Tinta Media: Nabi
Tampilkan postingan dengan label Nabi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nabi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 Oktober 2023

Maulid Seharusnya Mampu Kembalikan Semangat Juang Terapkan Islam

Tinta Media - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW seharusnya mampu mengembalikan semangat juang umat untuk menerapkan syariat Islam secara kaffah.

“Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW seharusnya mampu mengembalikan kejayaan Islam dan semangat juang umat untuk menerapkan syariat Islam kaffah,” ungkap Mubalighah Ustadzah Yana Saparia dalam Kajian Muslimah Komunitas Keluarga Sakinah: Cinta Nabi Cinta Syariah, Ahad (15/10/2023) di Masjid Al-Huda, Cikumpa, Depok.

Menurutnya, saat ini umat Islam seluruh dunia dalam menyambut maulid penuh kebahagiaan yang diiringi pujian dan shalawat, namun sangat disayangkan semua itu hanyalah sebatas seremonial semata yang bersifat tarikh (sejarah) tanpa dikaji dari aspek tasyri'i (pemberlakukan syariat) dan siyasi (politik) bahkan seringkali diisi dengan kegiatan yang bertentangan dengan syariat.

Maka, tegasnya, memperingati maulid harus benar-benar mencintai Rasulullah seperti itulah wujud keimanan. “Mencintai Nabi SAW artinya ber-ittiba’ (mencontoh) kepadanya, cinta kepada Nabi SAW menjadi bukti cinta kita kepada Allah SWT begitupun sebaliknya, cinta kepada Allah SWT harus dibuktikan dengan mengikuti Nabi SAW, mengaku iman kepada Rasul SAW, maka wajib menerima, mengikuti dan menerapkan seluruh risalah yang disampaikannya yakni syariat Islam,” bebernya.

Lantas, ia pun memaparkan tafsir Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 31 menurut Imam Ibnu Katsir, “Siapa saja mengaku mencintai Allah sedangkan ia tidak berada di jalan Muhammad SAW maka ia berdusta, sampai ia mengikuti syariah Muhammad secara kaffah.”

Cara yang Benar

Menurutnya, cara yang benar dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yakni dengan memahami bahwa kegiatan maulid bukanlah hari raya atau perayaan, bukan pula sekadar kisah dan cerita.

“Namun sebagai dzikra (peringatan) atau bentuk cinta kita kepada Nabi SAW hingga menjadikan kita semakin taat dan patuh terhadap syariat Allah karena sepanjang perjalanan Rasulullah SAW adalah untuk menegakkan Islam,” terangnya di hadapan puluhan peserta kajian.

Selain itu, ia menambahkan, perjuangan Rasul SAW yang harus diikuti adalah sifat dakwahnya Rasul SAW. Selama hidupnya, Rasul hanya menyampaikan Islam, hanya untuk Islam, dan hanya di jalan Allah saja.

“Dakwah Rasul bersifat politis dan menyeluruh, sebab Rasulullah SAW diutus bukanlah untuk mengatur urusan ibadah, makanan, minuman, pakaian, muamalah, ekonomi, sosial, dan akhlak saja, melainkan adalah untuk mengemban risalah Islam dengan mendakwahkannya ke seluruh dunia hingga Islam mampu memimpin dan berjaya,” tegasnya.

Ditambah lagi, menurutnya, keberhasilan dakwah Rasulullah dengan berdirinya negara Islam di Madinah dengan seluruh kehidupannya diatur oleh syariat Islam, Rasulullah selain sebagai Nabi adalah sebagai kepala negara Islam. Kepemimpinan beliau wajib diikuti, diteladani, dan dilanjutkan oleh para pemimpin Muslim saat ini.

“Keteladanan atas kepemimpinan Rasulullah SAW, Khulafaur Rasyidin dan kepemimpinan setelahnya di bawah Institusi Khilafah Islam, khalifah (pemimpin) wajib menegakkan seluruh syariat secara kaffah dalam setiap aspek kehidupan agar ketenangan, ketentraman, kemakmuran, dan keberkahan hidup mampu terwujud,” paparnya.

Terakhir, ia mengajak para Muslimah yang hadir untuk bersama-sama berjuang dalam rangka mengembalikan kehidupan Islam agar Islam kaffah dapat diterapkan, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW di Madinah yakni dengan mengemban dakwah Islam.

“Sampaikan kepada teman, saudara ataupun tetangga untuk mengkaji Islam secara lebih intensif, ikut bergabung ke dalam kelompok dakwah yang memperjuangkan dakwah Islam sesuai yang diajarkan Rasulullah SAW,” pungkasnya.[] Sari Liswantini


Rabu, 28 Desember 2022

Kristolog: Natal dan Maulid Nabi Muhammad Memiliki Konteks yang Berbeda

Tinta Media - Meskipun secara bahasa Natal itu artinya hari lahir, namun menurut Kristolog Abu Deedat Syihab memiliki Konteks yang berbeda dengan maulid (hari lahir) Nabi Muhammad SAW.

“Secara bahasa Natal itu artinya hari lahir tetapi konteksnya berbeda. Karena istilah Natal, tidak pernah dipakai untuk Nabi Muhammad Saw. Natal ini dikhususkan kepada hari kelahiran Yesus (sebagai Tuhan),” ungkapnya dalam rubrik Fokus: Natal Dan Tudingan Intoleransi pada Ahad (25/12/2022) di kanal Youtube UIY Official.
 
Dalam Lukas ayat 11 tersebut, lanjutnya, di dalamnya dijelaskan hari ini telah lahir juru selamat Tuhan Yesus di kota Daud. “Jadi hari kelahiran Yesus sebagai juru selamat dan sebagai Tuhan. Bukan kelahiran sebagai nabi yang diperingati. Makanya tidak ada spanduk-spanduk di gereja-gereja ditulis Maulid Nabi Isa Alaihissalam. Yang ada ucapan Selamat Natal Yesus Kristus. Ini menunjukkan bahwa Natal Yesus itu tidak sama dengan Maulid,” bebernya.
 
Beda Pandangan

Di beberapa sekte kalangan Kristen di antaranya Advent dan Jehova, menurut Abu Deedat tidak mau merayakan Natal pada tanggal 25 Desember 2022. Setidaknya ada tiga alasan penolakan mereka. 

Pertama, tidak ada dalil yang memerintahkan di dalam alkitab untuk memperingati kelahiran Yesus. 

Kedua, tidak ada yang tahu kapan lahirnya Yesus. "Artinya itu menjadikan alasan mereka tidak memperingati Natal karena tidak tahu,” ujarnya. 

Ketiga, mereka tidak mau memperingati Natal karena dijelaskan bahwa natal itu berkaitan dengan sejarah Kaisar Konstantin. “Kaisar Konstantin sebelum masuk agama Kristen dulunya percaya kepada Tuhannya yaitu Dewa Matahari yang lahir tanggal 25 Desember pada hari Minggu. Makanya Minggu dikenal dengan Sunday atau hari matahari. Oleh karena itu setelah masuk agama Kristen baru diadopsikan menjadi hari kelahiran Yesus Kristus,” bebernya.

Toleransi

Dalam konteks toleransi, menurut Abu Deedat, adalah keharusan saling menghargai terhadap perbedaan itu sendiri. “Artinya karena jelas di dalam Islam kalau menyangkut masalah teologis tidak ada toleran. Yang ada itu kan kaitan dengan masalah sosial dan logis,” tegasnya.

Abu Deedat mengingatkan, yang pertama di dalam Islam terkait ini adalah wajib meyakini Isa sebagai nabi sebagai Rasul. Ia mengutip QS Maryam ayat 30 

قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِ ۗاٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّا

“Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.”

Menurutnya, dalam ayat tersebut bahwa dalam Islam wajib meyakini Isa sebagai nabi tapi tidak meyakini sebagai Tuhan dan juru selamat. “Toleransi di sini adalah menghargai adanya perbedaan. Yang jadi masalah sekarang ini ketika umat Islam tidak ikut dalam perayaan kegiatan agama-agama lain dikaitkan dengan istilah intoleran,” ucapnya dengan prihatin.

Dengan memahami perbedaan nyata ini, menurutnya, jelas tidak mungkin bagi muslim mengucapkan selamat kepada sesuatu yang menyangkut kesyirikan. Apalagi sampai menganggap Natal adalah memperingati Maulid Nabi Isa As. Ia megutip QS al Maidah ayat 72 untuk menguatkan pendapatnya. 

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۗوَقَالَ الْمَسِيْحُ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اعْبُدُوا اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبَّكُمْ ۗاِنَّهٗ مَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوٰىهُ النَّارُ ۗوَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ

“Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu.”

“Kalau toleran Natal bersama yang melibatkan sesama Kristiani, ya silahkan saja. Tapi tolong jangan mengajak kami yang muslim untuk terlibat dalam perayaan natal. Inilah konteks toleransi yang semestinya, bukan kita yang berbeda supaya ikut hadir di perayaan Natal,” pungkasnya.[] Erlina

Senin, 21 November 2022

Keagungan dan Leadership Nabi Muhammad SAW Diakui Ilmuwan Dunia

Tinta Media - Sobat. Seorang filsuf Inggris, Herbert Spencer di dalam bukunya yang berbahasa arab dengan judul Ushul al-Ijtima' atau Prinsip-prinsip Bermasyarakat beliau menyatakan, "Inilah Muhammad . Dia adalah simbol dalam politik agama yang benar. Sosok paling jujur yang membuat sistem tersebut bagi seluruh umat manusia. Dia adalah contoh penegak amanah dan kejujuran yang nyata. Dia selalu membimbing hidup umatnya siang dan malam."

Sobat. Leo Tolstoy, seorang sastrawan dunia berkata, "Cukuplah menjadi kebanggaan bagi Muhammad ketika dia berhasil menyelmatkan umatnya yang hina dari cengkeraman adat yang tercela. Lalu dia bukakan di hadapan mereka jalan kemajuan. Syariat Muhammad akan memimpin dunia karena selaras dengan akal dan kebijaksanaan."

Sobat. Goethe, seorang penulis dan sastrawan Jerman berkata, "Saya telah mencari teladan teragung dalam sejarah manusia dan saya mendapatinya pada sosok nabi arab, Muhammad SAW."

Sobat. Gustave Lebon seorang orientalis Prancis berkata, "Apabila harga diri manusia dinilai dari keagungan prestasi, maka Muhammad adalah manusia paling agung sepanjang sejarah."

Maka jangan heran kalau Michael H. Hart berkata dalam bukunya 100 tokoh paling berpengaruh dalam sejarah. Berkata, " Muhammad menempati nomer satu, sebagai sosok paling penting dan agung dalam sejarah, barangkali membuat para pembaca heran. Akan tetapi, dia memang orang nomer satu sepanjang sejarah yang telah meraih kesuksesan tertinggi dalam aspek agama dan dunia. Semasa hidupnya, dia juga telah mengemban risalah agama dan dunia serta berhasil menyelesaikan tugas."

Sobat. Berbagai teori-teori kepemimpinan yang dikemukakan oleh para guru leadership , to some extend ditemukan pada pribadi dan kepemimpinan Muhammad SAW. Salah satu teori yang dikemukakan oleh Kets de Vries yang menyimpulkan dari penelitian klinisnya terhadap para pemimpin bahwa sebanyak prosentase tertentu dari para pemimpin itu mengembangkan kepemimpinan mereka karena dipengaruhi oleh trauma pada masa kecil mereka. Muhammad SAW mengalami masa-masa sulit di waktu kecilnya. Di usia dini beliau sudah menjadi yatim piatu. Pada kanak-kanak itu pula beliau harus menggembala ternak penduduk Makkah. Di awal usia remaja beliau sudah mulai belajar berdagang dengan mengikuti pamannya Abu Thalib berdagang ke daerah-daerah sekitar jazirah Arab.

Sobat. Jules Masserman, seorang peneliti independen sekaligus seorang professor di Universitas Chicago Amerika, pernah melakukan penelitian dengan meletakkan tiga syarat untuk menentukan pemimpin terbaik dunia yaitu: 

(1) hendaknya pada diri pemimpin ada proses pembentukan kepemimpinan yang baik; 
(2) hendaknya pemimpin tersebut menaungi kesatuan masyarakat yang terdiri dari keyakinan yang berbeda-beda; 
(3) hendaknya pemimpin tersebut mampu mewujudkan sebuah sistem masyarakat yang manusia dapat hidup di dalamnya dengan aman dan tenteram.

Secara jujur lalu beliau berkesimpulan: “Pemimpin teragung sepanjang sejarah adalah Muhammad yang telah memenuhi tiga syarat tersebut.” 
(Majalah Time, Who Were History’s Great Leaders, edisi 15 juli 1974)

Sobat. Beberapa teori leadership lainnya juga dapat ditemukan pada diri rasulullah SAW seperti the 4 roles of leadership yang dikemukakan oleh Stephen Covey bahwa seorang pemimpin harus memiliki empat fungsi kepemimpinan yakni :
1. Fungsi Perintis ( pathfinding ). Upaya sang pemimpin memahami dan memenuhi kebutuhan utama umatnya, visi,misi dan nilai-nilai yang dianutnya serta strategi. Rasulullah mengajak umat manusia ke jalan yang benar, membangun suatu tatanan social atau system social yang diakui terlalu modern disbanding zamannya itu dirintis oleh Rasulullah SAW kemudian dikembangkan oleh para Khalifah sesudahnya.
2. Fungsi Penyelaras ( aligning ). Rasulullah SAW mampu menyelaraskan berbagai strategi untuk mencapainya tujuannya dalam menyiarkan ajaran Islam dan membangun tatanan social yang baik dan modern.
3. Fungsi Pemberdaya ( empowering ). Rasulullah SAW mampu menumbhkan lingkungan agar setiap orang mampu melakukan yang terbaik dan selalu mempunyai komitmen yang kuat dan Rasulullah SAW memiliki kecakapan dalam mesinergikan berbagai potensi yang dimiliki oleh para pengikutnya dalam mencapai suatu tujuan. Dalam shirah Nabawiyah menunjukkan hal itu semua.
4. Panutan ( Modeling ). Rasulullah SAW menjadi panutan dalam melaksanakan nasehat dan saran-sarannya demikian juga dalam menjadi pribadi yang mulia.

Sobat. Tentu saja kepemimpinan dan manajemen modern yang ada pada diri Rasulullah SAW tidak harus menunggu pembenaran dari teori-teori leadership dan manajemen modern karena apa yang beliau contohkan telah terbukti berhasil dan sejarah peradaban Islam membuktikannya.

Sobat. Sebagai gambaran dan bukti bahwa pada diri Rasulullah SAW ditemukan berbagai karakter pemimpin yang dirumuskan oleh para pakar leadership dunia seperti Sifat-sifat dasar Kepemipinan yang dirumuskan oleh Warren Bennis dalam bukunya On Becoming a Leader 1994 :
• Visioner (guiding vision) : Rasulullah SAW sering memberikan kabar gembira mengenai kemenangan dan keberhasilan yang akan diraih oleh pengikutnya dikemudian hari. Visi yang jelas ini membuat para sahabat untuk tetap sabar dan tabah meskipun perjuangan dan rintangan begitu besar.
• Berkemauan kuat ( Passion ) : Berbagai cara yang dilakukan musuh-musuhnya untuk menghentikan perjuangannya tidak pernah berhasil. Beliau tetap tabah, sabar dan istiqomah serta bersungguh-sungguh.
• Integritas ( Integrity ) :Rasulullah Muhammad SAW dikenal memiliki integritas yang tinggi, berkomitmen terhadap apa yang dikatakan dan diputuskan, dan mampu membangun tim yang tangguh seperti terbukti dalam berbagai ekspedisi militer.
• Amanah ( Trust ) : Rasulullah SAW dikenal sebagai orang yang sangat terpercaya ( al-Amin ) dan ini diakui oleh musuh-musuhnya seperti Abu Sufyan ketika ditanya Hiralius ( Kaisar Romawi) tentang perilaku Muhammad SAW.
• Rasa ingin Tahu ( Curiosity ) : Wahyu yang pertama diturunkan adalah perintah untuk belajar ( Iqra’ ).
• Berani ( Courage ) : Kesanggupan memikul tugas kerasulan dengan segala resiko adalah keberanian yang luar biasa.

Sobat. Cukuplah menjadi keagungan bagi Nabi Muhammad SAW ketika Allah SWT telah lebih dahulu memujinya sebelum manusia. Allah AWT telah lebih dahulu memuliakannya sebelum manusia memuliakannya. Beliau di atas pujian penghuni bumi di seluruh penjuru dunia karena Allah SWT telah meninggikan sebutan namanya di semesta alam.

Allah SWT Berfirman :
لَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا رُسُلَنَا بِٱلۡبَيِّنَٰتِ وَأَنزَلۡنَا مَعَهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡمِيزَانَ لِيَقُومَ ٱلنَّاسُ بِٱلۡقِسۡطِۖ وَأَنزَلۡنَا ٱلۡحَدِيدَ فِيهِ بَأۡسٞ شَدِيدٞ وَمَنَٰفِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعۡلَمَ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥ وَرُسُلَهُۥ بِٱلۡغَيۡبِۚ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٞ 
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al-Hadid (57) : 25 )
Sobat. Allah menerangkan bahwa Dia telah mengutus para rasul kepada umat-umat-Nya dengan membawa bukti-bukti yang kuat untuk membuktikan kebenaran risalah-Nya. Di antara bukti-bukti itu, ialah mukjizat-mukjizat yang diberikan kepada para rasul. Di antara mukjizat tersebut seperti tidak terbakar oleh api sebagai mukjizat Nabi Ibrahim, mimpi yang benar sebagai mukjizat Nabi Yusuf, tongkat sebagai mukjizat Nabi Musa, Al-Qur'an sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw dan sebagainya. Setiap rasul yang diutus itu bertugas menyampaikan agama Allah kepada umatnya. Ajaran agama itu adakalanya tertulis dalam sahifah-sahifah dan adakalanya termuat dalam suatu kitab, seperti Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur'an. Ajaran agama itu merupakan petunjuk bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Sebagai dasar untuk mengatur dan membina masyarakat, maka setiap agama yang dibawa oleh para rasul itu mempunyai asas "keadilan". 
Sobat. Keadilan itu wajib ditegakkan oleh para rasul dan pengikut-pengikutnya dalam masyarakat, yaitu keadilan penguasa terhadap rakyatnya, keadilan suami sebagai kepala rumah tangga, keadilan pemimpin atas yang dipimpinnya dan sebagainya, sehingga seluruh anggota masyarakat sama kedudukannya dalam hukum, sikap dan perlakuan. 

Di samping itu Allah swt menganugerahkan kepada manusia "besi" suatu karunia yang tidak terhingga nilai dan manfaatnya. Dengan besi dapat dibuat berbagai macam keperluan manusia, sejak dari yang besar sampai kepada yang kecil, seperti berbagai macam kendaraan di darat, di laut dan di udara, keperluan rumah tangga dan sebagainya. Dengan besi pula manusia dapat membina kekuatan bangsa dan negaranya, karena dari besi dibuat segala macam alat perlengkapan pertahanan dan keamanan negeri, seperti senapan, kendaraaan perang dan sebagainya. Tentu saja semuanya itu hanya diizinkan Allah menggunakannya untuk menegakkan agama-Nya, menegakkan keadilan dan menjaga keamanan negeri. 

Sobat. Allah swt menerangkan bahwa Dia berbuat yang demikian itu agar Dia mengetahui siapa di antara hamba-hamba-Nya yang mengikuti dan menolong agama yang disampaikan para rasul yang diutus-Nya dan siapa yang mengingkarinya. Dengan anugerah itu Allah ingin menguji manusia dan mengetahui sikap manusia terhadap nikmat-Nya. 

Sobat. Manusia yang taat dan tunduk kepada Allah akan melakukan semua yang disampaikan para rasul itu, karena ia yakin bahwa semua perbuatan, sikap dan isi hatinya diketahui Allah, walaupun ia tidak melihat Allah mengawasi dirinya. Pada akhir ayat ini Allah swt menegaskan kepada manusia bahwa Dia Mahakuat, tidak ada sesuatu pun yang mengalahkan-Nya, bahwa Dia Mahaperkasa dan tidak seorang pun yang dapat mengelakkan diri dari hukuman yang telah ditetapkan-Nya.

Sobat. Harta peninggalan bisa menghilang, sedangkan peninggalan Nabi Muhammad SAW tetap kekal. Jejak para sultan bisa terhapuskan, sedangkan jejak Rasulullah Muhammad tetap kekal. Keagungan para raja bisa lenyap, sedangkan keagungan Nabi Muhammad SAW tetap kekal.

Semoga sholawat dan salam dari Allah SWT senantiasa tercurah kepada sosok yang keagungannya telah disaksikan oleh khalayak ramai, baik dekat maupun jauh, baik mukmin maupun kafir, baik musuh maupun teman, baik pencinta maupun pembenci. Maha Suci Dzat yang telah menjadikan nama Nabi Muhammad SAW menggema di seluruh penjuru negeri, serta berjalan seiring berjalannya siang dan malam.

Sobat. Allah SWT telah meninggikan sebutan nama Nabi Muhammad SAW sehingga tidak terlupakan seiring dengan bergantinya hari, tidak terhapus seiring bergantinya tahun, dan tidak terhilangkan dari catatan sejarah. 
Shollu 'Alan Nabi !

(Dr. Nasrul Syarif, M.Si. Penulis Buku The Power of Spirituality dan Gizi spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur)

Minggu, 13 November 2022

Mendudukkan Halloween di Arab dan Maulid Nabi

Tinta Media - Umat Islam di Indonesia masih dihangatkan dengan berita tentang Arab Saudi yang merayakan pesta Halloween. Namun, sejumlah kesaksian WNI di Indonesia yang tersebar di media menyatakan bahwa Arab Saudi tidak secara khusus merayakan Halloween, melainkan acara tersebut merupakan rangkaian dari festival musiman di Riyadh dengan tema "Pekan yang Menyeramkan". 

Tema festival itu selalu berganti tiap minggunya. Tema horor hanya satu di antara tema yang diusung dalam rangkaian acara festival. Oleh karena itu, tidak ada diksi Halloween dalam tema festival yang digelar pada 27-28 Oktober lalu. 

Menariknya, netizen Indonesia ada yang sampai memperbandingkan acara di Arab tersebut dengan Maulid Nabi. Kebetulan, kostum horor dalam festival di Arab itu persis seperti Halloween sehingga diksi itu pun digunakan. 

Sebelumnya, kita digegerkan dengan perayaan Halloween di Itaewon dan harus berakhir dengan melayangnya ratusan nyawa. Tragedi ini membuat duka Korea Selatan karena sebanyak 156 orang tewas di perayaan tersebut. 

Sebenarnya apa Halloween itu? Halloween merupakan perayaan umat Kristen yang diperingati setiap tanggal 31 Oktober. Peringatan ini dapat dijumpai di sejumlah negara. Halloween disimbolkan dengan labu yang dibentuk menyerupai wajah menyeramkan. (Kompas.com)

Halloween vs Maulid Nabi 

Pertama-tama, konteks festival di Arab dengan diksi Halloween pun sudah keliru, sebab pada faktanya tidak ada kekhususan Arab Saudi merayakan itu. Kostum menyeramkan yang disebut-sebut mirip dengan Halloween hanyalah sebagai rangkaian dari festival musiman. Adalah suatu kebetulan ketika tema horor diangkat di tengah musim Halloween. 

Kedua, memperbandingkan persoalan fikih dengan budaya adalah keliru, sesuatu yang sebetulnya bukan hal yang sebanding untuk dibandingkan karena berbeda konteks. Misalnya, ketika seseorang memperbandingkan akhlak dengan menutup aurat. Tidak ada dasarnya kalau semakin menutup aurat, semakin bagus akhlaknya. Ini tidak ada kaitannya sama sekali, termasuk antara festival di Arab dengan Maulid Nabi, keduanya berbeda ranah. 

Festival masuk ke ranah budaya, sedangkan Maulid Nabi lebih kepada perbedaan furu' yang tidak bisa dipaksakan. Ranah budaya dan fikih tidak tepat  diperbandingkan. Jikapun harus memperbandingkan budaya, maka harus dengan konteks budaya lagi. 

Arab saudi dengan madzhab Hambali yang dipegang, sebenarnya bukan persoalan. Yang menjadi persoalan adalah ketika ada yang tidak memahami bahwa justru ada khilafiyah pada perayaan Maulid Nabi itu sendiri. Persoalan fikih bukan sesuatu yang bisa dipaksakan. 

Sama halnya ketika mengunjungi Baitullah misalnya. Ada seseorang dengan pandangan wajibnya qunut, tetapi tidak menemui adanya qunut saat salat Subuh di Masjidil Haram. Inilah yang dimaksud perbedaan furu'. 

Tentu mengedepankan akhlak dan toleransi dalam menyikapi perbedaan furu' adalah kewajiban. Bahkan, kita tahu bahwa Imam Syafi'i adalah murid dari Imam Abu Hanifah, tetapi tidak membuat keduanya berselisih dan justru saling menghormati. 

Kesimpulan 

Ada semacam pemahaman yang perlu diluruskan, agar Maulid Nabi tidak dipahami secara mutlak untuk dirayakan oleh semua umat Islam, sebab itu merupakan khilafiyah. Di sisi lain, mungkin komentar yang memperbandingkan Halloween dengan Maulid Nabi, bahwa dari segi substansi, tentu Maulid Nabi lebih baik. 

Namun, pada kenyataannya bukan Halloween yang tengah dirayakan, tetapi semacam festival yang tentu ranahnya adalah budaya, sedangkan budaya tidak bisa kita bandingkan dengan khilafiyah umat Islam. 

Pada prinsipnya, sebagian orang menyayangkan dan sebagian lagi pro dengan festival di Arab Saudi tersebut. Terlepas dari apa pun pendapat mereka, tetapi memperbandingkannya dengan Maulid Nabi jelas tidak ada kaitannya dan tidak bisa dijadikan bahan perbandingan.

Oleh: Shopiah Syafaatunnisa
Sahabat Tinta Media

Rabu, 19 Oktober 2022

Guru Luthfi: Al Baqarah 136 Tempatkan Porsi dan Posisi Keimanan bagi Rasulullah dan Nabi Lain

Tinta Media - Pengasuh Majelis Ta'lim Baitul Qur’an, Tapin, Guru H. Luthfi Hidayat menegaskan bahwa makna QS. Al-Baqarah ayat 136 adalah porsi dan posisi keimanan yang pas terhadap Rasulullah dan Nabi yang lain. 

“Makna Firman Allah Surat Al Baqarah ayat 136, yakni menempatkan porsi dan posisi keimanan yang pas terhadap Rasulullah dan nabi yang lain,” tegasnya dalam Program Kajian Jumat Bersama Al Quran: Keimanan kepada Muhammad SAW dan Para Nabi yang Lain, Jumat (7/10/2022) di kanal Youtube Majelis Baitul Qur’an.

Ia mengungkapkan bahwa umat Islam wajib mengimani kepada semua rasul secara global.

“Allah telah mengutus mereka dan menurunkan kitab atau suhuf kepada mereka (semua rasul). Tidak membeda-bedakan di antara mereka,” ungkapnya. 

Namun, ia mengatakan keimanan kepada Rasulullah SAW dalam porsi secara rinci. 
“Termasuk taat dan tunduk kepada hukum yang dibawa beliau Saw. secara keseluruhan. Masuk ke dalam Islam secara kafah, menyeluruh,” katanya. 

Firman Allah SWT:

قُولُوا آمَنَّا بَاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلى إبْرَاهِمَ وَإسْمَاعِيلَ وَإسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْباطّ وَمَا -ُوتِيَ مُوسى وَعِيس وَمَا أُتِيَالنَّبِيُّونَ مِن رَبِّهِمْ لَا نُفَرِقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ 

Katakanlah (hai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, lsma'il, Ishaq, Ya'kub dan anak cucunya, dan apa yang telah diberikan kepada Musa dan 'Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabb-mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya " (TQS. Al Baqarah [2]: 136).

Guru Luthfi memaparkan penjelasan dari Imam Ibnu Katsir bahwa Allah Swt. membimbing hamba-hamba-Nya yang beriman untuk senantiasa beriman kepada apa yang diturunkan kepada mereka melalui Rasul-Nya, Muhammad Saw. secara rinci, serta apa yang diturunkan kepada para nabi yang terdahulu secara global.

“Allah Ta'ala telah menyebutkan beberapa nama rasul, menyebutkan secara global nabi-nabi lainnya. Dan Allah menghendaki mereka (orang-orang mukmin) tidak membeda-bedakan salah satu di antara mereka (para rasul),hendaklah mereka beriman kepada seluruh rasul,” paparnya. 

Ia pun menguraikan pendapat dari Imam Al Qurthubi yang menerangkan tafsir beliau al Jaami'li Ahkamil Qur'an perihal Asbabun Nuzul (sebab turun-Nya) ayat ini. 
“khitab (seruan) dalam ayat ini ditujukan kepada umat ini. Kepada mereka (orang-orang mukmin) Allah mengajarkan keimanan. Ibnu Abbas berkata, “Sekelompok orang-orang Yahudi datang kepada Nabi Saw., lalu mereka bertanya tentang nabi siapa saja yang harus diimani? Maka turunlah ayat ini,” urainya. 

Ia mengatakan Firman Allah Swt., yang menyatakan, katakanlah (hai orang-orang mukmin): kami beriman kepada Allah. Diriwayatkan Al Bukhari dari Abu Hurairah, mengatakan bahwa dahulu Ahlul Kitab membacakan Taurat yang menggunakan bahasa Ibrani dan menafsirkannya kepada orang-orang Islam dengan bahasa Arab. 

“Kemudian Rasulullah Saw. bersabda agar kalian (orang-orang mukmin) tidak mempercayai kepada Ahlul Kitab tapi tidak boleh juga mendustakan mereka, akan tetapi katakan kepada mereka bahwa ‘kami beriman kepada Allah dan apa yang  Dia turunkan’,” katanya. 

Ia mengungkapkan penuturan dari Imam Muhammad Ali Ash Shabuni, makna dari: “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami”.

“Artinya, katakanlah (oleh kalian) wahai kaum Muslimin bahwa kami beriman kepada Allah, dan kepada Al Quran yang telah diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'kub, dan anak cucunya,” tuturnya. 

Ia melanjutkan, “Artinya, kami beriman kepada suhuf dan hukum-hukum yang diturunkan kepada Ibrahim, yang nabi-nabi lain juga mengamalkannya, kami juga percaya kepada apa yang diturunkan kepada anak cucu Ibrahim dan Ishaq. Mereka adalah anak cucu menurut silsilah kenabian pada mereka,” ungkapnya. 

Ia mengakhirinya dengan menegaskan kembali bahwa wajib bagi kita beriman dan tidak membeda-bedakan seorang pun dari para nabi dan kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi secara keseluruhan. 

“Artinya kami beriman kepada kepada apa yang diturunkan atas selain mereka dari para nabi semuanya, dan membenarkan apa yang diturunkan kepada mereka dari sisi Allah berupa ayat-ayat jelas dan mukjizat yang terang,” bebernya. 

“Kita turut dan tunduk kepada perintah Allah dan hukum-hukumnya, tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka (para nabi), artinya kita tidak beriman kepada sebagian dan mengingkari sebagian yang lain sebagaimana yang dilakukan oleh Yahudi dan Nasrani,” pungkasnya. [] Ageng Kartika

Sabtu, 15 Oktober 2022

Cinta Rasul Itu Perjuangkan Islam Jadi Way of Life

Tinta Media - Guru dan Motivator Ustaz Adi S. Soeswadi menyatakan bahwa cinta Rasulullah itu dengan memperjuangkan aturan Allah menjadi way of life.

“Cinta Rasulullah itu, bagaimana aturan Allah, Islam menjadi aturan yang mengatur kehidupan manusia, way of life,” tuturnya dalam Program Kajian Spesial Maulid: Apa Bukti Cintamu Pada Rasulullah Saw., Senin (10/10/2022) di kanal Youtube At Takfir Channel. 

Menurutnya  saat ini belum terwujud cinta kepada Rasulullah Saw., sehingga umat muslim seharusnya berjuang untuk mewujudkannya. 

“Kenyataannya saat ini, belum ya (terwujud), tentang Islam menjadi way of life. Itulah yang seharusnya kita perjuangkan,” ujarnya. 

Ia mempertanyakan apakah kehidupan kita, amalan kita, individu, keluarga, bahkan negara itu sudah menjadi amal yang sesuai dengan syariat Islam.

“Apakah sudah sesuai dengan ketaatan kita pada Allah Swt.? Itulah yang seharusnya menjadi bahan evaluasi prioritas. Karena esensi itu hadirnya dari risalah Islam,” ucapnya. 

Ia menegaskan bahwa bahagia dengan kelahiran Rasulullah adalah sudah seharusnya karena dengan lahirnya Rasulullah, telah menunjukkan arah yang benar bagaimana hidup.

“Sudah sewajarnya, sudah seharusnya kita menyambutnya dengan bahagia. Tapi itu tidak cukup,” tegasnya. 

Esensi hadirnya Rasulullah, dijelaskan oleh Ustaz Adi adalah agar manusia taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

“Jadi esensinya itu, yang seharusnya menjadi prioritas, menjadi evaluasi kepada diri masing-masing bagi seorang muslim yang mengaku beriman adalah taat kepada Allah dan Rasul-Nya, ” jelasnya. 

Rasulullah Saw. telah menunjukkan kecintaannya kepada umat Islam walaupun tidak bertemu secara langsung. Ia mengungkapkan bentuk kecintaan Rasulullah dengan berjuang mendakwahkan Islam hingga sampai kepada kita (umat setelahnya). 

“Perjuangan itu adalah membuktikan bahwa beliau itu mencintai kita, kenapa? Andaikan tidak tersampaikan Islam sampai kepada diri kita, kita tidak akan mendapat petunjuk,” ungkapnya. 

Ia membeberkan wujud perjuangan Rasulullah dengan memberikan jaminan kebahagiaan dunia dan akhirat.

“Padahal itulah pentingnya, kita mendapat petunjuk Islam sehingga kita berjalan di jalan Islam, dan jaminannya adalah kebahagiaan di dunia dan di akhirat,” bebernya. 

Berdasarkan sirah bentuk kecintaannya ditunjukkan ketika Rasulullah Saw. mau wafat, beliau menyebut kata umati (umat) sebanyak tiga kali. Ustaz Adi mengartikan bahwa pikiran Rasulullah itu adalah umatnya setelah beliau tidak ada.

“Apakah umatnya itu masih akan taat kepada Allah dan Rasul-Nya setelah beliau wafat, karena itu syarat (selamat, bahagia di dunia dan di akhirat),” ucapnya. 

Ia menilai saat ini umat hanya ber-Islam tapi tidak mencintai Rasulullah lebih dari segalanya.

“Padahal kita diberi petunjuk jalan yang lurus, jalan kebenaran, jalan yang memberikan kita selamat, bahagia dunia dan akhirat,” ujarnya. I

Cinta Rasulullah secara Penuh

Cinta kepada Rasulullah menurut Ustaz Adi, harus melebihi dari apa pun yang kita miliki bahkan diri kita. 

“Itulah seharusnya besarnya cinta kita, seorang muslim yang mengaku beriman, mencintai Rasulullah itu tidak akan nanggung cintanya,” tuturnya. 

Sebagaimana ia mengatakan Rasulullah Saw. menegur Umar bin Khattab untuk mencintainya lebih dari segalanya bahkan dari dirinya sendiri. Menurut Rasulullah itulah kesempurnaan iman. 

“Bagi seorang muslim itu memang cintanya harus lebih besar daripada dirinya, hartanya, keluarganya, seperti itu,” katanya. 

Ustaz Adi menegaskan bahwa wajib kaum muslimin mencintai Rasulullah. 

“Sifatnya wajib mencintai Rasulullah karena dengan peran Rasulullah kita mengenal Islam, ditunjuki jalan yang terbaik, dan mendapat kebahagiaan serta keselamatan di dunia dan di akhirat,” tegasnya.

“Itulah poin yang perlu kita perhatikan, kenapa kita mencintai Rasulullah,” pungkasnya. [] Ageng Kartika

Minggu, 09 Oktober 2022

YRT Jelaskan Dua Makhluk yang Bersedih dengan Kelahiran Nabi Muhammad

Tinta Media - Mudir Ma’had Khodimus Sunnah Ajengan Yuana Ryan Tresna (YRT) menjelaskan dua makhluk yang bersedih dengan kelahiran Nabi Muhammad Saw.

“Pertama adalah Iblis dan sekutunya, karena mereka tahu bahwa kelahiran Rasulullah Saw. akan membawa keberkahan dan petunjuk pada umat manusia, yang secara otomatis akan menghalangi misi jahat Iblis,” ungkapnya kepada Tinta Media, Jumat (7/10/2022).

Kedua,  sambung YRT orang-orang Yahudi. Mereka resah ketika mengetahui kelahiran Rasulullah Saw. seperti yang telah Allah kabarkan di dalam al-Quran surat al-Baqarah.

“Jika kita galau, sedih, murung, hilang rasa bahagia dengan datangnya bulan kelahiran Baginda Rasulullah Saw. bulan Rabi'ul Awwal, maka hal itu mirip perasaan dari dua makhluk yang bersedih dengan kelahiran Rasulullah Saw,” bandingnya.
 
Ia lalu mengutip pendapat  Imam al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Kitab Al-Bidayah Wa An-Nihayah Bab Malam Kelahiran Rasulullah Saw.
 
انَّ ابليس رنَّ اربع رنَّات: حين لُعِنَ وحين اهبط وحين وُلِدَ رسول اللّٰه صلى الله عليه وسلم وحين انزلت الفاتحةُ.
 
"Bahwa Iblis menangis histeris empat kali: ketika dilaknat, ketika diusir dari surga, ketika dilahirkan Rasulullah Saw. dan ketika diturunkan surat al-Fatihah."

Berbahagia

YRT mengatakan, berbahagialah alam semesta menyambut kelahiran Rasulullah sang pembawa kabar gembira, penebar rahmat, pemersatu umat.
 
“Rasa bahagia ini adalah sesuatu yang sangat manusiawi ketika seorang mengingat kenikmatan yang Allah berikan pada seorang Muslim,”tukasnya.
 
Bagi yang telah berbahagia dengan kelahiran Rasulullah, kata YRT, hendaknya meningkatkan peneladanan pada Beliau secara maksimal, sehingga kita pun dapat membahagiakan Rasulullah Saw. “Hal itu dilakukan dengan menjalankan syariatnya,” tegasnya.
 
YRT menyebut Rasulullah berwasiat kepada umatnya untuk berpegang teguh pada al-Qur’an dan al-Sunnah, menjadikannya sebagai pedoman hidup:
 
«يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ فَلَنْ تَضِلُّوا أَبَدًا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ»
 
“Wahai umat manusia, sesungguhnya aku telah meninggalkan bagi kalian apa-apa yang jika kalian berpegang teguh pada keduanya, maka tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Al-Hakim, al-Baihaqi dan lainnya)
 
“Hadits ini mengandung pesan umum bagi manusia, mencakup kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara, sebagaimana ditunjukkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya secara praktis,” ucap YRT menjelaskan kandungan hadis.
 
Wasiat Rasulullah ini, lanjutnya mengandung perintah al-Qur’an dan as-Sunnah.
 
“Termasuk  kewajiban menjadikan keduanya sebagai dasar negara dan hukum perundang-undangan, mencakup aspek politik dalam negeri maupun luar negeri, fardhu dengan petunjuk (qarînah) adanya janji keselamatan dari kesesatan, diperkuat dalil-dalil al-Qur’an dan al-Sunnah lainnya,” pungkasnya [] Irianti Aminatun

UIY: Kalau Ini Hari Ada Pemimpin Islam Tidak Merujuk kepada Nabi, Itu Kebangetan

Tinta Media - Merespon pendapat Michael Hart  yang menempatkan Rasulullah dalam susunan orang yang berpengaruh pada posisi paling utama dan pertama, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) mengatakan kalau ini hari ada pemimpin Islam tidak merujuk kepada Nabi itu kebangetan.

“Kalau ini hari  ada orang Islam, pemimpin Islam tidak merujuk kepada Nabi itu kebangetan, malu lah dia sama Michael Hart.  Lalu kalau dia enggak  nyontoh Nabi nyontoh siapa?” tuturnya dalam tayangan video Jumat (7/10/2022).

Michael Hart, sambung UIY,  menilai secara obyektif, berdasarkan apa yang dia katakan bahwa  Nabi Muhammad Saw. itu pemimpin yang paling berpengaruh. Dan pengaruhnya itu pengaruh baik.  Michael Hart  yang bukan Muslim bisa begitu karena dia mengenal Nabi.

Karena, itu UIY heran kalau ada orang yang  berusaha untuk melanjutkan misi Nabi,  memperjuangkan risalah Nabi, menegakkan hukum yang di ajarkan oleh Nabi, kok  pemimpin ini menghalang-halangi.

“Lho ini  muslim kok menghalang-halangi, aneh itu.  Michael Hart saja menempatkan Rasulullah sebagai pemimpin yang paling berpengaruh di dunia,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
               

Minggu, 21 Agustus 2022

Membenarkan Perkataan Dukun Berarti Mengkufuri Apa yang Diturunkan Nabi

Tinta Media - Viralnya Pesulap Merah membongkar trik-trik perdukunan ditanggapi  penulis buku Menyingkap Jin dan Dukun, Irfan Abu Naveed.
 
“Siapa yang mendatangi dukun  kemudian membenarkan apa yang diucapkan maka sungguh ia telah mengkufuri apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw,” tuturnya mengutip sebuah hadis dalam acara Kabar Petang: Geger! Trik Perdukunan Dibongkar, Selasa (16/8/2022) melalui kanal YouTube Khilafah News.
 
Di dalam ushul fikih jelas Irfan, kata al-kâhinan (dukun-dukun) cakupannya luas, bentuknya beragam, tapi ciri-cirinya sama yaitu mengabarkan berita gaib, berbicara tentang ramalan, berbicara tentang perjodohan, berbicara tentang kesialan dan pengasihan. “Inilah yang dikatakan oleh Nabi SAW orang yang membenarkan kedustaan mereka, prinsipnya telah mengkufuri apa yang telah Allah turunkan pada Nabi Muhammad saw,” jelasnya.
 
Ini, kata Irfan,  menjadi dalil yang jelas,  tegas dan pasti tidak multi tafsir keharaman kaum muslimin mendatangi, berkonsultasi, serta membenarkan perkataan-perkataan dukun.
 
Demokrasi
 
Irfan menilai, demokrasi  dengan prinsip kebebasannya menyuburkan praktek perdukunan. “Sesuatu yang munkar malah dilegalkan. Ini menunjukkan demokrasi bertentangan dengan Islam,” tandasnya.
 
Dalam Islam, tandas Irfan, tidak ada tempat untuk merusak akidah umat, ini menunjukkan keagungan ajaran Islam, berbeda dengan  demokrasi yang menghinakan.
 
“Di alam demokrasi fenomena tersebarnya praktik perdukunan, hingga majalah khusus perdukunan, dilegalkan. Dunia perdukunan masuk dalam entertaimen seperti ramalan-ramalan. Hal semacam inilah yang mendatangkan murka Allah SWT,” tegas Irfan.  
 
Dalam Islam, tandas Irfan,  praktik-praktik  ritual yang lahir dari tradisi perdukunan, siapa pun pelakunya dan apa pun jenis perbuatannya  yang dibungkus dengan keyakinan khurafat maka termasuk dalam tindakan yang wajib dicegah.
 
“Penguasa harusnya menjadi pihak yang paling aktif menjaga akidah umat sekaligus menjadi pihak yang menegakkan sanksi bagi pelaku keburukan semacam itu,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
 
 
 

Rabu, 03 Agustus 2022

Tanda Cinta Kepada Rasulullah SAW

Tinta Media - Sobat. Jika Anda ingin menjadi golongan orang-orang yang akan duduk dan menemani Nabi SAW di Surga Firdaus, maka hendaklah Anda jujur dalam mencintai dan mengikutinya. Allah SWT telah menyampaikan kepada kita kabar gembira yang agung dan karunia yang mulia bahwa siapa yang menaati Rasulullah SAW, dia akan berkesempatan menemani beliau dan para Nabi lainnya.

Allah SWT berfirman:

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَٰٓئِكَ رَفِيقٗا  
(٦٩)

" Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul ( Muhammad ) , maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang mati syahid dan orang-orang sholeh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (QS. An-nisa' ( 4 ) : 69 )

Sobat. Ayat ini mengajak dan mendorong setiap orang agar taat kepada Allah dan kepada Rasul-Nya. Allah berjanji akan membalas ketaatan dengan pahala yang sangat besar, yaitu bukan saja sekedar masuk surga, tetapi akan ditempatkan bersama-sama dengan orang-orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Tuhan, yaitu para nabi, para shiddiqin, para syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan orang-orang yang saleh.

Berdasarkan ayat ini para ahli tafsir secara garis besarnya membagi orang-orang yang memperoleh anugerah Allah yang paling besar di dalam surga kepada empat macam yaitu:

1. Para rasul dan nabi, yaitu mereka yang menerima wahyu dari Allah.

2. Para shiddiqin, yaitu orang-orang yang teguh keimanannya kepada kebenaran nabi dan rasul.

3. Para syuhada mempunyai kriteria sebagai berikut:

a. Orang beriman yang berjuang di jalan Allah dan mati syahid dalam peperangan melawan orang kafir.

b. Orang yang menghabiskan usianya berjuang di jalan Allah dengan harta dan dengan segala macam jalan yang dapat dilaksanakannya.

c. Orang beriman yang mati ditimpa musibah mendadak atau teraniaya, seperti mati bersalin, tenggelam, terbunuh dengan aniaya. Bagian (a) disebut syahid dunia dan akhirat yang lebih tinggi pahalanya dari bagian (b) dan (c) yang keduanya hanya dinamakan syahid akhirat. Ada satu bagian lagi yang disebut namanya syahid dunia, yaitu orang-orang yang mati berperang melawan kafir, hanya untuk mencari keuntungan duniawi, seperti untuk mendapatkan harta rampasan, untuk mencari nama dan sebagainya. Syahid yang serupa ini tidak dimasukkan pembagian syahid di atas, karena syahid dunia tersebut tidak termaksud sama sekali dalam kedua ayat ini.

4.  Orang-orang saleh, yaitu orang-orang yang selalu berbuat amal baik yang bermanfaat untuk umum, termasuk dirinya dan keluarganya baik untuk kebahagiaan hidup duniawi maupun untuk kebahagiaan hidup ukhrawi yang sesuai dengan ajaran Allah.

Sobat.Orang yang benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang tersebut dalam ayat ini akan masuk surga dan ditempatkan bersama-sama dengan semua golongan yang empat itu.

Sobat. Mencintai dan mengikuti Rasulullah SAW akan menjadi rahasia kebahagiaan dan cahaya hati Anda. Hendaklah Anda berhias dengan petunjuknya dan bersikap sesuai sifat yang beliau ridhai. Jadikan sunnahnya sebagai syiar Anda dan caranya sebagai selimut Anda. Beliau adalah Imam kita di setiap waktu, seolah sosoknya yang agung ada di hadapan kita. Hendaklah kita menjadikan derajatnya yang luhur dalam pandangan mata kita, serta perkataan dan hukumnya di atas keraguan dan prasangka. 

Sobat. Sayyidina Ali ra pernah berpesan, " Sesungguhnya Allah SWT memiliki bejana di bumi-Nya, yaitu hati. Hati yang paling dicintai Allah adalah yang paling halus, paling bersih, dan paling keras. Paling keras dalam urusan agama, paling bersih dalam urusan keyakinan, dan paling lembut kepada saudara-saudaranya." 

Sobat. Bagaimana mungkin kita tidak mencintai Nabi SAW, padahal beliau telah mencurahkan seluruh hidupnya untuk membimbing  dan menunjukkan kita pada kebaikan, serta mengeluarkan kita dari kegelapan menuju cahaya. Beliau telah mengajari  kita segala hal dalam kehidupan, yang paling agung  dan paling luhur ialah Laa ilaha illallah, Sedangkan yang paling kecil ialah menyingkirkan bahaya dari jalan. Beliau juga  telah menjelaskan kepada kita berbagai pembahasan ilmu pengetahuan secara bertahap.

Sobat. Diantara  bukti cinta kepada Nabi ialah membenarkan apa yang beliau kabarkan, seolah Anda menyaksikannya dengan mata, tanpa ada syak atau keraguan. Tidak ada pula kebimbangan atau kebingungan. Cinta Kepada Nabi harus dibuktikan dengan berserah diri, tunduk dan patuh serta mengimani apa yang beliau emban.

Sobat. Diantara bukti cinta kepada Nabi SAW ialah merawat sunnahnya, membela agamanya, dan berjuang untuk syariatnya. Menjadikannya sebagai hakim dalam seluruh kehidupan Anda: terjaga, tidur, duduk, berdiri, berpakaian, dan berpenampilan. Beliau adalah sosok imam dan teladan.

Sobat. Diantara tanda cinta kepada Nabi SAW ialah berharap untuk melihatnya, rindu untuk bertemu dengannya, serta kangen untuk duduk dan berjabatan tangan dengannya di surga di sisi Allah SWT. Banyak bersholawat untuknya, saat berbicara maupun saat menulis. Dengan bersholawat tersebut berarti Anda telah memakmurkan hati Anda dan menyucikan jasad Anda.

Sobat. Diantara tanda cinta kepada Nabi SAW ialah mencintai apa yang beliau cintai baik itu manusia, tempat atau waktu. Hal ini mengindikasikan kejujuran cinta. Cinta kepada Nabi SAW adalah faktor  yang menyebabkan Allah SWT  mencintai Anda. Sebab, hamba yang paling  Allah SWT cintai adalah baginda Rasulullah Muhammad SAW . Sehingga siapa pun yang mencintai kekasih Allah SWT, niscaya Allah akan mencintainya. Balasan ini saja sudah lebih baik daripada dunia dan seisinya, serta lebih afdhal daripada harta benda yang berlimpah ruah.

Dr. Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Buku Goreskan Tinta Emas. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Selasa, 05 Juli 2022

Jika Negara Pancasila Melarang Khamar, Tak Ada Promosi Miras dengan Nama Muhammad

Tinta Media - Jurnalis Joko Prasetyo menilai promosi khamar yang menggunakan nama Nabi Muhammad SAW dan Maria (Siti Maryam ra) tidak akan terjadi kalau negara Pancasila ini tegas melarang khamar.

"Kalau mau jujur, masalah promosi khamar yang menggunakan nama Nabi Muhammad SAW dan Maria (Siti Maryam ra) itu, tidak akan terjadi kalau negara Pancasila ini tegas melarang khamar (minuman keras/minuman beralkohol)," tuturnya kepada Tinta Media, Kamis (30/6/2022)

Menurut Om Joy, sapaan akrabnya, Holywings bisa jualan khamar karena dilegalkan negara Pancasila. Ia juga menilai sekarang Holywings ditutup karena kadar alkohol per botolnya lebih dari 5 persen alias melanggar aturan negara Pancasila. "Lha, dalam Islam meski hanya 5 persen juga tetap haram. Kaum Muslim juga marahlah kalau nama Nabi Muhammad SAW dan Maria dijadikan bahan promosi minuman mengandung alkohol 5 persen," ungkapnya.

Oleh sebab itu, ia merasa heran bila ada yang menyatakan negara Pancasila ini sudah islami. "Lha, kalau memang benar negara Pancasila itu sudah islami, mengapa badan yang paling otoritatif dalam pembinaan 'ideologi' Pancasila (BPIP) tidak pernah menyatakan khamar itu bertentangan dengan Pancasila?" tanyanya.

Pertanyaan lebih jauhnya, kata Om Joy, mengapa semua aturan negara Pancasila yang melegalkan BUMN Sarinah mengimpor khamar untuk dipasarkan di negeri mayoritas Muslim ini tidak dianggap bertentangan dengan Pancasila? Mengapa pemda DKI dan pemda NTT memiliki saham di pabrik miras tidak disebut bertentangan dengan Pancasila?  Tapi, giliran kaum Muslim mendakwahkan kewajiban menerapkan syariat Islam secara kaffah (yang tentu di dalamnya penerapan sistem pemerintahan Islam yakni khilafah dan pelarangan tegas khamar) dikatakan bertentangan dengan Pancasila?

“Sudahlah, jangan lagi ada Muslim yang berkata Pancasila itu islami, apalagi dalam waktu bersamaan para pancasilais itu jelas-jelas mempersekusi dan mengkriminalisasi berbagai macam ajaran Islam yang agung, di antaranya adalah khilafah, jihad, dan definisi kafir," ujarnya.

Menurutnya, begitulah sejatinya kalau mau jujur, jujur sejujur-jujurnya. "Kita mengatakan bahwa Islam sesuai Pancasila pun tak akan mengurangi kejahatan mereka mengkriminalisasi ajaran Islam, kita berkata apa adanya terkait fakta Islam dan Pancasila juga belum tentu kita disiksa mereka. Tapi meskipun disiksa mereka, siksa Allah SWT lebih pedih lagi bagi siapa saja yang menyembunyikan kebenaran demi mendapatkan kerelaan makhluk durhaka penista ajaran Islam," paparnya.

Ia mengingatkan, cukuplah Islam menjadi pedoman hidup dan kerelaan Allah SWT yang dituju. "Karena sejatinya hanya aturan dari Allah SWT yang wajib ditaati, semua aturan yang bertentangan dengan aturan Islam apalagi mengkriminalisasi ajaran Islam adalah thaghut yang wajib dilawan. Allahu Akbar!" pungkasnya.[] Achmad Muit

Senin, 04 Juli 2022

Holywings Senggol Perasaan Umat Beragama


Tinta Media - Saat ini Holywings sedang menjadi sorotan karena melakukan promosi minuman beralkohol gratis sehingga menimbulkan kecaman publik. Kini promosi yang diunggah akun Instagram ofisial Holywings itu dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Banyak orang geram dengan cara promosi Holywings tersebut, utamanya bagi pihak penganut agama yang terkait. Tak dapat dimungkiri, kejadian tersebut membuat nama Holywings mencuat kembali.

Polemik yang dihadapi oleh umat pada saat ini bukanlah sesuatu hal yang baru. Namun, banyak kejadian sebelumnya yang juga merupakan tindakan pelecehan agama, mulai dari membuat kartun nabi dengan unsur yang menghinakan, suara anjing disamakan dengan azan, sampai pada tindakan-tindakan yang lebih ekstrim.

Unsur pelecehan pada kegiatan promosi yang dilakukan oleh Holywings terkait dengan miras dan mengaitkannya dengan  simbol-simbol keagamaan, termasuk penamaan yang identik dengan sesuatu yang dimuliakan dalam agama, semisal penamaan "Muhammad" dan "Maria"  sehingga menimbulkan kontra di antara para penganut beragama. 

Tak hanya itu, dampak dari tindakan tersebu jugat berujung pada nasib 3.000 karyawan yang bergantung pada usaha food and beverage dari Holywings ini.

Maka, pihak Holywings mengambil tindakan dengan menyampaikan permintaan maaf terkait promosi tersebut. 

"Kami memohon doa serta dukungan dari masyarakat Indonesia agar masalah yang terjadi bisa segera diselesaikan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku, demi keberlangsungan lebih dari 3.000 karyawan di Holywings Indonesia beserta dengan keluarga mereka yang bergantung pada perusahaan ini," kata Holywings Indonesia dalam akun Instagram resminya, Minggu (26/6/2022).

Namun, apakah tindakan memohon maaf ini mampu menyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh Holywings ? 

Permasalahan yang ditimbulkan Holywings ini bukan hanya terkait pelecehan agama, tetapi berkaitan juga dengan pembolehan miras. Di dalam Islam, miras adalah sesuatu yang diharamkan, walaupun sedikit. Karena itu, meski kadar pada minuman itu hanya 5% dan tidak sampai memabukkan, maka minuman tersebut tetap tidak boleh dikonsumsi.

Namun, fakta yang berkembang di masyarakat justru sebaliknya. Hal ini merupakan kekeliruan  yang harus kita luruskan, terlebih dengan adanya penistaan agama. Inilah efek dari liberalisasi yang dipahami dan dijadikan sebagai patokan dalam melakukan perbuatan, sehingga efek yang ditimbulkan adalah sikap mentolerir secara berlebihan, bahkan sampai menembus batas agama.

Ini adalah masalah yang sangat sensitif, tidak bisa dianggap sepele. Masalah ini harus segera diselesaikan sehingga tidak berlarut-larut dengan pembiaran. Pemerintah memiliki peran penting untuk menindak tegas hal tersebut, sehingga tidak menjadi sesuatu yang lumrah atau kebiasaan.

Mestinya, sikap tegas pemerintah tidak hanya cukup dengan menutup Holywings sebagai solusi dari masalahnya. Namun, harusnya pemerintah juga menutup akses pelegalan peredaran miras, sehingga tak menjadi masalah berkelanjutan dari satu oknum ke oknum yang lain. 

Hal ini sangat jauh berbeda ketika Islam dijadikan sebagai sumber hukum dalam setiap perbuatan. Islam adalah rahmatan lil'alamin, yang dijanjikan Allah kepada manusia. Ketika  syariat Islam diterapkan, maka efek dari penerapan hukum Islam akan dirasakan oleh seluruh makhluk. 

Islam tidak memaksa manusia untuk mengimaninya. Namun, Islam mewajibkan bagi yang mengimaninya untuk menjadikannya sebagai cara pandang dalam kehidupan yang harus diterapkan. Sehingga, apa pun yang menjadi problematika bagi kaum muslimin, maka harusnya Islam yang pertama kali terpikirkan sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut, bukan yang lain. Apalagi, jika solusi yang ditawarkan hanya lahir dari egoisme pemikiran manusia belaka.

Allah memerintahkan pada umat Islam agar senantiasa menjadikan  Rasulullah sebagai hakim terhadap semua perkara yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Umat Islam tidak boleh merasa berat atas putusan yang telah ditetapkan oleh Nabi.
Maka, masalah apa pun akan mampu dituntaskan dengan menetapkan hukuman yang menjerakan. Begitu juga dengan masalah terkait miras dan penodaan terhadap agama ini.

Di dalam Islam, tindakan penghinaan ini merupakan masalah yang amat besar sehingga mampu menyebabkan pelakunya keluar dari Islam, baik dilakukan dengan serius maupun hanya sekadar bahan candaan.

Para ulama sepakat bahwa orang yang mencela Nabiﷺ dan menghina beliau statusnya kafir. Dia layak untuk mendapatkan ancaman berupa azab Allah. Hukumannya menurut para ulama adalah dibunuh. Siapa yang masih meragukan siksaan bagi penghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, berarti dia kufur.” Sedangkan hukuman bagai pelaku miras adalah didera atau cambuk. 

Inilah cara Islam menyelesaikan masalah. Dengan ketegasan hukumnya, Islam mampu memberikan efek jera kepada pelaku dan mencegah orang lain untuk melakukan hal yang sama sehingga keamanan dan ketentraman tetap terjaga dalam kehidupan. 

Hal ini, tidak bisa kita rasakan sekarang karena aturan yang kita gunakan di negeri ini menganut paham liberalisme. Kebebasan berpendapat menjadi salah satu asas yang dipegang oleh sebagaian pihak dengan HAM sebagai payung hukum untuk membenarkan perilaku penistaan terus berlanjut. 

Maka dari itu, kaum muslimin harus kembali pada aturan yang telah ditetapkan Sang Pencipta, Allah Swt. untuk menyelesaikan segala problem dalam menjalani kehidupan. 


Wallahua'lam bissawab

Oleh: Erna Nuri Widiastuti, S.Pd.
Aktivis 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab