Tinta Media: Muslim Rohingya
Tampilkan postingan dengan label Muslim Rohingya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Muslim Rohingya. Tampilkan semua postingan

Rabu, 17 April 2024

Gelombang Pengungsi Rohingya di Aceh, Pengamat: Potret Umat Islam yang Menyedihkan


Tinta Media - Masih banyaknya gelombang pengungsi Rohingya di Aceh, menurut Pengamat Hubungan Internasional Farid Wadjdi, menunjukkan potret dari kondisi umat Islam yang menyedihkan.

"Ini sebenarnya potret dari kondisi umat Islam yang menyedihkan," ujarnya dalam Tanya Ahlinya No More Refugee Life? Di kanal Youtube Khilafah News, Senin (15/4/2024).

"Sama seperti mengalirnya pengungsi-pengungsi Suriah ke Eropa. Demikian juga banyaknya pengungsi-pengungsi dari Afrika ke Eropa," tukasnya.

Menurutnya, itu tidak bisa dilepaskan dari faktor penjajahan. Mereka dijajah bahkan diusir dari negeri mereka sendiri.

Sebenarnya, ucap Farid, Muslim Rohingya ini memiliki tanah air. "Tanah air mereka itu adalah Arakan. Itulah tanah air mereka," tegasnya.

Jadi, bebernya, Islam itu sudah masuk pada tahun 877 Masehi. Artinya sudah  abad ke-7 di masa Khalifah Harun ar-Rasyid. "Di Arakan sendiri itu pernah berdiri Kesultanan Islam itu lebih kurang 3,5 abad. Itu artinya cukup lama  dari tahun 1430 hingga 1784M," ungkapnya.

"Kemudian terjadilah beberapa gejolak-gejolak perang, saat itu  berhadapan dengan kerajaan Buddha ulasnya. Nah  kondisinya kemudian menjadi lebih parah lagi setelah Inggris menguasai wilayah itu pada tahun 1937," terangnya.

Ia menguraikan bahwa kolonial Inggris itu menduduki wilayah Arakan. Di situ penindasan terhadap umat Islam semakin menjadi, semakin bertambah. Perlawanan para ulama itu kemudian dihadapi oleh Inggris dengan kekejaman dan politik adu domba.

"Jadi Inggris menggunakan orang-orang Buddha, mempersenjatai orang-orang Buddha pada waktu itu, untuk memerangi kaum Muslimin di Arakan," imbuhnya.

Dan yang menarik, ujarnya, pada tahun 1947 Inggris itu mengadakan konferensi untuk mempersiapkan kemerdekaan terhadap  Myanmar atau Burma. Pada waktu itu  namanya tahun 1947 dalam Konferensi itu semua ras semua kelompok itu diajak kecuali muslim Rohingya.

Jadi, menurutnya, ini sebenarnya bagian dari kejahatan kolonialisme Inggris  untuk kemudian menciptakan konflik di tempat-tempat yang mereka jajah. Sehingga konflik itu suatu saat nanti akan digunakan oleh Inggris untuk melakukan intervensi.

"Inggris itu meskipun dia memberikan kemerdekaan, karena kondisi yang memaksa Inggris untuk memberikan kemerdekaan, sebenarnya pada waktu itu Inggris berhadapan dengan Amerika," terangnya.

Ia menilai, solusi dari persoalan Rohingya adalah membebaskan kaum Muslimin dari penjajahan ini dan mengembalikan wilayah kaum muslimin kembali kepada negeri Islam. [] Muhammad Nur

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab