungkasi penuturan.[] Irianti Aminatun

Senin, 11 Desember 2023

𝐍𝐄𝐆𝐀𝐑𝐀 𝐁𝐀𝐍𝐆𝐒𝐀 𝐑𝐄𝐏𝐔𝐁𝐋𝐈𝐊 𝐈𝐍𝐃𝐎𝐍𝐄𝐒𝐈𝐀 𝐓𝐈𝐃𝐀𝐊 𝐒𝐄𝐑𝐈𝐔𝐒 𝐁𝐄𝐋𝐀 𝐏𝐀𝐋𝐄𝐒𝐓𝐈𝐍𝐀


.
Tinta Media - Boro-boro boikot produk Zionis Yahudi, apalagi sampai mengerahkan tentara untuk mengusir entitas penjajah Zionis Yahudi dari Palestina, justru nilai impor Indonesia malah meningkat di bulan Oktober 2023. 
.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor Indonesia dari entitas Zionis Yahudi naik 7,68 persen (mtm) pada Oktober menjadi USD 18,67 miliar dibandingkan dengan September 2023.
.
Apakah ini menunjukkan bahwa negara bangsa Republik Indonesia serius membela Palestina? Tentu saja tidak. Memang tidak ada yang bisa diandalkan dari 57 negara bangsa yang berdiri di atas puing-puing khilafah untuk menyelamatkan negeri-negeri Islam termasuk Palestina dari penjajahan. 
.
Secara syar'i dan faktual memang solusinya hanya jihad dan khilafah, enggak ada yang lain.
.
𝐓𝐮𝐠𝐚𝐬 𝐊𝐡𝐚𝐥𝐢𝐟𝐚𝐡 

Berbeda dengan tugas kepala negara dari negara bangsa, tugas khalifah (kepala negara khilafah) itu memang untuk memobilisasi kaum Muslim berjihad melawan entitas penjajah Zionis Yahudi di Palestina dan di negeri-negeri Muslim lainnya yang saat ini tengah diduduki kafir penjajah. 
.
Untuk kemerdekaan yang hakiki, tentu saja menggabungkan seluruh wilayah kaum Muslim yang sudah merdeka dengan khilafah yang di dalamnya diterapkan syariat Islam secara kaffah sehingga semakin kuatnya ukhuwah dan kafir harbi fi'lan tidak bisa lagi menjajah. 𝑊𝑎𝑙𝑙𝑎ℎ𝑢'𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑠ℎ-𝑠ℎ𝑎𝑤𝑤𝑎𝑏.[] 
.
Depok, 28 Jumadil Awal 1445 H | 11 Desember 2023 M
.
Joko Prasetyo 
Jurnalis

Jumat, 08 Desember 2023

Garis Batas Negara Bangsa, Jadikan Kaum Muslimin Tak Berdaya

Tinta Media - Garis pembatas negara bangsa (nation states) peninggalan penjajah, menjadikan kaum muslimin tak berdaya menolong muslim Palestina yang menjadi korban genosida zionis Yahudi. Hal itu diungkapkan Influencer Dakwah Aab Elkarimi dalam program Aspirasi: Gaza Korban Pengkhianatan? Di kanal YouTube Justice Monitor, Ahad (5/12/2023).

"Sama-sama manusia. Sama Tuhan dan Nabinya. Namun, garis peninggalan penjajah itu membuat kita tak bisa berbuat apa-apa," renungnya.

Aab melanjutkan, garis itulah yang membuat munculnya pernyataan di Indonesia harga mati, tapi di sana biarkan mati.

"Garis yang membuat kita perlu izin PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) untuk melakukan segalanya," tandasnya.

Sementara, kata Aab, sesama negara-negara penjajah yang sama-sama jahatnya, justru bebas melakukan apa saja.

"Garis di peta enggak berarti apa-apa buat mereka. Mau di Amerika, di Eropa, di Isr4heel, di Asia, kalau ada yang ganggu saudaranya, dengan kompak mereka akan saling kirim senjata, kendalikan media dan saudara enggak perlu takut apapun," tuturnya.

Bahkan, Aab juga membeberkan bahwa PBB sebagai organisisasi penjaga perdamaian dunia pun tidak memiliki taring terhadap para negara-negara penjajah dengan berbagai kejahatan yang dilakukannya. 

"Demo jutaan manusia pun hanya mereka anggap angin lalu saja, karena mereka enggak percaya pada ilusi batas negara (bangsa) yang mereka ciptakan untuk kita," terangnya.

Ia lantas merangsang dengan pertanyaan, menggugah kaum muslimin para pemirsa untuk coba merenung.

"Pernah enggak sih kita berpikir, tentang Dunia Islam sebelum pembatas imajiner (persatuan khayali) itu ada?" tutupnya mengakhiri.[] Muhar
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab