Tinta Media: Mundur
Tampilkan postingan dengan label Mundur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mundur. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 Februari 2024

Isu Menkeu Mundur, Ekonomi Simpang Siur?



Tinta Media - "Situasi politik dalam negeri, Ketidakpastian dalam negeri paling besar mendorong pelemahan rupiah. (Ada) Isu Ibu SMI (Sri Mulyani Indrawati) mau resign (jadi sentimen terbesar)," tutur pengamat ekonomi, Ahmad Mikail Zaini, kepada CNBC Indonesia(30/01/2024). Ungkapan senada banyak kita temukan dalam pernyataan pengamat ekonomi dalam berbagai media nasional akhir-akhir ini,  yang mengungkapkan  seolah-olah mundurnya menteri keuangan dapat menyebabkan guncangnya rupiah, padahal penyebab utama guncangnya rupiah tidak lain karena negeri ini mengadopsi sistem ekonomi kapitalisme, yang bertumpu pada hutang luar negeri berbasis riba. 

Sistem ekonomi kapitalisme menyiratkan pengaturan dan pengendalian keuangan di tangan para pemilik modal. Sejak awal dipraktikkan di Eropa, sistem ini telah menyingkapkan kebobrokan dan kezaliman yang berujung pada penderitaan. Namun, sistem ekonomi kapitalisme selalu diperbaharui dengan ide-ide seperti perencanaan dan pengembangan perekonomian. Semua itu merupakan strategi untuk memelihara eksistensi sistem kapitalisme, agar negara yang berada di bawah kekuasaannya tidak lepas dari cengkeramannya. 

Adapun bahasan tentang ide untuk menuntaskan kemiskinan menurut kapitalisme, yaitu dengan terus-menerus meningkatkan produksi untuk mencapai kemakmuran maksimum yang berakumulasi pada meningkatnya pendapatan nasional (national income), sementara distribusi tidak terlalu diperhatikan, khususnya distribusi kekayaan kepada rakyat yang dilakukan melalui mekanisme pengaturan pemerintah. Akibatnya distribusi kekayaan hanya beredar di kalangan orang kaya dan pemilik modal saja, sementara distribusi kekayaan terhadap orang miskin yang populasinya mayoritas, dilakukan hanya pada momentum kepentingan politik dan kontestasi politik, setelah itu mereka tidak diperhatikan lagi. 

Landasan peningkatan ekonomi termasuk peningkatan kesejahteraan, selalu  dilihat dari  tingginya tingkat produksi, sementara tingkat distribusi pemenuhan kebutuhan rakyat cenderung tidak dijamin, bahkan perlahan di tinggalkan melalui privatisasi dan skema jaminan sosial yang sudah tidak sepenuhnya di tanggung oleh negara, akibatnya muncullah masalah kemiskinan yang terus menganga lebar.  

Ekonomi tidak dibangun untuk pendistribusian pemuasan kebutuhan pokok rakyat individu per individu, namun hanya difokuskan pada penyediaan alat yang memuaskan kebutuhan (faktor produksi) rakyat secara umum. Dalam pandangan ekonomi kapitalis, tingginya pendapatan nasional akan menyebabkan terjadinya pendistribusian pendapatan melalui mekanisme pemberian kebebasan memiliki dan kebebasan berusaha kepada seluruh individu masyarakat. Individu dibiarkan bebas memperoleh kekayaan sebanyak apa pun yang dia mampu sesuai dengan faktor-faktor produksi yang dimilikinya, tanpa memperhatikan apakah distribusi kekayaan  itu dirasakan merata oleh semua lapisan masyarakat, atau sebaliknya. Dari sinilah bermula keburukan kapitalisme dan penyebab terjadinya kezaliman, yaitu golongan yang kaya yang terdiri dari para pemilik modal, menjadi berkuasa dan mendiktekan aturan-aturan yang menguntungkan mereka. Menurut laporan bank dunia yang dikeluarkan pada Maret 2016, pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama satu dasawarsa terakhir hanya menguntungkan 20 persen warga terkaya, sementara 80 persen populasi sisanya – sekitar 205 juta orang—tertinggal di belakang yang menyebabkan terjadinya ketimpangan kekayaan yang relatif besar dan munculnya banyak masalah di seluruh aspek kehidupan. 

Bagi negara dengan postur ekonomi yang lemah seperti Indonesia, maka hutang luar negeri yang berbasis ribawi adalah solusi dominan penguatan ekonomi, padahal Islam telah menjelaskan dengan lantang atas pengharaman Riba, baik sedikit maupun banyak, baik ada maslahat maupun tidak, hukumnya haram.  Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir kuartal III/2023 mencapai US$393,7 miliar atau sekitar Rp6.180 triliun, sebuah peningkatan nominal hutang yang sangat tajam jika di bandingkan dengan posisi hutang luar negeri pada Juni 2011 yang mencapai Rp 1.723,9 triliun, sehingga terjadi kenaikan sebesar Rp 4.456 Triliun, selama 11 tahun hingga 2023, hutang pemerintah setiap tahun naik sebesar Rp 373,3 Triliun. Menurut CNBC Indonesia (24/05/2023), Hutang luar negeri tersebut harus dicicil pokok dan bunganya setiap tahun  sebesar Rp 750-900 triliun.  Kondisi ini melahirkan  kerentanan dan kesimpangsiuran ekonomi, sehingga selalu terjadi gejolak pelemahan rupiah maupun inflasi. Tentang bahaya hutang luar negeri ini dijelaskan oleh William Douglas, salah seorang hakim mahkamah agung Amerika Serikat, pada tahun 1962 yang menyatakan tentang kondisi negara penghutang bertambah buruk akibat bantuan hutang dari Amerika. pengaruh hutang luar negeri, masih menurutnya, justru memperkaya pejabat tinggi di negara tersebut, sementara rakyat kebanyakan mulai binasa akibat kelaparan. Hal ini menunjukkan bahwa simpang siur ekonomi terjadi akibat hutang luar negeri, bukan karena isu menteri mundur ataupun gejolak politik pragmatis. 

Untuk mengatasi tantangan ekonomi yang kompleks, negeri ini perlu mengambil langkah-langkah radikal. Meninggalkan sistem ekonomi kapitalisme yang telah menyebabkan kebingungan adalah langkah pertama yang penting. Selain itu, menyelesaikan masalah hutang luar negeri yang terus membengkak serta membersihkan segala bentuk praktik riba dari sistem ekonomi adalah hal yang tak terhindarkan. Solusi yang mungkin untuk menjalankan langkah-langkah ini secara efektif adalah dengan mengadopsi sistem ekonomi yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam secara menyeluruh.Wallohu a’lam bis showab.


Oleh: Erwin Ansory
Sahabat Tinta Media 

Rabu, 20 April 2022

KALAU TARIP LISTRIK NAIK, RI 1 HARUS MUNDUR !


Tinta Media - Sekali lagi , PLN itu saat ini sebenarnya hanya sebagai  EO (Event Organizer) kelistrikan. Assetnya nyaris habis terjual ke Aseng/Asing dan Taipan 9 Naga yang saat ini sudah berhimpun dalam Kartel. Selanjutnya saat ini tarip listrik ditentukan oleh Kartel, kemudian disampaikan ke PLN. Barulah PLN menagih ke Pemerintah sekaligus membuat Laporan Kuangan nya ! Sehingga tidak mungkin PLN (yang hanya EO itu) untung !

Seperti contoh, Laporan Keuangan PLN tahun 2020 (yang dilaporkan PLN  pada 24 April 2021), disana dicantumkan bahwa PLN untung Rp 5,95 T. Benarkah ? Sementara Kemenkeu melalui Repelita Online 8 Nopember 2020 menyatakan PLN disubsidi Rp 200,8 T. Mana yang benar ? 

Dalam pembahasan Sidang MK tahun 2004 disimpulkan bahwa kelistrikan yang sudah dikuasai Kartel Listrik Swasta , maka tarip listrik akan sangat mahal. Karena monopoli listrik yang semula dipegang negara dalam bentuk "Public good" (kepemilikan publik yang ada kontrol DPR)  akan berubah menjadi "Commercial good"  ( barang pribadi/swasta yang suka2 berapa mau dipasarkan yang penting laku).

Dengan demikian laporan keuangan PLN yang benar adalah yang dimuat oleh Repelita Online, yang subsidinya sudah ratusan triliun itu ! 

Artinya, ketika kelistrikan sudah dikuasai Kartel Aseng/Asing dan Taipan 9 Naga ,  listrik akan menyusul minyak goreng ! Dan riil nya untuk listrik sebenarnya sudah terjadi mulai tahun 2020 , tetapi ditutup dengan subsidi Rp 200,8 T (bukan untung Rp 5,95 T seperti LK PLN). 
Sehingga tarip listrik relatip masih stabil !

Dan ditengarai makin lama tagihan Kartel listrik tersebut makin membesar sehingga Pemerintah tidak kuat ber main "sandiwara" dan minta tarip dinaikkan ! 

Namun rakyat/konsumen harus mempermasalahkan bila kenaikan tarip listrik tersebut jadi diterapkan. Karena System Ketenagalistrikan saat ini tidak dioperasikan demi rakyat, tetapi demi keuntungan segelintir "Peng Peng" yang ber konspirasi dengan Aseng/Asing dan Taipan 9 Naga dengan me"ngacak acak" Konstitusi yaitu dengan  menerjang putusan MK No 001-021-022/PUU-I/2003 tanggal 15 Desember 2004 dan putusan MK No. 111/PUU-XIII/2015 tanggal 14 Desember 2016.

Konsumen harus lakukan Class Action terhadap RI 1 karena membiarkan Wakil Presiden yang lalu,Menko, dan  Menteri2 nya berbisnis dengan Aseng/Asing dan Taipan 9 Naga sehingga asset PLN nyaris habis. Dengan tuntutan sesuai pasal 7A dan 7B UUD 1945 dimana RI 1 harus mundur !

MAGELANG, 17 APRIL 2022.

Oleh: Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.

Rabu, 13 April 2022

SEPERTINYA TUAN PRESIDEN PURA-PURA TAK TAHU, MAHASISWA TUNTUT DIRINYA MUNDUR?

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1fjZoIm1fKOtiJTQj1ashs9YEBPqz3s-I

Tinta Media - Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas Persiapan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/4/2022). Di tengah adanya gelombang unjuk rasa mahasiswa 11 April, rapat tersebut digelar.

Dalam rapat tersebut Jokowi menekankan jajarannya untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa Pemilu akan digelar sesuai jadwal yakni 2024. Seperti ingin menyampaikan pesan kepada mahasiswa, bahwa tuntutan soal tolak tunda Pemilu dan tolak Jokowi tiga periode telah dikabulkan.

Padahal, aspirasi yang berkembang bukan hanya soal tolak tunda Pemilu dan tolak Jokowi tiga periode, melainkan juga tuntutan Jokowi mundur. Lagipula, rapat persiapan Pemilu yang dilakukan Jokowi bukanlah konfirmasi tidak ada peluang Pemilu ditunda dan Jokowi tiga periode, disebabkan :

*Pertama,* sebelum rangkaian tahapan pemilu dilakukan maka Pemilu dapat ditunda kapan saja. Itu artinya, sebelum bulan Februari 2024 tiba, rakyat tidak memiliki garansi pemilu benar-benar tidak ditunda.

Apalagi, untuk menunda Pemilu dan mengubah konstitusi itu saratnya mudah. Untuk UU cipta kerja yang ribuan lembar dan ratusan pasal saja bisa dikebut semalam, apalagi cuma amandemen konstitusi untuk mengubah pasal periode jabatan presiden dan tunda pemilu ? itu jauh lebih mudah.

*Kedua,* publik sudah hafal watak Jokowi yang biasa berbohong. Bisa saja rapat yang digelar, sekedar untuk meredam mahasiswa.

Selama ini, yang dilakukan Jokowi justru kebalikan dari apa yang disampaikan. Tidak impor kenyataannya impor. Tidak tunda Pemilu, bisa saja justru akan menunda Pemilu.

*Ketiga,* lagipula mahasiswa bergerak bukan hanya soal tolak tunda pemilu dan tolak Jokowi tiga periode. Aspirasi mahasiswa banyak, dari tolak UU IKN, tolak mafia minyak goreng, turunkan harga kebutuhan pokok, hingga tuntutan Jokowi turun.

Jadi, rapat persiapan Pemilu yang digelar Presiden tidak menjawab semua tuntutan mahasiswa. Sehingga, mahasiswa tetap akan bergerak.

Tanggal 11 April adalah hari penyampaian aspirasi mahasiswa. Mereka, menyampaikan sejumlah tuntutan. Kita lihat, bagaimana nanti respon rezim Jokowi.

Semoga, Allah SWT melindungi mahasiswa. Semoga, aksi berjalan lancar dan semua tuntutan mahasiswa menjadi kenyataan. [].

Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab