Tinta Media: Nasihat
Tampilkan postingan dengan label Nasihat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nasihat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 September 2022

Pesan Ajengan Yuana kepada Penuntut Ilmu

Tinta Media - Mudir Ma’had Khodimus Sunnah Bandung Ajengan Yuana Ryan Tresna (YRT) menyampaikan pesan kepada para penuntut ilmu. “Jadilah ‘alim yang paripurna menguasai ilmu (malakah). Jadilah ‘amil yang mengamalkan ilmu. Jadilah hamil yang membawa ilmu untuk didakwahkan dan solusi atas masalah di tengah masyarakat,” pesannya di acara Bincang Hangat: Mengkaji Tsaqofah Islam, Penting dan Perlu, Ahad (25/9/2022), melalui kanal Youtube UIY Official.
 
YRT lalu menjelaskan kenapa harus ‘alim. “Karena kita harus faham ilmu-ilmu syariah sampai mendarah daging dengan penguasaan yang  paripurna.
 
“Sedangkan, ‘amil berarti mengamalkan. Tidak bisa ilmu itu tidak diamalkan. Hamil lebih berat lagi karena sebagai pembawa atau pengemban dakwah. Ini yang harus disadari oleh para penuntut ilmu” tandasnya.
 
Sentral
 
Ajengan Yuana mengatakan kita harus menyadari bahwa Islam adalah sistem kehidupan. Kita belajar Islam sebagai sebuah sistem kehidupan karena Islam mengatur semua aspek kehidupan. “Maka peran pelajar/ahli ilmu itu sangat sentral. Dengan kehadirannya umat menjadi tahu tentang halal haram, tahu mana yang boleh dan tidak boleh, mana yang harus diperjuangkan mana yang harus ditinggalkan,” pujinya.  
 
YRT mengingatkan kepada para penuntut ilmu jangan sampai himmahnya yang  penting lulus LC, Doktor, kemudian ngajar dapet duit. “Wah repot kalau begini,” tukasnya seraya mengatakan kalau begitu ia tidak mengambil peran di tengah masyarakat.  “Dia harus menjadi bintang di tengah kegelapan umat, menjadi penerang umat,” imbuhnya lagi.
 
Tantangan
 
Ajengan Yuana memaparkan tiga tantangan bagi penuntut ilmu. Pertama, tantangan istiqomah. Tanpa istiqomah penuntut ilmu banyak mundur di tengah jalan, karena itu ada ulama yang mengatakan “Satu istiqomah lebih baik dari seribu karomah.”
 
Ia memberikan alasan, “Karena tsaqofah Islam itu bukan ma’arif (pengetahuan-pengetahuan)  yang dangkal tapi dalam, mengakar, tidak mungkin dicapai ala kadarnya, butuh waktu,” jelasnya.
 
Menurutnya, pemahaman itu berasal dari Allah SWT. Karena itu kita berdoa kepada Allah agar diberi kefahaman. “Jadi yang membuat faham itu Allah tapi kita wajib berusaha dengan keras dan butuh istiqomah,” tandasnya sembari memberikan contoh Imam Robi’ murid Imam Syafii yang lambat dalam menerima pelajaran tapi karena istiqomah ia menjadi ulama dan menjadi  salah satu murid kepercayaan Imam Syafi’i.
 
Kedua, tantangan dalam mengamalkan juga berat. Mempelajari dan mengamalkan punya tantangan masing-masing. Tidak semua orang bisa mengamalkan,” tukasnya.
 
Ia memberikan contoh waktu mengajar di kampus banyak teman-teman dosennya yang mengajarkan haramnya riba tetapi begitu ingin punya rumah ia kredit dengan bunga, sesuatu yang bertentangan dengan yang ia ajarkan. “Saat saya tanya mengapa begitu, mereka jawab kalau tidak begini enggak bakalan bisa punya rumah,” tambahnya.
 
Ketiga, tantangan dalam mengemban. Ini lebih berat dari  tantangan ‘alim dan ‘amil, karena akan berhadapan dengan ketidaksukaan orang. Kalau tantangan menjadi ‘alim dia bertarung dengan dirinya sendiri, demikian pun menjadi ‘amil. Tapi menjadi hamil akan bersinggungan dengan orang lain, ketidaksukaan orang lain. Maka disinilah perlu tambahan kesabaran,” bebernya.
 
YRT lalu mengatakan, dalam sebuah hadis disebutkan, seorang muslim yang berinteraksi dengan masyarakat dan juga bersabar atas penderitaan yang datang dari interaksi tersebut itu lebih baik daripada muslim yang tidak interaksi dengan masyarakat dan tidak sabar dengan  penderitaan akibat interaksi tersebut.
 
“Nabi sudah menyebut, interaksi dengan  masyarakat  itu akan mendatangkan penderitaan karena akan berhadapan dengan ketisak sukaan orang,” tegasnya.
 
Hadis diatas nilai YRT  menjadi sanggahan bahwa uzlah itu lebih baik. Uzlah itu tidak untuk meninggalkan masyarakat.  Uzlah itu menyepi, tahanus dengan  tidak meninggalkan masyarakat.
 
Ikhlas
 
Terakhir Ajengan Yuana memberikan pesan untuk para penuntut ilmu agar ikhlas dalam menuntut ilmu. “Ada ungkapan para ulama bahwa keikhlasan itu puncak dari semua. Dunia ini semua adalah kebodohan, kematian, kecuali ilmu yang ada di dalamnya.  Ilmu pun hanya akan menjadi penghujat kepada seluruh makhluk kecuali yang mengamalkannya. Amal pun seluruhnya akan sia-sia kecuali yang ikhlas. Sedangkan keikhlasan adalah perkara besar yang tidak dapat diketahui kecuali hanya Allah SWT. Dan itu akan dibawa sampai mati,” bebernya.
 
Oleh karena itu, tandasnya,  jadilah ‘alim dengan istiqomah, jadilah ‘amil dengan penuh kesabaran, dan jadilah haamil dengan kesabaran yang lebih lagi.
 
 “Dan semua itu wajib dibalut dengan keikhasan. Jika tidak itu akan sia-sia,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
 
 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab