Tinta Media: Nasional
Tampilkan postingan dengan label Nasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nasional. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Maret 2023

Ramadhan Bulan Istimewa

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) menyebut Ramadhan sebagai bulan istimewa. “Kita mesti menyadari benar bahwa ini bulan sungguh sangat istimewa,” tuturnya di Program Fokus To The Point: Menyambut Ramadhan Apa yang Harus Kita Ubah, melalui kanal You Tube UIY Official,  Selasa (21/3/2023).


Sebegitu istimewanya, ujar UIY, sampai Nabi menuntunkan kepada umatnya untuk menyambutnya secara khusus. "Bahkan mengucapkan selamat datang," ungkapnya. 

Ramadhan adalah bulan yang ditetapkan Allah untuk menyasar satu titik, yaitu ketakwaan. “Semua tahu bahwa buah terpenting dari puasa kita di bulan Ramadhan itu adalah harapan kita untuk menjadi semakin bertakwa,” tegasnya.
 
UIY menyesalkan Ramadhan demi Ramadhan berlalu tapi kejahatan terus berlangsung, bahkan dalam intensitas frekuensi dan kualitas yang terus meningkat. Demikian pun dengan korupsi yang sebagian besarnya dilakukan oleh orang-orang yang melaksanakan puasa Ramadan.
 
“Kalau kita coba telaah secara mendalam nyatalah bahwa memang ibadah itu memerlukan apa yang disebut dengan penghayatan,” ucapnya mencoba menganalisa.
 
 Ia lalu menjelaskan makna penghayatan itu. “Puasa sebenarnya perintah untuk meninggalkan yang halal bukan yang haram. Jadi sebenarnya intensi (maksud)  dari semua ini menunjukkan bahwa Allah itu menginginkan kita memiliki semacam kalau dalam istilah saya itu kekuatan untuk taat kepada Allah. Para ulama menyebut sebagai tarbiyah ruhiyah/spiritual exercise,” jelasnya.
 
Semangat spiritual untuk taat ini, kata UIY,  butuh dilatih agar memberikan efek yang sangat besar, karena agama itu sebagian besarnya membutuhkan kemampuan fisik, kemampuan material. Meski demikian perintah agama akan selalu di bawah ambang  batas kemampuan manusia.
 
“Tetapi meski kewajiban agama itu di bawah ambang batas manusia,  zakat itu kan dari dulu cuma dua setengah  persen. Sholat lima kali hanya butuh waktu lima menit tapi banyak yang tidak melaksanakan. Itu menunjukkan bahwa selain kemampuan diperlukan kemauan,” simpulnya.
 
Kemauaan inilah, lanjutnya, yang mendorong orang melakukan sesuatu. Jika tidak ada kemauan meskipun ringan tidak akan bisa. “Untuk meninggalkan minuman keras hanya butuh kemauan bukan kemampuan, untuk meninggalkan korupsi hanya butuh kemauan dan seterusnya. Nah kemauan itulah yang ini hari tidak ada,” tukasnya.
 
Menurut UIY, kemauan untuk berbuat baik, kemauan untuk melaksanakan yang makruf  dan meninggalnya yang mungkar  itulah sesungguhnya yang ditempa  sepanjang  bulan Ramadhan.
 
“Karena itulah saya ingin mengatakan bahwa puasa ini hanya akan bisa memberikan efek yang luar biasa jikalau dilakukan dengan penghayatan.  Bukan hanya puasa tapi seluruh ibadah, kalau dilakukan dengan penghayatan akan memberikan efek yang sangat dahsyat. Tapi jika tidak maka persis seperti yang digambarkan oleh Baginda Rasulullah Saw.  betapa banyak orang yang berpuasa dia tidak mendapatkan apa-apa kecuali rasa lapar dan dahaga,” ujarnya memungkasi penuturan. [] Irianti Aminatun 
 

Rabu, 22 Maret 2023

UIY: Gadget Penyebab Lumrahisasi Kejahatan

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menilai gadget sebagai salah satu penyebab lumrahisasi kejahatan.

"Penyebab lumrahisasi kejahatan salah satunya karena penggunaan gadget," ujarnya dalam Fokus To the Point: Kejahatan Makin Sadis, Apa Penyebabnya? Sabtu (18/3/2023) di kanal YouTube UIY Official Channel. 

Menurutnya, lumrahisasi itu terbentuk atau terjadi karena saking seringnya menyaksikan, melihat dan mendengar kejahatan itu sendiri. "Nah ini adalah salah satu efek buruk dari gadget,” tegas UIY.

“Sekarang ini, siapapun bisa mengakes berbagai peristiwa yang ada di muka bumi ini di berbagai tempat dengan mudah. Ketika mereka menyaksikan dalam frekuensi yang sangat sering maka akan terbentuk pada dirinya satu pandangan bahwa hal seperti itu sebagai sesuatu yang biasa atau lumrah, maka terjadilah apa yang saya katakan tadi lumrahisasi kejahatan,” jelasnya.

Faktor Lain

Faktor lainnya, UIY menyebut tidak adanya hukum yang tegas dan karena integritas social. “Mereka melihat tidak ada satu tindakan yang keras, hukuman yang membuat pelaku kejahatan itu berfikir sekian kali, artinya hukum yang ada sekarang itu tidak memberikan efek jera, tidak memberikan efek pencegahan, ini faktor yang kedua, misalnya orang membunuh paling rendah lima belas tahun, potong masa tahanan, mungkin separu, setelah itu bebas jadi tidak memberikan efek jera,” bebernya.

“Kemudian yang ketiga, kita melihat tentu saja ini terkait integritas personal, jadi situasi ekonomi yang menekan, pergaulan bebas, membuat akhirnya banyak orang itu terdorong melakukan kejahatan seperti kasus perempuan yang dicor, itukan sebetulnya persoalan sepele awalnya, yaitu orang berutang, ditagih tapi kemudian terjadi cekcok lalu ya,” jelasnya.

Ia menilai ada kecenderungan seseorang itu melakukan apa yang disebut sebenarnya bagian dari lumrahisasi kejahatan itu.  “Kekerasan itu sebagai bagian dari jalan penyelesaian persoalan,” ujarnya.[] Indra Gundy S.

Selasa, 21 Maret 2023

Surat Edaran Pegawai untuk Melindungi Perilaku Korupsi?

Tinta Media - Surat edaran pegawai yang berisi larangan untuk pamer harta kekayaan yang dikeluarkan Kemenhub, PT. Pelindo dan PT. PLN dinilai Perwakilan Indonesia Justice Monitor (IJM) Ahmad Rizal untuk melindungi perilaku korupsi.

"Surat edaran tersebut justru (bisa digunakan) untuk melindungi perilaku korupsi agar tidak ketahuan," ujarnya dalam acara Kabar Petang: Ramai-Ramai Bikin Surat Edaran Pegawai Dilarang Pamer, Biar Nggak Diselidiki Gitu? di kanal YouTube Khilafah News, Senin (13/3/2023).

Menurutnya, perilaku korupsi bukan lagi menjadi hal yang tabu dan sudah menjadi hal yang lumrah di Indonesia, bahwa korupsi memang masih menjadi masalah laten di Indonesia. 

"Dari data KPK ada 1261 kasus korupsi yang terjadi sepanjang 2004 sampai pada 3 Januari 2022. Ini adalah kasus-kasus yang ketahuan dan juga sedang dalam penanganan. Pertanyaannya bagaimana dengan yang belum ketahuan dan juga yang belum tertangani? Apakah jauh lebih banyak? Ya, bisa jadi," tuturnya.

Dengan adanya surat edaran ini, ia juga mengkhawatirkan, akan muncul kecurigaan di masyarakat yang kesannya para pejabat itu dipersilahkan mendapatkan kekayaan yang tidak wajar asal jangan ditunjukkan ke netizen.

"Justru dengan adanya surat edaran ini dikhawatirkan adanya kecurigaan di masyarakat karena kesannya silahkan mendapatkan kekayaan yang tidak wajar asal jangan ditunjukkan ke netizen, kalau sudah ditunjukkan ke netizen kan jadi ruwet urusannya," ungkapnya.

Sementara perilaku flexing itu sendiri menurutnya, hanya berkaitan dengan individu masing-masing. Sedangkan dari mana sumber kekayaan itu didapatkan bisa jadi melibatkan harta rakyat. Dan ini yang harus ditertibkan oleh pemerintah maupun pemerintah terkait.

"Harus segera ditertibkan kalau sampai kemudian benar-benar ketahuan melakukan tindakan korupsi segera beri sanksi yang sangat tegas untuk memberikan penekanan atau untuk menekan maraknya perilaku korupsi ini," serunya.

Untuk perilaku pamer, flexing harta dan sebagainya Ahmad beranggapan bahwa itu sudah menjadi kebiasaan buruk orang-orang kaya di Indonesia yang sulit untuk dihilangkan tanpa adanya pendidikan akhlak sejak dini, edukasi dan juga teladan dari pimpinan instansi terkait. 

"Tapi kalau kemudian instansi-instansi tersebut hanya mengandalkan surat edaran tanpa adanya edukasi yang intensif dan juga tanpa adanya teladan dari pimpinan instansi terkait, saya kira tidak akan terlaksana surat edaran tersebut," pungkasnya. [] Muhammad Ikhsan Rivaldi

UIY Ungkap Faktor Penyebab Kejahatan Makin Sadis

Tinta Media - Cendekiawan Muslim, Ustaz Ismail Yusanto (UIY) menilai banyak faktor yang menyebabkan kejahatan semakin sadis.

“Saya kira ada banyak faktor di dalamnya ya,” tuturnya dalam program Fokus to the Point: Kejahatan Makin Sadis, Apa Penyebabnya? di kanal UIY Official, Sabtu (18/3/2023).

Pertama, lumrahisasi kejahatan karena saking seringnya masyarakat menyaksikan, melihat, dan mendengar kejahatan itu sendiri. “Ini salah satu efek buruk dari gadget. Sekarang ini siapa pun bisa mengakses berbagai peristiwa yang ada di muka bumi ini di berbagai tempat dengan mudah. Dan ketika mereka menyaksikan dalam sebuah frekuensi yang sangat sering maka akan terbentuk pada dirinya itu satu pandangan bahwa hal seperti itu sebagai sesuatu yang biasa atau yang lumrah itu,” paparnya.

Kedua, hukuman yang ada saat ini tidak memberikan efek jera dan pencegahan terhadap kejahatan. “Misalnya orang membunuh paling kena 15 tahun misalnya, 15 tahun dipotong masa tahanan mungkin jatuhnya ini separuh bahkan kurang, setelah itu bebas gitu. Jadi tidak memberikan efek jera,” ungkapnya.

Ketiga, terkait dengan integritas personal. “Jadi situasi ekonomi yang menekan, pergaulan bebas, membuat akhirnya banyak orang itu yang terdorong untuk melakukan kejahatan,” sambungnya.

Terakhir, kecenderungan orang menjadikan kekerasan sebagai jalan penyelesaian persoalan. ”Mereka melihat hukum-hukum ini hari kan hukum yang tidak bisa diandalkan, ketika misalnya orang berselisih ya misalnya lapor kepada aparat jadi dibiarkan atau lapor ke aparat kalau mau diurus harus bayar dulu misalnya gitu. Itu kan membuat akhirnya alih-alih persoalan selesai, bisa menimbulkan masalah baru,” bebernya.

Solusi 

Cendekiawan Muslim ini juga memaparkan kunci menghentikan kejahatan yang makin sadis ini yaitu dengan pembinaan pendidikan generasi, baik di sekolah, rumah oleh orang tua, dan juga masyarakat.

"Menurut saya ini sudah harus menjadi warning yang sangat keras bukan lampu kuning bahkan lampu merah bagi semua kalangan untuk melihat ancaman ini pada generasi kita kalau tidak ingin masyarakat kita makin hari makin kacau ya," tandasnya. 

UIY menilai bahwa Islam mempunyai peran yang sangat besar dalam membentuk integritas personal yang kokoh, yaitu meletakkan pondasi cara berpikir dan berperilaku berdasarkan keimanan kepada Allah. Tauhid, ketundukan kepada Allah akan membuat seseorang mengerti mana yang boleh mana yang tidak, mana yang halal mana yang haram, dan itu adalah sumber kekuatan kepribadian untuk mendorong berbuat baik yang paling kuat.

"Ini harus diletakkan secara mendasar secara pokok terus-menerus kepada generasi muda bahkan kepada seluruh penduduk negeri ini, bahkan oleh negara mestinya," pungkasnya. [] Lussy Deshanti W.

Senin, 20 Maret 2023

Tiba-Tiba Selesai, IJM: Isu Transaksi 300T Bikin Bingung Publik

Tinta Media - Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana melihat kebingungan publik di balik narasi yang berbeda terkait isu munculnya transaksi 300T di Kemenkeu yang tiba-tiba selesai dengan kesimpulan cepat.

"Publik bingung, dengan munculnya narasi yang berbeda. Isu 300T tiba-tiba selesai dengan kesimpulan cepat," tuturnya dalam acara Inspirasi dengan tema: Loh! Isu 300 Triliun Tiba-tiba Selesai? Jumat (17/03/2023) di kanal Youtube Justice Monitor.

Agung mengatakan, fenomena ini menuai kritik dari banyak pihak. "Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dinilai terkesan mundur dalam mengusut transaksi janggal sebesar 300 triliun rupiah di Kemenkeu," tegasnya.

Agung menegaskan bahwa kepala PPATK, Ivan Yustia Vandana mengatakan nilai temuan yang mencapai 300T itu bukanlah korupsi, melainkan kasus tindak pidana pencucian uang, yang dilaporkan PPATK kepada Kemenkeu," bebernya.

"Melihat tingginya angka korupsi tampaklah negara ini sudah dalam kondisi cengkeraman Kapitalisme, baik secara teori maupun praktek," tegasnya. 

Dia mengatakan bahwa lebih dari 80% pendapatan negara diperoleh dari pajak, sedangkan sumber daya ekonomi yang sesungguhnya sangat potensial menghasilkan pendapatan negara malah dilepas.

"Negara malah mengejar pendapatan dari yang kecil-kecil," imbuhnya. 

Agung mengatakan publik sangat marah, karena di satu sisi objek pajak terus dikembangkan, tetapi hasil pajaknya digunakan sedemikian rupa, dan sumber daya alam tidak dikelola secara benar," tegasnya.

"Belum lagi pembayar pajak yang besar malah mendapatkan tax amnesty, tax loyalty maupun expenditure dan sejenisnya, tetapi tidak ada upaya melonggarkan pajak bagi rakyat kecil. Hal ini menimbulkan ketidak percayaan publik," ujarnya. 

"Kita berharap temuan ini benar-benar diusut tuntas, sebab berhentinya isu ini berpotensi munculnya anggapan bahwa adanya tekanan dari pemerintah," pungkasnya. [] Emalia

Minggu, 19 Maret 2023

Revolusi Mental di Nilai Gagal

Tinta Media - Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana menyatakan revolusi mental yang diserukan Jokowi di awal kampanye dinilai gagal.

"Slogan revolusi mental yang diserukan pak Jokowi semasa kampanye pilpres dinilai gagal setelah adanya kasus yang mengguncang Polri hingga Kementerian Keuangan," tuturnya dalam program Aspirasi: Dari Kasus Pajak Sampai Black Pink, Revolusi Mental Disorot! Rabu (5/3/2023) di kanal YouTube Justice Monitor.

Menurutnya, revolusi mental dinilai hanya sebagai retorika, ceramah-ceramah atau seminar-seminar. "Bukan tindakan kebijakan perbaikan sistem,” jelasnya.

Menurutnya, revolusi mental yang kerap diagungkan oleh Jokowi dinilai publik hanyalah slogan tanpa dibuktikan dengan tindakan dan kebijakan. Contoh kasus adalah yang mendera Polri, Dirjen Pajak, Dirjen Bea Cukai sampai terjadinya korupsi dana bantuan sosial (Bansos). "Di saat yang sama para remaja mengalami kerusakan generasi, seperti pergaulan bebas, aborsi, kenakalan remaja, kriminalitas, narkoba dan lain sebagainya,” ungkapnya.  

Solusi 

Agung menjelaskan bahwa negara seharusnya adil dalam mengatasi segala masalah dan harus menjadi pengurus rakyatnya. “Bagaimana jadi negara pengurus, negara yang melayani rakyatnya dan betul-betul menghasilkan kesejahteraan secara umum yang bisa kita rasakan. Yaitu harus menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, menjaga harta, menjaga kehormatan, menjaga keamanan dan menjaga keutuhan negara itu sendiri,” jelasnya.

Sebagai muslim tentu wajar menjadikan penerapan Islam kaffah sebagai solusi. Nah, “Ini saya kira menjadi jalan keluar yang baik bagi kita semua,” pungkasnya.[] Ummu Rayyan

Sabtu, 18 Maret 2023

UIY: Kedatangan Timnas Israel ke Indonesia Bentuk Penerimaan Sosial Menuju Pengakuan Politik

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz  Ismail Yusanto (UIY) menilai kehadiran Timnas U-20 Israel ke Indonesia sebagai bentuk penerimaan sosial dan jalan menuju pengakuan politik.

"Kehadiran Timnas U-20 Israel ke Indonesia dalam turnamen itu. Itu menegaskan penerimaan sosial, itu artinya juga jalan menuju pengakuan politik," tuturnya dalam Fokus to The Point: Wajib Bersikap Tegas terhadap Y4hud1 Isr4el di kanal YouTube UIY Official, Sabtu (11/3/2023).

Menurutnya, Soekarno sebagai founding father Indonesia menolak keras Israel sebab berpegang pada satu prinsip sederhana bahwa Israel menjajah dan Indonesia pernah dijajah. Dan Indonesia pernah dijajah merasakan bagaimana penjajahan. Karena itu maka di-mansion-kan secara tegas di dalam konstitusi bahwa penjajahan itu tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. "Karena Indonesia merasakan sendiri. Karena itulah penjajahan harus dihapuskan dari bumi Indonesia," ujarnya.

 "Artinya kalau ini dilakukan, sebenarnya pemerintah Indonesia melanggar konstitusi. Kalau melanggar konstitusi, maka secara konstitusi juga bahwa pemerintah Indonesia sudah tidak layak berdiri sebagai penguasa di negeri ini," bebernya.

Ia menjelaskan bahaya paling utama dari normalisasi dengan penjajah Yahudi adalah berarti mengakui penjajahan itu. Kalau penjajahan itu sebagai sebuah kemungkaran berarti mengakui kemungkaran. Jika Indonesia mengakui penjajahan Israel atas Palestina, maka jangan salahkan juga kalau suatu hari nanti ada negara lain yang mengakui penjajahan atas rakyat Indonesia atau negara Indonesia. "Itu kedudukannya sama," ungkapnya.

"Karena itulah maka sebenarnya tindakan ini adalah tindakan yang sangat berbahaya secara substansial menjadi jalan pengakuan penjajahan Israel atas Palestina dan sebagai sebuah prinsip, ini juga melanggar prinsip yang sangat mendasar," tukasnya.

Ia mengungkapkan bahwa Israel ini menjajah dan juga melakukan kezaliman yang luar biasa. Ada pengusiran, penghancuran dan pembunuhan. Dan sampai hari ini tidak berhenti dan itu disaksikan oleh semua orang di atas muka bumi ini. 

"Karena itu, aneh jika pemerintah tutup mata atas hal ini," tandasnya.[] Ajira

Legal Opinion LBH Pelita Umat Atas Kedatangan Timnas Israel

Tinta Media - Beredar informasi dari website kantor berita yang memberitakan bahwa Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir memberikan jaminan keamanan bagi Timnas Israel yang akan datang ke Indonesia untuk Piala Dunia U-20. Ketua LBH Pelita Umat, Chandra Purna Irawan, S.H., M.H. menyampaikan legal opinion (pendapat hukum).

"Berkaitan dengan hal tersebut di atas saya akan memberikan pendapat hukum (legal opini) sebagai berikut," tuturnya kepada Tinta Media, Selasa (15/3/2023).

Pertama, bahwa yang perlu diketahui setiap peserta yang berlaga pada piala dunia U-20 merupakan utusan negara atau representasi negara atau sering disebut Timnas (Tim Nasional). 

"Menerima Israel sebagai peserta berarti secara tidak langsung mengakui keberadaan negara Israel," tegasnya.

Kedua, lanjutnya, bahwa Palestina merupakan salah satu negara pertama yang mengakui Indonesia sebagai negara merdeka secara de facto. 

"Pengakuan ini disebarluaskan ke seluruh dunia oleh seorang mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini. Pasca-mengakui Indonesia merdeka, mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dan Muhammad Ali Taher, saudagar kaya Palestina, menyiarkan dukungan rakyat Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia. Dukungan tersebut disebarluaskan melalui radio berbahasa Arab di Berlin, Jerman," terangnya.

Ketiga, ucap Chandra,  bahwa Israel adalah Penjajah sekaligus perampok tanah rakyat Palestina, mereka mendirikan negara diatas tanah milik rakyat Palestina. 

"Bayangkan bagaimana jika tanah rakyat Indonesia dirampok pihak lain lalu mendirikan negara diatas tanah tersebut," ujarnya retoris.

Begitulah yang terjadi di Palestina, sambungnya,  menerima Timnas Israel sama saja mengakui keberadaan perampok dan penjajah.

"Keempat, saya teringat pepatah lama "air susu dibalas air tuba", pepatah tersebut tepat untuk menggambarkan kebaikan Palestina mengakui kemerdekaan Indonesia," pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka

Tingginya Angka Kasus Bunuh Diri, Sinyal Kerapuhan Sosial dan Ekonomi Masyarakat

Tinta Media - Menanggapi tingginya angka kasus bunuh diri di negeri ini, Direktur Siyasah Institute Iwan Januar menyampaikan bahwa ini adalah sinyal masyarakat kita mengalami kerapuhan sosial juga ekonomi.

"Ini adalah sinyal masyarakat kita mengalami kerapuhan sosial juga ekonomi," tuturnya kepada Tinta Media, Senin (13/3/2023).

Menurutnya, penyebab bunuh diri ini beragam, mulai dari faktor organik, biologis, sosial, ekonomi, gangguan jiwa dan kemiskinan.

"80-90 persen orang yang bunuh diri itu ada dalam jalur gangguan jiwa. Yang paling sering depresi," ungkapnya.

Ia mengutip data yang dihimpun oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di tahun 2019, kasus bunuh diri di Indonesia mencapai 10.000 orang per tahunnya. Angka tersebut dapat diartikan dalam satu jam, satu orang melakukan bunuh diri di Indonesia.

Angka itu, lanjut Iwan, belum termasuk kasus bunuh diri yang tidak dilaporkan. 

"Kalau kita mengikuti laporan Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Di Indonesia tingkat underreporting bunuh diri di Indonesia minimal 303%, rata-rata dunia yang dilaporkan adalah 0-50%. Nah, angka resmi bunuh diri di tahun 2020 mencapai 670 kasus. Bila disesuaikan dengan underreporting bisa mencapai 2700 kasus. Amat banyak," paparnya.

Ia memandang, ini bukan hanya tanggung jawab keluarga, tapi juga negara dan masyarakat.

"Repotnya, banyak keluarga juga sudah hancur ikatan sosialnya, sementara lingkungan sosial juga sama toxicnya, semakin individualistis, hedonis, dan sebagainya," sesalnya.

Tugas Negara

Menurut Iwan, ini tugas negara untuk selamatkan rakyat. 

"Hanya negara yang bisa bangun nilai sosial yang sehat agar keluarga dan masyarakat bisa harmonis, lingkungan pendidikan yang sehat, membangun jaring ekonomi guna mencegah kemiskinan, termasuk membuka layanan konseling untuk warga secara luas, cuma-cuma dan berkualitas agar bisa mendeteksi dan mencegah depresi yang berujung pada bunuh diri," urainya.

Namun, sela Iwan melanjutkan, kalau nilai sosial yang dipakai sumbernya adalah sekulerisme, yang lahir justru masyarakat yang liberal, artinya masyarakat tetap berada dalam lingkaran setan.

"Karenanya, perbaikan nilai sosial yang benar dan sehat itu hanya bisa dengan nilai-nilai yang bersumber dari akidah Islam, melahirkan lingkungan sosial yang sehat, serta negara hadir menjamin kehidupan ekonomi masyarakat," pungkasnya.
[]'Aziimatul Azka

Sabtu, 06 Agustus 2022

IJM: Demokrasi Tak Ada Hubungan Sama Sekali dengan Islam

Tinta Media - Menanggapi pendapat yang menyebutkan bahwa demokrasi itu islami, Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Luthfi Affandi menegaskan, demokrasi tidak ada hubungannya sama sekali dengan Islam.

"Demokrasi itu memang tidak ada hubungan sama sekali dengan Islam," tuturnya dalam acara Kajian Afkar Islam: Demokrasi= Musyawarah? Ahad (17/7/2022), di kanal Youtube Khilafah Channel Reborn.

Menurutnya, demokrasi tidak lahir dari Islam, tidak ada hubungan sama sekali. "Jauh dekat tidak ada hubungan sama sekali," tegasnya. 

Ia menilai ada upaya untuk melakukan justifikasi terhadap sistem yang saat ini sudah berlaku, diterapkan di mana-mana yaitu sistem demokrasi.

"Tetapi kemudian ada sebagian orang, kaum muslimin tentunya, itu berupaya untuk menjustifikasi bahwa demokrasi itu islami. Demokrasi itu tidak bertentangan dengan Islam. Maka dicari-carilah apa yang kira-kira relevan, yang kira-kira ada kesamaan," ungkapnya.

Nah, lanjutnya, satu hal yang dianggap ada kesamaan yakni musyawarah. Dalam Islam itu ada musyawarah, demokrasi juga ada musyawarah. 

"Oh, kayaknya ini ada korelasi atau hubungan antara Islam dengan demokrasi. Apa itu musyawarah? Maka kemudian dibuat justifikasi, pembenaran seolah-olah bahwa demokrasi itu diakomodir di dalam Islam, karena ada di dalam demokrasi itu musyawarah. Padahal tidak ada hubungan sama sekali," tegasnya.

Ia menilai upaya untuk menjustifikasi bahwa demokrasi itu islami, karena secara faktual kalau kita lihat sistem politik yang saat ini berlaku di berbagai macam negeri termasuk di Indonesia, itulah sistem demokrasi, sementara mayoritas penduduk di Indonesia itu beragama Islam. 

Menurutnya, umat Islam itu kritis. Kritis dalam arti dia akan mempertanyakan, dia akan selalu menanyakan dan membedah segalanya itu dengan Islam.

"Maka kemudian dibuatlah semacam pembenaran bahwa demokrasi itu islami, karena ada musyawarah di dalamnya. Sementara musyawarah itu tidak terpisah dari Islam," tandasnya.  

Adapun demokrasi, Luthfi menjelaskan bahwa demokrasi itu berasal dari bahasa Yunani. Dia muncul pada abad ke-5 SM. Yang ketika itu masyarakat Yunani masih mengelola masyarakatnya secara sangat sederhana. Secara bahasa, demokrasi itu berasal dari demos yakni rakyat, dan kratos/kratien yakni kekuasaan.

"Jadi simpelnya, bahwa demokrasi itu adalah kekuasaan yang bersumber dari rakyat," jelasnya.

Ia menyebut ada pihak yang kemudian mengatakan bahwa demokrasi itu hanya mekanisme memilih pemimpin.

"Menurut saya,  tidak sesederhana itu. Jadi, demokrasi bukan hanya sekedar mekanisme memilih seorang pemimpin, mekanisme pergantian kepemimpinan. Bukan hanya itu ya, tidak sekedar itu, tidak sesederhana itu," tegasnya.

Jadi, ia menegaskan, kalau kemudian dikatakan demokrasi setiap lima tahun sekali, "Tidak!" tegasnya lagi. Demokrasi itu bahkan sekarang day by day (sehari-hari).

Ia menilai demokrasi itu merupakan sistem yang lahir dari sebuah ideologi.

"Ideologi apa yang kemudian melahirkan demokrasi? Yakni ideologi kapitalisme. Jadi, ideologi kapitalisme inilah yang dalam hal politik dia melahirkan sistem politik demokrasi dan dalam ekonomi. Dia melahirkan tentu sistem ekonomi kapitalis," pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka

Kamis, 04 Agustus 2022

Serangan Akidah Menjadi Awal Rapuhnya Bangunan Kepribadian Pemuda Muslim

Tinta Media - Aktivis Muslimah dan Pengamat Generasi Faizah Rasyidah mengatakan, serangan akidah menjadi awal rapuhnya bangunan kepribadian pemuda Muslim.

“Serangan akidah menjadi awal rapuhnya bangunan pohon kepribadian pemuda muslim,” ungkapnya dalam podcast pribadinya: Stop Perusakan dan Pelemahan Profil Generasi Muslim, Sabtu (23/7/2022).

Faizah mengatakan, akidah generasi Muslim sedang dilemahkan dengan ide sinkretisme yang menyamakan semua agama. “Semua agama benar. Jika ada yang menganggap agama saya yang benar dia akan dikatakan intoleran,” terangnya.

Selain akidah, kata Faizah, syariah juga diserang dengan sekularisasi. Glorifikasi (meluhurkan) kebebasan, hak asasi manusia, menjadikan akidah terpisah dari syariah.

“Setiap generasi muda yang mau mendekat atau terlihat dekat pada syariah, dibully, diintimidasi, dicap radikal. Syariahnya sendiri diserang, diinterpretasi, akhirnya syariah hilang aslinya bukan lagi syariah. Kurikulum yang mengajarkan syariah yang menjadikan taat beragama itu sebagai output dari pendidikan juga mulai dihilangkan,” ungkapnya kesal.

Akibatnya, lanjut Faizah, masyarakat yang kondusif menjadi tidak ada lagi, sekolah besar masyarakat dirusak. “Ide rusak apa pun boleh ada di sana, tidak ada halal haram, materi menjadi standar penilaian, sehingga generasi ini belajar rusak dari sana,” jelasnya.

Tidak Berfungsi

Dari sisi pelaku pendidik generasi, Faizah menilai,  seluruh pelaku pendidik generasi yang punya tanggung jawab untuk melahirkan generasi kuat, diawali dari rumah yaitu keluarga Muslim yang kuat, lalu diikuti dengan pendidikan formal, struktur yang sesuai  dengan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga tadi, hingga negara, semuanya dibuat tidak berfungsi, semuanya dibuat tidak bisa melakukan tugasnya.

“Segala ide yang bertujuan untuk membuat para ibu tidak merasa butuh melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik anaknya itu adalah serangan untuk keluarga,” tutur Faizah memberikan contoh.

Ia menambahkan, semua ide yang mengajari para pemuda kita untuk tidak perlu menikah, tidak perlu punya anak, mempertanyakan kepemimpinan suami, mempromosikan kesetaraan gender, tidak boleh ada pengaturan syariah di dalam keluarga maka itu adalah hal-hal yang akan melemahkan keluarga.

“Sekolah juga dibuat menjadi tempat yang malah menghasilkan profil-profil yang justru rusak. Sekularisasi kurikulumhanya menjadikan mereka sebagai sekrup-sekrup industri, mengkoneksikannya dengan dunia industri, dunia usaha. Itu semua adalah usaha-usaha untuk melemahkan sekolah, pesantren maupun pendidikan tinggi yang mencetak anak didik dengan karakter kepribadian Islam yang kuat,”
Begitupun masyarakat, terang Faizah, semua ide dan nilai dirusak  atas nama kebebasan, atas nama modernitas, atas nama  kearifan lokal.

Karakter Kuat

Melihat kerusakan diatas, Faizah lalu memberikan  lima tips bagaimana membangun generasi Muslim yang berkarakter kuat.

“Pertama, akidah Islam. Akidah Islam ini yang membuat muslim itu bisa memahami bahwa yang mematikan dan menghidupkan adalah Allah. Dengan akidah ini generasi muda akan tampil sebagai orang-orang yang tidak takut mati, tidak takut dipersekusi,” terangnya. 

Kedua, lanjutnya,  yang akan mengokohkan kepribadian dan profil mereka itu adalah keterkaitan akidah tadi dengan pilihan jalan hidup yang dia ambil. “Akidah sebagai benih akan menumbuhkan pohon. Pohon itu  adalah bagaimana dia menjalani setiap episode berikutnya sesuai dengan syariah yang ditetapkan Allah al-Khaliq, al- Mudabbir,” jelas Faizah.

Ketiga, kata Faizah, dia akan semakin kokoh tidak akan kesasar, kalau  dia melengkapi dirinya dengan kelengkapan tsaqofah Islam, hukum-hukum Islam, pemahaman-pemahaman Islam yang dia butuhkan, ditambah dengan kondisi nafsiyah yang senantiasa terkoneksi dengan Tuhannya (idrak silah billahnya) kuat.

“Keempat pohon ini akan tumbuh subur tanpa ada yang merusak kalau dia tinggal, dia hidup di tengah-tengah tanah, udara, air, yang tidak ada polusinya. Ini adalah masyarakat yang kondusif untuk tumbuh kembangnya pribadi-pribadi kuat ini,” bebernya.

Kelima, terang Faizah, keberadaan negara yang  berkarakter ra’in,  memelihara urusan rakyatnya termasuk para pemuda dan anak-anak, dan juga junnah (tameng)  yang akan melindungi seluruh warga negara dari kerusakan.

Terakhir Faizah menegaskan, untuk menciptakan profil generasi muslim yang mulia dan tangguh, membutuhkan penerapan Islam kafah, membutuhkan berfungsinya seluruh pelaku pendidikan generasi secara harmonis, secara sinergis.

“Dan itu merupakan tugas kita untuk mewujudkannya,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
 

Selasa, 02 Agustus 2022

Ustaz Abu Zaid: Hijrah adalah Mengubah Sistem Kufur Menjadi Sistem Islam

Tinta Media - Ustaz Abu Zaid dari Tabayyun Center menyatakan bahwa hijrah adalah mengubah dari sistem kufur menjadi sistem Islam.

"Dai juga wajib mengubah sistem yakni dari sistem kufur menjadi sistem Islam," tuturnya kepada Tinta Media, Ahad (31/07/2022).

Ia menilai bahwa masih banyak dai yang memaknai hijrah hanya sebatas perubahan individu. "Banyak para dai hanya fokus mengubah individu. Baik mengubah dari kafir menjadi muslim. Atau mengubah muslim menjadi lebih baik. Tak pernah terpikir bahwa dai juga wajib mengubah sistem," ujarnya.

Andai dakwah Nabi Muhammad SAW sekadar mengislamkan individu, lanjut Abu Zaid, sebagaimana dakwah Nabi Isa alaihi salam misalnya, maka Beliau tentu mencukupkan diri dengan masuk islamnya kaum muhajirin. Kemudian berhenti. Tak perlu Beliau SAW hijrah ke madinah. Hijrah adalah momentum perubahan sistem. Dari sistem jahiliyah kepada sistem Islam. Dari negara kufur ke negara Islam. 

Abu Zaid, sapaan akrabnya juga menjelaskan kembali pelajaran yang bisa diambil dari Sirah Nabawiyah tentang hakikat dakwah Rasul.

"Hal ini nampak jelas dari Sirah Nabi Muhammad SAW, bahwa Nabi Muhammad SAW tidak menghentikan dakwahnya meski sudah berhasil mengislamkan banyak individu di Mekah. Mereka termasuk kholifah yang empat. Mereka lah yang kemudian disebut sebagai kaum muhajirin," paparnya.

Ia juga mengutip hadits dari Aisyah. "Hal tersebut nampak jelas pada sabda Nabi Muhammad SAW,"

 وعن عائِشةَ رضيَ اللهُ عنها ، قَالَتْ : قَالَ النبي :
لا هِجْرَةَ بَعْدَ الفَتْحِ ، وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ ، وَإِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فانْفِرُوا
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
وَمَعناهُ : لا هِجْرَةَ مِنْ مَكّةَ لأَنَّهَا صَارَتْ دَارَ إسلاَمٍ .

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada hijrah setelah terbukanya kota Mekah. Akan tetapi (yang ada) adalah jihad dan niat. Dan jika kamu diminta berangkat jihad maka berangkatlah.” (Muttafaq ‘alaih)
Artinya: Tidak ada hijrah dari Mekah karena Mekah telah menjadi Darul Islam. 

Ia juga mengutarakan pertanyaan retoris tentang tidak wajibnya hijrah setelah Fathul Mekah.

"Mengapa tak lagi wajib hijrah dari Mekah ke Madinah? tanyanya, karena setelah Mekah dikuasai Nabi SAW maka kondisi dua daerah itu sudah sama yakni sama sama negara Islam. Sehingga hijrah dari negara kufur  negara Islam karena kelemahan dalam berislam tak lagi diwajibkan," terangnya.

Kalau para dai hanya fokus merubah individu, kata Abu Zaid, maka itu baru separuh dari target dakwah. Yang separuh nya adalah merubah sistem kufur menjadi sistem Islam. Itulah contoh dan teladan dari Nabi Muhammad SAW dalam dakwah Beliau.

Terakhir ia mengajak kita semua untuk meneladani Nabi SAW secara totalitas, bukan sesuai selera kita. "Yuk kita teladani Nabi Muhammad SAW secara kaffah bukan hanya yang sesuai selera kita saja," pungkasnya. [] Nur Salamah
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab