Tinta Media: Musuh
Tampilkan postingan dengan label Musuh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Musuh. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 Desember 2023

Mengapa Allah Biarkan Musuh Mengalahkan Kita?


Tinta Media - Sobat, mengapa kita mesti harus menghadapi musuh segala? Bukankah Allah sudah menjanjikan kemenangan? Dan bukankah amat mudah bagi Allah untuk menghancurkan musuh Islam? Menghancurkan musuh Allah, Rasul dan kaum mukmin? 

Benar. Dan pasti bahwa memenangkan kaum mukmin dan menghancurkan musuh bukanlah perkara sulit bagi Allah. Itu amatlah mudah. Karena bagi Allah tidak ada yang sulit. Bahkan menciptakan seluruh makhluk-Nya. Seluruh alam semesta. Dan mengurus semuanya dengan sedetail-detailnya adalah perkara mudah. 

Lantas, mengapa Allah membiarkan musuh menguasai kita? Mengapa  musuh punya kekuatan untuk menghancurkan kita? Mengapa mereka bisa membunuh dan membantai kita? 

Di samping karena ada sunnatullah. Ada sababiyah yang mengikat makhluk-Nya. Bahwa baik kaum mukmin maupun musuhnya mesti terikat dengan sebab musabab menang dan kalah. Maka Allah pun sudah menjelaskan hikmahnya. 

Yakni sebagai ujian untuk membedakan antara mukmin dan kafir. Juga agar sebagian mukmin itu mendapatkan kemuliaan agung yakni mati syahid. Betapa Allah Maha Agung Maha Pengasih dan Maha Penyayang. 

Karena itulah Sobat, yuk maju terus pantang mundur. Untuk akhirnya kita menjemput kemenangan ataupun kita syahid karenanya. 

Allah berfirman dalam Surat Ali ‘Imran Ayat 140 

إِن يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ ٱلْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُۥ ۚ وَتِلْكَ ٱلْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ ٱلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَآءَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ 

"Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim" 

Selamat berjuang Sobat,  hasbunallah wani'mal wakil. Wallahu a'lam.[]

Oleh: Ustadz Abu Zaid 
Tabayyun Center 

Minggu, 10 Desember 2023

Julid Fi Sabilillah, Pengamat: Serangan Mental yang Membuat Mental Musuh


 
Tinta Media - Pengamat Media Sosial Rizqi Awal menilai julid fi sabilillah yang dilakukan netizen dalam menyerang akun-akun tentara Zionis Yahudi (IDF) merupakan serangan mental.
 
“Ini menjadi serangan mental yang membuat mental musuh, karena ketika mereka ingin memberikan gambaran dukungan kepada Isr4el justru yang mereka dapati serangan bertubi tubi yang pro Palestina dan perjuangan kaum muslimin di wilayah Gaza,” tuturnya di Kabar Petang: Blarr! Julid Fi Sabilillah Guncang Dunia, melalui kanal Youtube Khilafah News, Kamis (7/12/2023).
 
Rizqi menggambarkan bagaimana serangan itu bisa membuat mental musuh mental.
 
“Di awal-awal kita diajari oleh beberapa akun bagaimana menyerang musuh. Tapi setelah itu netizen itu kreatif luar biasa. Beberapa aplikasi sosial media dengan cara mereka masing-masing melakukan serangan yang cukup masif kepada individu-individu yang pro kepada Isr4el wabil khusus tentara-tentara Zionis Yahudi yang terlihat di berbagai gerakan sosial media itu. Akhirnya mereka stres dengan serangan-serangan yang dilakukan oleh netizen,” bebernya.
 
Rizqi juga mengatakan, data menjelaskan netizen Indonesia itu netizen yang paling tidak sopan nomor satu di dunia.
 
“Tapi di sisi lain, ketidaksopanan ini atau yang biasa disebut dengan kejulidan itu menjadi sesuatu yang berfaedah, ketika serangan-serangan dilakukan kepada tentara-tentara Isr4el dan pendukung entitas Zionis Yahudi,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun.

Rabu, 18 Oktober 2023

Nafsu adalah Musuh Terburuk Manusia

Tinta Media - Sobat. Syetan adalah musuh yang memikat bagi manusia. Demikian juga dunia. Karenanya keduanya disatukan dalam satu firman Allah SWT :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقّٞۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ ٱلۡغَرُورُ 

“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.” ( QS. Fathir (35) : 5 )

Sobat. Pada ayat ini, Allah menerangkan kebenaran janji-Nya, yaitu terjadinya hari Kebangkitan dan hari Pembalasan. Apabila seseorang taat kepada perintah-Nya akan diberi pahala, dan orang yang mendurhakai-Nya akan disiksa. Janji Allah pada waktunya akan menjadi kenyataan. Dia itu tidak akan pernah menyalahi janji-Nya, sebagaimana firman Allah:

Sungguh, Allah tidak menyalahi janji. (ali 'Imran/3: 9) 

Oleh karena itu, tidaklah pada tempatnya bila seseorang teperdaya dengan kehidupan dunia yang mewah, sehingga ia "lupa daratan", bahkan melupakan Tuhan. Semua waktunya dipergunakan untuk menumpuk harta tanpa mengingat Allah sedikit pun. Hal demikian itu dilarang oleh Allah sebagaimana firman-Nya:
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta benda dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. (al-Munafiqun/63: 9)
 
Begitu pula janganlah seseorang dapat tertipu dan teperdaya dengan bujukan dan godaan setan, dengan mudah menuruti bisikan dan ajakannya karena setan tidak hanya mengajak kepada hal-hal yang keji dan mungkar, tetapi kadangkala ia menyuruh orang untuk berbuat baik dengan tujuan ria. Allah berfirman :

۞يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ وَمَن يَتَّبِعۡ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِ فَإِنَّهُۥ يَأۡمُرُ بِٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۚ وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنۡ أَحَدٍ أَبَدٗا وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يُزَكِّي مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٞ  

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. an-Nur/24: 21).

Sobat. Pada ayat ini Allah memperingatkan kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya, agar mereka itu jangan menuruti ajakan setan, mengikuti jejak dan langkahnya, seperti suka dan senang menyebarluaskan aib dan perbuatan keji di antara orang-orang yang beriman.

Barangsiapa yang senang mengikuti langkah-langkah setan, pasti ia akan terjerumus ke lembah kehinaan, berbuat yang keji dan mungkar, karena setan itu memang suka berbuat yang demikian. 

Oleh karena itu jangan sekali-kali mau mencoba-coba mengikuti jejak dan langkahnya. Sekiranya Allah tidak memberikan karunia dan rahmat kepada hamba-Nya dan yang selalu membukakan kesempatan sebesar-besarnya untuk bertobat dari maksiat yang telah diperbuat mereka, tentunya mereka tidak akan bersih dari dosa-dosa mereka yang mengakibatkan kekecewaan dan kesengsaraan, bahkan akan disegerakan azab yang menyiksa mereka itu di dunia ini, sebagaimana firman Allah:

Dan Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya Dia tidak akan ada yang ditinggalkan-Nya (di bumi) dari makhluk yang melata sekalipun, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang sudah ditentukan. (an- Nahl/16: 61)

Allah Yang mempunyai kekuasaan yang tertinggi, bagaimana pun juga, Dia tetap akan membersihkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dari hamba-Nya, dengan menerima tobat mereka seperti halnya Hassan, Mistah bin Utsatsah dan lainnya. Mereka itu telah dibersihkan dari penyakit nifak, sekalipun mereka itu telah berperan secara aktif di dalam penyebaran berita bohong yang dikenal dengan "haditsul-ifki", Allah Maha Mendengar segala apa yang diucapkan yang sifatnya menuduh dan ketentuan kebersihan yang dituduh, Maha Mengetahui apa yang terkandung dan tersembunyi di dalam hati mereka yang senang menyebarkan berita-berita keji yang memalukan orang lain.

Sobat. Demikian juga setiap syetan berwujud manusia yang mengajakmu untuk bermaksiat kepada Allah. Syetan terburukmu adalah nafsumu yang ada di kedua sisimu. Sebab, dunia dan syetan mengajakmu dengan tipu daya. Demikianlah juga syetan manusia. Ajakan mereka kepada kemaksiatan tidak membahayakanmu, yang membahayakanmu di dunia dan di akherat, adalah menerima ajakan mereka. Mereka adalah perantara, sementara nafsu adalah pelaku.

Karena itu, pada hari kiamat kelak syetan berkata;

وَقَالَ ٱلشَّيۡطَٰنُ لَمَّا قُضِيَ ٱلۡأَمۡرُ إِنَّ ٱللَّهَ وَعَدَكُمۡ وَعۡدَ ٱلۡحَقِّ وَوَعَدتُّكُمۡ فَأَخۡلَفۡتُكُمۡۖ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيۡكُم مِّن سُلۡطَٰنٍ إِلَّآ أَن دَعَوۡتُكُمۡ فَٱسۡتَجَبۡتُمۡ لِيۖ فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوٓاْ أَنفُسَكُمۖ مَّآ أَنَا۠ بِمُصۡرِخِكُمۡ وَمَآ أَنتُم بِمُصۡرِخِيَّ إِنِّي كَفَرۡتُ بِمَآ أَشۡرَكۡتُمُونِ مِن قَبۡلُۗ إِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ  

“Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.” ( QS. Ibrahim (14) : 22 )

Sobat. Dalam ayat ini, Allah menyebutkan pengakuan setan di hadapan Allah, setelah urusan hisab selesai di Padang Mahsyar. Setan senantiasa menggoda dan menyesatkan manusia dari jalan yang benar, dengan memberikan gambaran sedemikian rupa, sehingga manusia yang terkena godaannya memandang kejahatan sebagai perbuatan yang baik dan terpuji. Dan di samping itu, setan juga memberikan janji-janji kepada orang-orang yang kena godaannya, yaitu keuntungan yang akan mereka peroleh jika mereka memenuhi ajakannya. Akan tetapi, ia tidak mampu memenuhi janji tersebut.

Pengakuan setan setelah urusan hisab di Padang Mahsyar selesai ditujukan kepada orang-orang yang telah disesatkannya di dunia ini, baik golongan lemah yang telah memperhambakan diri kepada selain Allah, maupun golongan kuat dan sombong yang telah menganggap diri mereka sebagai Tuhan. Dalam pengakuannya itu, setan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada mereka janji yang benar, Dia kuasa untuk memenuhi janji-Nya itu. Setan pun telah memberikan janji kepada mereka, tetapi dia tidak kuasa untuk menepatinya. Setan sama sekali tidak mempunyai kekuasaan apa-apa terhadap mereka, dia hanya sekedar menyeru manusia kepada sesuatu yang tidak benar, lalu mereka mematuhi saja seruannya itu tanpa menggunakan akal. Oleh sebab itu, manusia yang bersalah. Janganlah mereka mencercanya, melainkan cercalah diri sendiri. Setan sekali-kali tidak dapat menolong mereka dari azab dan siksa Allah, dan mereka pun tidak dapat menolongnya. Sesungguhnya setan sejak dahulu tidak membenarkan perbuatan manusia mempersekutukannya dengan Allah."

Demikianlah keadaan di akhirat kelak. Kaum yang kuat dan bersikap sombong di dunia ini, yang telah menyesatkan kaum yang lemah, berlepas tangan dari orang-orang yang lemah yang telah menjadi korban kesesatan mereka. Selanjutnya, setan yang telah menggoda dan menyesatkan kedua golongan itupun berlepas tangan pula dari nasib orang-orang yang telah menjadi korban godaan palsunya. Semuanya tidak berdaya menghadapi keputusan Allah atas diri mereka.

Pada akhir ayat ini, Allah kembali menegaskan bahwa orang-orang yang zalim, baik terhadap diri mereka ataupun terhadap orang lain, pasti akan mendapatkan azab yang pedih, sebagai balasan atas kezaliman mereka.

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
( Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur )

Minggu, 01 Januari 2023

Risalah Akhir Tahun 2022, Hj. Tingting Rohaeti: Ada Upaya Penjegalan oleh Musuh Islam

Tinta Media - Pengasuh ponpes di Purwakarta Hj. Tingting Rohaeti menyatakan bahwa ada upaya penjegalan yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam.

"Betul, memang di pesantren diajarkan berbagai macam bidang keilmuan. Mulai dari  tsaqofah Islam, syariah hingga kewajiban menegakkan khilafah. Tapi itu semua hanya teoritis. Tidak menjadi jaminan bisa dipraktikkan. Mengapa? Karena ada upaya penjegalan yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam diantaranya melalui Undang-Undang No. 18 tahun 2019," tuturnya dalam Event Risalah Akhir Tahun 2022 via daring, Sabtu (31/12/2022).

Ia menjelaskan, dalam undang-undang tersebut pemerintah mewajibkan pesantren untuk berasaskan toleransi dan kebangsaan. "Maka, dengan alasan toleransi, umat Islam dengan bangganya masuk ke gereja, merayakan tahun baru, mengucapkan selamat natal. Padahal, itu bukan toleransi tetapi "tololransi," terangnya.

Ia juga mengatakan bahwa pesantren dilarang untuk mengajarkan jihad dan khilafah. Pesantren yang mengajarkan kedua hal itu disebut radikal. Para ulama tidak mau mendakwahkan Islam kaffah karena takut dicap ulama radikal. "Mereka pun jadi moderat," ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, pesantren diberikan bantuan sapi atau mesin jahit, alhasil yang dipikirkan adalah uang, uang, uang. "Pesantren dijadikan sebagai pusat pemberdayaan ekonomi," tukasnya.

"Hal ini sesungguhnya telah membajak potensi strategis pesantren itu sendiri yaitu untuk mencetak generasi faqih fiddiin," tandasnya. [] Ajira
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab