Tinta Media: Nafsiyah
Tampilkan postingan dengan label Nafsiyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nafsiyah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 17 Oktober 2023

Allah Maha Mengetahui, Al-‘Alim, Al-Khabir

Tinta Media - Sobat. Allah Maha Mengetahui yang ilmunya meliputi segala sesuatu; hal-hal wajib, mustahil, serta yang mungkin. Allah mengetahui diri-Nya yang mulia, sifat-Nya yang suci dan agung. Allah juga mengetahui segala yang mungkin; hal-hal yang bisa ada dan tidak ada, sesuatu yang diwujudkan dan yang tidak diwujudkan. Dia Maha Mengetahui yang ilmunya meliputi alam atas dan alam bawah, tidak ada satu pun yang terlepas dari pantauan ilmu-Nya, baik yang dzahir maupun yang batin, yang tampak maupun yang samar.

وَهُوَ ٱلۡقَاهِرُ فَوۡقَ عِبَادِهِۦۚ وَهُوَ ٱلۡحَكِيمُ ٱلۡخَبِيرُ 
“Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” ( QS. Al-An’am (6) : 18 )

Sobat. Ayat ini menegaskan kesempurnaan kedaulatan Allah yang mutlak atas hamba-hamba-Nya. Dialah Penguasa yang tertinggi di atas hamba-hamba-Nya dan menyelenggarakan serta mengatur segala masalah dan urusan mereka menurut kehendak-Nya. Tidak seorang pun yang dapat memohon untuk dapat keluar dari daerah kekuasaan-Nya.

Sobat. Kesempurnaan kekuasaan dan kedaulatan Allah atas hamba-hamba-Nya itu disertai dengan kesempurnaan hikmah-Nya dalam mengatur kebutuhan hamba-hamba-Nya dan keluasan ilmu-Nya terhadap segala perkara yang kecil dan tersembunyi. Dialah Yang Maha Mengetahui apa yang bermanfaat dan yang mudarat bagi hamba-hamba-Nya. Tak ada suatu perkarapun, melainkan diketahui-Nya akhir dari perkara itu. Pengaturan-Nya atas hamba-hamba-Nya ini diarahkan kepada suatu tujuan yakni kesempurnaan kemanusiaan.

 Dialah Allah Yang Mahakuasa dan Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Karena itu, tidaklah patut menyembah kepada selain-Nya.

Firman Allah:
Maka janganlah kamu menyembah apa pun di dalamnya selain Allah. (al-Jinn/72: 18) 
لَوۡ كَانَ فِيهِمَآ ءَالِهَةٌ إِلَّا ٱللَّهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ رَبِّ ٱلۡعَرۡشِ عَمَّا يَصِفُونَ  
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” ( QS. Al-Anbiya’ (21) : 22 )

Sobat. Pada ayat ini Allah memberikan bukti yang rasional berdasarkan kepada benarnya kepercayaan tauhid dan keimanan kepada Allah Yang Maha Esa, yaitu seandainya di langit dan di bumi ada dua tuhan, niscaya rusaklah keduanya, dan binasalah semua makhluk yang ada di antara keduanya. Sebab, jika seandainya ada dua tuhan, maka ada dua kemungkinan yang terjadi:

Pertama, Bahwa kedua tuhan itu mungkin tidak sama pendapat dan keinginan mereka dalam mengelola dan mengendalikan alam ini, lalu keinginan mereka yang berbeda itu semuanya terlaksana, di mana yang satu ingin menciptakan, sedang yang lain tidak ingin menciptakan, sehingga alam ini terkatung-katung antara ada dan tidak. Atau hanya keinginan pihak yang satu saja yang terlaksana, maka tuhan yang satu lagi tentunya menganggur dan berpangku tangan. Keadaan semacam ini tidak pantas bagi tuhan.

Kedua, Bahwa tuhan-tuhan tersebut selalu sepakat dalam menciptakan sesuatu, sehingga setiap makhluk diciptakan oleh dua pencipta. Ini menunjukkan ketidak mampuan masing-masing tuhan itu untuk menciptakan sendiri makhluk-makhluknya. Ini juga tidak patut bagi tuhan. Oleh sebab itu, kepercayaan yang benar adalah mengimani tauhid yang murni kepada Allah, tidak ada sesuatu yang berserikat dengan-Nya dalam mencipta dan memelihara alam ini. Kepercayaan inilah yang paling sesuai dengan akal yang sehat.

Dengan demikian, keyakinan dalam Islam bertentangan baik dengan ajaran atheisme maupun ajaran polytheisme.
Setelah mengemukakan dalil yang rasional, maka Allah menegaskan bahwa Dia Mahasuci dari semua sifat-sifat yang tidak layak yang dihubungkan kepada-Nya oleh kaum musyrikin, misalnya bahwa Dia mempunyai anak, atau sekutu dalam menciptakan, mengatur, mengelola dan memelihara makhluk-Nya.
مَا ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ مِن وَلَدٖ وَمَا كَانَ مَعَهُۥ مِنۡ إِلَٰهٍۚ إِذٗا لَّذَهَبَ كُلُّ إِلَٰهِۢ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعۡضُهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖۚ سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ  
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,” ( QS. Al-Mukminun (23) : 91 )

Sobat. Ayat ini menolak dakwaan kaum musyrik bahwa para malaikat itu adalah putri-putri Allah dengan menerangkan bahwa Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, karena Dia Mahakaya, Mahakuasa dan Mahakekal, tidak memerlukan keturunan seperti halnya manusia. Manusia memang banyak memerlukan anak yang akan melanjutkan keturunannya, dan bila dia sudah tua dan tidak berdaya lagi maka anak-anaknya itulah yang akan membantu dan menolongnya. Dan bila dia mati maka anak-anaknya pulalah yang akan melanjutkan usaha dan profesinya dan mengangkat namanya di kalangan masyarakatnya. Allah Yang Mahakuasa, Mahakaya dan Mahakekal tidak memerlukan semua itu.

Sobat. Allah tidak ditimpa kelelahan karena Dia Mahakuat, tidak akan ditimpa kematian karena Dia Mahakekal, Dia tidak akan ditimpa kemiskinan karena Dia Mahakaya, milik-Nyalah semua yang ada di langit dan di bumi. Alangkah bodohnya kaum musyrikin yang menyamakan Allah dengan manusia yang amat lemah dan miskin, atau kalau mereka tidak bodoh maka mereka adalah pendusta besar karena yang diucapkannya itu bertentangan sama sekali dengan pikiran orang-orang berakal.

Sungguh amat lemah pikiran orang yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak atau mempunyai sekutu. Mahasuci Allah dari segala anggapan dan tuduhan yang tidak masuk akal itu.

Allah SWT berfirman :
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنۢ بَعۡدُ وَهَاجَرُواْ وَجَٰهَدُواْ مَعَكُمۡ فَأُوْلَٰٓئِكَ مِنكُمۡۚ وَأُوْلُواْ ٱلۡأَرۡحَامِ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلَىٰ بِبَعۡضٖ فِي كِتَٰبِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمُۢ  
“Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” ( QS. Al-Anfal (8) : 75 )

Sobat. Pada ayat ini disebutkan golongan keempat yaitu orang-orang yang terlambat masuk Islam, terlambat beriman dan terlambat pula hijrah. Tetapi meskipun demikian mereka dapat ikut berjuang dengan ikhlas bersama kaum Muslimin. Mereka bersedia pula berkorban dengan harta dan jiwa seperti kawannya yang lebih dahulu masuk Islam. Karena itu mereka bukanlah tergolong "pahlawan kesiangan," sebaliknya mereka dapat digolongkan ke dalam golongan Muhajirin dan Anshar meskipun derajat mereka di sisi Allah tidak setinggi derajat golongan pertama dan kedua ini. 

Untuk menjelaskan ketinggian derajat kaum Muhajirin dan Anshar itu Allah berfirman:
Tidak sama orang yang menginfakkan (hartanya) di jalan Allah di antara kamu dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menginfakkan (hartanya) dan berperang setelah itu. Dan Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (al-hadid/57: 10)

Dan firman-Nya lagi:
Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah rida kepada mereka dan merekapun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung. (at-Taubah/9: 100)

Sebagai penutup ayat ini, Allah menerangkan kedudukan ulul arham (karib kerabat) dibandingkan dengan kedudukan kaum Muslimin umumnya. Ulul arham yang mukmin lebih dekat kepada seseorang dari kaum Muslimin lainnya, baik dari kaum Muhajirin maupun Anshar. Oleh sebab itu, merekalah yang lebih berhak menerima pertolongan, kesetiakawanan, dan mengurus berbagai urusan. Karena itu pula, wajib dibina hubungan antara mereka dengan saling menolong, waris mewarisi, dan mengangkat mereka menjadi wali dalam pernikahan dan sebagainya. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda:

Mulailah (berbuat baik) kepada dirimu sendiri, maka beri nafkahlah dirimu lebih dahulu. Bila masih ada yang akan engkau nafkahkan berikanlah kepada keluargamu. Bila masih ada lagi sesudah memberi keluargamu berikanlah kepada karib kerabatmu. Dan bila masih ada lagi sesudah memberi karib kerabatmu, maka bertindaklah seperti itu, yakni ada yang lebih berhak daripada yang lain, dan demikianlah seterusnya. (Riwayat an-Nasa'i dari Jabir)

Dalam Al-Qur'an banyak pula terdapat firman Allah yang mendahulukan kedudukan karib kerabat yang terdekat yaitu ayah ibu dengan menyebutkan mereka pertama-tama kemudian baru diiringi dengan yang terdekat yakni ulul arham dan seterusnya, firman Allah:

Dan berbuatbaiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia. (al-Baqarah/2: 83)

Mendahulukan orang tua dan karib kerabat dalam berbuat baik tidak berarti agama Islam mengajarkan atau mengizinkan nepotisme. Nepotisme sangat mengutamakan saudara dan karib kerabat serta teman-teman dekatnya dengan mengorbankan hak orang lain, baik dalam pengangkatan jabatan-jabatan tertentu dan dalam pemberian beberapa fasilitas (kemudahan) dengan menyisihkan orang lain yang juga berhak mendapatkannya. Nepotisme justru dilarang agama karena bertentangan dengan prinsip keadilan, sebab agama memerintahkan pemeluknya untuk selalu menegakkannya. Keadilan harus ditegakkan terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, dan karib kerabat. 

Firman Allah dalam 
Surah an-Nisa/4: 135 menegaskan sebagai berikut:
Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan. (an-Nisa/4: 135)

Demikianlah seterusnya hubungan di antara orang-orang mukmin dan demikianlah tingkat dan derajat mereka di sisi Allah. Hendaklah hal ini diperhatikan sebaik-baiknya agar kaum Muslimin dapat hidup tenteram dan bahagia, karena yang menetapkan tata tertib ini adalah Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu.

( DR Nasrul Syarif M.Si. Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur )

Jumat, 14 April 2023

Dr. Riyan: Ramadhan Momentum Laksanakan Seluruh Ajaran Islam

Tinta Media - "Bulan suci Ramadhan perlu menjadi momentum bagi setiap muslim untuk melaksanakan tak hanya perintah puasa, tetapi juga seluruh ajaran Islam,"  Cendekiawan Muslim Ustadz Dr. Riyan, M.Ag. dalam acara Nafsiyah Jelang Sahur: Nutrisi untuk Meningkatkan Ketakwaan, Istiqomah Menolong Agama Allah SWT, Sabtu (1/4/2023) di kanal YouTube Rayah TV.

Menurutnya, jika menggunakan shaum ini sebagai sesuatu yang sifatnya taat kepada hukum-hukum Allah, bukan hanya shaumnya saja, tapi seluruh hukum-hukum Allah dengan menolong agama Allah, maka insya Allah kita akan menjadi orang-orang yang akan senantiasa ada dalam keberkahan.

Hal tersebut, lanjut Dr Riyan, sesuai dengan apa yang telah tercantum dalam Surat Muhammad ayat 7. "Bahwa jika seseorang mau menolong agama Allah, maka Allah akan memberikan pertolongan dan mengokohkan kedudukan mereka," ungkapnya. 

Ia menambahkan, dalam konteks shaum saja, Allah memberikan ganjaran pahala berkali lipat. Karena itu, bisa dibayangkan apabila ajaran Islam lainnya juga dapat dilaksanakan. Terlebih, menurutnya Islam merupakan agama yang sempurna. Islam telah mengajarkan sejak urusan thoharoh sampai masalah muamalah, mulai perkara sholat sampai khilafah.

“Maka kita bisa bayangkan, sesungguhnya kita akan mendapatkan begitu luar biasa ganjaran dari Allah, pahala yang begitu berlimpah dan kebaikan-kebaikan yang luar biasa yang seharusnya membuat kita semua semakin bersemangat,” imbuhnya.

Karenanya, pada kesempatan itu, ia turut mengajak agar setiap muslim menjadikan bulan yang penuh berkah ini sebagai kesempatan untuk menempa diri sekaligus menjadi penolong agama Allah.

“Mari kita jadikan kesempatan bulan Ramadan untuk menempa diri, memperkuat kelayakan kita sebagai seorang muslim, karena sesungguhnya Allah mengajarkan kepada kita untuk menjadi penolong agama Allah sehingga agama itu akan kemudian menjadi kokoh," tegasnya. [] Rizkimp

Minggu, 25 Desember 2022

Bahagia Itu Sederhana

Tinta Media - Sobat. Hari ini saya berkesempatan memberikan training pra purna tugas di hadapan para pimpinan selevel GM salah satu perusahaan BUMN di stone hotel kuta Bali. Saya memaparkan bahwa dalam menghadapi pra purna tugas saya menawarkan konsep jadilah Pensiun GAUL? Apa itu GAUL ; G-nya Gaya hidup yang sehat dan bahagia. A-nya Aktivitasnya bermanfaat. U-nya Uangnya banyak lagi berkah. L-nya lupanya dikit karena banyak ingat Allah SWT.

Sobat. Jadilah pribadi yang besar Anda akan siap menghadapi dan mengarungi kehidupan yang penuh kejutan dan yang pasti hidup di dunia adalah ketidakpastian, maka perubahan adalah sebuah keniscayaan. Pribadi yang besar adalah symbol kesiapan mental seseorang menghadapi tantangan yang terus berlaku dan berliku.

Sobat. Apa saja ciri-ciri pribadi yang besar dan nan bahagia itu? Siap menghadapi tantangan hidup. Berani menghadapi resiko. Toleran terhadap kegagalan. Mempunyai Visi, Misi dan Cita-cita besar. Suka dialog dan bergaul dengan orang-orang yang berjiwa besar.

Sobat. Salah satu kunci utama agar kita bisa menikmati hidup adalah menyatukan badan dan pikiran di satu tempat. Apabila badan dan pikiran berada di lain tempat, kita akan menderita. Kita tidak bisa menikmati saat demi saat, detik demi detik dalam kehidupan kita. Kita menjadi orang yang sangat tidak sabar.

Sobat. Dengan menyatukan badan dan pikiran di satu tempat kita akan dapat menikmati indahnya hidup ini, detik demi detik. Marilah kita mencoba menerapkan pengetahuan ini dalam keseharian kita. Tak usahlah berpikir yang muluk-muluk, kita bisa memulainya dari hal-hal yang sederhana. Katakanlah, Anda merasa haus dan mengambil minuman air jeruk yang segar. Rasakanlah detik demi detik ketika Anda meneguk minuman tersebut. Rasakanlah ketika minuman tersebut masuk melalui mulut anda dan meluncur perlahan-lahan ke dalam tenggorokan Anda. Perhatikan warnanya, rasakan baunya, nikmati kesegarannya tetes demi tetes. Kerahkan semua pancaindera anda untuk menikmatinya. Alhamdulillah Ya Allah atas segala nikmat yang Kau berikan kepada kami.

Sobat. Mulai sekarang apabila mandi, cobalah nikmati semua aktivitas Anda dengan segenap pancaindera Anda. Rasakan air hangat menyentuh setiap pori-pori ANda. Nikmati juga saat busa sabun menyentuh permukaan kulita Anda. Nikmati wanginya. Saat mengguyur badan kembali katakan ya Allah semua pikiran dan emosi negative, penyakit-penyakit di tubuh kita keluar semuanya seperti jatuhnya air guyuran ini ke bawah, nikmati kesegaran yang dihasilkannya. Saat mengeringkan badan dengan handuk, nikmati juga perasaan hangat dan terlindungi yang ditimbulkan. Masya Allah! Alhamdulillah Ya Allah!

Sobat. Ada tiga jenis atau type manusia :

1. Human Having. Orang yang menggunakan hidupnya semata-mata untuk mengumpulkan harta benda. Bagi mereka ukuran keberhasilan seseorang adalah harta benda yang dimiliki orang tersebut.

2. Human Doing. Inilah sebutan lain orang-orang yang gila kerja ( Workalcholic). Orang-orang seperti ini mengapresiasi hidup dengan bekerja segiat-giatnya. Mereka mengerahkan segala daya dan upaya untuk menghasilkan pekerjaan yang terbaik. Ukuran keberhasilan bagi mereka bukanlah pemilikan harta benda, tetapi prestasi dan kepuasan yang akan mereka dapatkan dari berprestasi. Harta benda bagi mereka hanyalah sebagai konsekuensinya.

3. Human Being. Orang yang seperti ini mengapresiasi hidup dengan keberadaan mereka. Mereka selalu ada di setiap tempat dengan sepenuh jiwa raga mereka. Pikiran dan badan mereka senantiasa berada di satu tempat. Pada saat bekerja, mereka bukan hanya bekerja dengan tangan mereka, tetapi benar-benar all out, benar-benar berada di sana dengan pikiran dan hati mereka. Benar-benar mencurahkan segala yang terbaik yang mereka miliki. Mereka juga all out pada saat menikmati momen-momen yang indah dalam kehidupan mereka. Mereka adalah orang yang selalu menikmati keberadaan. Orang-orang yang senantiasa berada dengan segenap perhatian, segenap jiwa dan raga. Inilah orang-orang yang pandai mengapresiasi kehidupan.

Sobat. Manusia hakikatnya adalah human being, bukan human doing apalagi human having. Untuk mengembalikan kita pada jati diri kita tersebut tidaklah sulit. Anda hanya perlu “ MENGADA” yaitu berada dalam setiap situasi dengan segenap jiwa dan raga Anda.

Sobat. Saya tutup artikel ini dengan mengajak Anda FOKUS dalam hal-hal yang penting dalam kehidupan Anda. SEANDAINYA HANYA PUNYA WAKTU 1 TAHUN LAGI DARI SEKARANG, SAYA AKAN MELAKUKAN HAL-HAL PENTING BERIKUT INI 
( Bayangkan hari terakhir Anda ) :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ambil catatan harian Anda atau tuliskanlah rencana Anda dan jawab pertanyaan saya di atas dengan penuh kesungguhan dan percaya diri serta berkomitmen mewujudkannya.

Sobat. Begitu kita memiliki fokus yang jelas dalam hidup ini, dunia akan terlihat sangat sederhana dan sangat jernih. Anda akan mampu menguraikan benang kusut setiap masalah yang Anda alami dan menemukan hakikat dan esensi masalah yang sebenarnya. Pikiran Anda menjadi terang benderang.

Salam Dahsyat dan Luar Biasa!

(Yello Hotel Kuta Bali, DR. Nasrul Syarif, M.Si. Penulis Buku Gizi Spiritual)

Rabu, 03 Agustus 2022

Tanda Cinta Kepada Rasulullah SAW

Tinta Media - Sobat. Jika Anda ingin menjadi golongan orang-orang yang akan duduk dan menemani Nabi SAW di Surga Firdaus, maka hendaklah Anda jujur dalam mencintai dan mengikutinya. Allah SWT telah menyampaikan kepada kita kabar gembira yang agung dan karunia yang mulia bahwa siapa yang menaati Rasulullah SAW, dia akan berkesempatan menemani beliau dan para Nabi lainnya.

Allah SWT berfirman:

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَٰٓئِكَ رَفِيقٗا  
(٦٩)

" Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul ( Muhammad ) , maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang mati syahid dan orang-orang sholeh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (QS. An-nisa' ( 4 ) : 69 )

Sobat. Ayat ini mengajak dan mendorong setiap orang agar taat kepada Allah dan kepada Rasul-Nya. Allah berjanji akan membalas ketaatan dengan pahala yang sangat besar, yaitu bukan saja sekedar masuk surga, tetapi akan ditempatkan bersama-sama dengan orang-orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Tuhan, yaitu para nabi, para shiddiqin, para syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan orang-orang yang saleh.

Berdasarkan ayat ini para ahli tafsir secara garis besarnya membagi orang-orang yang memperoleh anugerah Allah yang paling besar di dalam surga kepada empat macam yaitu:

1. Para rasul dan nabi, yaitu mereka yang menerima wahyu dari Allah.

2. Para shiddiqin, yaitu orang-orang yang teguh keimanannya kepada kebenaran nabi dan rasul.

3. Para syuhada mempunyai kriteria sebagai berikut:

a. Orang beriman yang berjuang di jalan Allah dan mati syahid dalam peperangan melawan orang kafir.

b. Orang yang menghabiskan usianya berjuang di jalan Allah dengan harta dan dengan segala macam jalan yang dapat dilaksanakannya.

c. Orang beriman yang mati ditimpa musibah mendadak atau teraniaya, seperti mati bersalin, tenggelam, terbunuh dengan aniaya. Bagian (a) disebut syahid dunia dan akhirat yang lebih tinggi pahalanya dari bagian (b) dan (c) yang keduanya hanya dinamakan syahid akhirat. Ada satu bagian lagi yang disebut namanya syahid dunia, yaitu orang-orang yang mati berperang melawan kafir, hanya untuk mencari keuntungan duniawi, seperti untuk mendapatkan harta rampasan, untuk mencari nama dan sebagainya. Syahid yang serupa ini tidak dimasukkan pembagian syahid di atas, karena syahid dunia tersebut tidak termaksud sama sekali dalam kedua ayat ini.

4.  Orang-orang saleh, yaitu orang-orang yang selalu berbuat amal baik yang bermanfaat untuk umum, termasuk dirinya dan keluarganya baik untuk kebahagiaan hidup duniawi maupun untuk kebahagiaan hidup ukhrawi yang sesuai dengan ajaran Allah.

Sobat.Orang yang benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang tersebut dalam ayat ini akan masuk surga dan ditempatkan bersama-sama dengan semua golongan yang empat itu.

Sobat. Mencintai dan mengikuti Rasulullah SAW akan menjadi rahasia kebahagiaan dan cahaya hati Anda. Hendaklah Anda berhias dengan petunjuknya dan bersikap sesuai sifat yang beliau ridhai. Jadikan sunnahnya sebagai syiar Anda dan caranya sebagai selimut Anda. Beliau adalah Imam kita di setiap waktu, seolah sosoknya yang agung ada di hadapan kita. Hendaklah kita menjadikan derajatnya yang luhur dalam pandangan mata kita, serta perkataan dan hukumnya di atas keraguan dan prasangka. 

Sobat. Sayyidina Ali ra pernah berpesan, " Sesungguhnya Allah SWT memiliki bejana di bumi-Nya, yaitu hati. Hati yang paling dicintai Allah adalah yang paling halus, paling bersih, dan paling keras. Paling keras dalam urusan agama, paling bersih dalam urusan keyakinan, dan paling lembut kepada saudara-saudaranya." 

Sobat. Bagaimana mungkin kita tidak mencintai Nabi SAW, padahal beliau telah mencurahkan seluruh hidupnya untuk membimbing  dan menunjukkan kita pada kebaikan, serta mengeluarkan kita dari kegelapan menuju cahaya. Beliau telah mengajari  kita segala hal dalam kehidupan, yang paling agung  dan paling luhur ialah Laa ilaha illallah, Sedangkan yang paling kecil ialah menyingkirkan bahaya dari jalan. Beliau juga  telah menjelaskan kepada kita berbagai pembahasan ilmu pengetahuan secara bertahap.

Sobat. Diantara  bukti cinta kepada Nabi ialah membenarkan apa yang beliau kabarkan, seolah Anda menyaksikannya dengan mata, tanpa ada syak atau keraguan. Tidak ada pula kebimbangan atau kebingungan. Cinta Kepada Nabi harus dibuktikan dengan berserah diri, tunduk dan patuh serta mengimani apa yang beliau emban.

Sobat. Diantara bukti cinta kepada Nabi SAW ialah merawat sunnahnya, membela agamanya, dan berjuang untuk syariatnya. Menjadikannya sebagai hakim dalam seluruh kehidupan Anda: terjaga, tidur, duduk, berdiri, berpakaian, dan berpenampilan. Beliau adalah sosok imam dan teladan.

Sobat. Diantara tanda cinta kepada Nabi SAW ialah berharap untuk melihatnya, rindu untuk bertemu dengannya, serta kangen untuk duduk dan berjabatan tangan dengannya di surga di sisi Allah SWT. Banyak bersholawat untuknya, saat berbicara maupun saat menulis. Dengan bersholawat tersebut berarti Anda telah memakmurkan hati Anda dan menyucikan jasad Anda.

Sobat. Diantara tanda cinta kepada Nabi SAW ialah mencintai apa yang beliau cintai baik itu manusia, tempat atau waktu. Hal ini mengindikasikan kejujuran cinta. Cinta kepada Nabi SAW adalah faktor  yang menyebabkan Allah SWT  mencintai Anda. Sebab, hamba yang paling  Allah SWT cintai adalah baginda Rasulullah Muhammad SAW . Sehingga siapa pun yang mencintai kekasih Allah SWT, niscaya Allah akan mencintainya. Balasan ini saja sudah lebih baik daripada dunia dan seisinya, serta lebih afdhal daripada harta benda yang berlimpah ruah.

Dr. Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Buku Goreskan Tinta Emas. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab