Ustazah Noval Ungkap Cara Meraih Surga Allah
Tinta Media - Aktivis Muslimah Ustazah Noval Tawang mengungkap cara meraih surga Allah.
"Surga Allah tidaklah diraih melainkan dengan pengorbanan," tuturnya dalam One Minute Booster: Layakkah Kita Masuk Surga? Selasa (24/5/2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center.
“Bahkan surga juga tidak akan diraih dengan hanya diam berpangku tangan,” tambahnya.
Ia mengutip sebuah ayat di dalam Qur'an surat al-Baqarah ayat 214 yang artinya “Apakah kalian mengira akan masuk surga padahal belum datang kepada kalian cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian. Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan serta diguncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dirinya ‘Kapankah Pertolongan Allah datang? Ingatlah sungguh Pertolongan Allah itu amatlah dekat.’
“Seorang mujtahid besar besar abad ini yaitu Syeikh Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah menguraikan ayat ini bahwa ‘tidaklah seorang masuk ke surganya melainkan ia akan diuji Allah dengan ujian-ujian di dalam kehidupannya’,” jelasnya.
Ia juga mengutip pendapat Al-Hafiz Ibnu Katsir di dalam tafsir Al-Qur'an yang mengungkapkan bahwa yang dimaksud cobaan dalam ayat tersebut adalah berbagai jenis penyakit demam, rasa sakit dan berbagi jenis musibah lainnya.
"Kemudian diperjelas lagi dengan isyarat bahwa akan tiba masa dimana mereka yang beriman akan diuji sebagaimana orang-orang beriman sebelumnya diuji dan seberat-berat Ujian adalah ujian yang menimpa para rasul dan orang-orang beriman yang mempersamai para rasul tersebut," terangnya.
Kesulitan yang dialami Rasul dan pengikutnya, menurutnya, teramat besar dan dalam waktu yang tidak sebentar. "Sehingga mereka dengan penuh pengharapan senantiasa menantikan tibanya masa pertolongan Allah dengan bertanya, di mana pertolongan Allah? Hal itu terbukti secara tersurat dan tersirat dari apa yang dialami para nabi dan rasul. Apa yang mereka hadapi adalah seberat-beratnya ujian,” ungkapnya.
"Mus’ab bin Saad ra. dari bapaknya berkata saya bertanya: Siapakah diantara manusia yang paling berat ujiannya? Rasulullah SAW menjawab: Orang yang paling keras ujiannya adalah para Nabi kemudian yang misalnya dan yang diuji seseorang yang sesuai dengan kadar agamanya. Jika kuat agamanya maka semakin keras ujiannya, jika lemah agamanya maka diuji sesuai dengan kadar agamanya. Seorang hamba akan senantiasa diuji oleh Allah sehingga dia dibiarkan berjalan di atas permukaan bumi tanpa memiliki dosa. (Terjemahan hadits riwayat at-tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah)," paparnya.
Ia mengungkapkan bahwa di dalam perjalanan sejarah Islam, telah mendapati besarnya pengorbanan Rasulullah Saw dan para sahabat pada masa lalu. “Mereka mendakwahkan Islam ke tengah-tengah masyarakat yang tenggelam dalam kubangan jahiliyah dan mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang menegakkan aqidah dan syariat Islam,” ungkapnya.
Dilihatnya, semua itu dilakukan semata-mata karena Allah dan tanpa mengenal lelah. “Dengan ujian ini akan nampak perbedaan antara mutiara dan benda imitasi belaka. Para pengemban dakwah harus memahami hakikat pengorbanan ini dan dakwah akan senantiasa diikuti oleh pengorbanan,” terangnya.
Maka, ia meminta seorang pengemban dakwah jangan pernah bermimpi bahwa tidak akan pernah diuji, karena semakin besar amal, maka ujian juga semakin besar. “Bahwa jika cobaan itu menghampiri para aktivis dakwah, maka bisa dipastikan bahwa ujian itu semakin besar. Itu mengharuskan para pengemban dakwah memperbesar kesabaran dan memperbesar ikhtiar mereka di dalam melakukan amal-amal dakwah,” tegasnya.
“Semoga para pengemban dakwah mampu beramal besar hingga ia berjalan di muka bumi ini tanpa dosa dan kembali kepada Allah dalam keadaan bersih,”pungkasnya.[] Raras
"Surga Allah tidaklah diraih melainkan dengan pengorbanan," tuturnya dalam One Minute Booster: Layakkah Kita Masuk Surga? Selasa (24/5/2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center.
“Bahkan surga juga tidak akan diraih dengan hanya diam berpangku tangan,” tambahnya.
Ia mengutip sebuah ayat di dalam Qur'an surat al-Baqarah ayat 214 yang artinya “Apakah kalian mengira akan masuk surga padahal belum datang kepada kalian cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian. Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan serta diguncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dirinya ‘Kapankah Pertolongan Allah datang? Ingatlah sungguh Pertolongan Allah itu amatlah dekat.’
“Seorang mujtahid besar besar abad ini yaitu Syeikh Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah menguraikan ayat ini bahwa ‘tidaklah seorang masuk ke surganya melainkan ia akan diuji Allah dengan ujian-ujian di dalam kehidupannya’,” jelasnya.
Ia juga mengutip pendapat Al-Hafiz Ibnu Katsir di dalam tafsir Al-Qur'an yang mengungkapkan bahwa yang dimaksud cobaan dalam ayat tersebut adalah berbagai jenis penyakit demam, rasa sakit dan berbagi jenis musibah lainnya.
"Kemudian diperjelas lagi dengan isyarat bahwa akan tiba masa dimana mereka yang beriman akan diuji sebagaimana orang-orang beriman sebelumnya diuji dan seberat-berat Ujian adalah ujian yang menimpa para rasul dan orang-orang beriman yang mempersamai para rasul tersebut," terangnya.
Kesulitan yang dialami Rasul dan pengikutnya, menurutnya, teramat besar dan dalam waktu yang tidak sebentar. "Sehingga mereka dengan penuh pengharapan senantiasa menantikan tibanya masa pertolongan Allah dengan bertanya, di mana pertolongan Allah? Hal itu terbukti secara tersurat dan tersirat dari apa yang dialami para nabi dan rasul. Apa yang mereka hadapi adalah seberat-beratnya ujian,” ungkapnya.
"Mus’ab bin Saad ra. dari bapaknya berkata saya bertanya: Siapakah diantara manusia yang paling berat ujiannya? Rasulullah SAW menjawab: Orang yang paling keras ujiannya adalah para Nabi kemudian yang misalnya dan yang diuji seseorang yang sesuai dengan kadar agamanya. Jika kuat agamanya maka semakin keras ujiannya, jika lemah agamanya maka diuji sesuai dengan kadar agamanya. Seorang hamba akan senantiasa diuji oleh Allah sehingga dia dibiarkan berjalan di atas permukaan bumi tanpa memiliki dosa. (Terjemahan hadits riwayat at-tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah)," paparnya.
Ia mengungkapkan bahwa di dalam perjalanan sejarah Islam, telah mendapati besarnya pengorbanan Rasulullah Saw dan para sahabat pada masa lalu. “Mereka mendakwahkan Islam ke tengah-tengah masyarakat yang tenggelam dalam kubangan jahiliyah dan mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang menegakkan aqidah dan syariat Islam,” ungkapnya.
Dilihatnya, semua itu dilakukan semata-mata karena Allah dan tanpa mengenal lelah. “Dengan ujian ini akan nampak perbedaan antara mutiara dan benda imitasi belaka. Para pengemban dakwah harus memahami hakikat pengorbanan ini dan dakwah akan senantiasa diikuti oleh pengorbanan,” terangnya.
Maka, ia meminta seorang pengemban dakwah jangan pernah bermimpi bahwa tidak akan pernah diuji, karena semakin besar amal, maka ujian juga semakin besar. “Bahwa jika cobaan itu menghampiri para aktivis dakwah, maka bisa dipastikan bahwa ujian itu semakin besar. Itu mengharuskan para pengemban dakwah memperbesar kesabaran dan memperbesar ikhtiar mereka di dalam melakukan amal-amal dakwah,” tegasnya.
“Semoga para pengemban dakwah mampu beramal besar hingga ia berjalan di muka bumi ini tanpa dosa dan kembali kepada Allah dalam keadaan bersih,”pungkasnya.[] Raras