Tinta Media: Material
Tampilkan postingan dengan label Material. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Material. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 Agustus 2022

Pencapaian Kekayaan Material Suatu Umat Bergantung pada Pemikiran dan Pelestarian Pemikiran

“Dalam kitab Al Nizhomul al iqtishodi Syekh Taqiyuddin An Nabhani menyatakan bahwa pencapaian kekayaan material suatu umat bergantung pada pemikiran dan pelestarian pemikiran umat tersebut,” tutur Narator History Insight: Mimar Sinan, Arsitek Berpengaruh Sepanjang Masa, Selasa (9/8/2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center(MMC). 

Tinta Media - Menurutnya, jika kekayaan material suatu bangsa hancur, maka dengan cepat mereka akan mampu memulihkannya kembali selama mereka memlihara kekayaan pemikiran mereka. “Umat Islam harus menyadari bahwa sejak runtuhnya khilafah Islamiyah mereka telah meninggalkan kekayaan pemikirannya,” jelasnya.

Narator mengungkap kaum kafir Barat dengan sigap melakukan berbagai cara untuk melenyapkan pemikiran Islam dari diri umat Islam. “Pemikiran tersebut tidak lain adalah ideologi Islam yang pernah membangun peradaban Islam gemilang selama belasan abad lamanya,” ungkapnya.

“Apalagi keruntuhan khilafah Islamiyah telah menjadikan kaum kafir barat dengan antek-anteknya dengan leluasa menerapkan ideologi kapitalisme sekuler yang bertentangan dengan Islam di negeri-negeri Muslim,” tambahnya.
 
Ia menjelaskan bahwa ini semakin menambah kekacauan pemikiran Islam dalam diri umat. 
“Bahkan umat melupakan jati dirinya sebagai khoiru umat yang pernah memiliki negara khilafah yang menjadi perisai mereka,” jelasnya.

“Tak heran jika hari ini, kekayaan materi yang masih ada di negeri-negeri muslim saat ini hanya menjadi peninggalan yang tidak mampu memberikan gambaran kebesaran umat Islam dan memberikan pengaruh pada kehidupan umat Islam. Umat Islam masih tetap tertinggal, tertindas hingga terjajah oleh negara-negara barat,” jelasnya lebih lanjutnya.

Mimar Sinan

Narator menyampaikan bahwa kebesaran peradaban Islam di masa kekhilafahan telah meninggalkan bangunan-bangunan megah yang penuh dengan arsitek-arsitek jenius. 
“Sebagian besar dari bangunan tersebut masih menjadi rujukan dan referensi dalam perancangan dan pengembangan infrastruktur masa modern,” tuturnya.

Narator memberi contoh salah satu arsitek yang paling berpengaruh di masa Islam khususnya di masa Khilafah Utsmaniyah adalah Mimar Sinan.

“Arsitek kebanggaan Kerajaan Utsmani ini banyak meninggalkan warisan-warisan pembangunan yaitu 90 masjid besar di seluruh wilayah kekuasaan Utsmani ,50 masjid kecil, 57 perguruan tinggi, 8 jembatan dan berbagai gedung-gedung sarana publik di seluruh wilayah kekuasaan Khilafah Utsmani,” paparnya.

“Ia juga mewarisi murid-murid hebat yang berhasil membangun masjid Sultan Ahmad atau dikenal dengan blue Mouse Turki dan Taj Mahal di India,” imbuhnya.
 
Ia mengungkap di saat arsitek-arsitek dari negeri lainnya tidak mampu membuat sebuah bangunan yang lebih atau setara dengan keindahan Hagia Sophia, saat itulah Mimar Sinan mampu keluar dari pakem dan standar yang telah dibuat oleh para arsitek terdahulu dan membuat bangunan yang lebih monumental.

“Salah satu masjid besar yang fenomenal yang menjadi karyanya adalah Masjid Sultan Sulaiman,” ungkapnya.

Dijelaskannya bahwa saat itu proyek besar Masjid Sultan Sulaiman direncanakan akan rampung pembangunannya dalam waktu 7 tahun. Namun selama 5 tahun Mimar Sinan hanya sibuk membangun pondasi masjid besar ini.

“Sampai-sampai Sultan Sulaiman mengira Mimar melarikan diri dari pembangunan karena dia sangat sibuk di area bawah tanah untuk membangun pondasi masjid,” jelasnya.

“Pada tahun 1557 selesailah pembangunan masjid Sultan Sulaiman dan ini adalah sebuah Masterpiece masjid besar dengan interior yang luar biasa,” lanjutnya. 

Narator memaparkan ketinggian langit-langit di ruang dalam menunjukkan kerumitan pembangunannya. Kubah-kubahnya menunjukkan perhitungan geometri yang detail. Di bagian luar terdapat empat menara ramping yang menjulang setinggi 50 meter. 
“Saat itu menara ini benar-benar sesuatu yang menakjubkan dan tidak ada arsitek yang mampu membuat serupa dengannya,” tegasnya.

Narator juga menjelaskan bahwa komplek Masjid Sulaiman meliputi masjid, Rumah Sakit, pemandian, perpustakaan, dapur umum Madrasah Alqur'an, madrasah hadis, taman kanak-kanak anak-anak dan pusaran pemakaman Sultan Sulaiman.

“Meski demikian, Mimar Sinan menyebutkan bahwa Komplek Masjid Sultan Selim II atau disebut Selimiye adalah masterpiece-nya. Kubah masjid yang dibangun di atas tumpuan segi delapan memungkinkan masjid ini dibangun dengan tinggi yang pada akhirnya mengalahkan Hagia Sophia. Hingga hari ini Masjid Sultan Selim II menjadi landmark kota Edirne,” jelasnya. 

Menurutnya, kekayaan materi yang sangat fenomenal dan membawa manfaat bagi masyarakat luas ini merupakan hasil kekayaan pemikiran umat Islam yang terjaga pada saat itu.

“Akankah kita membiarkan kekayaan pemikiran Islam terkubur selamanya?” tandasnya. [] Raras

*****

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab