Tinta Media: Merawat Jagat
Tampilkan postingan dengan label Merawat Jagat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Merawat Jagat. Tampilkan semua postingan

Minggu, 30 April 2023

Merawat Jagat (Alam) dan Membangun Peradaban Mulia (Islam)

Tinta Media - Sobat. Apa itu definisi merawat jagat? Merawat menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah memelihara, menjaga, mengurus dan membela. dan jagat menurut istilah adalah bumi, dunia dan alam. Membangun maknanya adalah mendirikan, membina dan memperbaiki Peradaban maknanya menurut KBII adalah kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin: bangsa-bangsa di dunia ini tidak sama tingkat ~ nya; hal yg menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa; 

Sobat. Gus Yahya menjelaskan, Merawat Jagat, menurutnya bermakna memelihara kesentosaan, baik lingkungan hidup maupun tatanan kehidupannya, agar tidak terjadi kekacauan yang bisa menimbulkan kesengsaraan. 

Sementara itu, Gus Yahya melanjutkan, Membangun Peradaban, berarti mengupayakan atau berupaya memberikan sumbangan-sumbangan agar dinamika peradaban umat manusia bisa mengarah pada keadaan lebih mulia yang sungguh-sungguh adil dan harmonis. 

Sobat. Tulisan kali ini mecoba mengulas merawat jagat dalam perspektif Al-Qur’an dan membangun peradaban dalam perspektif Islam yang rahmatan lil’alamin. Penulis berangkat dari surat al-fatihah ayat 2 :
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ  
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” ( QS. Al-Fatihah (1) ayat 2 )

Sobat. Pada ayat di atas, Allah memulai firman-Nya dengan menyebut "Basmalah" untuk mengajarkan kepada hamba-Nya agar memulai suatu perbuatan yang baik dengan menyebut basmalah, sebagai pernyataan bahwa dia mengerjakan perbuatan itu karena Allah dan kepada-Nyalah dia memohonkan pertolongan dan berkah. Maka, pada ayat ini Allah mengajarkan kepada hamba-Nya agar selalu memuji-Nya.

Al-hamdu artinya pujian, karena kebaikan yang diberikan oleh yang dipuji, atau karena suatu sifat keutamaan yang dimilikinya. Semua nikmat yang telah dirasakan dan didapat di alam ini dari Allah, sebab Dialah yang menjadi sumber bagi semua nikmat. Hanya Allah yang mempunyai sifat-sifat kesempurnaan. Karena itu Allah sajalah yang berhak dipuji. Orang yang menyebut al-hamdu lillah bukan hanya mengakui bahwa puji itu untuk Allah semata, melainkan dengan ucapannya itu dia memuji Allah.

Rabb artinya pemilik, pengelola dan pemelihara. Di dalamnya terkandung arti mendidik, yaitu menyampaikan sesuatu kepada keadaan yang sempurna dengan berangsur-angsur.

'Alamin artinya seluruh alam, yakni semua jenis makhluk. Alam itu berjenis-jenis, yaitu alam tumbuh-tumbuhan, alam binatang, alam manusia, alam benda, alam makhluk halus, umpamanya malaikat, jin, dan alam yang lain. Ada mufasir mengkhususkan 'alamin pada ayat ini kepada makhluk-makhluk Allah yang berakal yaitu manusia, malaikat dan jin. Tetapi ini mempersempit arti kata yang sebenarnya amat luas.

Dengan demikian, Allah itu Pendidik seluruh alam, tak ada sesuatu pun dari makhluk Allah yang terlepas dari didikan-Nya. Tuhan mendidik makhluk-Nya dengan seluas arti kata itu. Sebagai pendidik, Dia menumbuhkan, menjaga, memberikan daya (tenaga) dan senjata kepada makhluk itu, guna kesempurnaan hidupnya masing-masing.

Siapa yang memperhatikan perjalanan bintang-bintang, menyelidiki kehidupan tumbuh-tumbuhan dan binatang di laut dan di darat, mempelajari pertumbuhan manusia sejak dari rahim ibunya sampai ke masa kanak-kanak, lalu menjadi manusia yang sempurna, tahulah dia bahwa tidak ada sesuatu juga dari makhluk Allah yang terlepas dari penjagaan, pemeliharaan, asuhan dan inayah-Nya.

Maka merawat jagat ini dalam perspektif Al-Qur’an adalah mentauhidkan Allah dan bersyukur dengan cara mentaati aturan Allah dan Rasul-Nya bukan dengan mengkufuri nikmat-Nya dan membangkang terhadap syariat-Nya.

Sobat. Peradaban Islam pernah mencapai masa kejayaan yang luar biasa. Sejarah mencatat, Islam mencapai kejayaan peradaban yang luar biasa dimulai pada masa pemerintahan kerajaan bani Umayyah dan mencapai puncaknya di masa kerajaan bani Abbasiyah.

Mengapa disebut masa kejayaan? Sebab, di masa-masa tersebut para filsuf dan tokoh intelektual Islam menyumbang kontribusi besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan dunia. Mereka sangat disegani karena kecerdasan dan pengaruhnya, baik di Timur maupun di Barat.

A. Masa pemerintahan Dinasti Bani Umayyah

Di masa kekhilafahan bani Umayyah, Islam mengalami kemajuan di berbagai bidang, diantaranya bidang politik, ekonomi, sosial, arsitektur, perluasan wilayah, administrasi, keagamaan, dan militer.
Pada masa ini banyak bermunculan cendekiawan muslim dari berbagai bidang, contohnya adalah Imam Hanafi, Hasan al-Basri, Abdullah bin Abbas, Abu Hurairah, al-Zahrawi, dan lain-lain.

B. Masa pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah

Pada masa kekhilafahan bani Abbasiyah, peradaban Islam mengalami kemajuan yang sangat mengagumkan di bidang teknologi. Contohnya, ditemukannya angka nol oleh al-Khawarizmi, penciptaan termometer udara oleh Ibnu Sina, dan kitab kedokterannya yang dijadikan referensi oleh para pelajar barat. Di bidang arsitektur ada Masjid Agung Cordoba, serta masih banyak lagi kemajuan lainnya.

Beberapa nama cendekiawan muslim terkenal dari masa itu diantaranya adalah Ibnu Sina, al-Khawarizmi, ar-Razi, al-Khindi, al-Ghazali, dan lain-lain.

Lantas apa saja faktor-faktor kemajuan pada masa kejayaan tersebut? Berikut akan kita bahas satu persatu.

1. Agama Islam
Dalam Al-Qur'an sendiri disebutkan bahwa manusia harus menggunakan akalnya dalam menjalani kehidupan. Dalam Islam, menuntut ilmu adalah salah satu kewajiban. Hal itu disebutkan di beberapa ayat dalam surah Al-Baqarah, Ali-Imran, Arrum, Yunus, dan Al-An'am.

2. Pemerintahan yang berpihak pada ilmu pengetahuan.
Dimasa itu, sangat marak gerakan arabisasi dan penerjemahan. Banyak pula didirikan akademi-akademi dan perpustakaan.

3. Bahasa Arab
Gerakan penerjemahan tulisan-tulisan ilmu ke dalam bahasa Arab semakin memudahkan perkembangan ilmu pengetahuan. Berkat itu, pengetahuan tidak hanya menyebar dikalangan bangsawan, namun juga kepada masyarakat awam.

4. Pendidikan
Di masa itu para pemimpin atau Khalifah mendirikan banyak tempat-tempat untuk menuntut ilmu seperti madrasah, lembaga pendidikan tinggi, observatorium, dan perpustakaan.

5. Apresiasi kepada para ilmuwan
Ilmuwan pada masa itu diberikan perhatian yang besar oleh pemerintah. Mereka diapresiasi dan diberi dukungan materi, dicukupi kebutuhan finansialnya.

6. Perdagangan internasional dan Asimilasi
Perdagangan internasional membuka komunikasi antarperadaban, sehingga menciptakan perkembangan dalam ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi.

Setelah mengetahui hal-hal diatas, tidak mengherankan pada masa itu para tokoh Islam sangat dihormati didunia.
Namun sayangnya, kini kejayaan Islam hanya bertengger dibuku sejarah saja dan menjadi kenangan. Dunia barat berhasil mengambil celah saat pemerintahan Islam melemah karena masalah internal.

Sobat. Maka dalam membangun kembali peradaban mulia yakni tidak ada lain berupa peradaban Islam adalah terus melakukan upaya penyadaran terus-menerus akan pentingnya Islam sebagai pandangan hidup yang akan membawa kejahteraan, kemuliaaan, kebahagiaan kepada seluruh umat manusia dan alam.

Sebagaimana Allah SWT berfirman :
وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ  
“ Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” ( QS. Al-Anbiya’ (21) : 107 )
Sobat. Tujuan Allah mengutus Nabi Muhammad yang membawa agama-Nya itu, tidak lain adalah memberi petunjuk dan peringatan agar mereka bahagia di dunia dan di akhirat. Rahmat Allah bagi seluruh alam meliputi perlindungan, kedamaian, kasih sayang dan sebagainya, yang diberikan Allah terhadap makhluk-Nya. Baik yang beriman maupun yang tidak beriman, termasuk binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Jika dilihat sejarah manusia dan kemanusiaan, maka agama Islam adalah agama yang berusaha sekuat tenaga menghapuskan perbudakan dan penindasan oleh manusia terhadap manusia yang lain. Seandainya pintu perbudakan masih terbuka, itu hanyalah sekedar untuk mengimbangi perbuatan orang-orang kafir terhadap kaum Muslimin. Sedangkan jalan-jalan untuk menghapuskan perbudakan disediakan, baik dengan cara memberi imbalan yang besar bagi orang yang memerdekakan budak maupun dengan mengaitkan kafarat/hukuman dengan pembebasan budak. 

Sobat. Perbaikan perbaikan tentang kedudukan perempuan yang waktu itu hampir sama dengan binatang, dan pengakuan terhadap kedudukan anak yatim, perhatian terhadap fakir dan miskin, perintah melakukan jihad untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan, semuanya diajarkan oleh Al-Qur'an dan Hadis. 
Dengan demikian seluruh umat manusia memperoleh rahmat, baik yang langsung atau tidak langsung dari agama yang dibawa Nabi Muhammad. Tetapi kebanyakan manusia masih mengingkari padahal rahmat yang mereka peroleh adalah rahmat dan nikmat Allah.

Sobat. Di sinilah pentingnya umat Islam dan para ulama untuk terus melakukan dakwah demi kelangsungan hidup Islam dengan menjadikan mafahim, maqayis dan qanaáh masyarakat kembali kepada Islam bukan dengan kapitalis – sekularisme ataupun sosialis-komunisme. 

Membangun kesadaran umat, membangun kesadaran politik umat dan memotivasi kaum muslimin untuk menjadi pioneer dan teladan atau simpul-simpul umat di tengah-tengah masyarakat dengan menjadikan mafahim, maqayis, dan qanaáh masyarakat kembali kepada Islam. Membongkar rencana-rencana jahat dan busuk serta ide-ide, pemikiran dan pandangan hidup yang bisa menghancurkan tatanan masyarakat dan kaum muslimin agar kembali kepada Islam yang rahmatan lil’aalamin yang membawa keselamatan dan kesejahteraan bagi umat manusia dan alam. 

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku The Power of Spirituality. Dosen Pascasarjana Pengampu MK Integrasi Islam dan Sains

Kamis, 16 Februari 2023

CARA ISLAM MERAWAT JAGAT


Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam (QS Al Anbiyaa : 107)

Tinta Media - Dalam Tafsir Al-Wajiz, Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah menafsirkan ayat ini dengan menulis : Dan Kami tidak mengutusmu dengan membawa syariat dan hukum, wahai Nabi kecuali sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia dan jin, karena kamu diutus untuk membahagiakan dan memperbaiki kehidupan dunia dan akhirat.

Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Anbiya Ayat 107 menulis : Tujuan Allah mengutus nabi Muhammad membawa agama islam bukan untuk membinasakan orang-orang kafir, melainkan untuk menciptakan perdamaian. Dan kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Perlindungan, kedamaian, dan kasih sayang yang lahir dari ajaran dan pengamalan islam yang baik dan benar.

Ada dua kata kunci dari dua tafsir di atas, pertama bahwa rahmat yang dimaksud adalah syariat dan hukum Islam yang dengannya bisa mewujudkan kebahagiaan dan perbaikan kehidupan dunia dan akhirat. Kedua, rahmat yang dimaksud lahir dari ajaran dan pengamalan Islam yang baik dan benar. Maka, pertanyaan besarnya adalah bagaimana Rasulullah mewujdukan rahmat itu dalam kehidupannya, jawabnya adalah dengan memimpin Daulah Madinah dengan menerapkan syariat dan hukum Islam secara menyeluruh, sehingga melahirkan perlindungan, kedamaian dan kasih sayang kepada seluruh manusia yang menjadi warga negara daulah maupun yang belum.

 

Syariat Islam yang diterapkan secara kaffah melalui institusi daulah Islam yang dipimpin oleh Rasulullah telah menjadi contoh pertama di dunia sebuah negara yang sempurna. Dengan adanya daulah Islam dan menjadikan syariat Allah sebagai sumber perundang-undangan dan aturan, maka terwujudlah keberkahan hidup dan kehidupan dengan arti lain dunia ini akan terawat dengan baik jika syariat Islam diterapkan secara menyeluruh, sebab syariat Allah memang diturunkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.

 

Merawat jagat itu harus diembah oleh daulah Islam yang menyatukan umat Islam seluruh dunia, tidak akan mampu hanya diembah oleh satu negara, apalagi satu organisasi. Jagat ini akan terawat jika ada harmonisasi kepengurusan dunia ini dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah. Sebagaimana sebuah HP akan bisa dioperasikan dengan baik jika sesuai dengan buku panduan yang ada. Maka, adalah kerusakan yang akan terjadi, jika HP itu dioperasikan dengan panduan mesin cuci. Begitupun alam semesta atau jagat ini hanya akan terawat dengan baik jika merujuk kepada kitab panduan yakni Al Qur’an dan Al Hadits.

 

Al Qur’an mengenalkan istilah khalifah sebagai konsep kepemimpinan Islam yang berfungsi mengatur manusia, kehidupan dan alam semesta agar berjalan harmonis dan terawat dengan baik. Disebut dengan istilah raja karena memimpin kerajaan. Disebut sultan karena memimpin kesultanan. Maka disebut khalifah karena memimpin kekhilafahan. Sederhana kan?


Itulah mengapa para khalifah seperti Abu Bakar Syiddiq, Umar Bin Khathab, Usman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib memimpin sebuah institusi bernama khilafah. Begitupun khilafah bani Umayyah dan Usmaniyah.

 

Esensi khilafah dalam Islam adalah untuk menerapkan syariat dan hukum Allah secara sempurna di berbagai bidang kehidupan manusia. Esensi kedua khilafah adalah dakwah rahmatan lil alamin ke seluruh penjuru dunia. Esensi ketiga khilafah adalah mewujudkan persatuan umat seluruh dunia dalam satu kepemimpinan.

Masalah Kepemimpinan dalam pandangan Islam adalah perkara yang sangat penting. Saking pentingnya keberadaan kepemimpinan dalam islam, tatkala Rasulullah wafat, para sahabat menunda memakamkan jenazah Rasulullah selama dua malam untuk bermusyawarah memilih pemimpin pengganti kepemimpinan Rasulullah dan terpilihlah sahabat Abu Bakar Asy Siddiq menjadi seorang khalifah pertama dalam Islam.


 


Fungsi kepemimpinan dalam Islam adalah untuk mengatur urusan manusia agar tertib sejalan dengan nash Al Qur’an serta tidak terjadi kekacauan dan perselisihan. Rasulullah memerintahkan kita agar mengangkat salah satu menjadi pemimpin dalam sebuah perjalanan .


 


Islam mewajibkan kita untuk taat kepada Allah, Rasulullah dan kepada ulil amri yakni orang yang diamanahi untuk mengatur urusan umat. Ulil Amri ditaati sepanjang dia taat kepada Allah dan RasulNya. Jika menemukan persoalan, maka Islam menganjurkan untuk kembali kepada Allah dan RasulNya.


 


Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS An Nisaa : 59)


 


Ulil Amri menurut Imam Bukhari dan Abu Ubaidah memiliki makna orang yang diberi amanah untuk mengurus urusan orang-orang yang dipimpinnya. Abu Hurairah memaknai ulil amri sebagai al umara (penguasa). Maimun bin Mahram dan Jabir bin Abdillah memaknainya dengan ahlul ‘ilmi wa al khoir (ahli ilmu dan kebaikan).


 


Sedangkan Mujahid dan Abi Al Hasan memaknai kata ulil amri sebagai al ‘ulama. Dalam riwayat lain, Mujahid menyatakan bahwa mereka adalah sahabat Rasul. Ikrimah memaknai ulil amri lebih spesifik yakni Abu bakar dan Umar bin Khatab.


 


Menjadi seorang muslim dan mukmin adalah menjadi orang yang dengan sadar harus melaksanakan segala hukum dan aturan Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Menjadi seorang muslim berarti siap untuk senantiasa terikat dengan ajaran Islam. Keterikatan semua sikap dan tingkah laku kepada Islam adalah konsekuensi keimanan kepada Allah SWT. 


 


Islam adalah agama yang benar dan sempurna karena berasal dari Allah yang maha sempurna. Islam adalah pedoman hidup menuju keselamatan dunia akherat. Meninggalkan hukum dan peringatan Allah akan melahirkan kesengsaraan dan kesempitan hidup.


 


Hal ini sejalan dengan peringatan Allah SWT : Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta". (QS Thaha : 124)


 


Rasululah adalah pemimpin teladan dalam Islam yang sepenuhnya berhukum kepada wahyu Allah dalam mengatur seluruh urusan manusia dan dunia, bukan dengan hawa nafsu. Dengan demikian, dalam konteks hari ini, seorang pemimpin yang wajib kita taati adalah pemimpin yang mengatur sistem pemerintahannya bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadist. Dengan kata lain seorang pemimpin muslim yang menerapkan Islam secara kaafah. Institusi khilafah yang dipimpin seorang khalifah yang menerapkan hukum Allah secara kaffah inilah yang akan mampu merawat jagat dengan sempurna.

Oleh: Dr. Ahmad Sastra

Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa

(AhmadSastra,KotaHujan,07/02/23 : 15.37 WIB)

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab