Tinta Media: Memilih
Tampilkan postingan dengan label Memilih. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Memilih. Tampilkan semua postingan

Jumat, 01 November 2024

Sistem Islam Lebih Baik dalam Memilih Wakil Rakyat



Tinta Media - Dalam tatanan kepemimpinan, tugas wakil rakyat adalah mewakili suara warga yang di badan legislatif. Mereka bertugas mengawasi kinerja pemerintah dan mengadvokasi hak-hak warga yang terabaikan. Namun, dalam sistem demokrasi, hal tersebut hanyalah omong kosong, karena pada faktanya, banyak wakil rakyat yang lebih fokus untuk membela kepentingan kelompok atau diri sendiri. Sementara, dalam sistem Islam, Majelis Ummah dijadikan wakil rakyat sejati.

Sebagai warga negara, tentu kita ingin memiliki wakil rakyat yang mampu merepresentasikan aspirasi dan kepentingan kita. Namun, realita yang ada membuat masyarakat semakin meragukan integritas DPR yang seharusnya menjadi wakil rakyat dan benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik. Hal ini karena dalam sistem politik demokrasi, hukum dibuat oleh manusia. Besar kemungkinan adanya pengaruh kepentingan tertentu dari para pembuat hukum atau kelompok tertentu. Ini juga mendorong terbentuknya berbagai dinasti politik yang secara tidak langsung mengakibatkan korupsi, nepotisme, dan patronase.

Sebagaimana yang terjadi pada pelantikan 580 anggota DPR RI baru-baru ini, sekitar 79 dari 580 anggota terpilih terindikasi sebagai dinasti politik atau memiliki hubungan kekerabatan dengan pejabat publik. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di masyarakat tentang kinerja DPR di masa depan. (tirto.id/2/10/2024)

Kendati prinsip demokrasi menuntut kesamaan hak pada semua warga negara, tetapi dinasti politik dapat merusak pilar demokrasi dan mengganggu kinerja pemerintahan karena cenderung membangun struktur untuk melindungi rekan, kelompok, atau bahkan keluarganya dari pengawasan eksterna. Bahkan, dengan mudah terjadilah praktik korupsi.

Walaupun dewasa ini banyak yang menganggap demokrasi dan asyura dalam Islam adalah sama, tetapi sebenarnya keduanya memiliki banyak perbedaan. Contohnya, demokrasi memberikan kedaulatan tertinggi kepada rakyat, sementara dalam Islam, kedaulatan tertinggi berada di tangan Allah Swt. dan manusia hanya diberikan amanah untuk melaksanakannya. 

Selain itu, perbedaan yang signifikan juga terdapat dalam landasan hukum. Dalam demokrasi, hukum dibuat oleh manusia. Di dalam sistem Islam, landasan hukumnya adalah hukum buatan Allah yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Ini membuat sistem Islam jauh lebih adil, karena tidak akan condong terhadap kepentingan kelompok tertentu, serta lebih mengedepankan kepentingan umat.

Politik dalam Islam atau yang biasa dikenal dengan istilah siyasah Islamiyah, memiliki arti bertanggung jawab atas pengurusan urusan umat. Sebagaimana sistem pemerintah yang lainnya, di dalam Islam juga terdapat wakil rakyat yang bertanggung jawab untuk mengawasi kinerja negara dan memperjuangkan hak-hak rakyat yang terabaikan atau biasa di sebut Majelis Ummah. Majelis Ummah tidak berwenang membuat aturan atau undang-undang, sehingga peran mereka tidak terkontaminasi oleh kepentingan Sebaliknya, para wakil rakyat dalam sistem Islam tersebut hanya memfokuskan perannya untuk memberikan solusi atas masalah yang dihadapi rakyat dengan membantu menyampaikan keluhan atau aspirasi kepada pemimpin yang lebih tinggi.

Selain itu, karena politik Islam adalah pengaturan urusan umat yang kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt, maka dalam Sistem Islam, kemampuan para wakil rakyat sangat diperhatikan. Misalnya, individu yang memiliki kemampuan baik untuk memimpin ditempatkan di posisi yang sesuai dengan kemampuannya. Tentunya individu-individu yang demikian hanya akan lahir dari sistem pendidikan yang berakidah Islam.

Dalam keadaan yang mengkhawatirkan seperti saat ini, telah banyak para wakil rakyat terlibat konflik kepentingan. Maka, sistem Islam mampu menjadi alternatif yang lebih baik dalam memilih wakil rakyat. 

Untuk meminimalisir peluang politisi yang tidak bertanggung jawab masuk ke dalam dunia politik, maka sudah sepatutnya kita membuang jauh sistem kapitalisme demokrasi dan bergegas menggantinya dengan sistem Islam. Sebab, hanya dengan Islam kita dapat meningkatkan kualitas kepemimpinan di Indonesia serta memperkuat peran wakil rakyat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mereka wakili, serta menjaga hak-hak dan kepentingan rakyat.
Wallahu'alam.




Oleh: Indri Wulan Pertiwi,
Aktivis Muslimah Semarang

Jumat, 06 Januari 2023

Kekuatan Terbesar Kita adalah Memilih Pikiran

Tinta Media - Sobat. Hidup akan terasa lebih indah kalau kita senantiasa berada dalam kondisi sehat. Jurnal kedokteran menyatakan kesehatan itu dipengaruhi oleh Pola Pikir, Pola Makan, Pola Kebiasaan dan Olah raga. Ternyata memilih pikiran dan mengelola pikiran menyumbang 80% kesehatan kita. Berbagai studi telah membuktikan bahwa pikiranlah yang sebenarnya sangat memainkan peran penting terhadap kesehatan Anda. Ingatlah sobat, kata-kata dan pikiran bisa membuat kita sakit, mereka juga bisa membuat kita sehat.

Sobat. Melalui The Leader the Winner sebuah pelatihan yang kami kembangkan untuk melatih pikiran Anda, melatih anda untuk menyaring pikiran-pikiran yang masuk ke kepala Anda. Melatih anda untuk memilih pikiran-pikiran apa yang anda izinkan masuk ke kepala Anda dan pikiran-pikiran yang harus anda tolak dan buang jauh-jauh. Melatih mengeluarkan pikiran-pikiran tidak sehat yang sudah terlanjur masuk ke kepala Anda, serta menggantinya dengan pikiran-pikiran baru yang sehat dan bergizi.

Sobat. Kita bisa mengobati penyakit apa pun yang kita derita dengan cara mengelola pikiran kita. Berikut ini sobat, hubungan antara pikiran, emosi dan beberapa penyakit :

1. Ketakutan berhubungan dengan sejumlah penyakit, termasuk penyakit kardiovaskuler dan tekanan darah tinggi; penyakit-penyakit system pencernaan seperti colitis, gangguan buang air besar, dan tukak lambung; sakit kepala dan gangguan kulit seperti psoriaris, eksema, dan jerawat akibat stress. Ketakutan dapat menurunkan kekebalan tubuh yang menyebabkan seringnya terjadi infeksi atau pengembangan penyakit yang mematikan.

2. Kecemasan menyebabkan stress yang secara khusus menyerang otot-otot di punggung bagian atas dan leher . Kecemasan juga menyebabkan tukak lambung, gangguan buang air besar dengan gejala-gejala sakit dan kram perut, perut kembung, sembelit dan diare.

3. Dr. Wallace C, Ellerbroek, ahli bedah, psikiater, dan psikolinguis dari California, setelah bertahun-tahun melakukan riset, menemukan bahwa penyakit bukanlah disebabkan oleh apa yang terjadi pada diri kita, melainkan pada bagaimana kita memandang segala sesuatu. Ellerbroek menyatakan, “ Bukanlah apa yang terjadi yang mengganggu anda, segala yang Anda katakan di dalam kepala Anda mengenai apa yang terjadilah yang membuat semua mesin menjadi kacau dan menimbulkan bermacam-macam penyakit.” Jadi bagaimana kita menyesuaikan diri – pikiran-pikiran yang kita pikirkan, kata-kata yang kita ucapkan, dan sikap-sikap yang kita ambil menentukan kondisi kesehatan dan peluang kita sembuh.

4. Permusuhan, keberangan, dan kemarahan berada di posisi puncak dalam daftar emosi yang meracuni yang menyebabkan stress berlebihan. Suatu penelitian di Finlandia menunjukkan bahwa sikap permusuhan merupakan sebuah factor penyebab penyakit pembuluh coroner. Sikap permusuhan ini bahkan jauh lebih beresiko terhadap penyakit coroner dibandingkan dengan hal-hal lain seperti merokok, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.

5. Jantung memiliki kemampuan untuk mempengaruhi setiap system tubuh yang lain untuk mengikuti ritmenya. Jantung yang berada dalam keadaan damai dan penuh kasih akan mengkomunikasikan harmoni ke seluruh tubuh. Sebaliknya, ketika kita merasakan emosi-emosi yang negative jantung akan berdetak secara lebih cepat, tak teratur, dan berdebar-debar, atau berdetak lebih cepat. Ini tentu saja akan mengkomunikasikan ketidakteraturan kepada organ-organ tubuh lainnya.

6. Memiliki harapan untuk sembuh dan berpikiran positif. Mengubah pikiran seseorang dan memperbaiki sikap seseorang dapat meningkatkan fungsi kekebalan dan mendatangkan hasil yang mencengangkan.

7. Apa yang kita pikirkan mempengaruhi tubuh kita secara positif maupun negative. Sekali lagi sobat, kata-kata dan pikiran bisa membuat kita sakit, mereka juga bisa membuat kita sehat.

Sobat. Teruslah tanamkan dalam ingatanmu hal-hal baik yang kau alami di tengah kondisi sulit. Lihatlah alam semesta ini. Ia selalu melimpahkan kebaikan, memberikan karunia dan kesempatan yang sama pada seluruh manusia.

Sobat. Tinggalkan keraguan. Jangan mundur. Jangan ragu untuk berbuat kebaikan. Jangan berikan prasangka jalan menuju pikiranmu. Lihatlah ke depan. Tinggalkan masa lalu. Segeralah gapai tujuan. Jangan hiraukan omongan dan nyiyiran orang lain.

Sobat. Manusia yang hatinya dipenuhi keridhaan membiaskan kebaikan dan kasih sayang yang berlimpah, yang memancar pada orang-orang di sekitarnya. Orang bahagia bukanlah yang memiliki segala hal yang paling mewah, tetapi orang yang menikmati apa yang ia miliki dan apa yang ia alami dalam hidup ini. Mereka menerima semuanya dengan ridha dan tangan terbuka sebagai karunia Allah yang patut disyukuri.

Salam Dashyat dan Luar Biasa!

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual, Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo, Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Sabtu, 19 November 2022

Ustazah L. Nur Salamah Jelaskan Pentingnya Memilih Teman

Tinta Media - Aktivis Muslimah Kota Batam sekaligus penulis dan reporter Tinta Media kembali menjelaskan tentang pentingnya memilih teman dalam menuntut ilmu atau pun hidup bermasyarakat. Penjelasan ini masih merujuk dari Kitab Adab Ta'limu Al Muta'alim Thoriqotu Ta'alum. Hal ini disampaikan saat menjadi pembicara pada kajian rutin mingguan Kajian Mutiara Ummat, Selasa (15/11/2022). 

"Pentingnya memilih teman dalam menuntut ilmu atau pun bermasyarakat. Maka pilihlah teman yang mempunyai semangat atau bersungguh-sungguh," tegasnya.

Selain semangat, lanjutnya, harus memiliki sifat wara' (berhati-hati) atau senantiasa menjaga dirinya, lisannya, sikap dan perilakunya dari sesuatu yang meragukan hingga hal-hal yang diharamkan.

Tidak hanya itu, ia juga mengatakan agar memilih teman yang memiliki tabiat lurus. "Memilih teman harus yang memiliki tabiat lurus. Artinya pilihlah teman yang memiliki kebiasaan yang baik, yang tidak suka melakukan perbuatan sia-sia, seperti hobi menggunjing," ujarnya.

Bunda, sapaan akrabnya juga menyampaikan ketika memilih teman harus yang mudah dalam memahami ilmu (mudah paham).
"Adapun dalam memilih teman seyogyanya, selayaknya yang mudah memahami. Yang mudengan. Jangan yang DDR (Daya Dong Rendah)," candanya.

Dan larilah, kata Bunda, (menjauh) dari teman yang malas, banyak alasan, cerewet, perusak, dan suka memfitnah. Maksudnya, tetap bersikap baik kepada mereka, namun sekadarnya saja. Tidak menjadikannya teman karib.

Dalam penjelasan kajian ini ditutup dengan nasihat seorang penyair. 

"Tentang seseorang jangan kau tanya, cukup lihat siapa temannya. Karena seseorang itu mengikuti teman dekatnya," pungkasnya. [] Reni Adelina/Nai
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab