Tinta Media: Multaqo Ulama
Tampilkan postingan dengan label Multaqo Ulama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Multaqo Ulama. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 23 Desember 2023

Ulama Aswaja Gresik: Khilafah, Satu-satunya Solusi Masalah Palestina

Tinta Media - Ulama Aswaja Gresik Kasepuhan menegaskan, satu-satunya solusi permasalahan Palestina adalah Khilafah. 

“Bahwa satu-satunya solusi untuk permasalahan di Palestina dan di negeri-negeri muslim lainnya adalah Khilafah,” tutur Kyai Najib Perwakilan Ulama Aswaja Gresik dalam Multaqa Ulama Aswaja Gresik: Solusi Satu Negara Khilafah Menuntaskan Problematika di Palestina, Sabtu (16/12/2023) di kanal Youtube Dakwah Giri.

Ia mengungkap, khalifah yang akan mengerahkan pasukan untuk menyucikan bumi Palestina dengan mengenyahkan entitas Yahudi dan segala kejahatannya.

“Bahwa solusi-solusi yang ditawarkan, baik berupa dua negara, gencatan senjata dan yang lainnya wajib ditolak, sebab solusi-solusi tersebut merupakan agenda negara-negara penjajah,” tegasnya. 

Ia menuturkan, tentara atau pasukan kaum muslimin di negara mana pun wajib hukumnya untuk memberikan pertolongan kepada kaum muslimin dan mujahidin di Palestina dengan datang dan terjun di medan peperangan melawan pasukan musuh, yakni pasukan entitas Yahudi dan penyokongnya.

“Bahwa kaum muslimin di negeri-negeri muslim wajib hukumnya secara syar’i untuk mengangkat pemimpin yang benar-benar bisa bertindak sebagai junnah tempat berlindung bagi rakyatnya dan yang memimpin perang melawan musuh,” ungkapnya. 

Menurutnya, perjuangan Li i’lai kalimatillah secara syar’i dan aqli akan meraih keberhasilan apabila mengikuti thariqah Rasul serta dilakukan secara berjama’ah, berpartai.

Ia juga menuturkan, wajib hukumnya untuk memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kalian kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kalian, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah mendinding antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kalian akan dihimpunkan.” (QS. Al-Anfal: 24)

Campakkan Demokrasi 

Kiai Najib mengatakan, sistem demokrasi harus dibuang jauh-jauh sebab demokrasi adalah sistem kufur, warisan dari John Locke, Montesquae dan Jean Jacques Rousseau.

“Demokrasilah yang selama ini telah menciptakan para penguasa (baik legislatif, eksekutif maupun yudikatif) yang pro penjajah,” pungkasnya.[] Abu Muhammad 

 

 


Rabu, 20 September 2023

Ulama Aswaja Samarinda: Apakah Negara Kita Sudah Merdeka?

Tinta Media - Ulama Aswaja Samarinda Ustadz Fery Ibrahim mempertanyakan kemerdekaan negara.

"78 tahun yang lalu kita berhasil mengusir penjajah dan mengambil momentum untuk memproklamasikan kemerdekaan RI, tentu kemerdekaan itu atas rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Namun pertanyaannya adalah apakah negara kita sudah benar-benar merdeka? "tuturnya dalam kegiatan Multaqa Ulama Aswaja Kalimantan Timur: Kemerdekaan Hakiki Milik Siapa? di Samarinda, Ahad (27/8/2023).

"Dengan adanya penjajah politik, penjajahan ekonomi, penjajahan hukum menunjukkan kita belum bebas, belum merdeka secara hakiki," imbuhnya.

Hal ini disampaikan dalam sambutannya dalam acara Multaqa Ulama tersebut. 

Para ulama yang hadir dalam kegiatan Multaqo Ulama tersebut bergantian menyampaikan pandangannya terkait kemerdekaan.

Futuhat dan Penjajahan

Pimpinan Pondok Alam Darul Inqilabiyah Samarinda Ustadz Muliadi Abu Fikri menyampaikan soal perbedaan antara futuhat dan penjajahan.
 
“Terkadang ada dari kita yang menyamakan makna antara penjajahan dan futuhat, padahal dua hal tersebut adalah berbeda. Karena penjajahan adalah istilah khas dari ideologi kapitalisme, sedang-kan istilah futuhat adalah istilah khas dalam Islam” ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa secara motif, sangat jelas bahwa penjajahan adalah karena materi, motif kekuasaan, motif politik, dan motif budaya dimana ujungnya cengkraman kepada yang dijajah. "Sedangkan motif futuhat dalam Islam adalah dorongan aqidah, yakni untuk menyebarluaskan Islam ke seluruh penjuru alam” jelasnya.

Memaknai Kemerdekaan

Ulama Samarinda Ustadz Hudzaifah menyatakan bahwa menjadi manusia yang bermanfaat adalah hak terbaik untuk mengisi kemerdekaan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. 

Menurutnya, ada tiga cara pandang dalam memaknai kemerdekaan. "Yang pertama adalah cara pandang dimana orang telah melihat kebutuhan nya sudah terpenuhi. Yang kedua, pemikiran secara mendalam yakni saat seseorang telah merasa terbebas dari penjajahan, sedangkan cara pandang yang ketiga yakni pemikiran secara cemerlang adalah saat seseorang telah merasa bebas dalam melakukan penyembahan kepada Allah SWT," ujarnya.

Kemerdekaan Hakiki

Ulama Aswaja Samarinda Ustadz M. Yuslie kemudian melempar pertanyaan kepada para jama’ah yang hadir. “Jika kita merasa belum merdeka secara hakiki, maka harus ditanyakan di dalam diri kita apakah sudah ada upaya dari kita untuk mewujudkan kemerdekaan secara hakiki?” tanyanya.

“Kemerdekaan hakiki adalah saat kita bisa bebas melakukan penyembahan kepada Allah SWT,” ungkapnya.

“Hanya dengan menerapkan syariah Islam secara kaffah maka baru bisa terwujud kemerdekaan hakiki bagi manusia, dan ini juga merupakan bagian dari konsekuensi keimanan,' pungkasnya.[] Ajira

Sabtu, 03 Juni 2023

FKU Aswaja Kediri: Negara Kapitalis Tidak Bisa Dibangun Tanpa Pajak

Tinta Media - Kyai Ahmad Nurkholis dari Forum Komunikasi Ulama (FKU) Aswaja Kediri mengungkapkan, negara dengan sistem kapitalisme tidak bisa membangun negerinya tanpa pajak.

“Kita harus akui bahwa tanpa pajak, memang benar negara ini tidak bisa membangun. Karena memang pajak memiliki peranan yang sangat penting oleh negara yang memiliki sistem kapitalis ini,” ungkapnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja: Pajak adalah Instrument Sistem Ekonomi Kapitalis untuk Memalak dan Menyengsarakan Rakyat, Rabu (24/5/2023) di Kediri.

Ia menjelaskan bahwa negara dengan sistem kapitalis menjadikan pajak sebagai sumber pendapatan utama untuk negara sehingga negara memberlakukan aturan-aturan dan undang-undang tentang perpajakan yang begitu banyak.

“Tidak heran kalau negara kita, Indonesia ini yang menganut sistem kapitalis menerapkan begitu banyak pajak berbagai macam pajak baik yang kecil maupun yang besar,” jelasnya.

Kyai Ahmad pun menerangkan bahwa negara sudah tidak peduli lagi dengan keadaan rakyatnya yang terpenting bagi negara adalah pemasukan dengan cara apapun maka negara akan mengambil pajak itu melalui undang-undang melalui Perda dan lain sebagainya disadari atau tidak. “Rakyat merupakan objek daripada pemerasan melalui pajak,” terangnya.

Dalam acara Multaqo Ulama Aswaja di kab. Kediri ini hadir para ulama, Asatidz dan para tokoh agama dan tokoh masyarakat, turut hadir juga hadir Kyai Agus Novi dari FKU Aswaja Kab. Kediri, Kyai Muzammil dari FKU Aswaja Kota kediri, dan Kyai Ahmad Musta’in Syafi’i dari sekjen PUI Kediri Raya [] Abi Nayara


Jumat, 02 Juni 2023

Sekjen PUI Kediri Raya: Pajak Jadi Prioritas, Hampir Mirip Penjajahan Belanda

Tinta Media - Sekjen PUI Kediri Raya Kyai Ahmad Musta’in Syafi’i menyampaikan, hampir sangat mirip penjajahan Belanda, disaat sekarang ini pajak menjadi prioritas meski sumber daya Alam yang dimiliki melimpah.

“Sekarang yang terjadi sumber pendapatan negara adalah pajak menjadi prioritas saat sumber daya alam kita ini luar biasa tapi kenapa pajak menjadi Primadona, ini hampir mirip ketika kita dijajah Belanda,” ungkapnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja: Pajak adalah Instrument Sistem Ekonomi Kapitalis untuk Memalak dan Menyengsarakan Rakyat, Rabu (24/5/2023) di Kediri.

Menurutnya, jika sumber daya alam ini dikelola dengan sebaik-baiknya sebagaimana tujuan kemerdekaan, maka pendapatan negara adalah sumber daya alam bukan pajak.

“Sumber pendapatan negara itu adalah pertama dari sumber daya alam sesuai amanah undang-undang dasar dan semangat tujuan kita merdeka dulu adalah bagaimana bisa mengelola sumber daya alam ini sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat,” katanya.

Ia menerangkan sumber daya alam harus dikelola sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat bukan dijual, bukan dieksploitasi dan menerapkan undang-undang pajak yang memberatkan rakyat.

“Sebenarnya rakyat ini menerima bagian dari Sumberdaya alam bukan membayar pajak tapi menerima uluran tangan pemerintah,” jelasnya.

Kyai Musta’in pun mengingatkan kepada para pejabat dan penguasa, untuk kembali pada cita-cita kemerdakaan yaitu bebas dari penjajahan, rakyat bukan objek untuk bisnis bukan obat untuk mempertahankan kekuasaan tapi rakyat adalah punya hak untuk dilindungi. 

“Bukan malah menjajah rakyatnya sendiri,” tutupnya [] Abi Nayara

FKU Aswaja Kediri: Yang Merusak Negeri Ini Sistem Kapitalis

Tinta Media - Kyai Agus Novi dari FKU Aswaja Kabupaten Kediri menyampaikan bahwa yang merusak negeri ini bukan Islam tetapi sistem kapitalis.

“Maka dalam kesempatan ini, mudah-mudahan kita menjadi sadar bahwa yang merusak negeri dan bangsa ini bukan Islam tetapi sistem kapitalis,” ungkapnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja: Pajak adalah Instrumen Sistem Ekonomi Kapitalis untuk Memalak dan Menyengsarakan Rakya, Rabu (24/05/2023) di Kediri.


Menurutnya, definisi sederhana kapitalis ialah para pemilik modal dan para pengusaha dijadikan pelaku utama dalam kegiatan ekonomi sedangkan negara tidak boleh ikut didalamanya, negara itu hanya sebagai watch dog (anjing pengawas).

“Hanya boleh melihat, mengatur, dan menarik pajak,” jelasnya

Ia menerangkan bahwa benar sangat ironis sekali dalam sistem kapitalis ini, jika tidak bayar pajak negara tidak bisa berkembang. Tapi, bayar pajak malah di korupsi.

“Betul berbahaya, jika tidak bayar pajak sedangkan 80% pendapatan negara kita itu dari pajak, tapi Bukankah ini lebih berbahaya lagi kalau kemudian pajaknya itu di korupsi, itu betul-betul menyakitkan bagi rakyat negeri ini,” terangnya.

Kyai Novi pun menanyakan kepada para peserta yang hadir dalam acara multaqo dengan mengutip ayat suci Al-qur’an. “Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? Ini pertanyaan kagem panjenengan Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki dan hukum Siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin,” tutupnya [] Abi Nayara

Rabu, 31 Mei 2023

Seruan Ulama Aswaja Bogor Raya atas Konflik Papua

Tinta Media - Menanggapi konflik Papua yang sudah cukup lama, serta Papua yang saat ini kembali memanas dan bergejolak hingga semakin banyak korban berjatuhan, Ulama Aswaja Bogor Raya menyampaikan seruannya.

"Sebagai bentuk perhatian ulama terhadap konflik dan krisis multidimensi ini, Ulama Aswaja Bogor Raya menyampaikan seruannya, antara lain," tutur ulama dalam Multaqo Ulama Bogor Raya 1444H: Cegah Campur Tangan Asing dari Bumi Papua, Rabu (24/5/2023) di kanal YouTube Multaqo Ulama Aswaja TV. 

Pertama, jangan serahkan urusan Papua kepada asing karena hanya akan menggiring kepada disintegrasi bangsa, gerakan papua merdeka adalah upaya barat dalam upaya penjajahan terhadap bangsa lain. "Cukup sudah Papua menjadi korban, pengerukan sumber daya alam yang telah terjadi berpuluh puluh tahun lamanya," ujarnya.

Kedua, saatnya Papua dan Indonesia dikelola dengan Islam dibawah naungan khilafah, bukan dengan demokrasi dan konsep negara bangsa yang hanya menguntungkan kepentingan para oligarki yaitu, penjajah, penguasa, dan para pemilik modal yang hanya akan menjajah mengeruk sumber daya kekayaan alam Papua.

Ketiga, wajib hukumnya untuk seluruh kaum muslimin agar terus berjuang menerapkan syariat islam secara Kaffah, menyeluruh baik secara pribadi, bermasyarakat maupun bernegara.

Keempat, Khilafah adalah ajaran Islam, warisan Rasulullah Saw, warisan ahli Sunnah waljamaah, para ulama mu'tabar telah sepakat di dalamnya.

Kelima, menyeru kaum muslimin terutama seluruh ulama untuk terus menerus berjuang dan berdakwah dijalan Allah ta'ala, menyeru kepada kebaikan, mengajak kepada tegaknya syariat Islam secara menyeluruh dibawah naungan Daulah khilafah Rasyidah ala minhajin nubuwah.

Selanjutnya ulama aswaja bogor raya menyebutkan, situasi yang terjadi di Papua saat ini diperkeruh dengan propaganda pihak asing. "Ini semua tentu membutuhkan penjelasan dan solusi baik secara faktual dan juga syar'i," jelasnya. 

Masyarakat khususnya umat Islam membutuhkan dakwah, dakwah yang antara lain menyeru kepada perubahan yang lebih baik, dakwah yang ini membangun optimisme kolektif membangun masa depan yang semakin cerah. "Dakwah harus ditunjukkan sebagai bukti cinta terhadap segala elemen bangsa, negeri tercinta serta sebagai bentuk tanggung jawab menjaga keutuhan negeri islam yang terbesar ini," ungkapnya. 

Dakwah juga tidak lepas dari ihtimam di dalam menjaga segala urusan umat di negeri ini. "Untuk itu saatnya peran ulama untuk kembali menjelaskan kepada umat, saatnya Islam kembali mengatur kehidupan baik di dalam berbangsa dan bernegara, bahkan Islam akan menjadi pemimpin dunia atas negara terkuat jaminan Allah SWT dengan institusi yang bernama Daulah Khilafah ala minhajin nubuwah," tegasnya.

Menurutnya, saat ini ancaman nyata disintegrasi Papua tidak mendapatkan respon serius dari pemerintah apalagi menjelang kedatangan presiden Amerika ke Papua Nugini yang seperti biasanya mengemban kepentingan politiknya. "Dan juga korupsi serta krisis multidimensional yang sudah cukup lama mendera negeri tercinta ini," pungkasnya.[] Pakas Abu Raghib

Selasa, 30 Mei 2023

Ulama Muda Probolinggo: Wajibkan Rakyat Bayar Pajak adalah Kebijakan Zalim

Tinta Media - Ulama muda asal Probolinggo, Ustadz Yuniar mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah dalam mewajibkan pajak kepada semua rakyatnya merupakan kebijakan yang zalim.

“Fakta yang kita lihat pada hari ini, pajak ini bukan hanya berlaku bagi orang kaya saja, tapi siapapun yang hidup di negeri ini wajib dan harus membayar pajak, suka atau dengan tidak suka, kaya atau miskin bahkan orang tua maupun yang masih anak-anak juga dimintai atau diwajibkan untuk membayar pajak,” ungkapnya dalam program Multaqo Ulama m Aswaja: Pajak adalah Instrumen Sistem Ekonomi Kapitalisme untuk Memalak Rakyat, Jumat (26/5/2023) di kanal Youtube NgajiProID.

Ia mengatakan bahwa perlu adanya pengkajian ulang terhadap kebijakan pajak ini, karena di dalam kebijakan ini ada “pemaksaan” yang terjadi kepada semua rakyatnya tanpa pandang bulu.

“Tentu ini adalah kebijakan yang zalim dan perlu adanya pengkajian ulang tentang kebijakan pajak ini. Karenanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda, janganlah kalian berbuat zalim. Rasulullah mengulangi ini tiga kali, artinya ini adalah suatu wanti-wanti besar kepada kita, bahwa sesungguhnya pengambilan harta seseorang itu tidak halal di sisi Allah kecuali dengan cara yang suka atau diridhoi oleh pemiliknya,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa kebijakan ini perlu dihapus, sehingga rakyat tidak terbebani pajak dalam menjalani kehidupannya.

“Maka jelas dalam hal ini pajak adalah sesuatu pemaksaan sehingga perlu adanya pengkajian atau penghapusan dari kebijakan pajak ini,” tambahnya.

Tidak hanya memberikan kritikan namun ia juga menjelaskan solusi bagaimana negara bisa mendapatkan pemasukan selain dari pajak.

“Maka sesungguhnya yakinlah hari ini jika pajak memang dihapuskan, bisa saja dengan cara membangun ekonomi-ekonomi jalur lain yaitu dengan sumber daya alam kita. Saya mendapatkan data yang begitu luar biasa sekali bahwasanya di negeri ini, cadangan batubara kita mencapai 37,6 miliar ton, natural gas kita 64,4 triliun kaki kubik, emas kita cadangannya mencapai 2600 ton, nikel kita 72 juta ton, hasil laut kita cadangannya mencapai 1.330 miliar US Dollar, hutan produksi kita mencapai 100 juta hektar,” jelasnya.

Terakhir, ia memberikan keyakinan bahwa jika sumber daya alam bisa dikelola dengan baik maka tidak hanya bisa membangun negeri namun bisa mencukupi hajat dan kebutuhan rakyat.

“Maka apabila sumber daya alam ini dikelola oleh negara dengan sebaik-baik mungkin, bukan hanya bisa membangun negeri ini dengan lebih baik bahkan juga bisa mencukupi kebutuhan-kebutuhan warganya. Tentu jika hal itu dikelola dengan adil seadil-adilnya,” pungkasnya. [] Muhammad RZ

Kyai Mas Ihwan Afandi: Pajak dalam Kapitalisme Bertentangan dengan Syariat Islam

Tinta Media - Menanggapi pajak sebagai pemasukan utama negara, Shohibul Hajah Kyai Mas Ihwan Afandi menyatakan pajak dalam kapitalisme bertentangan dengan Syari’at Islam. 

“Dan ini menjadi masalah karena bertentangan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah, bertentangan dengan syariat Islam,” tegasnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolinggo: Pajak adalah Instrumen Sistem Ekonomi Kapitalisme untuk Memalak Rakyat, Kamis (25/5/2023), di Kanal YouTube NgajiPro ID.

Karena menurutnya, dari sabda Nabi Muhammad SAW bahwa tidak masuk surga bagi pemungut pajak, sedangkan di negara Indonesia dijadikan sebagai penopang perekonomian.

“Sedangkan di negara kita (Indonesia) yang menganut sistem perekonomian kapitalis ideologi sekuleris, pajak yang jelas-jelas diharamkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala malah dijadikan sebagai komoditas utama untuk menjalankan roda pemerintahan,” tuturnya.

Lalu ia menjelaskan, di Indonesia sumber pemasukan negara 80% dari pajak sebagai komoditas utama untuk menjalankan roda pemerintahan. Sedangakan dalam Islam segala hal keluar masuk perekonomian negara diatur sesuai syariat Islam.

“Sedangkan dalam syariat Islam jelas, bahwa sesungguhnya ada pemasukan dan juga ada pengeluaran yang harus disesuaikan dengan syariat Islam. Ini menjadi pemicu bagi kita untuk berkumpul di sini, mengupas terkait dengan pajak adalah instrumen sistem ekonomi kapitalis untuk memalak dan menyengsarakan rakyat,” pungkasnya. [] Young Eko Utomo

Selasa, 03 Januari 2023

Permasalahan Sepanjang Tahun 2022, Gus Tuhu: Mudah Solusinya!

Tinta Media - Menanggapi segala permasalahan yang muncul sepanjang tahun 2022, Gus Tuhu, Pengasuh Majelis Ta’lim Al Mustanir Probolinggo mengatakan bahwa solusi dari hal tersebut mudah.

”Maka berarti solusinya mudah, ganti sistem, ganti pemimpin, sistem ganti sistem Islam yang bernama sistem Khilafah, pemimpinnya bernama Khalifah,” ujarnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda 1444 H: Ancaman Disintegrasi Papua, Kabupaten Meranti Riau dan Lelang Kepulauan Widi Dalam Tinjauan Politik Islam, Selasa (27/12/2022) di kanal YouTube NgajiPro ID. 

Karena menurutnya, sistem yang dibangun atas dasar ideologi yang rusak yaitu Sekuler, memisahkan agama dengan kehidupan hanya memunculkan hawa nafsu.

“Siapa yang paling bisa menikmati sistem yang dibangun di atas hawa nafsu, yang hawa nafsunya paling besar, yang syahwatnya paling hebat dan paling kuat, Siapa? Mereka penguasa disebut oligarki,” tuturnya.

Pengasuh majelis ta’lim yang rutin mengisi kajian setiap malam senin ini melanjutkan, negeri ini dengan politik Demokrasi menjadi basic kerusakan sistem, dengan agenda 5 tahunan yang masih mengunakan politik uang.

“Umat sudah tahu, setiap 5 tahunan politiknya masih politik money, tidak diberi uang mereka tidak datang ke tempat pilihan, kita menyaksikan semua dengan kasat mata dan itu diakui semuanya,” ujarnya.

Begitu juga dengan ekonomi, lanjutnya, perekonomian semakin berat, karena sumber utama APBN adalah dari pajak. Rakyat kecil menjadi sasarannya dengan kenaikan semua pajak, tetapi tidak pada orang kaya yang mendapatkan keringanan pajak seperti Amnesti pajak.

“Problem ekonomi lebih parah lagi, khususnya rakyat yang kelas menengah ke bawah dijamin pasti menjerit, pasti mengeluh, yang tidak mengeluh berarti bunuh diri. Cilakanya pajak pun tidak adil,” ungkapnya.

“Kehidupan sosial lebih mengerikan lagi, ada L98T menyimpang yang jumlahnya bertambah, kenakalan remaja itu sampai pada tingkat kriminal, saya nggak bisa mengungkapkan datanya terlalu banyak kerusakannya,” imbuhnya.

Oleh karena itu, ia menyerukan kepada para Ulama untuk merubah pemikiran Umat, mencerdaskan nya dengan mengarahkan kepada perubahan yang benar yaitu dengan solusi Islam.

“Karena umat ini terus terang, masih belum bisa membaca ada alternatif, tidak setuju dengan keadaan sekarang, setuju ingin berubah tapi bagaimana umat tidak tahu? Maka tugas kita para Alim ini adalah mencerdaskan mereka,” serunya.

“Sehingga kita bisa menjadi bagian dari mereka yang melakukan perubahan ke arah Islam, sehingga bangsa ini segera menyadari ketika Allah SWT mengirim peringatan demi peringatannya, supaya mereka bisa kembali ke jalan yang benar,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu 

Senin, 26 Desember 2022

Ulama Aswaja Kedu: Harus Ada Perubahan Sistem

Tinta Media - Menanggapi maraknya berbagai pelecehan maupun penghinaan terhadap ajaran Islam, Forum Ulama Aswaja Kedu Raya menyampaikan bahwa harus ada perubahan sistem.

"Harus ada perubahan sistem. Tidak hanya perubahan orang atau penguasa," tutur para ulama aswaja dalam acara Multaqo Ulama Aswaja Kedu: Lagi-Lagi Pelecehan Ajaran Islam, Jangan Main-Main Dengan Umat Islam, Ahad (18/12/2022) di Pondok Pesantren al-Ghazali, Temanggung, yang ditayangkan secara live streaming di kanal Youtube Kedoe TV.

Menurut para ulama aswaja Kedoe, inilah pentingnya sistem khilafah yang akan menyelamatkan umat manusia dari cengkraman sistem kapitalisme.
Khilafah akan menjadikan Indonesia lebih baik bahkan manusia di dunia ini.

"Khilafah sebagai pemimpin akan melindungi umat Islam dan ajarannya. Serta memberikan kebebasan kepada umat ajaran lain untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya. Mereka hidup berdampingan tidak akan ada tindakan diskriminasi," terang para ulama.

Para ulama menjelaskan bahwa dalam pandangan ulama muktabar, Khilafah hukumnya wajib berdasarkan dalil al-Quran, hadits, dan ijma' sahabat, maka menjadi kewajiban pula bagi kaum muslimin untuk berdakwah menyampaikan ajaran Islam yang mulia ini.

"Hanya dengan sistem khilafah inilah segala bentuk penistaan terhadap ajaran Islam serta perampokan kekayaan negara oleh pemilik modal yang bekerjasama dengan penguasa bisa dihentikan," tegas para ulama.
[] 'Aziimatul Azka

Selasa, 04 Oktober 2022

Ustaz Nurul Muyassir: Ideologi Kapitalisme dan Komunisme Tak Layak Dijadikan Sistem untuk Mengatur Kehidupan

Tinta Media - Ustaz Nurul Muyassir Dewan Asatidz PP Kyai Sekar Al Amri menjelaskan, ideologi Kapitalisme dan Sosialisme yang mengusai dunia saat ini tidak bisa dijadikan sebagai sitem untuk mengatur kehidupan ini.

“Maka kedua mabda’(Ideologi) tersebut tidak bisa dijadikan sistem dalam mengatur kehidupan di dunia ini,” ujarnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolinggo: Mengingat Tragedi G30S/PKI,Bahaya Mafsadat Dan Mudharat Ideologi Ciptaan Manusia, Pembelajaran Dari Pemberontakan PKI, Saatnya Kembali Kepada Islam Kaffah, di kanal YouTube Rumah Inspirasi Perubahan

Karena menurutnya, ideologi tersebut bersumber dari akal yang penuh dengan kepentingan dan perselisihan, menentukan baik dan buruk suatu perbuatan manusia, sehingga mempengaruhi jalannya sistem dan aqidah diembannya.

“Aqidah Kapitalisme dibangun berdasarkan ide pemisahan antara kehidupan dan  agama, sehingga agama tidak boleh mengatur suatu kehidupan, agama hanya mempunyai otoritas untuk mengatur kehidupan dengan Tuhan hya semata dalam  sisi spiritual dan ritual belaka,” tuturnya.

“Sedangakan Sosialisme Komunisme dibangun berdasarkan materi, alam, manusia dan kehidupan semuanya itu adalah materi. Mereka menafikkan adanya pencipta sang Kholiq Allah SWT, dengan begitu mereka jelas menolak agama,” imbuhnya.

Komunisme justru seperti menciptakan agama baru dengan menyembah dan mengagungkan materi, katanya. Agama adalah candu yang bisa merusak masyarakat, maka sistem kehidupannya kemudian dibangun berdasarkan akal yang hampa dari ajaran agama.

Oleh karena itu, ia mengajak untuk kembali kepada Ideologi Islam dengan memahami Islam secara Kaffah agar membentengi dari pemahaman yang rusak. Walaupun saat ini belum ada satu negara pun yang mengembannnya, sehingga tidak tampak Islam yang utuh dan konperhensif.

“Sekali lagi, marilah kia memahami Islam secara kaffah agar Islam menjadi mulia, sebagimana Islam memimpin dunia kurang lebih 13 abad lama nya,” tutupnya.[] Lukman Indra Bayu

Minggu, 02 Oktober 2022

Partai Komunis Indonesia sangat Memusuhi kaum Muslimin dan Islam

Tinta Media - Kiai Ichsan Mahmudi Tokoh Lumajang mengungkapkan jika Partai Komunis Indonesia sangat memusuhi kaum Muslimin dan Islam karena secara Ideologis berhadapan diametral dengan Islam. 

“Partai Komunis Indonesia, mereka sangat memusuhi kaum Muslimin dan Islam karena secara Ideologis mereka berhadapan diametral dengan Islam,” ujarnya dalam acara Multaqo’ Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolinggo: Mengingat Tragedi G30S/PKI, Bahaya Mafsadat Dan Mudharat Ideologi Ciptaan Manusia, Pembelajaran Dari Pemberontakan PKI, Saatnya Kembali Kepada Islam Kaffah, Jumat (30/9/2022) di kanal YouTube Rumah Inspirasi Perubahan.

Karena menurutnya, Islam mempercayai jika alam semesta ada yang menciptakan yaitu Allah SWT dan menurunkan syari’at nya melalui Nabi Muhammad SAW, sedangkan Komunisme menganggap agama adalah candu, sehingga bisa menjadi penghalang kemajuan bangsa.

“Padahal kalau kita tahu Rasullulloh SAW diturunkan ke dunia ini sebagai rahnatan lil alamin, menyampaikan risalah Islam, ini bukanlah sebagai candu, bukan sebagai penghambat pembangunan bukan sebagai penghambat kesejaterahan umat manusia,” tuturnya.

“Tetapi Islam ini diturunkan oleh Allah untuk dipakai sebagai way of life untuk dipakai sebagai aturan agar supaya manusia ini sesuai aturan yang dibuat sang pencita yaitu Allah SWT berupa syari’at Islam,” lanjutnya.

Ideologi buatan Karl Mark, katanya, ini disosialisasikan kepada pengikutnya sebenarnya digadang-gadang untuk menggantikan Ideologi Kapitalisme, yang sudah bobrok, tidak lagi bisa menjamin keadilan dan kesejateraan bagi umat manusia.

“Ternyata ideologi yang digadang-gadang yang akan bisa mengantikan ideologi Kapitalisme ini sekarang sudah ambruk karena pengusung utama nya yaitu Uni Soviet, sebuah negara besar di kawasan eropa timur sudah tidak ada lagi,” ujarnya.

“Oleh karena itu, komunisme ini sudah tidak bisa dipakai lagi sebagai ideologi yang bisa menjalankan sebuah negara, yang menjalankan sebuah perekonomian ataupun pemerintahan,” imbuhnya.

Maka ia melanjutkan, kaum muslimin oleh Allah SWT dimnta untuk mencontoh Rasulluloh SAW sebagai suri tauladan untuk menjalankan kehidupan induvidu atau dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, bahkan bernegara.

“Kita sekarang untuk bisa mengembalikan lagi kehidupan kepada apa yang telah dilakukan oleh baginda Rasululloh beserta para sahabatnya yaitu dengan syari’at Islam yang Kaffah,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu 

Selasa, 23 Agustus 2022

Ulama Aswaja Gresik: Indonesia Terpuruk, Sebab Campakkan Hukum Allah dan Mengkriminalisasi Ulama

Tinta Media - Ulama Aswaja  Gresik Kiai Adam Cholil Al-Bantaniy menyampaikan bahwa kondisi dunia, termasuk Indonesia sedang tidak baik-baik saja sebab mencampakkan hukum Allah dan nengkriminalisasi para ulama. 

"Kalau kita menyaksikan bagaimana keadaan dunia di saat sekarang ini, dan juga termasuk negeri kita. Saat ini kondisi sedang tidak baik-baik saja. Bahkan kondisinya sangat memprihatinkan dari berbagai aspek. Mulai dari persoalan kesejahteraan, tindak kriminal, berbagai macam ketimpangan, kemaksiatan yang merajalela, dan lain-lain. Dan paling penting adalah dicampakkannya hukum-hukum Allah SWT dan dikriminalisasinya para ulama yang mengemban dakwah," ungkapnya dalam multaqo ulama Aswaja Gresik secara live di kanal YouTube Dakwah Giri yang bertema 'Fasad Akibat Ulah Manusia, Kembali Kepada Syariah', Sabtu (20/8/2022).

Menurutnya, ini adalah suatu fakta yang tidak bisa dipungkiri di dunia saat sekarang ini. "Indonesia telah merdeka selama 77 tahun, namun belum menunjukkan tanda-tanda  akan menjadi negeri sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT. Yaitu baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur, negeri yang di tengah penduduknya turun rahmat dan barakah Allah dari langit dan juga keluar dari bumi," paparnya.

Indonesia, menurutnya, mengalami persoalan hukum yang sangat memprihatinkan. "Baru-baru ini bagaimana kita menyaksikan para penegak hukum yang seharusnya melindungi rakyat, yang seharusnya menjadi contoh dalam melaksanakan hukum itu, tetapi kita melihat justru merekalah orang yang terdepan melakukan pelanggaran hukum," bebernya.

Kasus penembakan seorang polisi oleh oknum polisi lainnya, menurutnya, mengungkap betapa bobroknya institusi tersebut. Padahal Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk berbuat adil kepada sesamanya. 

"Bagaimana kita menyaksikan dulu pengawal ulama ditembak mati bahkan disiksa. Kita ingat KM 50 dan pelakunya tidak terungkap ataupun ada yang ditangkap, namun kemudian dibebaskan. Karena dikatakan kalau itu suatu kejadian yang memang sesuai dengan prosedur sehingga tidak bisa disalahkan," sebutnya.

Akan tetapi, lanjutnya, Allah SWT mendengar doa-doa orang yang dizalimi  dan Allah SWT. membersihkan kekasih-kekasihNya dari tuduhan yang mereka tuduhkan.

"Ternyata sekarang semua tuduhan itu kembali kepada yang menuduh ini, tentu saja harusnya menjadi barang renungan bagi kita bahwasanya Allah SWT tidak akan pernah tinggal diam atau apa yang dilakukan oleh manusia di muka bumi, bahwa kerusakan itu akan menimpa manusia ketika manusia mengabaikan aturan-aturan dari Allah SWT," pungkasnya.[] Wafi

Jumat, 12 Agustus 2022

KH Ahmad Syahrin Thoriq: Ulama adalah Obat Bagi Penyakit Umat


Tinta Media - Pimpinan dan Pengasuh Ponpes Subulana KH Ahmad Syahrin Thoriq, Lc. menuturkan bahwa ulama adalah obat bagi penyakit yang sedang dihadapi oleh umat Islam.

"Saat mereka (umat Islam) sakit maka merekalah (para ulama) yang mengobatinya,” tuturnya dalam acara Multaqo Ulama Aswaja: Tahun Baru Islam, Momentum Persatuan Ulama Perjuangkan Islam, Ahad (24/7/2022) di Ponpes Subulana Bontang.

Menurutnya, salah satu penyakit bagi orang yang sudah mengajar adalah tidak mau belajar. "Nah hari ini kita belajar semoga penyakit itu bisa terobati di sini, dan penyakit yang paling wajib kita obati adalah penyakit umat saat ini," ungkapnya.

Ia juga menyampaikan kondisi kaum Muslimin yang mengalami kemunduran di berbagai bidang. Ia mengatakan seperti yang disampaikan para ‘ulama bahwa umat Islam pernah jatuh sebagaimana jatuhnya hari ini.

”Di dalam kitab وعود القرآن بالتمكين للإسلام yang di tulis oleh Dr. Shalah Abdul Fattah Al-Khalidi, sebagaimana bagian dari mukadimahnya, beliau menjelaskan bahwa adapun keadaan umat Islam khususnya di zaman kita hari ini asing, mengherankan dan aneh. Bahkan kehidupan kaum Muslim saat ini tidak bisa diqiyaskan, tidak ada padanannya, baik mereka kita qiyaskan ke kita, atau kita yang diyaskan ke mereka. Dan kaum Muslimin tidak pernah hidup dengan cara kita sepanjang sejarah kita," terangnya.

Menurutnya, kejatuhan (umat Islam) itu semuanya. Secara kepemimpinan umat  tercabik-cabik. "Secara ekonomi kita mengekor, bahkan dalam masalah aqidah pun sama. Seperti misalnya sekarang ada perkataan agar umat Islam jangan merasa benar sendiri, itu sangat aneh. Karena satu-satunya yang membedakan kita dengan umat lain adalah aqidah,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it 

Jumat, 29 Juli 2022

Ustaz Su'ud: Tak Ada di Dalam Al-Qur’an, Bukan Berarti Khilafah Tidak Wajib

Tinta Media - Meskipun kata khilafah dan perintah menegakkannya tidak ada di dalam Al-Qur'an, Pengasuh Majelis Taklim Bengkel Panahan Ustaz Su'ud menilai bukan berarti penegakan khilafah menjadi tidak wajib. 

"Memang benar, di dalam Al-Qur'an tidak ada kata khilafah, yang ada hanya khalifah. Namun bukan berarti khilafah tidak wajib," tuturnya pada [LIVE] Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda: Khilafah di Mata Fuqoha, Negara Terkuat di Masa Depan, Kamis (21/07/2022) di kanal Youtube Bromo Bermartabat.

Menurutnya, jika hanya merujuk kepada Al-Qur'an untuk mendapatkan sebuah hukum, maka itu akan bisa mengantarkan pelakunya kepada kesesatan. "Sebab yang menjadi sumber hukum itu bukan hanya Al-Qur'an, melainkan ada Sunnah, ijma' sahabat, dan qiyas syar'i," tegas Ustaz Su'ud.

Di dalam Al-Qur'an juga tidak disebutkan secara rinci terkait berapa rakaat umat muslim harus sholat, lanjut Ustaz Su'ud, namun bukan berarti sholat  tidak wajib.

"Jadi,  jika ada yang mengatakan khilafah itu tidak wajib itu telah menunjukkan kurangnya referensi-referensi yang dimiliki, sehingga mereka mengatakan khilafah itu tidak wajib," pungkasnya.[] Wafi

Jumat, 15 Juli 2022

Kiai Muhammad Bajuri: Semua Kezaliman yang Terjadi Akibat Kemaksiatan


Tinta Media - Pengasuh Majelis Taklim Darun Nafais Pasuruan, Kiai Muhammad Bajuri menuturkan semua kezaliman yang dirasakan umat saat ini akibat dari kemaksiatan.

“Semua kezaliman yang terjadi dan dirasakan oleh umat saat ini adalah akibat dari kemaksiatan,” ungkapnya di acara Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda: Rencana Kenaikan Tarif Dasar Listrik, Pertalite, LPG 3 Kg Adalah Kezaliman, Selasa (6/7/2022) di Pasuruan.
 
Ia mengutip hadis Rasulullah SAW  riwayat  Ibnu Majah dan At-Thabrani dari sahabat Abdullah bin Umar r.a. tentang lima perkara yang jika terjadi, maka akan mendatangkan berbagai bencana, kerusakan dan kezaliman.
 
“Bagaimana kalian, jika lima perkara menimpa kalian? Aku berlindung pada Allah SWT agar itu tidak terjadi di tengah-tengah kalian, dan kalian tidak mengalaminya," ungkapnya. 

Pertama, tidaklah kekejian (zina) itu nampak pada suatu kaum, yang mereka lakukan dengan terang-terangan, kecuali akan muncul di tengah-tengah mereka tha’un (penyakit menular) dan kelaparan yang belum pernah sedahsyat itu terjadi pada kaum-kaum sebelum mereka,” ucapnya menukil hadis.
 
Kedua, lanjutnya, tidaklah suatu kaum enggan menunaikan zakat, kecuali mereka akan dihalangi dari hujan atas mereka. Dan jikalau bukan karena Allah SWT sayang pada binatang, maka Allah SWT tidak akan turunkan hujan bagi mereka.
 
Ketiga, tidaklah suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan ditimpa dengan kemarau panjang, beban hidup yang berat dan penguasa yang zalim.
 
Keempat, tidaklah para pemimpin mereka berhukum dengan selain yang Allah  turunkan, kecuali Allah jadikan mereka dikuasai oleh musuh-musuhnya, lalu mereka (para musuh) mengambil sebagian apa yang mereka miliki,” ungkapnya.
 
Kelima, lanjutnya, dan tidaklah mereka mengabaikan Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya kecuali Allah jadikan mereka diselimuti kerusakan dan ketakutan.
 
Akibat Sistem Demokrasi 

Muhammad Bajuri menilai, kemaksiatan-kemaksiatan sebagaimana disebutkan dalam hadis itulah yang sedang terjadi sehingga berbagai bencana, kerusakan dan kezaliman terus menghantui umat di negeri yang penduduknya mayoritas Muslim ini. “Dan penyebab dari semua ini adalah sistem demokrasi,” jelasnya.
 
“Semua itu terjadi karena diterapkannya sistem demokrasi, sistem yang memberi ruang pada oligarki untuk mengekploitasi dengan bebas dan rakus atas kekayaan alam negeri ini. Sistem yang membuat rezim bebas membuat aturan yang hanya menguntungkan dirinya dan kelompoknya sendiri, serta sistem yang memaksa umat untuk bermaksiat dengan meninggalkan aturan yang berasal dari Tuhan Pencipta alam ini,” urainya.
 
Terakhir, ia mengajak dan menyeru seluruh yang hadir khususnya dan seluruh kaum Muslim pada umumnya, untuk mencampakkan demokrasi, biang dari semua kerusakan dan kezaliman yang terjadi di dunia ini.
 
“Untuk itu, mari kita campakkan demokrasi, dan terapkan Islam kafah yang pasti akan mendatangkan kebaikan dan kehidupan penuh berkah. Namun, Islam kafah ini mustahil bisa diwujudkan, kecuali dengan sebuah sistem pemerintahan warisan Rasulullah SAW  yaitu Khilafah ‘ala min hâj an nubuwah.,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab