Tinta Media: Motivasi
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 Agustus 2023

Ingatlah Semuanya Akan Dimintai Pertanggungjawaban oleh Allah

Tinta Media - Sobat. Jika engkau berbicara, ingatlah Allah mendengarmu. Jika engkau berniat, ketahuilah Allah mengetahuimu. Apabila engkau melihat, ingatlah Dia melihatmu. Apabila engkau berpikir, ingatlah Dia mengawasimu. Sesungguhnya Allah Taála berfirman :

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا  

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” ( QS. Al-Isra’ (17) : 36 )

Sobat. Allah swt melarang kaum Muslimin mengikuti perkataan atau perbuatan yang tidak diketahui kebenarannya. Larangan ini mencakup seluruh kegiatan manusia itu sendiri, baik perkataan maupun perbuatan.

Untuk mendapat keterangan lebih jauh dari kandungan ayat ini, berikut ini dikemukakan berbagai pendapat dari kalangan sahabat dan tabiin:

1.  Ibnu 'Abbas berkata, "Jangan memberi kesaksian, kecuali apa yang telah engkau lihat dengan kedua mata kepalamu, apa yang kau dengar dengan telingamu, dan apa yang diketahui oleh hati dengan penuh kesadaran."
2.  Qatadah berkata, "Jangan kamu berkata, "Saya telah mendengar," padahal kamu belum mendengar, dan jangan berkata, "Saya telah melihat," padahal kamu belum melihat, dan jangan kamu berkata, "Saya telah mengetahui," padahal kamu belum mengetahui."
3.  Pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud dengan larangan mengatakan sesuatu yang tidak diketahui ialah perkataan yang hanya berdasarkan prasangka dan dugaan, bukan pengetahuan yang benar, seperti tersebut dalam firman Allah:
 
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. (al-Hujurat/49: 12)

Dan seperti tersebut dalam hadis:
Jauhilah olehmu sekalian prasangka, sesungguhnya prasangka itu adalah ucapan yang paling dusta. (Riwayat Muslim, Ahmad, dan at-Tirmizi dari Abu Hurairah)

4.  Ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud ialah larangan kepada kaum musyrikin mengikuti kepercayaan nenek moyang mereka, dengan taklid buta dan mengikuti keinginan hawa nafsu. Di antaranya adalah mengikuti kepercayaan nenek moyang mereka menyembah berhala, dan memberi berhala itu dengan berbagai macam nama, seperti tersebut dalam firman Allah:
 
Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu mengada-adakannya. (an-Najm/53: 23)

Allah swt lalu mengatakan bahwa sesungguhnya pendengaran, peng-lihatan, dan hati akan ditanya, apakah yang dikatakan oleh seseorang itu sesuai dengan apa yang didengar suara hatinya. Apabila yang dikatakan itu sesuai dengan pendengaran, penglihatan, dan suara hatinya, ia selamat dari ancaman api neraka, dan akan menerima pahala dan keridaan Allah. Tetapi apabila tidak sesuai, ia tentu akan digiring ke dalam api neraka.

Allah swt berfirman:
Pada hari, (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (an-Nur/24: 24)

Dan hadis yang diriwayatkan oleh Syakal bin Humaid, ia berkata:
Saya mengunjungi Nabi saw, kemudian saya berkata, "Wahai Nabi, ajarilah aku doa minta perlindungan yang akan aku baca untuk memohon perlindungan kepada Allah. Maka Nabi memegang tanganku seraya bersabda, "Katakanlah, "Aku berlindung kepada-Mu (Ya Allah) dari kejahatan telingaku, kejahatan mataku, kejahatan hatiku, dan kejahatan maniku (zina)." (Riwayat Muslim)

Allah SWT berfirman :
يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ  
“pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” ( QS. An-Nur (24) : 24 )

Sobat. Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa ketika orang-orang jahat yang bergelimang dosa di dunia akan diazab di akhirat nanti, mereka membantah dan mengingkari perbuatan jahat mereka, maka anggota tubuhnya menjadi saksi. Lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi dan menceritakan apa-apa yang telah dikerjakan di dunia. Dengan kekuasaan Allah anggota-anggota tubuh itu bisa berbicara dan bercerita, sebagaimana firman Allah:
Dan mereka berkata kepada kulit mereka, "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" (Kulit) mereka menjawab, "Yang menjadikan kami dapat berbicara adalah Allah, yang (juga) menjadikan segala sesuatu dapat berbicara. (Fussilat/41: 21)

Dan sabda Rasulullah saw: 

Pada hari Kiamat nanti, diperkenalkanlah orang kafir dengan perbuatannya. Ia menyangkal dan membantah (tidak mengakui perbuatannya itu). Dikatakan kepadanya, "Mereka tetanggamu menjadi saksi atas perbuatanmu itu." Jawabnya, "Mereka itu dusta." Dikatakan lagi, "Keluargamu dan karib keluargamu menjadi saksi." Jawabnya, "Mereka juga itu bohong." Saksi-saksi itu disuruh bersumpah. Mereka bersumpah (memperkuat kesaksian mereka) kemudian Allah menutup persoalan orang-orang kafir itu dan bersaksilah lidah, tangan dan kaki mereka, lalu mereka dimasukkan ke dalam neraka. (Riwayat Ibnu Abi hatim dan Ibnu Jarir dari Abu Sa'id al- Khudri)

Sebagian ahli tafsir memberi penjelasan bahwa kesaksian yang dimaksud di sini bukan berupa ucapan, tetapi kesaksian berupa gerakan. Kalau mengenai ucapannya, lidahnya yang bergerak. Kalau mengenai perbuatan tangan atau kaki, bergeraklah tangan dan kaki sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya di dunia.

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN. Dosen Pascasarjana Universitas Islam Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Titian Terjal

Tinta Media -
Kala langit kelam menghitam
Tertutup selaksa awan
Tenggelam dalam lautan kemaksiatan
Tanpa pegangan yang menyelamatkan

Perlahan tapi pasti
Terombang-ambing diri ini
Menunggu sebuah keajaiban
Akan datangnya pertolongan

Tanpa kusadari
Kini aku telah berpindah hati
Mencoba menjemput sinyal cinta-Nya
Melalui hidayah yang diberikan-Nya

Titian ini begitu terjal
Dipenuhi dengan aral melintang
Aku membulatkan tekad
Bertahan dalam barisan para pejuang

Usia yang kian hari berkurang
Semoga Allah berkahi
Hingga diri ini layak bersama
Dalam barisan para pejuang seantero dunia

Tapal Batas, 06 Agustus 2023

By : Naila Ahmad

Kamis, 17 Agustus 2023

Menjadi Manusia yang Bermanfaat dan di Atas Rata-Rata

Tinta Media - Sobat. Kegagalan, kemiskinan, ketidaknyamanan, kebodohan, kesengsaraan dan ketidakmapanan adalah paket saat Anda sedang dibentuk untuk memiliki keteguhan hati yang andal sehingga menjadi hati yang tangguh, mandiri, kuat, sabar dan bersyukur.

Termasuk juga di dalamnya kesuksesan, kebesaran, ketenaran, dan kesejahteraan adalah paket dari Allah untuk membentuk kualitas hati yang banyak bersyukur, tidak sombong dan baik hati.

Sobat. Menjadi bermanfaat adalah tujuan setiap manusia. Seseorang yang berhasil membangun masa depan dalam hidupnya adalah ketika ia dapat bermanfaat bagi sesamanya.

Sobat. Sang Rasulullah Muhammad SAW telah membuat koridor moral yang luar biasa universal. Dalam sabdanya dikatakan bahwa, " Manusia yang hebat adalah manusia yang bermanfaat bagi sesamanya."

Sobat. Dalam Bukunya The Heart of Islam , Sayed Husein Nasr mengatakan bahwa manusia di atas rata-rata memiliki tiga kitab yang harus dibaca, dipelajari, dan dipahami, yaitu : 1. Kitab Suci. 2.Kitab sesama. 3. Kitab Alam semesta. Ketiganya adalah kunci kita untuk memiliki kesimbangan dalam menciptakan kehidupan yang berkualitas.

1. Kitab Suci adalah pembimbing sekaligus pembeda buat kita yang senantiasa mencari kebenaran bukan pembenaran. Manusia di atas rata-rata adalah mereka yang senantiasa memiliki pedoman dalam hidupnya dengan kitab suci. Bukankah Al-Quran adalah pedoman hidup bagi manusia.

2. Kitab Sesama. Manusia adalah kitab yang harus dibaca oleh manusia lainnya. Kesalahan yang telah dilakukan oleh manusia adalah buku yang harus dibaca oleh kitab sebagai manusia di atas rata-rata. Sejak peradaban manusia dimulai sampai hari ini, mempelajari manusia tidak pernah ada habisnya.

3. Kitab Alam semesta. Alam semesta adalah buku, kitab yang harus dipelajari dengan benar oleh manusia di atas rata-rata. Dalam kebesaran alam semesta yang luas, terdapat kebesaran-Nya, Kebesaran Ya Rahman Ya Rahiim. Mereka yang mampu berdamai dengan alam semesta, maka alam semesta akan berdamai dengannya.

Sobat. Dalam mempelajari hal tersebut di atas, manusia diberi instrumen oleh Allah yang dalam bahasa agama disebut Hidayah. Allah kasih hidayah gratis berupa 4 hidayah : 1. Hidayah Akal. 2. Hidayah Tubuh (Panca Indera). 3. Hidayah Naluri. dan 4. Hidayah Agama. Kalau ke-empat hidayah itu dipakai dengan baik dan maksimal maka Allah akan beri Hidayah taufik berupa keajaiban dan pertolongan dari Allah SWT.

Sobat. Orang Sukses selalu yakin bahwa Allah akan menolongnya dengan keyakinan 100 % bahwa Allah akan mengangkatnya dan memuliakannya. Itu tidak hanya di mulut, tetapi sudah tertanam di hatinya yang paling dalam.

Sobat. Kita adalah apa yang kita lakukan secara berulang-ulang. Keutamaan bukanlah sebuah tindakan, melainkan sebuah kebiasaan. Keberuntungan bukanlah yang utama. Dunia ini senantiasa merupakan sebuah tempat yang adil. Apa yang anda taburkan, itulah yang akan Anda tuai hasilnya. JIka mengalami kegagalan, anda memang perlu mengalami kegagalan itu. Kegagalan adalah satu langkah maju. Kegagalan adalah harga yang harus dibayar untuk sukses berikutnya.

Sobat. Orang sukses adalah orang biasa-biasa saja, tapi punya keteguhan hati yang luar biasa.

Sobat. Tidak ada yang bisa diraih tanpa usaha. Usaha dituntut untuk mencapai keadaan di mana ia tampak mudah. Ketika Anda belajar mencintai apa yang anda kerjakan, hal itu tidak lagi menjadi beban.

Sobat. Berikut ini tips untuk memperluas cakrawala pengetahuan Anda :

1. Carilah buku yang benar-benar ada manfaatnya untuk anda.
2. Bacalah buku selama 15 menit setiap harinya
3. Luangkan 5 menit terakhir untuk membuat catatan kesimpulan dari apa yang Anda baca.
4. Berilah tanda bahwa apa yang Anda baca sangat penting.

Sobat. Rahasia orang-orang besar adalah suka merenung dan membaca buku. Pada saat membaca, dia bukan menjadi seorang master tapi justru menjadi seorang awam, pada saat kita menjadi orang awam yang rendah hati, maka ilmu Allah akan cepat sekali masuk ke dalam pikiran dan hati kita.

Salam dahsyat dan luar biasa!

Oleh: DR. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual

Merenungi Indahnya Ketaatan dan Pahalanya

Tinta Media - Sobat. Kita dituntut untuk memikirkan indahnya ketaatan, karena itu menjadi perantara untuk melakukannya. Kita juga dituntut untuk memikirkan buruknya penentangan dan hukumannya, karena itu menjadi perantara untuk meninggalkannya. Sebab, berpikir tentang indahnya ketaatan akan membuat hamba cenderung kepadanya. Kecenderungan itu akan membangkitkan tekad, dan tekad menjadi perantara untuk melakukan ketaatan, dan melakukan ketaatan merupakan perantara untuk meraih ridha Allah SWT.

Sobat. Memikirkan buruknya kemaksiatan serta hukumannya akan membuat naluri membencinya hingga menahan diri dari melakukannya. Mengingat dan mengambil pelajaran akan berbuah pengendalian diri dari kemaksiatan dan penyimpangan.

Allah SWT berfirman :
۞أَفَمَن يَعۡلَمُ أَنَّمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ ٱلۡحَقُّ كَمَنۡ هُوَ أَعۡمَىٰٓۚ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ  
“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran,” ( QS. Ar-Ra’d (13) :19 )

Sobat. Pada ayat ini, Allah swt menjelaskan bahwa tidak sama orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepada Muhammad adalah sesuatu yang nyata benarnya dan datang dari Allah dibandingkan dengan orang buta yang tidak memahami dan mempercayainya. 

Firman Allah:

وَتَمَّتۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدۡقٗا وَعَدۡلٗاۚ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَٰتِهِۦۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ 

“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui.”(QS. al-An’am/6: 115)

Sobat. Menurut Ibnu Abbas, ayat 19 QS. Ar-Ra’d ini turun berkaitan dengan dua orang, yang seorang mukmin dan yang lainnya kafir, yaitu Hamzah dan Abu Jahal. Apakah (Hamzah) yang percaya dan mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw itu benar, tanpa keraguan lagi, sama dengan (Abu Jahal) yang buta hatinya, dan sama sekali tidak mendapat petunjuk kepada kebaikan? Tentu tidak sama. Hanya orang-orang yang sehat pikirannya saja yang dapat menyadari hal seperti ini, dan yang dapat mengambil manfaat dari perumpamaan-perumpamaan yang dikemukakan Allah swt dalam kitab suci-Nya.

Sobat. Kalimat-kalimat Al-Qur'an yang berisi kebenaran dan keadilan telah sempurna. Kalimat-kalimat itu antara lain berisi janji Allah yang akan menolong Muhammad dan pengikut-pengikutnya, sehingga memperoleh kemenangan dan kejayaan; Al-Qur'an juga mengancam orang-orang yang mencemoohkan Al-Qur'an, bahwa mereka akan dihinakan dan dibinasakan. Firman Allah: 

Dan sungguh, janji Kami telah tetap bagi hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) mereka itu pasti akan mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya bala tentara Kami itulah yang pasti menang (ash-shaffat/37: 171-173)

Kalimat-kalimat itu sempurna, karena sesuai dengan fakta dan kenyataan yang bisa disaksikan dalam sejarah kemenangan nabi-nabi, dan kehancuran musuh-musuhnya tidak ada seorang pun yang dapat mengubah kalimat-kalimat Allah. Janji Allah tak dapat diubah dan pasti Allah akan memberikan pertolongan kepada rasul-rasul dan pengikut-pengikutnya. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui segala ucapan mereka yang berkhianat dan mengetahui pula isi hati mereka dan segala dosa yang mereka perbuat.

Allah SWT berfirman :
وَٱتَّبِعۡ مَا يُوحَىٰٓ إِلَيۡكَ وَٱصۡبِرۡ حَتَّىٰ يَحۡكُمَ ٱللَّهُۚ وَهُوَ خَيۡرُ ٱلۡحَٰكِمِينَ  
“Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya.” (QS. Yunus (10) : 109 )

Sobat. Allah dalam ayat ini memerintahkan Nabi Muhammad saw supaya dia tetap mengikuti apa yang diwahyukan kepadanya, dan bekerja menurut wahyu itu dan mengajarkannya kepada umat manusia, walaupun mereka tidak beriman kepadanya. Rasul saw juga diminta bersabar menghadapi segala macam gangguan dan penghinaan dalam menjalankan tugas tablig dan dakwah itu. 

Sobat. Pada saatnya, keputusan Allah pasti akan datang sebagai hukuman terhadap para musuh agama itu, dan kemenangan atas Rasul dan umatnya sesuai dengan janji Allah kepada orang-orang mukmin. Allah adalah Hakim yang Maha Adil karena Dia memutuskan dengan alasan yang benar. Rasul saw menaati perintah-perintah ini dan dengan penuh kesabaran menunggu keputusan Allah. Ayat-ayat ini merupakan janji Allah yang menyenangkan Rasul dan orang-orang mukmin.

Saatnya akan datang di mana Rasul dan kaum mukmin memperoleh kemenangan dan kaum musyrikin mengalami kehancuran. Allah mewariskan dunia kepada orang-orang Islam, mereka menjadi penguasa-penguasa di bumi, dengan syarat mereka tetap menegakkan agamanya.

Sobat. Rasulullah SAW bersabda, “ Seorang mukmin tidak akan jatuh dua kali di lubang yang sama.” Ketegasan dan kewaspadaan merupakan wasilah untuk menolak segala keburukan dan menarik segala kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda, “Dosa adalah menyesakkan dadamu dan kau tidak suka jika orang lain mengetahuinya.” Dosa adalah sesuatu yang menggelisahkan di hati dan tidak suka jika ia diketahui orang lain. Ini hanya akan muncul dari jiwa-jiwa yang suci.

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN. Dosen Pascasarjana Universitas Islam Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Rabu, 16 Agustus 2023

Berpegang Teguh kepada Allah

Tinta Media - Sobat. Allah SWT Berfirman :

وَجَٰهِدُواْ فِي ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦۚ هُوَ ٱجۡتَبَىٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِي ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٖۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمۡ إِبۡرَٰهِيمَۚ هُوَ سَمَّىٰكُمُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ مِن قَبۡلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيۡكُمۡ وَتَكُونُواْ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِۚ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعۡتَصِمُواْ بِٱللَّهِ هُوَ مَوۡلَىٰكُمۡۖ فَنِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ  

“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” ( QS. Al-Hajj (22) : 78 )

Sobat. Allah juga memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar berjihad di jalan Allah dengan sungguh-sungguh, semata-mata dilaksanakan karena Allah dan janganlah kaum Muslimin merasa khawatir dan takut kepada siapa pun dalam berjihad selain kepada Allah.

Ada empat macam jihad di jalan Allah yaitu:
1. Jihad dalam arti mempertahankan diri dari serangan musuh, sebagaimana firman Allah:
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. (al-Baqarah/2: 190).

2. Jihad dalam arti menegakkan agama Allah dan untuk meninggikannya, sebagaimana firman Allah:

Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (al- Anfal/8: 39).

3. Jihad dengan arti berusaha melepaskan diri dari godaan setan, yang mengarah kepada masalah kemanusiaan seperti menolong orang, bertugas untuk kebaikan dan lain sebagainya, sebagaimana firman Allah:
Orang-orang yang beriman, mereka berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan Tagut, maka perangilah kawan-kawan setan itu, (karena) sesungguhnya tipu daya setan itu lemah. (an-Nisa`/4:76).

4. Jihad dengan arti memerangi hawa nafsu, sebagaimana diterangkan dalam hadis Nabi: Dari Jabir ia berkata, "Telah datang kepada Rasulullah saw suatu kaum yang baru dari peperangan. Maka beliau bersabda, "Kamu datang dengan kedatangan yang baik, kamu telah datang dari jihad yang kecil dan akan memasuki jihad yang besar." Seseorang berkata, "Apakah jihad yang besar itu?" Rasulullah menjawab, "Perjuangan hamba melawan hawa nafsu." (Riwayat al-Khatib al-Baghdadi).

Pada mulanya peperangan itu dibenci oleh kaum Muslimin, sebagaimana firman Allah:
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. (al-Baqarah/2: 216)

Sobat. Sekalipun perang itu dibenci oleh kaum Muslimin, tetapi karena tujuannya untuk mempertahankan diri dan menegakkan agama Allah, maka peperangan itu dibolehkan dan kaum Muslimin harus melakukannya. Dalam pada itu Allah melarang kaum Muslimin melakukan perbuatan-perbuatan yang melampaui batas dalam peperangan.

Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah telah memilih umat Muhammad untuk melakukan jihad. Perintah itu datang karena agama yang dibawa Muhammad adalah agama yang telah disempurnakan Allah, yang di dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan tentang Jihad. Hal ini merupakan pertolongan Allah kepada Nabi Muhammad beserta umatnya.

Sobat. Allah menerangkan bahwa agama yang telah diturunkan-Nya kepada Muhammad itu bukanlah agama yang sempit dan sulit, tetapi adalah agama yang lapang dan tidak menimbulkan kesulitan kepada hamba yang melakukannya. Semua perintah dan larangan yang terdapat dalam agama Islam bertujuan untuk melapangkan dan memudahkan hidup manusia, agar mereka hidup berbahagia di dunia dan di akhirat. Hanya saja hawa nafsu manusialah yang mempengaruhi dan menimbulkan dalam pikiran mereka bahwa perintah-perintah dan larangan-larangan Allah itu terasa berat dikerjakan.

Rasulullah saw mengatakan bahwa agama Islam itu mudah, orang-orang yang memberat-beratkan beban dalam agama akan dikalahkan oleh agama sendiri, sebagaimana tersebut dalam hadis:
Dari Abi Hurairah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda, "Sesungguhnya agama itu mudah dan sekali-kali tidak akan ada seorang pun yang memberatkan agama, kecuali agama itu akan mengalahkannya. Karena itu kerjakanlah dengan benar, dekatkanlah dirimu, gembiralah, dan mohonlah pertolongan di pagi dan petang hari serta waktu berpergian awal malam." (Riwayat al-Bukhari)

Rasulullah saw pernah memberikan suatu peringatan yang keras kepada suatu golongan yang memberatkan beban dalam agama, sebagaimana tersebut dalam hadis.

Dari `Aisyah ra, ia berkata, "Rasulullah saw pernah membuat sesuatu, lalu beliau meringankannya, lalu sampailah hal yang demikian kepada beberapa orang sahabat beliau. Seolah-olah mereka tidak menyukainya dan meninggalkannya. Maka sampailah persoalan itu pada beliau. Beliau lalu berdiri berpidato dan berkata: Apakah gerangan keadaan orang-orang yang telah sampai kepada mereka tentang sesuatu perbuatan yang aku meringankannya, lalu mereka tidak menyukainya dan meninggalkannya? Demi Allah (kata Rasululah): Sesungguhnya aku adalah orang yang paling tahu di antara mereka tentang Allah dan orang yang paling takut di antara mereka kepada-Nya." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan bahwa beberapa orang sahabat Rasul ingin menandingi beliau, sehingga ada yang berkata, "Aku akan puasa setiap hari." Yang lain lagi berkata, "Aku tidak akan mengawini perempuan." Maka sampailah hal itu kepada Rasulullah, lalu beliau bersabda:

Apakah gerangan keadaan orang yang telah mengharamkan perempuan, makan dan tidur? Ketahuilah, sesungguhnya aku salat dan tidur, berpuasa dan berbuka puasa serta menikahi perempuan-perempuan. Barangsiapa yang benci kepada sunnahku, maka ia bukanlah termasuk umatku. (Riwayat an-Nasa`i)

Sobat. Dengan keterangan hadis-hadis di atas nyatalah bahwa agama Islam adalah agama yang lapang, meringankan beban, tidak picik dan tidak mempersulit. Seandainya ada praktek dan amalan agama Islam yang memberatkan, picik dan sempit, maka hal itu bukanlah berasal dari agama Islam, tetapi berasal dari orang yang tidak mengetahui hakikat Islam itu.

Sobat. Dalam kehidupan sehari-hari terlihat masih banyak kaum Muslimin yang belum memahami dengan baik tujuan Allah menurunkan syariat-Nya kepada Nabi saw. Seperti Allah mensyariatkan sholat dengan tujuan agar manusia terhindar dari perbuatan keji dan mungkar, tetapi sebagian kaum Muslimin merasa berat mengerjakan salat yang lima waktu itu, bahkan ada di antara mereka yang mengatakan bahwa sholat itu menganggu waktu berharga bagi mereka. Demikian pula pendapat mereka tentang ibadah-ibadah lainnya.

Kemudian Allah menerangkan bahwa agama yang dibawa Muhammad itu adalah sesuai dengan agama Ibrahim, nenek moyang bangsa Arab dan kedua agama itu sama-sama bersendikan ketauhidan. Seakan-akan Allah memperingatkan kepada bangsa Arab waktu itu, "Hai bangsa Arab, kamu mengaku memeluk agama yang dibawa nenek moyangmu Ibrahim, karena itu ikutilah agama yang dibawa Muhammad, agama yang berazaskan tauhid, tidak ada kesempitan dan kepicikan di dalamnya. Dan Allah menamakan orang-orang yang memeluk agama tauhid dengan "muslim"."

Sobat. Dalam ayat ini disebutkan bahwa Rasulullah saw menjadi saksi di hari Kiamat atas umatnya. Maksudnya ialah dia bersaksi bahwa ia telah menyampaikan risalah Allah kepada mereka, menyeru mereka agar beriman kepada Allah dan agar mereka tetap berpegang teguh kepada agama Allah, serta beribadah kepada Allah dan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhkan larangan-larangan-Nya. Sedangkan kaum Muslimin menjadi saksi atas manusia di hari Kiamat kelak, maksudnya ialah mereka telah melakukan seperti yang telah dilakukan Rasul atas mereka, yaitu mereka telah menyeru manusia agar beriman, menyampaikan agama Allah, melakukan tugas yang dibebankan Allah dan Rasul kepada mereka dengan sebaik-baiknya. Setelah itu mereka menyerahkan urusan mereka kepada Allah, apakah ajakan mereka diterima atau ditolak.

Sebagian Ahli tafsir dalam menafsirkan ayat ini menyatakan bahwa kaum Muslimin menjadi saksi atas manusia termasuk di dalam persaksian mereka atas umat-umat terdahulu, yang telah diutus kepada mereka Rasul-rasul. Mereka mengetahui hal itu dari Allah melalui Al-Qur'an yang menerangkan bahwa Rasul dahulu telah menyampaikan agama yang bedasar tauhid kepada mereka.

Semua perintah Allah yang disebutkan itu dapat dilaksanakan dengan baik, agar umat Muhammad yang ditugaskan menjadi saksi terhadap manusia pada hari Kiamat dapat melakukan persaksian itu dengan sebaik-baiknya, maka Allah memerintahkan kepada mereka:

1. Selalu melaksanakan salat yang lima waktu, karena salat menjauhkan manusia dari perbuatan keji dan mungkar dan merupakan penghubung yang kuat antara Tuhan yang disembah dengan hamba-Nya.

2. Menunaikan zakat, agar dapat membersihkan jiwa dan harta, agar mempersempit jurang antara si kaya dan si miskin.

3. Berpegang teguh dengan tali Allah dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhkan segala larangan-Nya.

Sobat. Tali adalah ikatan. Tali Allah adalah kitab-Nya, karena kitab itulah yang mengikatkan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Semangat dalam menjalankan ketaatan merupakan buah cinta dan mahabbah, takut dan harap, hina dan malu di hadapan Allah.

Sobat. Dalam pandangan tasawuf, mahabbah berarti mencintai Allah yang di dalamnya mengandung arti patuh kepada-Nya sekaligus membenci sikap yang melawan kepada-Nya. Dalam kehidupannya sehari-hari, ia juga berhasil mengosongkan hati dari segala-galanya kecuali hanya Allah. Dalam kitab Mu'jam Al-Falsafi, Jamil Shaliba mengatakan, mahabbah adalah lawan dari al-baghd, yakni benci.

Allah SWT berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ فَسَوۡفَ يَأۡتِي ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ يُحِبُّهُمۡ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ يُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَآئِمٖۚ ذَٰلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ  

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” ( QS. Al-Maidah (5) : 54 )

Sobat. Bila ayat (53 – QS. Al-Maidah) sebelumnya dijelaskan tentang larangan untuk tidak menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia serta tentang buruknya sikap kaum munafik, maka ayat-ayat berikut berbicara tentang orang mukmin. 

Sobat. Wahai orang-orang yang beriman! Barang siapa di antara kamu yang murtad atau keluar dari agamanya, maka ketahuilah bahwa kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang benar-benar beriman untuk menggantikanmu. Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya dengan segenap keikhlasannya, dan mereka juga selalu bersikap lemah lembut terhadap sesama orang-orang yang beriman, tetapi sebaliknya, mereka akan bersikap keras terhadap orang-orang kafir. 

Selain itu, mereka juga merupakan umat yang selalu siap untuk berjihad di jalan Allah, dan mereka juga termasuk orang-orang yang tidak takut kepada celaan orang yang dengki dan tidak senang yang suka mencela. Itulah salah satu bentuk karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki dari makhluk-Nya. Karena itu ketahui dan pahami bahwa Allah itu Mahaluas pemberian-Nya, lagi Maha Mengetahui.  

Allah sangat mencela orang yang menjadikan kaum Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia atau penolongnya, karena sesungguhnya penolongmu yang dapat diandalkan itu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan sholat secara rutin, dan menunaikan zakat dengan ikhlas, seraya tunduk dan patuh kepada Allah.

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual

Minggu, 13 Agustus 2023

Yakinlah Adanya Ash-Shirat ( Jembatan ) dan Raihlah Syafaát

Tinta Media - Sobat. Ash-Shirat adalah jembatan yang membentang di permukaan jahannam tempat menyeberang orang-orang terdahulu dan terakhir sesuai dengan amalan masing-masing. Ada yang melintasinya dengan sekejap mata. Ada yang menyeberangi seperti kilat. Ada yang melintasinya seperti angin topan. Ada juga manusia yang seperti kuda yang berlari kencang. Ada yang melintasinya dengan lari-lari kecil. Ada yang melewatinya dengan merayap. Ada juga yang merangkak. Bahkan ada yang berguguran ke dalam api neraka. Di setiap sisi jembatan tersebut terdapat pengait besi yang jumlahnya hanya diketahui Allah. Besi-besi tersebut merenggut sebagian manusia. 

Sobat. Dari Anas bin Malik ra, ia berkata,”Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “ Ash- Shirath setajam pedanga atau setajam selembar rambut. Sesungguhnya para malaikat menyelamatkan orang-orang mukmin dan mukminat. Dan sesungguhnya jibril as memegang tali celanaku, sementara itu akau mengatakan, “ Ya Tuhanku. Selamatkanlah! Selamatkanlah!” Saat itu banyak sekali laki-laki dan wanita yang terpeleset.” ( HR. Al-Baehaqi )

Allah SWT berfirman :

وَإِن مِّنكُمۡ إِلَّا وَارِدُهَاۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتۡمٗا مَّقۡضِيّٗا ثُمَّ نُنَجِّي ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّنَذَرُ ٱلظَّٰلِمِينَ فِيهَا جِثِيّٗا  

“Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” ( QS. Maryam (19) : 71-72 )

Sobat. Kemudian Allah mengarahkan firman-Nya kepada manusia seluruhnya dan menerangkan bahwa semua orang akan dibawa ke tempat di mana neraka berada. Mereka didekatkan ke neraka itu dan berdiri di sekelilingnya. Hal ini sudah menjadi ketetapan-Nya yang tidak dapat diubah lagi dan harus terlaksana. 

Dalam hadis Muslim dari Abu Sa'id al-Khudriy diterangkan “kemudian dipancangkan jembatan di atas Jahanam, dan syafaat diperbolehkan, mereka berkata ya Allah selamatkan kami “ selamatkan kami, Rasulullah ditanya, apakah jembatan itu? Rasulullah menjawab, "tempat berpijak yang licin ada alat penyambar dan pecantol, dan duri (seperti) yang ada di Najd, yang memiliki duri kecil yang diberi nama as-Sa'dan. Ada orang mukmin yang berjalan sekejap mata seperti kilat, angin, burung yang terbang, kuda pacuan dan seperti orang yang berkendaraan, maka ada yang selamat, tertangkap dan lolos, ada pula yang terlempar ke dalam neraka jahannam."

Sobat. Ayat ini menegaskan bahwa Allah dikala itu melepaskan orang-orang yang bertakwa dari siksaan neraka dan membiarkan orang-orang kafir jatuh ke dalamnya dalam keadaan berlutut. Allah menerangkan bahwa yang dilepaskan dari siksaan neraka itu ialah orang-orang yang bertakwa bukan orang-orang yang beriman saja, karena orang-orang yang beriman saja belum tentu termasuk orang-orang yang bertakwa, karena banyak di antara orang-orang yang beriman melanggar perintah Allah dan mengerjakan larangannya. 

Apabila dosanya lebih banyak dari amal kebaikannya maka ia akan disiksa lebih dahulu dalam neraka sesuai dengan dosa yang diperbuatnya kemudian barulah dikeluarkan dari neraka setelah menerima siksaan yang sepadan dengan dosanya, lalu dimasukan ke surga. Adapun orang-orang yang amal kebaikannya lebih banyak dari dosanya, maka dia dimasukkan ke dalam surga setelah dosa-dosanya itu diampuni oleh Allah dengan rahmat dan kasih sayang-Nya. Hal yang demikian tersebut dalam firman Allah:

Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas. (al-Qari'ah/101: 6-11)

Sobat. Itulah kengerian dan kedahsyatan ash-shirat. Karena itu pikirkanlah dengan panjang mengenai keadaan Ash-shirat, sebab orang yang paling selamat dari kengerian Hari Kiamat adalah orang yang banyak memikirkannya di dunia. Sesungguhnya Allah tidak menghimpun dua ketakutan dalam diri seorang hamba. Barangsiapa takut akan kengerian kiamat di dunia, maka ia akan diberi rasa aman di akherat.

Sobat. Pantaskan diri untuk memperoleh syafaát. Ketahuilah sesungguhnya jika masuk surga itu hak setiap kelompok kaum mukminin, maka sesungguhnya Allah SWT dengan karunia-Nya menerima syafaát para Nabi, syuhada, dan Shiddiqin kepada kaum mukminin. Bahkan Allah juga menerima syafaát dari para ulama dan orang-orang sholeh serta setiap orang yang memiliki kedudukan dan hubungan baik dengan Allah. Syafaát orang tersebut kepada keluarganya, kerabatnya, teman-teman dan kenalannya di terima oleh Allah SWT. 

Karena itu, berusahalah untuk meraih derajat syafaát dari mereka untumu dengan cara tidak pernah menghina siapa pun. Pasalnya, Allah SWT menyembunyikan kewalian-Nya pada hamba-Nya. Mungkin saja orang yang hina dalam pandangan matamu, tidak dikenal oleh penduduk bumi, namun dikenal oleh penduduk langit dan ternyata dia waliyullah. 

Sobat. Dan jangan sekali-kali meremehkan kemaksiatan kepada Allah, sebab sesungguhnya Allah SWT menyembunyikan amarah-Nya dalam kemaksiatan orang itu. Barangkali itu adalah murka-Nya. Dan jangan sekali-kali merendahkan ketaatan kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyembunyikan keridhaan-Nya pada ketaatan orang itu sehingga mungkin saja keridhaan-Nya ada pada ketaatan tersebut.

Allah SWT berfirman :

وَلَسَوۡفَ يُعۡطِيكَ رَبُّكَ فَتَرۡضَىٰٓ  

“Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.” ( QS. Ad-Duha (93) : 5 )

Sobat. Dalam ayat ini, Allah menyampaikan berita gembira kepada Nabi Muhammad, bahwa Dia akan terus-menerus melimpahkan anugerah-Nya kepada beliau, sehingga beliau menjadi senang dan bahagia. Di antara pemberian-Nya itu ialah turunnya wahyu terus-menerus setelah itu sebagai petunjuk bagi Nabi saw dan umatnya untuk mendapat kebahagiaan hidup di dunia dan hari akhirat. Dia akan memenangkan agama yang dibawa Nabi Muhammad atas seluruh agama lainnya dan Dia akan mengangkat kedudukannya di atas kedudukan manusia seluruhnya.

Sobat. Dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim serta Sunan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah ra disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ Setiap NAbi memiliki doa yang dikabulkan. Setiap Nabi mempercepat pengabulan doanya. Sesunguhnya aku menyembunyikan doaku sebagai syafaát untuk umatku pada hari kiamat. Syafaátku Insya Allah akan diterima oleh orang yang meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun.” 

Sobat. Dan tidak mungkin ada yang bisa memberi syafaát kecuali Allah ridha kepada pemberi dan penerima syafaát. Allah SWT berfirman , “ Tidak ada yang dapat memberi syafaát di sisi-Nya tanpa izin-Nya,” ( QS. Al-Baqarah (2) : 255 ). “ Dan mereka tidak memberi syafaát melainkan kepada orang yang diridhai (Allah).” ( QS. Al-Anbiyaa’: 28 )

Berdasarkan hal di atas, ketika Bapaknya Nabi Ibrahim meninggal dunia dalam keadaan kafir, maka Allah tidak menerima syafaát Khalil-Nya ( Nabi Ibrahim ) untuknya pada hari kiamat.

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُۚ لَا تَأۡخُذُهُۥ سِنَةٞ وَلَا نَوۡمٞۚ لَّهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ مَن ذَا ٱلَّذِي يَشۡفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيۡءٖ مِّنۡ عِلۡمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَۖ وَلَا ئَُودُهُۥ حِفۡظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيُّ ٱلۡعَظِيمُ  

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” ( QS. Al-Baqarah (2) : 255 )

Sobat. Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, dan hanya Dia yang berhak untuk disembah. Adapun tuhan-tuhan yang lain yang disembah oleh sebagian manusia dengan alasan yang tidak benar, memang banyak jumlahnya. Akan tetapi Tuhan yang sebenarnya hanyalah Allah. Hanya Dialah Yang hidup abadi, yang ada dengan sendiri-Nya, dan Dia pulalah yang selalu mengatur makhluk-Nya tanpa ada kelalaian sedikit pun.
Kemudian ditegaskan lagi bahwa Allah tidak pernah mengantuk. 

Orang yang berada dalam keadaan mengantuk tentu hilang kesadarannya, sehingga dia tidak akan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik, padahal Allah swt senantiasa mengurus dan memelihara makhluk-Nya dengan baik, tidak pernah kehilangan kesadaran atau pun lalai.
Karena Allah tidak pernah mengantuk, sudah tentu Dia tidak pernah tidur, karena mengantuk adalah permulaan dari proses tidur. Orang yang tidur lebih banyak kehilangan kesadaran daripada orang yang mengantuk.

Sifat Allah yang lain yang disebutkan dalam ayat ini ialah bahwa Dialah yang mempunyai kekuasaan dan yang memiliki apa yang ada di langit dan di bumi. Dialah yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan yang tak terbatas, sehingga Dia dapat berbuat apa yang dikehendaki-Nya. Semuanya ada dalam kekuasaan-Nya, sehingga tidak ada satu pun dari makhluk-Nya termasuk para nabi dan para malaikat yang dapat memberikan pertolongan kecuali dengan izin-Nya, apalagi patung-patung yang oleh orang-orang kafir dianggap sebagai penolong mereka.

Yang dimaksud dengan "pertolongan" atau "syafaat" dalam ayat ini ialah pertolongan yang diberikan oleh para malaikat, nabi dan orang-orang saleh kepada umat manusia pada hari kiamat untuk mendapatkan keringanan atau kebebasan dari hukuman Allah. Syafaat itu akan terjadi atas izin Allah. 

Dalam hadis disebutkan, Nabi Saw bersabda, "Kemudian Allah berfirman, "Para Malaikat memberikan syafaat, para Nabi memberikan syafaat, dan orang-orang mukmin juga memberikan syafaat. (Riwayat Ahmad dan Muslim dari Abu Sa'id al-Khudri)

Sifat Allah yang lain yang disebutkan dalam ayat ini ialah: bahwa Allah senantiasa mengetahui apa saja yang terjadi di hadapan dan di belakang makhluk-Nya, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari ilmu Allah, melainkan sekadar apa yang dikehendaki-Nya untuk mereka ketahui. Kursi Allah mencakup langit dan bumi. Allah tidak merasa berat sedikit pun dalam memelihara makhluk-Nya yang berada di langit dan di bumi, dan di semua alam ciptaan-Nya. Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.

Mereka tidak mengetahui ilmu Allah, kecuali apa yang telah dikehendaki-Nya untuk mereka ketahui. Dengan demikian, yang dapat diketahui oleh manusia hanyalah sekadar apa yang dapat dijangkau oleh pengetahuan yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka, dan jumlahnya amat sedikit dibanding dengan ilmu-Nya yang luas. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya:

 "Sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit." (al-Isra'/17:85)

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si. Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN

Buah Taat kepada Kedua Orang Tua

Tinta Media - Sobat. Islam telah mewajibkan para anak untuk berbakti kepada kedua orangtuanya sebagai balasan atas kebaikan dan kebajikan yang diberikan keduanya. Dan orang yang berbakti kepada kedua orang tua akan dberi balasan melimpah di dunia dan akherat. Serta cukup menjadi bukti bahwa keridhaan Allah SWT ada pada keridhaan kedua orang tua, dan murka Allah SWT ada pada kemurkaan orang tua.

“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Sufyan bin Uyainah berkata,” Siapa yang melaksanakan Sholat lima waktu, berarti ia telah bersyukur kepada Allah. Dan siapa yang mendoakan kedua orang tuanya setelah sholat maka ia telah berterima kasih kepada keduanya.” Barangsiapa bersyukur kepada Allah namun tidak bersyukur kepada kedua orang tua, maka tidak akan diterima syukurnya.”

Sobat. Buah Taat kepada kedua orang tua :

1. Dikabulkan Doa. Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya, dari Umar bin alkhathab ra ia berkata, “ Rasulullah SAW bersabda, “ Sebaik-baik tabiín adalah seorang bernama Uwais. Ia memiliki seorang ibu di mana ia berbakti kepadanya. Seandainya ia bersumpah atas nama Allah pasti akan dikabulkan. Di tubuhnya ada kusta. Mintalah kepadanya untuk memohon doa untuk kalian.”

2. Ampunan Dosa. Berbakti kepada kedua orang tua salah satu sebab pengampunan dosa dan penghapusan kesalahan-kesalahan, baik dosa besar maupun kecil.

3. Taat kepada kedua orang tua laksana jihad di jalan Allah dan ibadah haji. Dari Anas bin Malik ra ia berkata, “ Seorang lelaki mendatangi Nabi Muhammad SAW berkata. “Aku berhasrat untuk jihad namun tidak mampu melaksanakannya.” “ Apakah salah seorang dari orang tuamu masih hidup?” Tanya Nabi. “ Ya Ibuku.” Jawab Orang itu. “ Allah membalas dengan balasan sepadan dalam baktimu. Jika engkau melaksanakannya, maka engkau sudah melaksanakan haji, umrah dan jihad.” Jawab Rasulullah. (HR. Ath-Thabrani )

4. Berkah umur dan rezeki. Dari Anas bin Malik ra, ia berkata, “ Rasulullah SAW bersabda, “ Barangsiapa ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya hendaknya ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim.” ( HR. Ahmad )

5. Masuk Surga dan memperoleh kenikmatan. Ath-Thabrani meriwayatkan hadits dengan redaksi sebagai berikut : “ Aku mendatangi Nabi Muhammad SAW untuk berkonsultasi mengenai jihad,” Nabi Muhammad SAW bersabda, “ Apakah engkau masih memiliki kedua orang tua?”Ya” Jawab orang itu. “ Berbaktilah kepada keduanya. Sesungguhnya surga ada di kakinya.”

Sobat. Allah SWT berfirman :

۞وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًاۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا  

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,” ( QS. An-Nisa’ (4) : 36 )

Sobat. Mengabdi dan menyembah kepada Allah dinamakan ibadah. Beribadah dengan penuh keikhlasan hati, mengakui keesaan-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu, itulah kewajiban seseorang kepada Allah.

Dalam kata lain, ibadah dan mengesakan Allah merupakan hak-hak Allah yang menjadi kewajiban manusia untuk menunaikannya. Melakukan ibadah kepada Allah tampak dalam amal perbuatan setiap hari, seperti mengerjakan apa yang telah ditetapkan oleh Rasulullah dan telah dicontohkannya, seperti salat, puasa, zakat, haji dan lain-lainnya, dinamakan ibadah khusus. 

Kemudian ibadah umum, yaitu semua pekerjaan yang baik yang dikerjakan dalam rangka patuh dan taat kepada Allah saja, bukan karena yang lainnya, seperti membantu fakir miskin, menolong dan memelihara anak yatim, mengajar orang, menunjukkan jalan kepada orang yang sesat dalam perjalanan, menyingkirkan hal-hal yang dapat mengganggu orang di tengah jalan dan sebagainya. Ibadah harus dikerjakan dengan ikhlas, memurnikan ketaatan kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan yang lain.

Ada bermacam-macam pekerjaan manusia yang menyebabkan dia bisa menjadi musyrik, di antaranya menyembah berhala sebagai perantara agar permohonannya disampaikan kepada Allah. Mereka bersembah sujud di hadapan berhala untuk menyampaikan hajat dan maksud mereka. Perbuatan manusia yang seperti itu banyak disebutkan Allah dalam Al-Qur'an. Allah berfirman:

Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan bencana kepada mereka dan tidak (pula) memberi manfaat, dan mereka berkata, "Mereka itu adalah pemberi syafaat kami di hadapan Allah." Katakanlah, "Apakah kamu akan memberitahu kepada Allah sesuatu yang tidak diketahui-Nya apa yang di langit dan tidak (pula) yang di bumi?" Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan itu. (Yunus/10:18).

Ada pula golongan lain yang termasuk musyrik, sebagaimana yang disebutkan Allah dalam Al-Qur'an, yaitu orang Nasrani yang menuhankan Nabi Isa, putra Maryam. Di samping mereka menyembah Allah, juga mereka mengakui Isa a.s. sebagai Tuhan mereka. Allah berfirman:

Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi), dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai tuhan selain Allah dan (juga) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan. (at-Taubah/9:31).

Orang musyrik semacam ini banyak terdapat pada masa sekarang, yaitu orang yang memohon dan meminta syafaat dengan perantaraan orang-orang yang dianggapnya suci dan keramat, baik orang-orang yang dianggapnya suci itu masih hidup maupun sudah mati. Mereka mendatangi kuburannya, di sanalah mereka menyampaikan hajat dan doa, bahkan mereka sampai bermalam di sana. Mereka berwasilah kepadanya dan dengan berwasilah itu, maksudnya akan berhasil dan doanya akan makbul. Tidak jarang terjadi manusia berdoa meminta kepada batu, pohon kayu, roh nenek moyang, jin, hantu dan sebagainya. Semua ini digolongkan perbuatan syirik.

Kewajiban seseorang kepada Allah ialah menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan yang lain. Rasulullah saw bersabda:
"Dari Mu'az bin Jabal, Rasulullah saw bersabda, "Ya Muaz, tahukah engkau apakah hak Allah atas hamba-Nya, dan apa pula hak hamba atas Allah?" Saya menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Rasulullah berkata, "Hak Allah atas hamba-Nya ialah agar hamba-Nya menyembah-Nya dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu. Hak hamba atas Allah ialah bahwa Allah tidak akan mengazab hamba-Nya yang tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Dalam ayat ini Allah mengatur kewajiban terhadap sesama manusia. Sesudah Allah memerintahkan agar menyembah dan beribadah kepada-Nya dengan tidak mempersekutukan-Nya dengan yang lain, selanjutnya Allah memerintahkan agar berbuat baik kepada ibu-bapak. Berbuat baik kepada ibu-bapak adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Perintah mengabdi kepada Allah diiringi perintah berbuat baik kepada ibu-bapak adalah suatu peringatan bahwa jasa ibu bapak itu sungguh besar dan tidak dapat dinilai harganya dengan apa pun. Selain ayat ini ada lagi beberapa ayat dalam Al-Qur'an yang memerintahkan agar berbuat baik kepada ibu-bapak seperti firman Allah:

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. (Luqman/31:14).

Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. (al-Isra'/17:23).

Sobat. Berbuat baik kepada ibu-bapak mencakup segala-galanya, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan yang dapat menyenangkan hati mereka keduanya. Berlaku lemah lembut dan sopan santun kepada keduanya termasuk berbuat baik kepadanya. Mengikuti nasihatnya, selama tidak bertentangan dengan ajaran Allah juga termasuk berbuat baik. Andaikata keduanya memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Allah, perintahnya boleh tidak dipatuhi, tetapi terhadap keduanya tetap dijaga hubungan yang baik. Allah berfirman:

"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (Luqman/31:15).

Termasuk pula berbuat baik mendoakan keduanya agar Allah mengampuni dosanya, sebab keduanya telah berjasa banyak, mendidik, memelihara dan mengasuh semenjak kecil.
Perintah agar selalu berbuat baik kepada ibu bapak selama hayat masih dikandung badan, karena ibu bapak adalah manusia yang paling berjasa, diperintahkan pula agar berbuat baik kepada karib kerabat. Karib kerabat adalah orang yang paling dekat hubungannya dengan seseorang sesudah ibu bapak, baik karena ada hubungan darah maupun karena yang lainnya.
Kalau seseorang telah dapat menunaikan kewajibannya kepada Allah dengan sebaik-baiknya, maka dengan sendirinya akidah orang itu akan bertambah kuat dan amal perbuatannya akan bertambah baik. Kemudian bila dia telah menunaikan kewajibannya kepada kedua ibu bapaknya dengan ikhlas dan setia, akan terwujudlah rumah tangga yang aman dan damai dan akan berbahagialah seluruh rumah tangga itu.
Rumah tangga yang aman dan damai akan mempunyai kekuatan untuk berbuat baik kepada karib kerabat dan sanak famili. Maka akan terhimpunlah suatu kekuatan besar dalam masyarakat. Dari masyarakat yang seperti ini akan mudah terwujud sifat tolong-menolong dan bantu-membantu, berbuat baik kepada anak-anak yatim dan orang miskin.

Sobat. Berbuat baik kepada anak yatim dan orang miskin, bukan hanya didorong oleh hubungan darah dan famili, tetapi semata-mata karena dorongan perikemanusiaan yang ditumbuhkan oleh rasa iman kepada Allah. Iman kepada Allah yang menumbuhkan kasih sayang untuk menyantuni anak-anak yatim dan orang-orang miskin, sebab banyak terdapat perintah Allah di dalam Al-Qur'an yang menyuruh berbuat baik kepada anak yatim dan orang miskin itu. Tangan siapa lagi yang dapat diharapkan oleh mereka itu untuk menolongnya, selain dari orang yang dadanya penuh dengan sifat kasih sayang, yaitu orang yang beriman yang mempunyai rasa perikemanusiaan.

Anak yatim itu tidak mempunyai bapak yang mengurus dan membelanjainya dan orang miskin itu tidak mempunyai daya untuk membiayai hidupnya sehari-hari. Mungkin karena lemah badannya atau oleh karena tidak cukup pendapatannya dari sehari ke sehari. Agar mereka tetap menjadi anggota masyarakat yang baik jangan sampai terjerumus ke lembah kehinaan dan nista, setiap manusia yang mempunyai rasa perikemanusiaan dan mempunyai rasa kasih sayang, haruslah bersedia turun tangan membantu dan menolong mereka, sehingga lambat laun derajat hidup mereka dapat ditingkatkan.

Allah juga menyuruh berbuat baik kepada tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, kepada teman sejawat, ibnussabil dan hamba sahaya. Tetangga dekat dan yang jauh ialah orang-orang yang berdekatan rumahnya, sering berjumpa setiap hari, bergaul setiap hari, dan tampak setiap hari keluar-masuk rumahnya. Tetapi ada pula yang mengartikan dengan hubungan kekeluargaan, dan ada pula yang mengartikan antara yang muslim dan yang bukan muslim.

Sobat.Berbuat baik kepada tetangga adalah penting. karena pada hakikatnya tetangga itulah yang menjadi saudara dan famili. Kalau terjadi sesuatu, tetanggalah yang paling dahulu datang memberikan pertolongan, baik siang maupun malam.

Saudara dan sanak famili yang berjauhan tempat tinggalnya, belum tentu dapat diharapkan dengan cepat memberikan pertolongan pada waktu diperlukan, seperti halnya tetangga. Oleh karena itu, hubungan yang baik dengan tetangga harus dijaga, jangan sampai terjadi perselisihan dan pertengkaran, walaupun tetangga itu beragama lain. Nabi Muhammad saw pernah melayat anak tetangganya yang beragama Yahudi.
Ibnu Umar pernah menyembelih seekor kambing, lalu dia berkata kepada pembantunya, "Sudahkah engkau berikan hadiah kepada tetangga kita orang Yahudi itu?" Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:
"Malaikat Jibril tidak henti-henti menasihati aku, (agar berbuat baik) kepada tetangga,sehingga aku menyangka bahwa Jibril akan memberikan hak waris kepada tetangga." (Riwayat al-Bukhari dari Ibnu Umar).

Banyak hadis yang menerangkan kewajiban bertetangga secara baik di antaranya:
"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berbuat baik kepada tetanggannya" (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Dari Jabir bin Abdullah dia berkata, Rasulullah saw bersabda, "Tetangga itu ada tiga macam, tetangga yang mempunyai satu hak saja, dan ia merupakan tetangga yang haknya paling ringan. Ada tetangga yang mempunyai dua hak dan ada tetangga yang mempunyai tiga hak, inilah tetangga yang paling utama haknya. Adapun tetangga yang hanya mempunyai satu hak saja, ialah tetangga musyrik, tidak ada hubungan darah dengan dia, dia mempunyai hak bertetangga. Adapun tetangga yang mempunyai dua hak, ialah tetangga Muslim, baginya ada hak sebagai Muslim dan hak sebagai tetangga. Tetangga yang mempunyai tiga hak ialah tetangga Muslim yang ada hubungan darahnya. Baginya ada hak sebagai tetangga, hak sebagai Muslim dan hak sebagai famili." (Riwayat Abu Bakar al-Bazzar).

"Demi Allah, tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah, tidak beriman." Rasulullah ditanya orang, "siapa ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Ialah orang yang kejahatannya tidak membuat aman tetangganya." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Rasulullah saw bersabda:
"Ya Abu Zar, kalau engkau membuat maraq (sop) banyakkanlah kuahnya, kemudian berilah tetanggamu." (Riwayat Muslim dari Abu dzarr).

Yang dimaksud berbuat baik kepada teman sejawat, ialah teman dalam perjalanan, atau dalam belajar, atau dalam pekerjaan yang dapat diharapkan pertolongannya dan memerlukan pertolongan, sehingga hubungan berkawan dan berteman tetap terpelihara. Setia-kawan adalah lambang ukhuwah Islamiyah, lambang persaudaraan dalam Islam.

Berbuat baik kepada ibnu sabil, ialah menolong orang yang sedang dalam perjalanan bukan untuk tujuan maksiat, atau dalam perantauan yang jauh dari sanak famili dan memerlukan pertolongan, pada saat dia ingin kembali ke negerinya. Termasuk ibnu sabil ialah anak yang diketemukan yang tidak diketahui ibu bapaknya. Orang yang beriman wajib menolong anak tersebut, memeliharanya atau menemukan orang tuanya atau familinya, agar anak itu jangan terlunta-lunta hidupnya yang akibatnya akan menjadi anak yang rusak rohani dan jasmaninya.

Berbuat baik kepada hamba sahaya, ialah dengan jalan memerdekakan budak. Apakah tuannya sendiri yang memerdekakannya atau orang lain dengan membelinya dari tuannya, kemudian dimerdekakannya. Pada zaman sekarang ini tidak terdapat lagi hamba sahaya, sebab perbudakan bertentangan dengan hak asasi manusia. Agama Islam pun tidak menginginkan adanya perbudakan. Karena itu semua hamba sahaya yang ditemui sebelum Islam datang, berangsur-angsur dimerdekakan dari tuannya, sehingga akhirnya habislah perbudakan itu.

Yang dimaksud dengan orang yang sombong dan membanggakan diri dalam ayat ini, ialah orang yang takabur yang dalam gerak-geriknya memperlihatkan kebesaran dirinya, begitu juga dalam pembicaraannya tampak kesombongannya melebihi orang lain, dialah yang tinggi dan mulia, orang lain rendah dan hina. Orang yang sombong dan membanggakan diri tidak disukai Allah. Sebab orang-orang yang seperti itu termasuk manusia yang tak tahu diri, lupa daratan dan akhirnya akan menyesal. Sifat takabur itu adalah hak Allah, bukan hak manusia. Siapa yang mempunyai sifat sombong dan takabur berarti menantang Allah. Biasanya orang yang sombong dan takabur itu kasar budi pekertinya dan busuk hatinya. Dia tidak dapat menunaikan kewajiban dengan baik dan ikhlas, baik kewajiban kepada Allah maupun kewajiban terhadap sesama manusia.

Banyak hadis yang mencela orang-orang yang sombong dan takabur, di antaranya, Rasulullah saw bersabda:
"Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat takabur walaupun sedikit." Berkata seorang sabahat, "Seseorang itu ingin memakai pakaian yang bagus dan sandal yang bagus." Berkata Rasulullah saw, "Sesungguhnya Allah itu indah dan senang kepada keindahan. Sifat takabur itu ialah menolak yang benar dan memandang rendah kepada orang lain." (Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dari Ibnu Mas'ud).

Apakah yang akan disombongkan manusia, padahal semua yang ada padanya adalah kepunyaan Allah yang dititipkan kepadanya buat sementara. Lambat laun semuanya akan diambil Allah kembali, berikut nyawa dan tubuhnya yang kasar dan semuanya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah nantinya.

Oleh: DR. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual

Jumat, 04 Agustus 2023

Optimis dan Tekad kuat

Tinta Media - Sobat. Orang yang hanya menjadi penonton, dia tidak akan bisa menggapai cita-citanya. Dan hanya orang pemberani dan tekunlah yang akan beruntung dengan kebaikan-kebaikannya.

Sobat. Tidak ada sesuatu yang mustahil dengan kekuatan tekad, maju, bekerja, perencanaan, menggunakan berbagai media dan cara meraih kesuksesan.

Ada ungkapan yang bijak, "Barangsiapa tidak berani mendaki gunung, Dia akan hidup sepanjang jaman di dalam kubangan."

Sobat. Orang yang pantang mundur adalah orang yang selalu dinamis dan melakukan loncatan-loncatan, dia mempunyai kesiapan memanfaatkan setiap momentum dan menembus segala aral melintang dan kesulitan yang jadi penghalang dan mencari hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui.

Sobat. Orang yang optimis adalah orang yang meyakini bahwa tidak ada kondisi yang suram dan gelap secara mutlak, dia meyakini bahwa di antara gelap gulita masih ada secercah cahaya yang menerangi dan cahaya itu akan menyingsing setelah kegelapan itu dilampaui.

Sobat. Allah berfirman : "Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." (QS. Yusuf : 87)

Sobat. Orang yang optimis adalah orang yang penuh senyuman, wajahnya berseri-seri , memiliki jiwa sosial dan leadership, dia melihat yang terbaik yang ada pada orang lain, selalu mempertimbangkan semua yang disodorkan kepadanya dari pendapat, masukan, gagasan serta berbagai sudut pandangan yang baik dan membangun yang bisa didiskusikan dan dikembangkan.

Sobat. Orang yang optimis tidak akan berhenti mengeksplorasi penemuan terbaru pada dirinya semata, dia tidak menyepelekan pemdapat orang lain dan selalu menghargai pendapat dan gagasan yang disampaikan kepadanya, bahkan dia selalu memilih yang terbaik darinya dan berupaya untuk mengembangkan serta mengkristalisasinya dalam jiwa.

Sobat. Optimisme adalah inspirator , pendorong dan pemicu untuk terus bekerja dengan sarat obsesi dan keyakinan, bahwa masih ada harapan, dan sesungguhnya keputusasaan merupakan pekerjaan syetan yang menyatu dan membantu manusia untuk menyerah kepada kemunduran, keterpurukan dan bertekuk lutut.

Sobat. Optimisme adalah daya dorong yang positif yang memicu untuk terus mencari berbagai alternatif dan pilihan yang tersedia di hadapan seseorang. Dengan kejiwaan yang terbuka yang membantu dirinya untuk berpikir secara hati-hati dan teliti.

Salam Dahsyat dan Luar biasa!

(DR Nasrul Syarif, M.Si. Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual)

Ruang Ilmu Baru

Tinta Media - Di bawah atap harapan yang baru,
Terkulai sekolah dengan cerita yang indah.
Tak lagi kaku dalam temaram yang asing,
Sekolah ini taman di mana bakti bersemi.

Di setiap biliknya, pintu-pintu terbuka,
Menanti cerita-cerita perjalanan masa.
Di koridornya, langkah-langkah berdansa,
Menabuh lantai dengan irama bahagia.

Buku-buku jendela ilmu dan khazanah,
Mengisahkan hikmah dan petualangan di sana.
Para guru bijak, tiada henti merangkai,
Nafas inspirasi, menjadi pelita jiwa.

Di kelas-kelas, pena dan buku terhampar,
Ruang jiwa menari dengan kata-kata.
Menulis adalah pintu menuju abadi,
Di dunia fana, harumkanlah namamu.

Adik-adik sambutlah dunia yang baru,
Sekolah adalah lautan, jelajahi samudra.
Jangan ragu melangkah, bawalah semangat,
Pintu kejayaan, kan terbuka lebar.

Genggamlah impian dalam genggaman tangan,
Lihatlah langit yang luas, awan berarak.
Belajarlah dengan penuh keikhlasan,
Kau akan bersinar bagai bintang di malam.

Jangan takut bertanya, jangan lelah mencoba,
Gurumu akan selalu di sini menuntunmu.
Rekan setapak, bersama berlari,
Melampaui batas, tinggalkan jejak berarti.

Sekolah baru, oh betapa menariknya,
Dunia terbuka, pelukan cinta menggoda.
Jadilah seperti pohon, menghijaukan ilmu,
Tinggi berakar, berbuahkan kebijaksanaan.

Bersiaplah hadapi dunia yang penuh cabaran,
Sekolah baru adalah awal perjalanan.
Bersinarlah bagai mentari di ufuk timur,
Belajarlah dengan gembira, temukan impian.

Hari-hari di sekolah, takkan berlalu sia-sia,
Kawan-kawan, guru, membangun masa depan gemilang.
Jadilah yang terbaik, tunjukkan potensi diri,
Dunia menanti untuk sambutanmu yang megah.

Sekolah baru, tempat impian tercipta,
Taman bersemi, di sanalah cita-cita.
Belajarlah dengan sepenuh hati dan jiwa,
Engkau kan berjaya, temani langit biru.


Kota Angin, 22 Juli 2023

Oleh: Maman El Hakim
Didedikasikan untuk Naila Ahmad

Rabu, 05 Juli 2023

Never Give Up – Jangan Putus Asa

Tinta Media - Sobat. Kau tidak akan pernah sanggup memikul seluruh bekal beberapa hari sekaligus. Kau cukup memikul bekal hari ini saja.

Sobat. Bangunkan percaya dirimu bahwa cobaan adalah jembatan menuju sukses. Kesulitan merupakan pertanda bahwa perubahan ke arah yang baru sudah semakin dekat. Jika jalan di depanmu tertutup, yakinlah selalu ada jalan lain yang akan mengantarkanmu pada cita-citamu.

Sobat. Jika seseorang bisa bersikap sabar ketika menghadapi kesulitan, dia akan mendapatkan dua pahala dan kebaikan.
Pertama, dosa-dosanya yang telah berlalu akan dihapus oleh Allah Ta’ala. Sekecil apapun setiap musibah yang menimpa manusia, semua itu akan menjadi sebab terhapusnya dosa.

Dari ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu keletihan dan penyakit (yang terus menimpa), kekhawatiran, dan kesedihan, tidak juga gangguan dan kesusahan, bahkan duri yang melukainya, melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya.” (HR. Bukhari no. 5641)

Kedua, jika seseorang diberi taufik dan hidayah untuk bersabar dan berharap pahala, dia akan mendapatkan pahala sabar. Padahal, pahala sabar adalah pahala yang tidak ternilai dan tanpa batas. 

Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

قُلۡ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمۡۚ لِلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ فِي هَٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٞۗ وَأَرۡضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٖ  

“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. ( QS. Az-Zumar (39) : 10 )

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar [39]: 10)

Sobat. Ayat ini merupakan dalil bahwa sabar itu tidak berbatas, sebagaimana pahala yang didapatkan oleh orang yang bersabar juga tidak ada batasnya. Hal ini sesuai dengan kaidah al–jaza’ min jinsil ‘amal, bahwa balasan (pahala) itu senilai dengan amal perbuatan yang dilakukan. Ketika balasan pahala sabar itu tanpa ada batas, maka hal ini adalah isyarat bahwa sabar itu juga tidak mempunyai batas. Sehingga ungkapan sebagian orang, “Sabarku ada batasnya”, itu adalah ungkapan yang kurang tepat.

Sobat. Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar menyeru seluruh hamba Allah dan menasihati mereka agar tetap bertakwa kepada Allah, menaati seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Manusia diperintahkan agar bertakwa karena mereka yang berbuat baik di dunia ini akan mendapat kebaikan pula. Mereka akan dianugerahi kesehatan, kesejahteraan, dan kesuksesan dalam melaksanakan tugas-tugas hidupnya. 

Sobat. Semua itu dapat dicapai karena ia selalu berakhlak baik dan berbudi luhur seperti yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang bertakwa. Di samping itu, ia akan mendapat kebaikan pula di akhirat, yaitu mendapat tempat yang penuh dengan kenikmatan, dan mendapat keridaan Allah.

Allah juga menyuruh kaum Muslimin untuk mempersiapkan diri melakukan hijrah ke Medinah, serta menyuruh mereka agar bersikap tabah karena terpisah dari tanah air, sanak keluarga, dan handai taulan. Perintah itu diberikan dengan penjelasan bahwa apabila kaum Muslimin terganggu kebebasannya dalam melakukan perintah Allah di Mekah, maka hendaklah hijrah ke negeri lain yang memungkinkan untuk memberi ketenangan dalam melakukan perintah-perintah Allah.

Perintah ini terlukis dalam firman Allah yang singkat "Dan bumi Allah itu adalah luas."
Allah berfirman:
 
"Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?" (an-Nisa'/4: 97)

Di akhir ayat, Allah menjelaskan bahwa hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan mendapat pahala yang tak terbatas, seperti dirasakan oleh umat yang terdahulu dari mereka.

Oleh karena itu, sikap yang benar dari seorang muslim ketika sedang ditimpa ujian dan musibah adalah bersabar dan mengharap pahala. Hal ini karena sesungguhnya setelah adanya kesulitan, pasti akan datang berbagai macam kemudahan. 
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

فَإِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرًا إِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرٗا  

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al–Insyirah [94]: 5 – 6) 

Sobat. Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan bahwa sesungguhnya di dalam setiap kesempitan, terdapat kelapangan, dan di dalam setiap kekurangan sarana untuk mencapai suatu keinginan, terdapat pula jalan keluar. Namun demikian, dalam usaha untuk meraih sesuatu itu harus tetap berpegang pada kesabaran dan tawakal kepada Allah. Ini adalah sifat Nabi saw, baik sebelum beliau diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya, ketika beliau terdesak menghadapi tantangan kaumnya.

Walaupun demikian, beliau tidak pernah gelisah dan tidak pula mengubah tujuan, tetapi beliau bersabar menghadapi kejahatan kaumnya dan terus menjalankan dakwah sambil berserah diri dengan tawakal kepada Allah dan mengharap pahala daripada-Nya. Begitulah keadaan Nabi saw sejak permulaan dakwahnya. 

Pada akhirnya, Allah memberikan kepadanya pendukung-pendukung yang mencintai beliau sepenuh hati dan bertekad untuk menjaga diri pribadi beliau dan agama yang dibawanya. Mereka yakin bahwa hidup mereka tidak akan sempurna kecuali dengan menghancurleburkan segala sendi kemusyrikan dan kekufuran. Lalu mereka bersedia menebus pahala dan nikmat yang disediakan di sisi Allah bagi orang-orang yang berjihad pada jalan-Nya dengan jiwa, harta, dan semua yang mereka miliki. Dengan demikian, mereka sanggup menghancurkan kubu-kubu pertahanan raja-raja Persi dan Romawi.

Ayat tersebut seakan-akan menyatakan bahwa bila keadaan telah terlalu gawat, maka dengan sendirinya kita ingin keluar dengan selamat dari kesusahan tersebut dengan melalui segala jalan yang dapat ditempuh, sambil bertawakal kepada Allah. Dengan demikian, kemenangan bisa tercapai walau bagaimanapun hebatnya rintangan dan cobaan yang dihadapi.

Dengan ini pula, Allah memberitahukan kepada Nabi Muhammad bahwa keadaannya akan berubah dari miskin menjadi kaya, dari tidak mempunyai teman sampai mempunyai saudara yang banyak dan dari kebencian kaumnya kepada kecintaan yang tidak ada taranya.

Sobat. Ayat ini adalah ulangan ayat sebelumnya untuk menguatkan arti yang terkandung dalam ayat yang terdahulu. Bila kesulitan itu dihadapi dengan tekad yang sungguh-sungguh dan berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran untuk melepaskan diri darinya, tekun dan sabar serta tidak mengeluh atas kelambatan datangnya kemudahan, pasti kemudahan itu akan tiba.

Sobat. Goreskan ketakutanmu di atas pasir pantai agar hilang bersama deburan ombak yang datang. Hadapi hidup ini dengan keberanian dan keyakinan kepada Allah dan dirimu, bahwa dunia memberikan banyak kesempatan dan harapan.
Sungguh, masa depan adalah milik orang-orang yang melakukan pekerjaannya dengan penuh keyakinan dan keberanian

Sobat. Ketika segala usahamu untuk sukses ternyata kandas; ketika seluruh jalan buatmu terasa sempit, gapailah cita-citamu di jalan lain. Ketika kau mengalami kerugian apa pun dalam hidup ini, berbahagialah dengan penggantinya dari Allah SWT pada waktu lain. Selalu ada banyak jalan baru yang hampir kau buka. Jika pintu-pintu di hadapanmu telah terkunci, lihat sekitarmu. Kadang kau melihat pintu-pintu lain yang terbuka.

Salam Dahsyat dan Luar biasa!

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual

Senin, 22 Mei 2023

Mau Tak Mau Aku Harus Bersamamu

Tinta Media - Sobat, seringkali dalam hidup kita "terpaksa" Berkongsi dengan orang-orang yang bahkan kita tak kenal sama sekali. Atau orang yang kita kenal keburukannnya. Namun kita harus terima kenyataan. Bahwa tanpa hadirnya dia saat itu maka kita pun tak bisa memenuhi hajat kita. 

Misalnya, kita naik pesawat terbang dalam satu safar yang barokah, insyaallah. Dan ternyata kita harus satu pesawat dengan orang-orang yang sudah dikenal luas sebagai penguasa zholim, atau orang fasik, orang zholim, pendusta, bahkan mungkin buzzer yang kerjanya menghancurkan masyarakat. Yang keburukan mereka sudah terbuka seolah sudah hampir pasti. 

Bersama orang-orang seperti itu tentu bukan pilihan kita. Andai boleh memilih tentu kita tak mau bersama mereka meski beberapa saat. Kuatir keburukan mereka akan berpengaruh kepada kita. Namun jika kita saat itu tak mau bersama mereka dalam satu pesawat maka kita harus gagal terbang dan hajat kita tak tercapai. Atau kewajiban kita tak tertunaikan. Karena kemaslahatan yang mengikat lah kita harus mau bersama mereka. Sehingga kita harus mengabaikan berbagai perbedaan kita dengan mereka. 

Dalam kondisi, aturan main dan maslahat berbeda kita sering harus bersama dengan orang orang yang mungkin ada hal hal tertentu yang kita tak suka. Namun karena ikatan maslahat bersama dengan aturan main yang disepakati dan tujuan yang sama maka kita harus bertahan. 

Dalam berjuang kurleb juga begitu. Meski dengan tujuan, maslahat, aturan main dan kondisi yang berbeda. Karena satu aqidah, satu tujuan mengembalikan kehidupan Islam dengan metode berjuang yang sama maka kita harus mampu bersama sama mengesampingkan berbagai perbedaan yang bersifat personal. Sehingga tetap mampu bersama sama bersinergi menggapai tujuan perjuangan. 

Dalam rumah tangga juga hampir sama. Tentu saja dengan tujuan, aturan main, standar dan kondisi yang berbeda. Suami istri harus rela mengesampingkan atau mentolerir berbagai perbedaan dan selera pribadi agar bisa tetap bersama dalam menggapai maslahat bersama yakni membangun keluarga sakinah. 

Disinilah kita harus mampu memilah dan memilih pada posisi mana kita berada. Dalam komunitas atau ikatan seperti apa kondisi kita. Standar dan aturan main serta maslahat apa yang mesti kita raih bersama mereka. Sehingga kita bisa tetap bersama meraih maslahat tanpa kita mendapatkan mudhorot yang mungkin bisa saja terjadi. 

Jadi, tetap semangat dan terus maju ya Sobat. Wallaahu a'lam. []

Oleh: Ustadz Abu Zaid
Tabayyun Center

Rabu, 17 Mei 2023

Berbahagialah jika Ada Masalah?


Tinta Media - Sobat. Ada masalah? Berbahagialah. Artinya engkau sedang hidup , tumbuh dan berkembang. Sebab karena masalah itulah muncul kreativitas berpikir untuk menemukan jalan dan inovasi cara untuk mencetak sejarah. Kreativitas adalah berpikir dengan cara yang berbeda dan inovasi adalah melakukan dengan cara berbeda. Lihatlah masalah untuk meningkatkan rasa syukur. Alhamdulillah, saya sedang menjalani ujian untuk naik kelas atau tingkat.

Allah SWT Berfirman :
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا ٱكۡتَسَبَتۡۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرٗا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ  

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". ( QS. Al-Baqarah (2) : 286 )

Sobat. Tidak ada yang berat dalam beragama, dan tidak perlu ada kekhawatiran tentang tanggung jawab atas bisikan-bisikan hati, sebab Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia, yakni setiap manusia, mendapat pahala dari kebajikan yang dikerjakannya walaupun baru dalam bentuk niat dan belum wujud dalam kenyataan, dan dia mendapat siksa dari kejahatan yang diperbuatnya dan wujud dalam bentuk nyata. 

Mereka berdoa, Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa dalam melaksanakan apa yang Engkau perintahkan atau kami melakukan kesalahan karena suatu dan lain sebab. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami seperti orang-orang Yahudi yang mendapat tugas yang cukup sulit karena ulah mereka sendiri, misalnya untuk bertobat harus membunuh diri sendiri. 

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya, baik berupa ketentuan dalam beragama maupun musibah dalam hidup dan lainnya. Maafkanlah kami, yakni hapuslah dosa-dosa kami, ampunilah kami dengan menutupi aib kami dan tidak menghukum kami akibat pelanggaran, dan rahmatilah kami dengan sifat kasih dan rahmat-Mu yang luas, melebihi penghapusan dosa dan penutupan aib. Engkaulah pelindung kami, karena itu maka tolonglah kami dengan argumentasi dan kekuatan fisik dalam menghadapi orang-orang kafir. 

Sobat. Masalah itu banyak manfaatnya. Apa bener? Berbahagialah, masalah justru mendewasakan kita. Mematangkan jiwa.Peluang untuk menang. Penempa untuk lebih berkarakter kuat. Kalau kamu punya bos yang buruk, itu ujian agar saat jadi atasan harus lebih baik darinya. 

1. Masalah adalah penebus dosa. Dengan memiliki masalah orang belajar dari kesalahan, dosa, maksiat dan sejarah buruk hidup. Allah sedang menunjukkan dosa kita untuk berbenah. Itulah tarbiyah ilahiyah. Maka bersihkan hati,luruskan misi, kuatkan motivasi, kembalikan orientasi asli, barangkali ada kebengkokan langkah selama ini.

2. Masalah itu nikmat kehidupan. Masalah itu seperti garam bagi sayur. Tanpa masalah hidup seperti hambar dan datar. Masalah membuat kita tertantang, dan senang karena berhasil menghalau haling rintang yang menghadang. Nikmatilah masalah agar selamat dunia akherat. Sobat. Tiga hal yang mendatangkan keselamatan adalah takut kepada Allah dalam keadaan sepi maupun ramai, berhemat pada saat kaya ataupun miskin, dan berlaku adil dalam keadaan ridha ataupun murka.

3. Penyaring mutu dan mengangkat derajat. Masalah adalah indikator penyaring mutu, ujian kenaikan tingkat. Murninya emas karena disepuh. Batu jadi permata karena digosok terus. Kerang jadi mutiara sakit menahan pasir. Batu bata kuat karena dibakar. Kokohnya baja karena dilebur. Bersihnya air karena dialirkan. Cerdasnya otak karena digunakan untuk berpikir. Lembutnya jiwa karena tarbiyah ruhiyah dan pendidikan ruhani yang dijalani.

4. Banyak masalah banyak ilmu. Banyak jam tayang, semakin tinggi jam terbang, semakin meningkat rating, terbuka peluang sekaligus rintangan yang menghadang. Saat menghadapi rintangan itulah semakin bertambah ilmu. Sebagaimana janji Allah SWT :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَكُمۡ تَفَسَّحُواْ فِي ٱلۡمَجَٰلِسِ فَٱفۡسَحُواْ يَفۡسَحِ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُواْ فَٱنشُزُواْ يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ 

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( QS. Al-Mujadilah (58) : 11 ).

Sobat. Ayat ini memberikan penjelasan bahwa jika di antara kaum Muslimin ada yang diperintahkan Rasulullah saw berdiri untuk memberikan kesempatan kepada orang tertentu untuk duduk, atau mereka diperintahkan pergi dahulu, hendaklah mereka berdiri atau pergi, karena beliau ingin memberikan penghormatan kepada orang-orang itu, ingin menyendiri untuk memikirkan urusan-urusan agama, atau melaksanakan tugas-tugas yang perlu diselesaikan dengan segera.

Dari ayat ini dapat dipahami hal-hal sebagai berikut:

1. Para sahabat berlomba-lomba mencari tempat dekat Rasulullah saw agar mudah mendengar perkataan yang beliau sampaikan kepada mereka.

2. Perintah memberikan tempat kepada orang yang baru datang merupakan anjuran, jika memungkinkan dilakukan, untuk menimbulkan rasa persahabatan antara sesama yang hadir.

3. Sesungguhnya tiap-tiap orang yang memberikan kelapangan kepada hamba Allah dalam melakukan perbuatan-perbuatan baik, maka Allah akan memberi kelapangan pula kepadanya di dunia dan di akhirat.

Memberi kelapangan kepada sesama Muslim dalam pergaulan dan usaha mencari kebajikan dan kebaikan, berusaha menyenangkan hati saudara-saudaranya, memberi pertolongan, dan sebagainya termasuk yang dianjurkan Rasulullah saw. Beliau bersabda:

Allah selalu menolong hamba selama hamba itu menolong saudaranya. (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)

Berdasarkan ayat ini para ulama berpendapat bahwa orang-orang yang hadir dalam suatu majelis hendaklah mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam majelis itu atau mematuhi perintah orang-orang yang mengatur majelis itu.

Jika dipelajari maksud ayat di atas, ada suatu ketetapan yang ditentukan ayat ini, yaitu agar orang-orang menghadiri suatu majelis baik yang datang pada waktunya atau yang terlambat, selalu menjaga suasana yang baik, penuh persaudaraan dan saling bertenggang rasa. Bagi yang lebih dahulu datang, hendaklah memenuhi tempat di muka, sehingga orang yang datang kemudian tidak perlu melangkahi atau mengganggu orang yang telah lebih dahulu hadir. Bagi orang yang terlambat datang, hendaklah rela dengan keadaan yang ditemuinya, seperti tidak mendapat tempat duduk. Inilah yang dimaksud dengan sabda Nabi saw:
Janganlah seseorang menyuruh temannya berdiri dari tempat duduknya, lalu ia duduk di tempat tersebut, tetapi hendaklah mereka bergeser dan berlapang-lapang." (Riwayat Muslim dari Ibnu 'Umar)

Akhir ayat ini menerangkan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman, taat dan patuh kepada-Nya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, berusaha menciptakan suasana damai, aman, dan tenteram dalam masyarakat, demikian pula orang-orang berilmu yang menggunakan ilmunya untuk menegakkan kalimat Allah. Dari ayat ini dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai derajat yang paling tinggi di sisi Allah ialah orang yang beriman dan berilmu. Ilmunya itu diamalkan sesuai dengan yang diperintahkan Allah dan rasul-Nya.
Kemudian Allah menegaskan bahwa Dia Maha Mengetahui semua yang dilakukan manusia, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Dia akan memberi balasan yang adil sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya. Perbuatan baik akan dibalas dengan surga dan perbuatan jahat dan terlarang akan dibalas dengan azab neraka.

5. Masalah sebagai seleksi. Hidup adalah ujian seleksi kehidupan. Memilih hamba pilihan. “ Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya….( QS. Al-Mulk : 2 ). Yang dimaksud dengan yang paling baik amalnya adalah yang paling ikhlas niatnya dan benar caranya. Seleksi adalah pembeda yang asli dan yang gadungan, yang sungguh-sungguh atau sekedar ikut-ikutan.

6. Masalah untuk merevisi langkah, menetukan arah, dan istiqomah. Saat ditimpa muhasabalah; apa yang salah? Berbenah, koreksi diri; adakah yang tak sesuai? Ini membuat lebih bersih, lebih fresh, tetap gress agar semua menjadi beres. Menemukan sumber masalah segera berbenah, memompa bergairah, agar kemenangan diraih dengan mudah, penuh berkah dalam setiap langkah.

Sobat. Temukan masalahmu. Mampu menemukan masalah berarti separo dari solusi.Kita sulit menemukan solusi bila masalah inti belum dicari. Bila inti masalah tidak terdeteksi, solusinya pun tak menyasar , masalah semakin besar, hati terasa terbakar, jantung berdebar-debar, tubuh gemetar dan pandangan nanar.

Sobat. Berbahagialah! Pandang masalah dengan senang, jalani dengan tenang. Banting stir bila kesulitan hadir. Siapkan rencana kedua bila gagal di langkah pertama. Siapkan hati untuk segala kondisi, kelola diri secara kreatif dan inovatif.

Sobat. Berbahagialah! Sebab masalah ibarat api yang membakar kerak dosa, merontokkan karat maksiat, membersihkan korosi dengki agar bersih, merih ketinggian pribadi. Berbahagialah ! karena masalah telah berjasa membuat kita lebih baik, lebih kuat, lebih sabar, lebih tegar, lebih tertantang, lebih arif, lebih bijak, lebih matang dan lebih dewasa.

Sobat. Berbahagialah ! Karena masalah akan mengajari kita untuk terus belajar kerumitan hidup dan memecahkannya. Menambah ilmu untuk mendewasakan dan menambah skill agar terampil. Berbahagialah! Jadikan motivasi diri sebagai bahan bakar. Miliki percaya diri sebagai kopling gas yang menggerakkan. Tapi jangan lupa miliki tahu diri sebagai rem yang mengendalikan.

Salam dahsyat dan luar biasa!

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UI Tribakti Lirboyo

Rasulullah SAW Berbelas Kasih Lagi Penyayang dalam Mendidik

Tinta Media - Sobat. Kasih sayang pada diri Rasulullah SAW telah menjadi ajaran sekaligus perilaku. Beliau bersabda,  Para penyayang disayang Allah SWT. Sayangilah yang berada di bumi, niscaya kalian disayangi oleh yang berada di langit.”

Dalam riwayat lain beliau bersabda, “Sesungguhnya Aku dan umatku ibarat seorang laki-laki yang menyalakan api unggun, lalu serangga-serangga dan kupu-kupu datang menghampiri ( dan terbakar di dalamnya ). Aku pun mulai menghalang-halangi kalian, sementara kalian hendak menceburkan diri ke dalamnya.” (HR. Bukhari-Muslim )

Sobat. Pendidik yang kurang penyayang dan berhati kasar tidak akan berhasil dan tidak akan disukai orang. Allah SWT berfirman :

فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ 

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” ( QS. Ali-Imran (3) : 159 )

Sobat. Meskipun dalam keadaan genting, seperti terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian kaum Muslimin dalam Perang Uhud sehingga menyebabkan kaum Muslimin menderita, tetapi Rasulullah tetap bersikap lemah lembut dan tidak marah terhadap para pelanggar itu, bahkan memaafkannya, dan memohonkan ampunan dari Allah untuk mereka. Andaikata Nabi Muhammad saw bersikap keras, berhati kasar tentulah mereka akan menjauhkan diri dari beliau.

Di samping itu Nabi Muhammad saw selalu bermusyawarah dengan mereka dalam segala hal, apalagi dalam urusan peperangan. Oleh karena itu kaum Muslimin patuh melaksanakan keputusan-keputusan musyawarah itu karena keputusan itu merupakan keputusan mereka sendiri bersama Nabi. Mereka tetap berjuang dan berjihad di jalan Allah dengan tekad yang bulat tanpa menghiraukan bahaya dan kesulitan yang mereka hadapi. Mereka bertawakal sepenuhnya kepada Allah, karena tidak ada yang dapat membela kaum Muslimin selain Allah.

Sobat. Ilmu hanya akan melewati bibir selama tidak terdapat hubungan cinta antara guru dan murid. Rasulullah SAW paling tinggidan luhur dalam kasih sayang. Beliau menghindari kesusahan dan mengutamakan kemudahan, kelembutan, keinginan kuat akan keselamatan, serta mencurahkan ilmu dan kebaikan bagi murid.

Allah SWT berfirman :

لَقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولٞ مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٞ رَّحِيمٞ  

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” ( QS. At-Taubah (9) : 128 )

Sobat. Ayat ini sekalipun khusus ditujukan kepada bangsa Arab di masa Nabi, tetapi juga ditujukan kepada seluruh umat manusia. Semula ditujukan kepada orang Arab di masa Nabi, karena kepada merekalah Al-Qur'an pertama kali disampaikan, karena Al-Qur'an itu dalam bahasa Arab, tentulah orang Arab yang paling dapat memahami dan merasakan ketinggian sastra Al-Qur'an. Dengan demikian mereka mudah pula menyampaikan kepada orang-orang selain bangsa Arab. Jika orang-orang Arab sendiri tidak mempercayai Muhammad dan Al-Qur'an, tentu orang-orang selain Arab lebih sukar mempercayainya.

Ayat ini seakan-akan mengingatkan orang-orang Arab, sebagaimana isinya yang berbunyi, "Hai orang-orang Arab, telah diutus seorang Rasul dari bangsamu sendiri yang kamu ketahui sepenuhnya asal-usul dan kepribadian-nya, serta kamu lebih mengetahuinya dari orang-orang lain."

Sebagian mufassir menafsirkan perkataan "Rasulun min anfusikum" dengan hadis:
Bersabda Rasulullah saw, "Sesungguhnya Allah telah memilih Bani Kinanah dari keturunan Ismail, dan memilih suku Quraisy dari Bani Kinanah, dan memilih Bani Hasyim dari suku Quraisy, dan Allah telah memilihku dari Bani Hasyim." (Riwayat Muslim dan at-Tirmidzi dari Wasilah bin Asqa)

Dari ayat dan hadis di atas dapat dipahami tentang kesucian keturunan Nabi Muhammad saw, yang berasal dari suku-suku pilihan dari bangsa Arab. Dan orang-orang Arab mengetahui benar tentang hal ini.

Nabi Muhammad saw yang berasal dari keturunan yang baik dan terhormat mempunyai sifat-sifat yang mulia dan agung, yaitu:

1. Nabi merasa tidak senang jika umatnya ditimpa sesuatu yang tidak diinginkan, seperti dihinakan karena dijajah dan diperhamba oleh musuh-musuh kaum Muslimin, sebagaimana ia tidak senang pula melihat umatnya ditimpa azab yang pedih di akhirat nanti.

2. Nabi sangat menginginkan agar umatnya mendapat taufik dari Allah, bertambah kuat imannya, dan bertambah baik keadaannya. Keinginan beliau ini dilukiskan oleh Allah dalam firman-Nya:

إِن تَحۡرِصۡ عَلَىٰ هُدَىٰهُمۡ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي مَن يُضِلُّۖ وَمَا لَهُم مِّن نَّٰصِرِينَ  

Jika engkau (Muhammad) sangat mengharapkan agar mereka mendapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan mereka tidak mempunyai penolong. (an-Nahl/16: 37)

Dan Allah berfirman:

Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau sangat menginginkannya. (Yusuf/12: 103)

3. Nabi selalu belas kasihan dan amat penyayang kepada kaum Muslimin. Keinginannya ini tampak pada tujuan risalah yang disampaikannya, yaitu agar manusia hidup berbahagia di dunia dan akhirat nanti.

Sobat. Dalam ayat ini Allah memberikan dua macam sifat kepada Nabi Muhammad, kedua sifat itu juga merupakan sifat Allah sendiri, yang termasuk di antara "asmaul husna", yaitu sifat "rauf" (amat belas kasihan) dan sifat "rahim" (penyayang) sebagai tersebut dalam firman-Nya:

...Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia. (al-Baqarah/2: 143)

 Pemberian kedua sifat itu kepada Muhammad menunjukkan bahwa Allah menjadikan Muhammad sebagai Rasul yang dimuliakan-Nya.

Sobat. Allah swt lalu menjelaskan kepada Nabi Muhammad saw agar jangan kecewa menghadapi keingkaran kaumnya dan pembangkangan yang berlebihan, padahal Rasul sendiri sangat menginginkan mereka menjadi orang-orang yang beriman. Allah swt menjelaskan kepada Rasulullah saw bahwa meskipun dia sangat mengharapkan agar kaumnya mendapat petunjuk dan mengikuti seruannya, harapan tersebut tidak ada gunanya apabila Allah tidak menghendaki mereka mendapat petunjuk karena mereka telah menentukan pilihannya sendiri. Mereka itu berpaling dari bimbingan wahyu dan tertarik kepada tipu daya setan sehingga terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan dan kemusyrikan.
Allah swt berfirman:

Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (al-Qasas/28: 56)
Dan firman-Nya:

Dan nasihatku tidak akan bermanfaat bagimu sekalipun aku ingin memberi nasihat kepadamu, kalau Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan." (Hud/11: 34)

Dan firman Allah:
Dan barang siapa disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun yang memberi petunjuk baginya. (ar-Ra'd/13: 33)

Karena itulah Allah tidak akan memberikan petunjuk lagi kepada mereka, karena mereka telah memilih kesesatan dan telah diberi penjelasan akibat yang akan menimpa diri mereka.

Di akhir ayat, Allah swt menjelaskan bahwa apabila Ia berkehendak untuk menyiksa mereka, tidak ada seorang pun yang dapat memberikan pertolongan kepada mereka. Allah berkuasa kepada makhluk-Nya dan Allah yang menentukan nasib makhluk itu.

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana Universitas Islam Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab