Dear Medsos yang Selalu Menghapus Konten Palestina, Sepanik Itukah dengan Perjuangan Kami?
Tinta Media - Keresahan warganet mulai bergejolak ketika konten-konten tentang Palestina mulai terhapuskan secara sepihak oleh platfrom media sosial, baik di Instagram, Tiktok, X.com, Youtube, sampai Google. Semua ikut serta dalam penghapusan konten-konten tentang pembelaan Palestina atas konflik dengan entitas Penjajah Yahudi Zionis (07/10/2023) sampai sekarang.
Kegelisahan warganet bermula ketika konten dan akunnya selalu diblokir setiap kali menggugah sesuatu yang berkaitan dengan pembelaan Palestina. Sebelumnya, sebagian warganet pengguna Instagram misalnya mulai mengeluh, karena pihak instagram kerap melakukan shadow banning atau larangan bayangan konten mengenai pembelaan Palestina. Hal itu juga diikuti media sosial lain seperti halnya tiktok yang selalu memblokir secara bayangan, karena mengupload konten tentang Palestina. Bahkan, tak kalah juga media sosial X.com, medsos yang awalnya bernama Twitter tersebut bahkan secara sepihak langsung membanned akun-akun tentang pembelaan Palestina.
Adapun alasan medsos-medsos tersebut melakukan shadow banning kepada akun warganet yang memposting pembelaan tentang Palestina ini bermacam-macam. Ada yang terblokir karena alasan unsur sara, mengandung judi, hoax, dll. yang tidak bisa dinalar dengan jelas tentang alasan penghapusan konten-konten tersebut.
Di satu sisi, medsos-medsos tersebut malah membiarkan akun-akun yang pro pada Zionis, yang kebanyakan postingannya mengandung unsur hoax, diskriminatif, dan sara yang seharusnya dihapus. Konten seperti itulah yang jelas melakukan diskriminatif pada warga Palestina, dengan menyebar berita-berita bohong.
Walhasil, aksi yang dilakukan oleh platfrom atau media sosial tersebut dinilai oleh warganet sebagai aksi pro pada entitas penjajah Yahudi Zionis.
Memang, apa yang dikatakan warganet tersebut benar, bahkan sebagian publik berpersepsi bahwa ada upaya pembungkaman narasi pembelaan terhadap Palestina dalam skala Global. Hal itu bisa dilihat ketika medsos mulai memposting peristiwa real atau fakta yang terjadi di Palestina, langsung dihapus, dibanned, atau diblokir. Jadi, seolah-olah ada upaya pembungkaman paksa yang dilakukan oleh pihak media atau platfrom tersebut.
Di satu sisi, ada dugaan dari sebagian warganet bahwa pemerintah dan platfrom media sosial di seluruh dunia saling berkerja sama, saling mendukung, bahkan ada yang ikut serta mempromosikan narasi-narasi indah untuk entitas penjajah Yahudi Zionis. Walhasil, yang terjadi adalah penyensoran massal konten ataupun akun yang berkaitan dengan pembelaan Palestina dan memperbanyak narasi yang baik untuk penjajah Yahudi Zionis.
Oleh karena itu, entitas penjajah Yahudi dan teman-temannya boleh saja melakukan shadow banning secara paksa tentang hal-hal yang berkaitan dengan fakta Palestina, karena kita semua tau dan tidak bisa memungkiri bahwa di balik semua itu, ada kekuatan uang dan emas yang mampu mengendalikannya. Bahkan, dengan kekuatan uang dan emas, seolah-olah mereka mampu mengendalikan dunia, bahkan memanipulasinya.
Namun, ada yang harus diingat, bahwasanya kejahatan dan kezaliman yang mereka lakukan kelak akan dibayar dengan berlipat ganda. Hari ini mereka menguasai. Mereka mampu mengendalikan. Akan tetapi ingatlah, kebangkitan Islam tidak bisa dicegah hanya dengan menggunakan uang dan emas. Kebangkitan Islam kelak akan merobohkan peradaban rusak yang dibangun di atas pengingkaran kebenaran.
Umat hari ini sadar bahwa harapan mereka pada sistem ini telah memudar karena selalu dingkari oleh pemimpin-pemimpin yang telah menjadi antek atau boneka Barat. Umat hari ini mulai sadar bahwa sistem ini sudah tak bisa diharapkan lagi. Umat menantikan kepemimpinan di atas asas Islam yang pernah menaungi peradaban agung yang mampu bertahan sampai 14 abad lamanya dengan gemilang, adil, sejahtera, mulia. Sampai sekarang, tidak ada yang mampu menandinginya. Peradaban itu bernama Khilafah Rasyidah.
Oleh: Setiyawan Dwi
Sahabat Tinta Media